{mosimage} Rabu pagi (22/7) Dekan FTSP UII Dr. Ir. Ruzardi, MS bersama rombongan tim dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan ESDM Propinsi DIY antara lain Ir. Rani Sjamsinarsi, MT (Kepala Dinas PUP-ESDM), Ir. Bayudono, MSc, dan Dr. Wahyudi, menghadiri pertemuan di kantor Kementrian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia di Jakarta.   Pertemuan ini dalam rangka berkoordinasi tentang alat deteksi dini gempa bumi Atropatena yang telah diterima dari International Academic of Science (IAS) Austria, yang selanjutnya akan ditempatkan di FTSP UII Yogyakarta. 

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pencipta Atropatena, Prof. Elchin Khalilov, dan 2 orang timnya dari International Council for Scientific Development (ICSD) IAS. Dalam kesempatan tersebut Khalilov mengungkapkan bahwaAtropatena merupakan alat untuk memprediksi kejadian gempa secara dini dengan ketepatan 90%.  Alat ini bekerja atas dasar pendeteksian terhadap terjadinya anomali gravitasi yang mendahului gempa, ungkap Khalilov dihadapan Drs. Edie Prihantoro, M.Sc, Asisten Deputi Urusan Analisis Kebutuhan Iptek Menristek RI dan beberapa stafnya. 

{mosimage} Saat ini alat Atropatena beserta tim Prof. Khalilov telah tiba di FTSP UII.  FTSP sendiri sebelumnya sudah menyiapkan tempat untuk pemasangan Atropatena sesuai dengan standar yang dibutuhkan.  Selain itu juga saat ini bersama tim ahli dari FTSP yang terdiri dari Prof. Ir. Widodo, MSCE, Ph.D, Prof. Ir. Sarwidi, MSCE, Ph.D, Ir. M. Teguh, MSCE, Ph.D, dan Setya Winarno, ST, MT, Ph.D, sedang menyiapkan teknis pengoperasionalan Atropatena. 

Pakar kegempaan UII, Prof. Ir. Widodo, MSCE, Ph.D, yang juga ikut terlibat dalam pengoperasionalan alat ini mengungkapkan bahwa kerugian maupun korban jiwa yang diakibatkan bencana gempa bumi dapat diminimalisir dengan beberapa metode.  Pertama, yaitu adanya prediksi gempa baik itu waktu kejadian, tempat, dan besaran gempa.  Selain itu juga dengan mengupayakan perbaikan manajemen kebencanaan, serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

Lebih lanjut Widodo berharap bahwa metode prediksi gempa dapat dilaksanakan dengan menggunakan alat Atropatena yang jaringannya juga telah terpasang di negara Azerbaijan dan Pakistan.  Namun demikian Widodo mengatakan bahwa peralatan tersebut masih dalam penelitian yang terus dikembangkan dan harus melalui ujicoba sebelum secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.

Direncanakan pada tanggal 3 Agustus 2009 alat ini akan selesai diinstalasi dan akan diserahkan secara resmi oleh Gubernur DIY kepada UII.  Dalam acara tersebut juga akan digelar seminar Prediksi Kejadian Gempa Bumi: Konsepsi dan Aplikasinya di Indonesia.  Pembicara yang hadir antara lain Kepala BNPB RI, Menristek, Dr, Wahyudi (Ahli Kegempaan UGM) dan Prof. Ir. Widodo, MSCE, Ph.D. (Renny)