{mosimage}
Program Pascasarjana MTS konsentrasi Manajemen Rekayasa Kegempaan bekerjasama dengan prodi Teknik Sipil FTSP UII menggelar acara Seminar Internasional bertajuk “Refleksi Tiga Tahun Gempa Yogyakarta Untuk Antisipasi Bencana Di Masa Mendatang” (The Reflection Of Three Years Of Yogyakarta Earthquake For Anticipation Future Earthquake Disasters) pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2009 bertempat di gedung Prof. Dr. Sardjito, MD, MPH kompleks kampus terpadu UII.

Seminar internasional yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta ini, selain untuk mengenang tiga tahun gempa Yogyakarta adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang ancaman gempa bumi serta untuk mensosialisasikan langkah-langkah preventif untuk mengurangi resiko gempa bumi yang dapat menimpa masyarakat.

{mosimage}
Dalam sambutannya mewakili Rektor, Prof. Ir. Sarwidi, MSCE, Ph.D (Wakil Rektor I UII), menyampaikan bahwa lebih dari 10 tahun UII secara intensif telah berpartisipasi dalam penanggulangan bencana nasional khususnya gempa bumi, gunung berapi dan bencana tsunami. Partisipasi ini mencakup dari pembelajaran, formulasi konsep penanggulangan bencana, aplikasi serta evaluasinya.  

Menurut Sarwidi, sebelum gempa bumi Aceh tahun 2004, Yogyakarta tahun 2006, dan letusan Merapi tahun 2006, UII telah menjalin kerjasama baik lokal, nasional bahkan dengan internasional dalam usaha penanggulangan bencana.  “Bahkan saat ini UII juga telah membuka program unggulan Magister Teknik Sipil konsentrasi Manajemen Rekayasa Kegempaan yang merupakan program beasiswa dari Biro PKLN Depdiknas”, ungkapnya.

Hadir sebagai keynote speech seminar Dr. Syamsul Ma’arif, MSi, kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI dan Dr. AB. Susanto, MSc, perwakilan dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Depdiknas RI.

Syamsul Maarif dalam kesempatan tersebut menyampaikan pujiannya pada upaya UII yang telah menyelenggarakan seminar ini.  Menurutnya bahwa upaya ilmiah semacam ini jika dibarengi dengan usaha untuk mendorong kearifan lokal dan menumbuhkan modal sosial masyarakat akan memberikan kontribusi yang besar dalam membangun ketangguhan negara.
 
Lebih lanjut Syamsul mengemukakan bahwa kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi harus dimanfaatkan untuk kepentingan pengurangan resiko bencana.  Syamsul juga menghimbau agar semua pihak meninjau salah satu faktor utama yang telah memberi kontribusi besar pada keberhasilan penanganan tanggap darurat dan pemulihan Yogyakarta yaitu modal sosial dari masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. 

“Isu ini patut dieksplorasi mengingat daerah-daerah lain yang terkena bencana yang tidak memiliki modal sosial yang sama besarnya dengan masyarakat Yogyakarta tidak dapat mencapai tingkat pemulihan dengan efektivitas dan efisiensi yang sama seperti Yogyakarta,” tegasnya.

Seminar juga menghadirkan pembicara pakar kegempaan internasional antara lain Dr. Tetsuro Goto dari National for Land and Infrastructure Management Jepang(NLIM), dan Mr. Zukiyasu Kamemura dari Japan International Cooperation Agency (JICA).  Sedangkan dari kalangan akademisi pakar kegempaan UII antara lain Prof. Ir. Sarwidi, MSCE, Ph.D, yang juga merupakan anggota BNPB RI, Prof. Ir. Widodo, MSCE, Ph.D, serta Ir. Setya Winarno, MT, Ph.D yang mempresentasikan hasil risetnya bersama Prof. Paul Stephenson dan Prof. Alan Griffith dari Sheffield Halam University, Inggris.  Sementara itu presentasi makalah terpilih diraih oleh Ir. Hrc. Priyosulistyo, MSc, Ph.D dari UGM Yogyakarta. (Renny)