Ciptakan Alat Pengukur Kualitas Air Mahasiswa Teknik Lingkungan UII Raih Tiga Penghargaan di Rumania

Mahasiswa Program Studi TEknik Lingkungan (PSTL) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi dikancah internasional. Penghargaan tersebut diraih oleh Muhammad Turmudzi Abdul Azis, Chaerul Anam dan Nada Tsusayya Waizh (TL 2014) dalam ajang European Exhibition Of Creativity And Innovation (EUROINVENT-2018) yang digelar di Iasi, Romania dengan membawa pulang 3 penghargaan sekaligus diantaranya : Gold Medal (Special Prize from Association of Thai Innovation and Invention Promotion, ATIP), Silver Medal (Special Prize From Euroinvent 2018, Iasi, Romania), Trofi Best Monitoring Device (Special Prize From INCDMTM, Bucharest, Romania).

EUROINVENT merupakan ajang tahunan yang mempromosikan kreativitas dan inovasi dalam konteks internasional. Ada banyak sekali Penemu, Peneliti, Insinyur, dan Ilmuwan terkemuka dari banyak Negara yang menyajikan isu-isu penelitian aktual di semua bidang penelitian. Ajang tersebut diselenggarakan oleh Forum Gabungan yang terdiri dari Romanian Inventors Forum, Europe Direct Iasi, Gheorghe Asachi Technical University of Iasi dan Alexandru Ioan Cuza University of Iasi. Kegiatan yang diadakan di Iasi, Romania ini diikuti ratusan peserta dari 33 negara di antaranya peserta dari Bulgaria, Cambodia, Canada, China, Croatia, Egypt, Hong Kong, India, Indonesia, Iran, Iraq, Japan, Kazakhstan, Korea, Lebanon, Macedonia, Malaysia, Mexico, Morocco, Moldova, Philipines, Poland, Portugal, Russia, dan lain sebagainya.

Disampaikan Muhammad Turmudzi Abdul Azis, selaku Ketua Delegasi bahwa dalam ajang tersebut mereka membawakan sebuah inovasi dalam bidang pengkurang kualitas air dengan inovasinya bernama WatesQy (Water Test Quality). Alat ini dapat mengukur 5 kualitas air sekaligus dengan satu alat secara realtime dan terkoneksikan dengan smartphone untuk mempermudah pembacaan datanya, 5 kualitas air tersebut diantaranya Suhu, pH, Kekeruhan, TDS dan Konduktivitas. Lebih lanjut Azis menjelaskan karya mereka ini masih dalam tahap pengembangan “Harapannya Universitas Islam Indonesia dapat memberikan dukungan / support untuk pembuatan hak paten terhadap karya yang sudah mereka buat. Selain itu, semoga di kemudian hari akan semakin banyak mahasiswa uii yang berinovasi mengembangkan ide-ide terbarukan sehingga mahasiswa UII dapat mengharumkan nama UII dan Bangsa Indonesia.”

Karya yang disajikan tersebut merupakan obyek tugas akhir dari Muhammad Turmudzi Abdul Azis, mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan angkatan 2014. “Keunggulan yang dimiliki WatesQy adalah mudah dalam mengoperasikan, memiliki kemampuan mendeteksi beberapa parameter uji sekaligus dengan cukup akurat dan biaya produksi yang murah, sehingga kedepan diharapkan akan mampu bersaing dengan produk-produk instrument yang ada”, ujar Eko Siswoyo, Ph.D, dosen Prodi Teknik Lingkungan yang merupakan pembimbing dalam mengembangkan karya tersebut dan sekaligus dosen pembimbing tugas akhir Azis.

 

Mahasiswa Teknik Lingkungan wakili UII di EuroMUN 2018

Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi internasional. Zul Hazmi Lutfi ( TL Angkatan 2015), menjadi delegasi UII dalam ajang European Model United Nation (EuroMUN) 2018 yang digelar di Maastricht, Belanda menyabet gelar Best Diplomacy Award. EuroMUN merupakan salah satu even MUN prestis di Eropa karena delegasi yang berpartisipasi benar-benar diseleksi secara ketat. Tahun ini, EuroMUN mengambil tema, “Shaping the Future from The Heart of Europe”.

Selama kegiatan MUN, Zul berkesempatan mewakili negara Myanmar dalam Dewan Tinggi Komisi Pengungsi PBB atau United Nations High Comissioner for Refugee (UNHCR). Topik bahasan pertamanya adalah, “Expanding the scope and capacity of the 1951 refugee convention” dan yang kedua “The evaluation of refugee camps”.

