Tiga Dosen Muda Teknik Lingkungan Mengikuti Konferensi Internasional di Thailand

Pada tanggal 7 dan 8 Mei 2016, tiga dosen muda Prodi Teknik Lingkungan UII mengikuti konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Institute of Research Engineers and Doctors (IRED) di Bangkok, Thailand. Ketiga dosen tersebut adalah Adam Rus Nugroho, Fajri Mulya Iresha dan Qorry Nugrahayu. Konferensi internasional yang diadakan bernama resmi Fourth International Conference on Advances in Applied Science and Environmental Technology (ASET 2016). IRED merupakan lembaga yang berlokasi di Amerika Serikat dan diketahui telah mengadakan berbagai macam conference internasional untuk berbagai macam bidang ilmu. Berbarengan dengan konferensi ASET 2016 yang diperuntukkan bidang ilmu sains terapan dan teknologi lingkungan ini, juga diadakan tiga konferensi bidang ilmu lain di lokasi dan waktu yang sama. Tiga konferensi lainnya adalah Computing, Control and Networking (ACCN); Civil, Structural and Mechanical Engineering (ACSM); dan Economics, Social Science and Human Behaviour Study (ESSHBS). Total peserta dari keempat konferensi tersebut adalah 46 orang atau paper. Untuk ASET sendiri terdapat 17 paper yang lolos menjadi peserta konferensi dan terabadikan di dalam prosiding.

Materi yang paling menarik menurut penulis, yang ditemukan dalam konferensi ASET 2016 adalah presentasi dua paper yang dibawakan oleh satu orang yang sama, Augustine Osamor Ifelebuegu, yang berasal dari Coventry University, Inggris. Papernya yang pertama berjudul “Oil Spill Clean-Up from Sea Water using Waste Chicken Feathers”. Paper tersebut meneliti limbah bulu ayam yang dijadikan material adsorpsi. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum yang didapatkan mencapai 7694 mg/g, 6059 mg/g dan 4097 mg/g untuk minyak sayur, minyak mentah, dan minyak solar secara berurutan. Paper dari Ifelebuegu yang kedua berjudul “An Evaluation of the Removal of Progresterone in Wastewater by Adsorption onto Waste Tea Leaves”. Penelitian ini sekali lagi membahas mengenai adsorpsi. Pada penelitian paper kedua ini material adsorben yang berasal dari limbah daun teh dicoba digunakan untuk menghilangkan senyawa kimia yang termasuk ke dalam endocrine disrupting chemical (EDC), yakni progresterone. Kedua penelitian ini menjadi menarik sebab limbah minyak dan EDC merupakan emerging contaminant (kontaminan yang tidak umum dipantau namun keberadaannya sangat berbahaya bagi lingkungan) dan sangat sesuai dengan isu terkini di dunia global.

Dalam kesempatan ini salah satu dosen Teknik Lingkungan UII berhasil sedikit berdialog dengan Mr. Augustine dan membuat adanya kesempatan untuk bekerja sama dengan beliau. Harapan ke depannya beliau dan timnya bisa didatangkan di Prodi Teknik Lingkungan UII untuk memberikan pencerahan di bidang lingkungan dari hasil penelitian-penelitiannya. Aamiin.

Paper dari dosen Teknik Lingkungan UII sendiri sebagai berikut:

  • Adam R.N. :
  • Fajri M.I. :
  • Qorry Nugrahayu :

Prosiding konferensi internasional ASET 2016 dapat dilihat pada tautan .

Butik Daur Ulang; Upaya Reduksi Timbulan Sampah Sambil Menghasilkan Uang

Zero Waste For Indonesia! Impian Menihilkan Timbulan Sampah di Indonesia

Fajri saat dinobatkan sebagai juara favorit DSEA 2015

Fajri Mulya Iresha (24), dosen muda Program Studi Teknik Lingkungan UII, boleh berbangga. Pasalnya pemuda lulusan Teknik Lingkungan Universitas Indonesia ini memiliki prestasi yang membanggakan. Tidak tanggung-tanggung, di umurnya yang masih sangat muda ini Fajri terpilih sebagai pemenang terfavorit Danamon Social Enterpreneur Awards 2015. Event yang diselenggarakan oleh Bank Danamon sejak tahun 2006 ini bertujuan untuk mengapresiasi para pejuang masyarakat yang ingin mewujudkan upaya-upaya entrepreneur yang bervisi untuk membantu kesejahteraan jutaan orang di luar sana. Danamon Social Entrepreneur Awards (DSEA) merupakan penghargaan yang dipersembahkan oleh Danamon untuk individu-individu yang menghasilkan usaha luar biasa dan berkesinambungan untuk memberdayakan hidup dirinya maupun lingkungannya melalui solusi kewirausahaan.

Kondisi yang melatarbelakangi Fajri untuk mendirikan unit usahanya, Zero Waste Indonesia (ZWI), adalah karena keprihatinan Fajri terhadap lingkungan sekitar yang tercemar oleh sampah. Menurut pandangannya, sampah memiliki nilai ekonomis bila dikelola dengan baik. Sampah tidak seharusnya hanya dibiarkan diproses sebagai barang yang tidak berharga. Oleh sebab itu, Fajri pun mengumpulkan teman-temannya untuk memulai bisnis daur ulang sampah di Depok pada tahun 2013 lalu. Ia bersama rekan-rekannya sesama mahasiswa Teknik Lingkungan, kala itu memulai untuk bersih-bersih dan mengumpulkan sampah di Depok dengan membuat bank sampah. Bank sampah ZWI yang dibuat di area rumah kontrakan tersebut mengumpulkan sampah dari masyarakat di sekitar wilayah Kampus Universitas Indonesia, kampus dimana mereka kuliah.

Setelah usaha yang Fajri dan kawan-kawannya rintis di awal perjuangan membebaskan lingkungan tempat mereka tinggal dari sampah tersebut, mereka pun berhasil memenangi Enterpreneurship Challenge yang diadakan di ITB dan mendapatkan hadiah uang yang cukup besar. Kemudian uang hadiah tersebut pun lantas dimanfaatkan untuk meneruskan perjuangan mereka. Fajri dan kawan-kawan menggunakan uang tersebut untuk menyewa lahan yang akan digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah sampah plastik. Kemudian Zero Waste Indonesia pun didirikan oleh Fajri dengan visi membebaskan Indonesia dari sampah.

Zero Waste Indonesia (ZWI) yang dikelola Fajri beserta kawan-kawannya mengajak masyarakat kaum marjinal untuk dilibatkan sebagai pengelola Bank Sampah milik ZWI. Sampah plastik diolah di lahan ZWI dengan cara digiling. Setelah digiling, sampah-sampah plastik tersebut kemudian dikirim ke industri bijih plastik di Depok dan Tangerang. Dengan bantuan dari karyawan-karyawannya, Bank Sampah milik Fajri bisa menghasilkan 200 kg sampah plastik per hari dengan omzet mencapai Rp 30 juta per bulan. Jika kapasitas pengolahan bisa ditingkatkan mencapai 1 ton per hari, maka omzet yang diperkirakan Fajri mencapai Rp 200 juta per bulan.