Zul Hazmi tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan membawa penghargaan saat kembali ke Indonesia nanti. “Benar-benar tidak menyangka, karena di dewan tempatku tampil diisi oleh para delegasi yang menonjol. Dan yang pasti adalah bersyukur sekali karena usaha keras untuk jauh-jauh datang ke Eropa terbayarkan,” ungkapnya.

Total keseluruhan peserta adalah 500 delegasi. Indonesia sendiri mengirimkan masing-masing satu delegasi di antaranya dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, dan Universitas Islam Indonesia, serta tentunya delegasi lain yang berasal dari seluruh belahan dunia Asia, Australia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Sebelum mengikuti EuroMUN, Zul Hazmi mengaku harus berjuang mempersiapkan diri. Terlebih waktu itu kuliahnya sedang sangat padat. Suasana perlombaan di ajang EuroMUN menurutnya benar-benar sportif dan kolaboratif.

“Semua delegasi sportif dan kolaboratif dalam proses simulasi persidangan, panitia acara juga membangun suasana yang hangat dengan kami para delegasi juga pimpinan sidang,” tambah mahasiswa FTSP UII 2016 itu.
Saat ditanya mengenai pengalaman yang paling berkesan, Zul mengingat saat dimunculkan krisis Rohignya sebagai topik bahasan. Sebagai representasi Myanmar, ia betul-betul harus memutar otak untuk mempertahankan posisi negaranya dan mempertahankan kepercayaan para sekutunya.

Zul yang juga merupakan bagian dari Board of Executive UII MUN Association berharap agar UII MUN Association bisa mendapatkan perhatian dan minat yang lebih tinggi lagi dari mahasiswa UII. Menurutnya, UII MUN Association merupakan wadah yang tepat untuk dapat mengasah kemampuan berfikir kritis dan berani menyampaikan pendapat di depan umum.

“Jangan hanya kejar keluar negerinya saja, tapi yang pertama dikejar adalah kemampuan softskill berdiplomasi yang hanya didapatkan di dalam konferensi MUN,” pungkasnya. (Berita ini telah dimuat sebelumnya di website UII)

Inovasi Teknologi Air Minum Mahasiswa UII Menjuarai Lomba di ITS Surabaya

Awal Februari ini, 3 mahasiswa dari UII: Muhammad Ilham Abdul Majid, Saraswati Yola Nur Aisyah dan Hafidh Rahmatiyas berhasil menyabet juara 2 pada kompetisi karya tulis dalam event Engineering Physics Week (EPW) di Teknik Fisika ITS Surabaya dengan konsep Smart Water untuk menunjang keberlanjutan akses air minum di Indonesia.

EPW, Event Besar Teknik Fisika ITS
Engineering Physics Week (EPW) adalah event terbesar Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Event ini diadakan sebagai wadah untuk menggali potensi diri generasi muda Indonesia dengan mengedepankan semangat dalam dunia teknologi dan sains untuk pembangunan dunia industri. Di dalam event EPW 2018 terdapat 3 sub event: Engineering Physics Challenge (EPC), SNAPSHOT dan Smart Innovation of Writing (SNOW). EPC merupakan ajang olimpiade fisika tingkat nasional, SNAPSHOT merupakan ajang lomba fotografi yang ditujukan untuk masyarakat umum, sementara itu SNOW merupakan lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang ditujukan untuk siswa SMA/sederajat dan mahasiswa. SNOW tahun 2018 ini mengangkat tema “Utillize Your Knowledge For Our Better Nation” yang mengajak generasi muda untuk menyalurkan ide kreatif dan solutif dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan (green technology) untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030. Untuk kategori mahasiswa, tema Meningkatkan Rasio Elektrifikasi di Daerah Berkembang dengan Smart and Green Technology sebagai Upaya Realisasi SDGs 2030 dibagi lagi menjadi 4 sub tema: 1) Pengolahan Energi Terbarukan, 2) Pemanfaatan Energi Terbarukan, 3) Produksi Energi Terbarukan, dan 4) Implementasi Smart Energy Berbasis Internet of Things.