Fajri dan Karyawan-Karyawan Bank Sampahnya

Berkat upayanya menggandeng kaum marjinal dalam menjalankan wirausaha mulianya ini, lantas pada tahun 2015 Fajri berhasil memenangi juara favorit dalam Danamon Social Enterpreneur Awards. Pada saat memenangi juara tersebut, Fajri telah menjadi dosen baru di Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII). Sehingga, kala itu Fajri masih mengelola ZWI miliknya dengan bolak-balik Yogyakarta (dimana UII berada) dan Depok. Saat ini ZWI pun akhirnya oleh Fajri diserahkan pengelolaan utamanya kepada rekan Fajri di Depok. Walau begitu, Fajri tetap berusaha menjadi penasehat ZWI sampai saat ini. Harapan Fajri, dengan upayanya membangun ZWI, orang lain akan termotivasi dan terinspirasi untuk membangun upaya-upaya serupa di seluruh Indonesia. Karena sebenarnya, memang pada perencanaannya, ZWI ditargetkan dapat direplikasi di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Saat ini, Fajri berupaya untuk meneruskan perjuangannya dengan memulai usaha pengelolaan sampah di Kampus UII. Dimulai dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) dimana Prodi Teknik Lingkungan berada, Fajri berupaya untuk membuat sistem pengelolaan agar jumlah sampah yang timbul dapat direduksi. Targetnya FTSP UII dapat bergerak menuju pencapaian zero waste. Setelah FTSP berhasil mencapai zero waste, kemudian Kampus UII. Sehingga, nantinya civitas akademika Kampus UII akan terbebas dari sampah. Hal itu bukan hanya impian, namun bisa dicapai jika para civitas akademika mau peduli akan pengelolaan sampah. Mari kita mulai dari diri kita sendiri, untuk tidak meninggalkan sampah selain di tempat sampah.

Fajri dan Kawan-Kawan saat Mengikutkan ZWI pada Kompetisi Tingkat ASEAN.

Dua Dosen Teknik Lingkungan UII Mendulang Prestasi dari Daur Ulang Sampah

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, jumlah timbulan sampah di Indonesia telah mencapai 175.000 ton/hari atau setara 64 juta ton/tahun. Dengan sumber timbunan paling dominan yaitu rumah tangga (domestik) sebesasr 48% dari total timbunan sampah. Pada tahun 2015, produksi sampah plastik di Indonesia mencapai 4000 ton per hari atau setara dengan 16 pesawat BOEING 737. Sampah plastik merupakan sampah yang membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk diurai. Salah satu solusi populer yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan menerapkan konsep 3R (Reduce,Reuse,Recycle) pada pengelolaan sampah plastik. Namun jika tidak disertai oleh pengelolaan yang baik, solusi penanganan sampah ini tidak akan ada artinya karena akan sulit berlanjut.

Beragam inovasi pengelolaan sampah telah diterapkan sebagai upaya untuk mengurangi timbulan sampah yang jumlahnya terus meningkat secara berlipat-lipat di Indonesia. Salah satu upaya tersebut dilakukan oleh dua dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia, Hijrah Purnama Putra (32) dan Fajri Mulya Iresha (24) dengan membuat suatu wirausaha pengelolaan sampah. Tak disangka-sangka, wirausaha bank sampah yang mereka rintis berbuah prestasi yang membanggakan. Hijrah menjuarai kompetisi Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2015 yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri pada kategori usaha sosial dengan wirausahanya yang bernama “Butik Daur Ulang”. Sementara Fajri berhasil mendapatkan penghargaan sebagai finalis terfavorit dari 5 finalis di Danamon Social Entrepreneur Awards 2015 dengan wirausaha yang bernama “Zero Waste Indonesia”.

Berikut ini tautan menuju artikel masing-masing dari dua dosen Teknik Lingkungan yang berprestasi dalam usaha daur ulang sampah:

Hijrah menjuarai WMM 2015 Fajri sebagai Juara Favorit DSEA 2015

Studi Banding Laboratorium dan Akreditasi Internasional Prodi Teknik Lingkungan (23-25 Februari 2016)

Pada tanggal 23 sampai 25 Februari 2016, dosen dan staf Program Studi Teknik Lingkungan UII (PSTL UII) berkunjung ke beberapa instansi untuk melakukan studi banding demi meningkatkan kualitas laboratorium dan kesiapan akreditasi internasional. Kunjungan ke beberapa instansi ini diikuti oleh para dosen, staf administrasi dan laboran PSTL UII. Sayangnya, bapak Kaprodi tidak dapat turut serta karena harus mengawal kegiatan di kampus.

Kunjungan pertama dilakukan di Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PuSarPeDaL) di Serpong, Tangerang Selatan. Pusarpedal yang terletak di kompleks Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PusPIPTek) ini merupakan unit yang dimiliki oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Pusarpedal didirikan sejak tahun 1993 sebagai referensi laboratorium lingkungan. Tentu saja laboratoriumnya pun telah terakreditasi secara simultan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Laboratorium yang terdapat di PuSarPeDal ada 6 laboratorium:

  1. Laboratorium Uji Kualitas Udara
  2. Laboratorium Air

CETS Mengadakan Inhouse Training tentang Pengolahan Limbah Industri Batik

Bertempat di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta CETS UII mengadakan Inhouse Training Pengolahan Limbah Cair dan Padat Industri Batik yang diselenggarakan atas kerjasama antara CETS UII dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta. Yang dilaksanakan pada tanggal 21 – 30 September 2015.

Pelatihan ini dibuka langsung oleh Direktur CETS UII Bapak Luqman Hakim, ST.,M.Si dan Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Ibu Zulmalizar, MM. Dalam sambutannya Bapak Luqman Hakim menyampaikan informasi dan keluh kesah dari masyarakat sekarang ini mengenai masalah Limbah Batik yang mencemari sungai disekitar Industri Batik, para peserta pelatihan diharapkan mampu memecahkan masalah Limbah Batik cair maupun padat yang kedepannya bisa diolah dan jadi bermanfaat. Karena sekarang ini 90 % dari industri Batik itu akan jadi limbah, baik dalam proses pewarnaan ataupun pencelupan. Untuk saat ini industri Batik kebanyakan masih bersifat Home Industri. Jadi kita harus bisa bekerjasama dengan Pemerintah agar bisa memfasilitasi pembuatan IPAL bagi Limbah Batik. Harapannya Limbah Industri Batik kedepannya bisa diolah dan tepat guna bagi semua, Batik yang ramah lingkungan, tambah Luqman Hakim.

Sementara itu Ibu Zulmalizar, MM dalam pembukaannya mengatakan bahwa benar selama ini untuk Industri Batik masih bersifat Home Industri dan 100 % dari Industri Batik meggunakan Zat Kimia Sintesis jadi masih menjadi PR buat kita untuk bagaimana menangani masalah tersebut. Untuk Limbah Cair dan Padat memang banyak dan belum bisa mengolah limbah tersebut jadi tepat guna. Dengan kegiatan Inhouse Taining ini merupakan langkah awal semoga bisa bekerjasama kedepannya untuk bisa menangani masalah limbah Industri Batik. Kegiatan ini merupakan silaturohmi dan semoga membawa berkah bagi semua, ucap Ibu Kepala Balai Batik Kerajinan dan Batik. Adapun motto beliau yaitu : “ Tidak ada Masalah yang Tidak Bisa di Pecahkan”.

Pelatihan yang berlangsung pada tanggal 21 – 30 September ini, menghadirkan beberapa pemateri yang berkompeten dengan berbagai topik yang berkaitan dengan pengolahan limbah cair dan padat Industri Batik baik dari Staf Pengajar JTL UII maupun praktisi yang berkecimpung dalam bidang pengolahan limbah. Tidak hanya materi yang disampaikan oleh para trainer tapi juga memberikan gambaran mengenai upaya yang dapat dilakukan seperti pemanfaatan bahan alam sebagai Absorben limbah batik dan praktek elektrolisis maupun praktek pemanfaatan limbah sludge batik sebagai Absorben sehingga diharapkan peserta tidak hanya memahami teori-teori yang diberikan namun juga paham mengenai bentuk pengelolaan limbah yang dapat dilakukan di Industri Batik.

Acara pelatihan ini selesai pada hari Rabu, tanggal 30 September 2015 dan ditutup langsung oleh Ketua Program Studi Teknik Lingkungan Bapak Hudori, ST.,MT dan perwakilan dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Ibu Siti Rohmatul Umah selaku Kepala Bagian Pemrograman dan Pelaporan. Sebagai harapan semoga kerjasama ini tidak berhenti disini saja, untuk kedepannya bisa berkolaborasi lagi dalam hal penanganan Limbah Batik dengan tercapainya Green Batik, ucap bapak Hudori.