Tim UII Ikuti SNOW
Tim Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Muhammad Ilham Abdul Majid (Psikologi 2016, NIM 16320162), Saraswati Yola Nur Aisyah (Teknik Lingkungan 2016, NIM 16513003) dan Hafidh Rahmatiyas (Teknik Lingkungan 2016, NIM 16513114) mengikuti event SNOW dengan judul:

Let’s Drink with Smart Water (RESEP: Rekayasa Konsep E-Ecster Portable sebagai Penunjang SDGs di Tahun 2030″

Kompetisi SNOW diselenggarakan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah seleksi abstrak, yang mana para peserta diharuskan mengirim abstrak karya tulisnya melalui e-mail. Diketahui bahwa ada 300 abstrak yang diumumkan lolos seleksi tahap pertama. Selanjutnya peserta diharuskan untuk mengirim full paper karya tulisnya sebagai seleksi tahap kedua. Pada tahap kedua hanya 10 tim yang lolos dan diharuskan mengikuti serangkaian acara pada tahap final di Teknik Fisika ITS pada tanggal 2-4 Februari 2018. Tim UII, tim ITS dan beberapa tim dari PTN maupun PTS lainnya berhasil lolos ke babak grand final.

Tim UII Tembus Grand Final
Pada tahap final para finalis menghadapi pertandingan yang sesungguhnya. Peserta diminta melakukan presentasi menggunakan video dalam waktu lima menit disertai lima menit sesi tanya jawab. Tidak hanya itu, peserta juga diminta untuk mempresentasikan karya tulis ilmiahnya selama sepuluh menit disertai sepuluh menit sesi tanya jawab. Dalam kompetisi ini para finalis berusaha meyakinkan para dewan juri dengan mempresentasikan hasil karya tulis yang telah dibuat beserta videonya. Para dewan juri yang dihadirkan merupakan dosen-dosen yang sangat berkompeten di bidangnya. Kemampuan analisis dan pemecahan masalah dari para finalis benar-benar diuji dalam tahap ini oleh para dewan juri tersebut.

Delegasi UII berhasil mendapatkan juara kedua kategori mahasiswa dengan konsep rekayasa E-Ecster Portable berbasis pada IoT yang telah disebut di atas judulnya. Konsep “Smart Water” merupakan suatu konsep rekayasa botol pemfilter dan pendeteksi air yang terintegrasi dengan gawai dengan tujuan utama mengentaskan permasalahan air bersih dan penyediaan air minum di Indonesia. Pembimbing tim UII, Eko Siswoyo, Ph.D yang merupakan dosen Program Studi Teknik Lingkungan menyampaikan bahwa karya mahasiswa UII ini diharapkan akan mampu menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi krisis air bersih dan air minum di Indonesia.

Mahasiswa Teknik Lingkungan UII Menjadi Finalis Lomba Penulisan Konservasi Energi dari Kementerian ESDM

Mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2014, Alfin Fadhilah, berhasil lolos sebagai finalis 10 besar lomba tantangan menulis artikel yang berkaitan dengan konservasi energi dan energi terbarukan. Lomba ini diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tulisan Alfin dapat dilihat pada tautan berikut. Berikut pengalaman yang dibagikan oleh Alfin:

Bermula dari Twitter ESDM
Pertama kali saya mengetahui informasi tentang kompetisi blog #15Hariceritaenergi yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah dari tautan seseorang di Twitter sekitar awal Agustus 2017. Setelah mengetahui informasi tersebut, saya merasa persyaratan-persyaratan dari pihak panitia dapat saya penuhi. Tak lama kemudian saya mencoba mendaftar dan memantapkan diri untuk berkonsisten menulis sejak tanggal 17 Agustus 2017 hingga 31 Agustus 2017.

Kompetisi yang mengambil tema Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)  ini dilaksanakan untuk mendorong pemanfaatan energi bagi para generasi muda (18-30 tahun). Setiap peserta diminta menulis selama 15 Hari tentang topik EBTKE sesuai sudut pandang mereka di kanal blog pribadi. Tulisan yang dimuat terdiri dari minimal 800 kata dan diharuskan untuk disebar ke setiap sosial media dari peserta yang mengikuti kompetisi. Ada sekitar 128 peserta yang mengikuti kompetisi ini dan menghasilkan sepuluh finalis untuk memaparkan gagasan atau mempresentasikan ide mereka pada acara The 6th Indonesia EBTKE Conex 2017 di Balai Kartini DKI Jakarta. Nantinya, selepas presentasi akan dilakukan pengumuman tiga besar untuk berangkat ke kantor pusat The International Energy Agency (IEA) di Paris, Perancis.

Menjadi Salah Satu dari Dua Finalis yang Berstatus Mahasiswa
Pengumuman sepuluh besar finalis telah diumumkan pada 8 September 2017 dan syukur alhamdulillah saya termasuk salah satu di antaranya. Alhasil, pada tanggal 14 September saya diharuskan untuk berangkat ke Balai Kartini guna mempresentasikan ide saya seputar EBTKE. Dalam perjalanan menuju ke Jakarta, saya bersyukur diberikan bantuan dana transportasi oleh pihak Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia.