PSTL Menyambut Mahasiswa Baru Angkatan 2015

Menyambut tahun ajaran baru 2015/2016, Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII telah menerima sebanyak 192 mahasiswa baru (maba). Jumlah maba laki-laki dan perempuan hampir sama untuk angkatan 2015 ini. Maba angkatan 2015 ini pun seperti mahasiswa PSTL UII angkatan sebelum-sebelumnya, berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan banyak yang berasal dari luar Jawa. Perbedaan asal dan etnis diharapkan tidak akan menjadi konflik melainkan malah akan membuat hubungan yang dinamis antar maba dengan memberikan pengaruh positif dari pertukaran budaya antar mahasiswa.

Pada hari Rabu, 26 Agustus 2015, sebagian dosen dan staf dari PSTL menyambut para mahasiswa baru angkatan 2015 di Ruang Auditorium FTSP. Di ruangan tersebut, Bapak Hudori ST., MT., selaku ketua program studi, selain memimpin perkenalan dengan dosen dan staf PSTL, juga mengajak para maba berkenalan dengan program studi tempat mereka akan menuntut ilmu beberapa tahun ke depan. Para maba diperkenalkan antara lain dengan sejarah perkembangan PSTL, mata kuliah apa saja yang akan diajarkan, sistem perkuliahan dan tata tertib di PSTL, serta potensi lulusan secara umum. Baik maba laki-laki maupun perempuan cukup antusias mendengarkan presentasi dari ketua PSTL, ditunjukkan dengan beberapa maba laki-laki dan perempuan bertanya soal sistem perkuliahan dan terkait profesi HSE (Health Safety and Environment), yaitu profesi yang paling sering menjadi incaran alumni program studi teknik lingkungan.

Harapan dari segenap dosen dan staf PSTL adalah agar mahasiswa PSTL angkatan 2015 dapat menjalani perkuliahan dengan baik dan lancar, sehingga nantinya ketika lulus akan mampu memberikan kontribusi yang lebih baik dari lulusan sebelum-sebelumnya. Diharapkan, sistem pembelajaran yang sedang diusahakan untuk ditingkatkan demi mencapai standar internasional saat ini akan berpengaruh positif untuk seluruh mahasiswa PSTL, khususnya mahasiswa baru. Akhir kata, semoga semua yang akan kita jalani bersama mulai saat ini, menjadi barokah, baik untuk dunia maupun akhirat. Aamiin.

Workshop dan Technical Asisstance Penyusunan Self Study Report ABET pada 11 – 12 Agustus 2015

Program Studi Vetement Stone Island Homme Soldes Teknik Lingkungan (PSTL) FTSP UII Stone Island Soldes kembali Stone Island Manteau Soldes mengadakan pelatihan dalam Stone Island Soldes rangka mengejar akreditasi internasional ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology). Workshop kali ini dibawakan oleh Bapak Tjokorde Walmiki Samadhi, Ph.D. (dosen Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung). Pengurusan akreditasi ABET dijabarkan dengan sedetail mungkin oleh Pak Walmiki berdasarkan pengalamannya selama beberapa tahun belakang ini dalam mengurus hal-hal terkait ABET untuk jurusannya di ITB. Penjabaran oleh Pak Walmiki meliputi:

1.Filosofi dan pengenalan akreditasi ABET dan perbandingannya dengan akreditasi BAN-PT.

  1. Timeline atau jadwal pengurusan ABET: mulai dari pengajuan, pelatihan dan technical meeting, konsultasi, visitasi / assessment, penyerahan Veste Stone Island Homme Soldes laporan Self Study Report (SSR)dan masa perbaikan laporan.
  2. Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk penilaian saat visitasi, baik sarana

Workshop Student Centered Learning (SCL) pada tanggal 6 – 7 Agustus 2015

Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) FTSP UII mengadakan workshop yang berjudul “Student-Centered Learning (SCL) di Perguruan Tinggi dengan Menerapkan Metode Problem Based Learning (PBL)” pada tanggal 6 – 7 Agustus 2015. Workshop ini dibawakan oleh Bapak Kamarza Mulia, Ph.D dan Ibu Elsa Krisanti, Ph.D. Keduanya merupakan dosen Teknik Kimia Universitas Indonesia yang telah berpengalaman lama dalam menerapkan sistem pembelajaran PBL di kampusnya.