Saat berada di Balai Kartini, saya agak gentar melihat finalis yang lain dikarenakan hanya dua orang yang terdiri dari kalangan mahasiswa dan selebihnya adalah kalangan profesional, pengusaha, juga peneliti di bidang energi. Bahkan dua dari sepuluh peserta telah memperoleh gelar doktoral. Tetapi saya mencoba untuk bersikap rileks dan apa adanya. Dalam presentasi yang dimulai sekitar pukul sepuluh tersebut, saya mencoba memaparkan tentang bagaimana Indonesia menghadapi permasalahan energi terbarukan di masa yang akan datang. Saya mengusulkan untuk melakukan percepatan program Sustainable Energy One Map (Satu Peta Energi Berkelanjutan) yang berguna untuk mengurangi konflik lahan, terutama pada pengerjaan proyek panas bumi yang sering kita dengar belakangan ini. Selain itu, saya juga memaparkan penerapan konsep VUCA (Volatility, Uncertainity, Complexity and Ambiguity) pada pengembangan energi terbarukan, mengingat konsep tersebut saat ini sedang banyak digunakan dalam analisis pasar global. Jerman menggunakan metode analisis ini untuk membuat kerangka kerja yg diterapkan dalam kebijakan mengenai perubahan iklim. Terakhir, saya mencoba mempopulerkan istilah crowdempowering dalam setiap pembangunan proyek energi bersih yang mana dalam hal ini mengajak masyarakat sekitar untuk aktif berkontribusi terhadap setiap proyek yang dijalankan pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM.

Selepas presentasi dari kesepuluh peserta, diumumkan tiga peserta yang lolos untuk mengunjungi kantor pusat IEA di Paris. Tapi sayangnya, saya tidak termasuk ke dalam tiga peserta yang lolos tersebut. Meski begitu, saya cukup senang telah berhasil masuk sepuluh besar dan menambah wawasan bagi diri saya tentang EBTKE di Indonesia.

Setelah rangkaian acara tersebut selesai, menjelang sore saya beranjak menuju Expo EBTKE yang gedungnya masih bersebelahan dan melihat beberapa teknologi di bidang energi terbarukan yang telah mulai marak dipasarkan. Hampir dari keseluruhan expo, produk-produk dari solar panel mendominasi rangkaian expo tersebut. Puas melihat produk-produk dalam expo tersebut, saya akhirnya beranjak menuju stasiun kereta api untuk kembali ke Jogja.

Mahasiswa Teknik Lingkungan UII mengikuti Ekspedisi Kemaritiman

Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) merupakan kegiatan besar yang menjadi salah satu awalan bagi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk melakukan aksi nyata menuju Poros Maritim Dunia. Melalui ENJ, diharapkan terbentuknya konektivitas antarmasyarakat Indonesia sebangsa dan setanah air yang selama ini masih kurang dijangkau karena kondisi geografisnya. ENJ menjadi upaya untuk menghadirkan Negara di pulau-pulau kecil dan terluar dengan mengirimkan pemuda-pemudi terbaik nusantara agar terjun langsung di masyarakat yang membutuhkan (enj-maritim.id).

ENJ terdiri dari tiga kelompok, yaitu kelompok pemuda (kapal perintis), kelompok mahasiswa (kapal perintis) dan kelompok siswa (KRI Dewaruci). ENJ kelompok mahasiswa dan kelompok siswa merupakan kelompok ENJ yang bekerja sama dengan instansi pendidikan tertentu. Kelompok ENJ mahasiswa bekerja sama dengan 46 perguruan tinggi negeri (PTN) dengan kuota 1000 mahasiswa. Sedangkan kelompok ENJ siswa bekerja sama dengan SLTA (SMA/sederajat) dengan kuota 68 siswa. ENJ kelompok pemuda merupakan kelompok yang terdiri dari pemuda yang berusia 17-30 tahun (UU No.40 Tahun 2009). Pada kelompok ENJ pemuda dilakukan seleksi dengan beberapa kriteria khusus, dimana kuota yang disediakan hanya berjumlah 2000 pemuda sedangkan yang melakukan pendaftaran mencapai 13416 (enj-maritim.id).

Rizal Kartika Wardhana, mahasiswa Teknik Lingkungan UII angkatan 2014 mengikuti kegiatan ENJ ini dari tanggal 21 Agustus hingga 31 Agustus 2017. Berikut penuturan Rizal dalam membagikan pengalamannya selama mengikuti kegiatan ENJ tersebut:

Pada kesempatan ini, alhamdulillah saya terpilih sebagai salah satu pemuda yang berhak mengikuti kegiatan ENJ ini. Saya terpilih untuk mengikuti kegiatan ENJ di Provinsi Jawa Timur, lebih tepatnya di pulau Ra’as. Kegiatan tim kami berlangsung selama 12 hari. Kegiatannya terdiri dari posyandu, home visit (diabetes dan hipertensi), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sosialisasi beasiswa, pulau inspirasi, taman baca, donasi baju dan sembako, pengenalan internet, yuk nabung, bina kreativitas desa, bersih desa dan pantai, pengolahan buah bakau menjadi sirup, sosialisasi potensi SDA dan konservasi lingkungan, dan eksplorasi pulau. Selama kegiatan yang berlangsung 12 hari tersebut, alhamdulillah kami mendapat dukungan penuh dari masyarakat maupun pemerintah.

?v=Ef05yYu4UvU

?v=gYTs9BVhYAk

2 Mahasiswa Teknik Lingkungan UII Belajar Teknologi Adsorpsi di Universitas Hokkaido

Dua mahasiswa Teknik Lingkungan UII angkatan 2013, Suci Varista Sury dan Faisal Arsyad, mengikuti program pertukaran pelajar ke Hokkaido University. Program ini merupakan program kerja sama pertukaran pelajar antara Program Studi Teknik Lingkungan UII dengan Graduate School of Environmental Science of Hokkaido University. Sejak 2009, Program Studi Teknik Lingkungan rutin mengirimkan mahasiswa untuk terlibat dalam program ini.

Kegiatan pada program kali ini melibatkan mahasiswa dalam kegiatan laboratorium yang berkaitan dengan program pengembangan adsorben dan sistem adsorpsi yang berkaitan dengan isu lingkungan terkini. Selama hampir 2 bulan Suci dan Faisal melakukan penelitian terkait pengembangan adsorben menggunakan bahan tertentu untuk mereduksi polutan tertentu sesuai minat dan arahan langsung Prof. Shunitz Tanaka dari Graduate School of Environmental Science, Universitas Hokkaido, Jepang. Kegiatan ini berlangsung pada 3 Februari-24 Maret 2017 setiap hari kerja senin-jumat di Graduate School of Environmental Science, Universitas Hokkaido, Jepang.

Suci melakukan penelitian berjudul “Adsorption of Hexavalent Chromium using Composite Alginate-Humic Acid (AHA) Beads” yang merupakan pengembangan adsorben menggunakan bahan dasar sodium alginate yang dikombinasikan dengan asam humus (humic alginate) untuk mereduksi polutan krom heksavalen (Cr6 ) dalam air. Sedangkan penelitian yang dilakukan Faisal berjudul “Adsorption of Phenol by Poly Vinyl Alcohol Sponge” yang merupakan penentuan kapasitas adsorpsi dari beberapa jenis adsorben yang terbuat dari Poly Vinyl Alcohol (PVA) Sponge untuk mengadsorpsi phenol dalam air.

Selama penelitian di Hokkaido, mahasiswa dibimbing dan diarahkan oleh Prof. Shunitz Tanaka dan Doctor Parvin Bergum dan juga didampingi oleh beberapa mahasiswa, diantaranya adalah mahasiswi program master asal Indonesia yang juga merupakan alumnus Teknik Lingkungan UII, Rizki Anggraini Permana, serta mahasiswa program master asal Jepang Mr. Kenta Nakmura serta mahasiswa program doktor asal Jepang Mr. Yasuhiro Akemoto.

Selain melaksanakan kegiatan laboratorium, selama akhir pekan Suci dan Faisal berkesempatan untuk menjelajah Kota Sapporo yang saat itu sedang berada pada musim salju. Mahasiswa mengunjungi festival perayaan musim salju di Odori Park, melihat pabrik cokelat asli Hokkaido di Chocolate Factory dan Shiroi Koibito Park, menjelajah Hokkaido Shrine, melihat keindahan Kota Sapporo di malam hari dari ketinggian di Mount Moiwa, bermain seluncur salju di Takino Suzuran bahkan menjelajah hingga ke Otaru untuk melihat Otaru Canal dan beberapa museum yang ada di sana.