Student Centered Learning (SCL) dispesifikasikan pada metode “Problem Based Learning” (PBL) sebagai metode pengajaran yang akan meningkatkan pemahaman mahasiswa dengan sistem pembelajaran berbasis permasalahan (studi kasus). Sistem pembelajaran PBL menerapkan prinsip SCL, yakni pusat pembelajaran ada pada mahasiswa (student). Mahasiswa dituntut untuk mengkonstruksi pengetahuan/kompetensi dengan cara belajar sendiri dan berkelompok mendiskusikan sebuah permasalahan. Proses pembelajaran ini meskipun nampak hanya memerlukan sedikit sekali peran pengajar (dosen), namun sesungguhnya dosen memegang peranan penting dalam beberapa poin. Pertama, dosen perlu merancang sebuah pemicu permasalahan (problem) yang nantinya akan didiskusikan mahasiswa dalam kelompoknya. Problem ini perlu didasari pada learning outcome (keluaran kompetensi pembelajaran yang diharapkan) yang telah disusun dalam Course Outline. Misalnya, jika biasanya materi bab 1 hingga bab 4 diberikan pada 4 pertemuan, maka pada sistem PBL, jika dimungkinkan, keempat bab tersebut dijadikan satu dalam sebuah studi kasus (problem) yang nantinya akan dipelajari mahasiswa dengan sendirinya ketika menganalisis studi kasus tersebut.

Sistem pembelajaran ini merupakan sistem pembelajaran termutakhir yang dikembangkan untuk mencapai standar mutu pembelajaran internasional. Dalam waktu dekat ini, sistem pembelajaran di Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) FTSP UII perlahan-lahan akan menerapkan sistem PBL untuk beberapa mata kuliah – mata kuliah tertentu yang cocok. Hal ini dilakukan agar PSTL mendapatkan akreditasi internasional untuk program studi teknik, yaitu ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology). Mari kita doakan bersama-sama untuk kemajuan PSTL kita tercinta.

Diskusi Desain Kurikulum Ahli Plumbing dengan IAPMO

Pada tanggal 5 Agustus 2015, Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) FTSP UII mengadakan diskusi dengan lembaga profesi plambing internasional, International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO). Diskusi ini bertujuan untuk membantu mengarahkan kurikulum PSTL agar lulusannya dapat bergabung dalam ikatan profesi plambing. Mengingat dalam kurikulum Teknik Lingkungan selalu ada mata kuliah perencanaan plambing, maka hal ini dirasa cukup penting untuk dilakukan. Lulusan Teknik Lingkungan selama ini hanya tergabung dalam profesi ahli teknik lingkungan seperti konsultan AMDAL dan instalasi pengolahan air, sehingga adanya penambahan profesi ahli ini dianggap sebagai langkah yang baik. Tentunya untuk melakukan itu diadakan pembahasan terkait Kerangka Kualikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan pembentukan organisasi ikatan profesi plumbing di Indonesia. Diskusi ini untuk sementara menghasilkan poin-poin penting sebagai berikut:

– IAPMO perlu mereview/membandingkan materi kurikulum KKNI dan PSTL UII dengan kurikulum yang diusulkan IAPMO

– Mindset profesi plumbing di Indonesia masih sangat rendah, berbeda dengan negara maju yang profesi plumber dihargai dengan honor yang cukup tinggi

– Usulan gelar yang akan diberikan untuk profesi plumbing: Plumbing System Engineer (PSE)

– Perlunya kerjasama dengan LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) untuk keperluan sertifikasi.