Presentasi Akhir Penelitian Adsorpsi di Hokkaido University

Foto Suci

2 Mahasiswa Teknik Lingkungan UII Ikuti Konferensi Internasional Energi dan Thermal (ICTE) 2017 di Turki

Dua mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Muhammad Turmudzi Abdul Azis dan Rizal Kartika Wardhana berpartisipasi aktif di ajang internasional International Conference on Energy and Thermal Engineering (ICTE) 2017 yang diselenggarakan oleh Yildiz Technical University di Istanbul, Turki pada 25-28 April 2017.

Konferensi ICTE 2017 ini diselenggarakan di Yildiz Technical University, Istanbul, Turki. Konferensi internasional ini diikuti lebih dari 1000 peneliti dari 20 negara di seluruh dunia. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian seluruh peneliti di dunia terhadap permasalahan energi konvensional (energi fosil) yang semakin memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Kegiatan ini diharapkan dapat menemukan solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan dan dapat dapat diaplikasikan di seluruh dunia. Peserta yang hadir pada International Conference On Energy and Thermal Engineering terbagi menjadi dua bagian, yaitu Oral Presentation dan Poster PresentationMuhammad Turmudzi Abdul Azis dan Rizal Kartika Wardhana mengikuti kegiatan Oral Presentation yang mana mereka mempresentasikan hasil penelitian mereka yang berjudul Synthesis Of Biosemiconductor Based on Nata De Soya Fiber From Whey for Reduction Effort of Electronic Waste dan Renewable Energy Optimization Of Electrical Power Generation Toward The Energy Self-Sufficient Village.

Bagi Azis dan Rizal, mengikuti konferensi internasional ini merupakan kesempatan bagi mereka dalam mempublikasikan hasil dari penelitian yang mereka lakukan. Dalam konferensi tersebut terdapat banyak peneliti-peneliti lain dari berbagai negara dan hal tersebut merupakan kesempatan besar bagi mereka untuk bertukar pikiran dengan peneliti-peneliti dari berbagai dunia lainnya.

 

HMTL UII Bersama PT. Environesia Global Saraya Melakukan Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Panti Asuhan di Yogyakarta

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) UII bekerjasama dengan PT. Environesia Global Saraya melaksanakan kegiatan sosial yaitu pengabdian masyarakat di Panti Asuhan Al Hakim Pakem dan Panti Asuhan Putri Nurul Yasmin Yogyakarta. Kegiatan sosial bertajuk “Greenesia” yang diadakan pada tanggal 27 Desember 2016 ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak-anak, agar dapat menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya. Kegiatan tersebut dilatarbelakangi keprihatinan akan kualitas lingkungan hidup saat ini yang kian memburuk sebagai akibat dari kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola lingkungan di sekitarnya.

Permasalahan sampah saat ini sudah mencapai titik nadir. Jumlah timbulan sampah terus meningkat, jenis sampah juga semakin variatif akibat perubahan pola konsumsi masyarakat. Ditambah lagi pola hidup dan budaya masyarakat yang belum memperhatikan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi HMTL UII dalam mengimplementasikan salah satu Catur Dharma UII, yaitu pengabdian pada masyarakat. Selain itu kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk upaya HMTL UII dan PT. Environesia Global Saraya dalam membantu pemerintah mewujudkan Program Indonesia Bebas Sampah 2020.

Pada kegiatan ini, HMTL UII dan PT. Environesia Global Saraya melakukan sosialisasi mengenai Green Culture (budaya cinta lingkungan) di Panti Asuhan Al Hakim Pakem dan Panti Asuhan Putri Nurul Yasmin Yogyakarta. Sosialisasi ini menjelaskan bagaimana cara menjaga kelestarian lingkungan dan manfaat yang didapatkan dari menjaga kelestarian lingkungan. Selain sosialisasi, pada kegiatan ini juga dilakukan praktik pemanfaatan sampah dengan cara sederhana sehingga menjadi barang yang berguna dan mempunyai nilai ekonomis bagi masyarakat. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian bantuan untuk anak-anak yang ada di Panti Asuhan dengan harapan ilmu dan pemberian bantuan yang diberikan nantinya dapat berguna, khususnya bagi anak-anak di Panti Asuhan Al Hakim Pakem maupun Panti Asuhan Putri Nurul Yasmin Yogyakarta.

(Artikel ditulis oleh HMTL UII dengan editing seperlunya oleh Admin web.)



Pelet Ikan Ramah Lingkungan Mengantarkan Tiga Mahasiswi Teknik Lingkungan UII Meraih Juara 3 dalam Kompetisi Entrepreneurship 2nd UTU Awards di Aceh

Tiga mahasiswi Prodi Teknik Lingkungan UII: Ika Bayu Kartikasari, Sitti Hariyati dan Fatma Wahyu Sarastuti memenangkan juara 3 dalam kompetisi entrepreneurship UTU Awards yang diselenggarakan oleh Universitas Teuku Umar (UTU) di Meulaboh, Aceh. UTU Awards yang diselenggarakan pada tahun 2016 ini merupakan UTU Awards ke-2 yang pernah diselenggarakan oleh Universitas Teuku Umar. Mengutip dari artikel web Belmawa Ristekdikti mengenai penghargaan UTU Awards, Rektor UTU, Prof. Jasman, menyampaikan bahwa UTU Awards merupakan serangkaian kompetisi yang bertujuan untuk merangsang semangat jiwa berwirausaha sejak dini (entrepreneuship spirit) bagi mahasiswa. Kompetisi entrepreneurship ini terdiri dari 5 jenis kategori kompetisi, yaitu: 1) Perencanan Bisnis; 2) Desain Toko Online; 3) Karya Inovatif Berbasis Agro; 4) Riset Berbasis Entrepreneurship; dan 5) Catur Teuku Umar.

Berawal dari mata kuliah Kewirausahaan, Ika membentuk tim Pelet Magood bersama Sitti dan Fatma. Tim Pelet Magood yang digagas oleh Ika Bayu Kartikasari, Sitti Hariyati, dan Fatma Wahyu Sarastuti kemudian menjadi salah satu kelompok dari program Inkubator Bisnis Mahasiswa (IBISMA) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam kategori Business Plan. Pelet magood merupakan rencana bisnis Ika dan kawan-kawan yang mengangkat konsep ramah lingkungan dalam memproduksi pelet ikan. Ika, Sitti dan Fatma memanfaatkan sampah organik menjadi salah satu media tempat berkembang biaknya lalat Black Sodier Fly (BSF). Larva dari lalat tersebut kemudian dimanfaatkan menjadi salah satu bahan utama pembuatan pelet ikan.

Dengan bantuan program IBISMA UII, ketiga mahasiswi angkatan 2013 ini dapat meloloskan rencana bisnisnya ke dalam 2nd UTU Awards yang mana tim Pelet Magood mampu lolos seleksi dari 216 proposal entrepreneurship yang dikirim dari seluruh universitas di Indonesia. Ika dan kawan-kawan mengaku banyak memperoleh ilmu tentang perencanaan bisnis, public relation, media dan perencanaan keuangan dari program IBISMA UII. Tak ayal, hal ini menjadi faktor penting dalam kesuksesan tim Pelet Magood dalam menyabet juara 3 dalam kategori produk inovatif berbasis Agrobisnis dan Marine. Penyerahan penghargaan dilakukan di kompleks Universitas Teuku Umar di Meulaboh, Aceh pada 12 November 2016 lalu.

“Awalnya tidak memiliki basic tentang bisnis, apalagi tentang perikanan. Tentunya berada di sini (malam anugerah 2nd UTU Awards) sudah menjadi suatu kebanggaan yang luar biasa. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung”, komentar Ika Bayu.

Ika, Sitti dan Fatma sangat senang dan bangga dapat mewakili UII dan membawa plakat penghargaan kembali ke kampus tercinta di Yogyakarta. Mereka berharap bahwa tahun depan ada perwakilan dari UII lagi dan bisa meraih juara umum dalam kompetisi tersebut. Selain itu, dengan mengikuti kompetisi semacam ini mereka berpendapat akan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengembangan usaha bisnis.

Pengalaman yang banyak telah diperoleh Ika, Sitti dan Fatma. Mereka mulai belajar dari awal, mulai dari perkembangbiakan larva hingga ke komposisi nutrisi dalam pengembangbiakan ikan. Tim Pelet Magood mengharapkan dapat memperbaiki kualitas dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya sehingga mampu memproduksi pakan ikan lebih banyak lagi agar kebutuhan pakan ikan di Indonesia dapat terpenuhi. Saat ini tim Pelet Magood sedang berfokus dalam pengembangan usaha dan memiliki keinginan untuk menjalin kerja sama dengan desa yang memiliki tambak ikan air tawar.

Mahasiswa Teknik Lingkungan UII Ikuti Konferensi ASEAN People Forum (APF) 2016 di Timor Leste

Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan UII angkatan 2013, M. Machfudz Sa’idi yang merupakan anggota komunitas Youth for Climate Change (YfCC) Daerah Istimewa Yogyakarta, diundang sebagai salah satu delegasi Indonesia di ASEAN Civil Society Conference/  (ACSC/APF) 2016 Timor-Leste pada 2 – 6 Agustus 2016 di Dili, Timor-Leste. Machfudz juga mendapatkan scholarship dari Kedutaan Besar Republik Federal Jerman berupa bantuan fasilitas dan kebutuhan pribadi selama kegiatan konferensi ini.

M. Machfudz Sa’idi

ACSC/APF merupakan konferensi tahunan sejak tahun 2006 yang mengundang perwakilan dari NGO maupun Organisasi Masyarakat Sosial serta Perwakilan Pemerintah dari Negara Penyelenggara yang setara dengan pertemuan Kepala Negara ASEAN yang diselenggarakan di salah satu negara-negara anggota ASEAN. Meskipun begitu, kali ini konferensi tersebut diselenggarakan di Timor-Leste yang belum menjadi bagian dari ASEAN (masih dalam proses didukung untuk bergabung menjadi bagian ASEAN). Perwakilan-perwakilan yang menjadi delegasi dalam konferensi ini berasal dari Organisasi Masyarakat Sosial, LSM/NGO dan Komunitas Rakyat yang memilki program di ASEAN.

Machfudz berfoto bersama Presiden Timor-Leste yang merupakan penerima penghargaan Nobel Perdamaian pada Tahun 1996

ACSC/APF 2016 berfokus untuk membantu memahami dan menyelesaikan permasalahan penting pada masyarakat Timor-Leste. Permasalahan tersebut antara lain permasalahan terkait sengketa batas wilayah perairan dengan laut Australia dan permasalahan yang berkaitan dengan ASEAN dari perspektif masyarakat sipil. Diharapkan, dengan mengandalkan program-program yang telah disepakati negara-negara anggota ASEAN, permasalahan-permasalahan seperti Hak Asasi Manusia, perdamaian, pembangunan, perdagangan, lingkungan, perubahan iklim, pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs), hukum, imigran, batas wilayah dan budaya yang memengaruhi berbagai macam kepentingan dari negara-negara anggota ASEAN dapat diselesaikan dengan kesepakatan bersama delegasi antar Negara ASEAN.  Selain itu, konferensi ini juga menjadi ajang untuk menjalin relasi dan mempelajari tentang isu-isu yang terjadi di ASEAN.

Delegasi dari tiap negara melakukan diskusi panel melalui sesi workshop dengan berbagai pilihan bidang yang berpengaruh terhadap masyarakat sosial. Hasil dari laporan nantinya akan disampaikan kepada Kantor Sekretariat ASEAN, perwakilan NGO dan organisasi sosial terkait yang diharapkan akan menjadi sebuah masukan yang baik untuk program-program mereka berikutnya. Selain itu, laporan hasil pertemuan konferensi ini tentu juga akan disampaikan kepada masing-masing pemerintah negara-negara anggota ASEAN.

Foto Bersama di Depan Pusat Kebudayaan Indonesia di Timor-Leste

Machfudz mengakui bahwa tahun lalu ia juga mengikuti konferensi ini di Kuala Lumpur, Malaysia bersama dengan beberapa delegasi Indonesia. Machfudz menuturkan bahwa ketika itu delegasi-delegasi dari Indonesia selain dirinya tersebut menjadi wakil untuk bidang hukum dan Hak Asasi Manusia, sementara Machfudz sendiri menjadi wakil untuk bidang perubahan iklim dan lingkungan.

Kesempatan ini dapat terlaksana berkat dukungan dari pihak Kemahasiswaan UII dan Prodi Teknik Lingkungan UII. Machfudz menuturkan bahwa kesempatan ini juga dapat dijadikan sebagai peluang berharga bagi mahasiswa agar dapat terlibat dalam forum ASEAN untuk membuat perubahan untuk masa depan bagi Indonesia dan ASEAN. Selain itu, Machfudz juga berpendapat bahwa pengalaman seperti ini dapat memberikan pengalaman di tingkat global yang sangat berharga bagi mahasiswa.

Ruang Utama Kegiatan ASEAN Civil Society Conference/ASEAN People’s Forum (ACSC/APF) 2016 di Dili Convention Center (DCC) Dili, Timor-Leste.

Disclaimer:
Tulisan asli dari artikel ini berasal dari narasumber sendiri, M. Machfudz Sa’idi (Mahasiswa Teknik Lingkungan UII angkatan 2013). Artikel ini telah disunting pada bagian-bagian yang dirasa perlu untuk meningkatkan kualitas artikel.