Menjaga Data Pribadi : Tanggung Jawab Muslim di Era Digital

Oleh : Ratna Kumala Dewi[1]*

Bismillâh walhamdulillâh washalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh,

Pentingnya Menjaga Data Pribadi dalam Islam

Pembaca yang dirahmati Allah Swt.

Di era digital yang semakin canggih ini, data pribadi kita sering kali menjadi target utama bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai Muslim, menjaga data pribadi bukan hanya masalah teknis, tetapi juga bagian dari amanah yang diberikan Allah Swt. kepada kita. Islam mengajarkan kita untuk menjaga amanah dengan sebaik-baiknya.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. An-Nisa [4]: 58)

Ayat ini menekankan pentingnya menjaga amanah, termasuk data pribadi yang kita miliki. Data pribadi adalah informasi yang sangat berharga dan sensitif yang harus kita jaga dari penyalahgunaan yang merugikan.

Manfaat penting menjaga Data Pribadi: [2]

  1. Menghindari Intimidasi Online Berdasarkan Gender: Melindungi data pribadi membantu mengurangi risiko menjadi target intimidasi atau pelecehan online yang seringkali berkaitan dengan gender. Dengan menjaga informasi pribadi tetap aman, kita dapat mencegah pihak yang bermaksud jahat menggunakan data tersebut untuk menyerang atau mengancam kita secara spesifik berdasarkan gender.
  2. Menghalangi Penyalahgunaan Data oleh Pihak Tidak Bertanggung Jawab: Melindungi data pribadi sangat penting untuk mencegah pihak yang tidak bertanggung jawab dari menggunakan informasi kita untuk tujuan merugikan. Ini termasuk pencurian identitas, penipuan, atau eksploitasi data untuk keuntungan pribadi yang dapat membahayakan kita secara finansial maupun emosional.
  3. Menjauhkan Diri dari Potensi Penipuan: Menjaga data pribadi dengan baik dapat mengurangi risiko menjadi korban penipuan. Informasi pribadi yang bocor dapat dimanfaatkan oleh penipu untuk mengelabui kita atau orang lain, sehingga dengan melindungi data tersebut, kita dapat mencegah berbagai bentuk penipuan yang merugikan.
  4. Menghindari Pencemaran Nama Baik: Informasi pribadi yang disalahgunakan dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau merugikan tentang seseorang, yang dapat merusak reputasi mereka. Dengan menjaga data pribadi, kita melindungi diri dari potensi pencemaran nama baik yang dapat berdampak negatif pada kehidupan sosial dan profesional kita.
  5. Memastikan Hak Kendali atas Data Pribadi: Setiap individu berhak mengontrol bagaimana data pribadi mereka digunakan dan dibagikan. Dengan menjaga data pribadi, kita memastikan bahwa kita memiliki kendali penuh atas informasi kita sendiri, menentukan siapa yang boleh mengaksesnya, dan mengatur penggunaannya sesuai keinginan kita.

Data pribadi merupakan privasi yang harus kita lindungi. Seharusnya setiap kali ada yang ingin menggunakan data kita, pasti mereka seharusnya mendapatkan izin terlebih dahulu. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari penyalahgunaan yang dapat merugikan kita di era digital yang semakin berkembang pesat ini.

Firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَهْلِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فِيْهَآ اَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوْهَا حَتّٰى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَاِنْ قِيْلَ لَكُمُ ارْجِعُوْا فَارْجِعُوْا هُوَ اَزْكٰى لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Demikian itu lebih baik bagimu agar kamu mengambil pelajaran. Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, janganlah masuk sebelum mendapat izin. Jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah,” (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nur [24]: 27-28)

Ancaman terhadap Data Pribadi di Era Digital

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai platform digital yang meminta data pribadi kita. Mulai dari media sosial, layanan perbankan online, hingga aplikasi belanja online. Setiap kali kita memberikan data pribadi kita, ada risiko data tersebut disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw.:

“Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini mengingatkan kita untuk saling menjaga dan melindungi, termasuk dalam hal keamanan data pribadi.

Berikut cara untuk melindungi data pribadi:

  1. Gunakan Kata Sandi yang Kuat: Pilih kata sandi yang kompleks dan unik untuk setiap akun, termasuk kombinasi huruf, angka, dan simbol. Jangan menggunakan kata sandi yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir atau nama.
  2. Aktifkan Verifikasi Dua Langkah: Tambahkan lapisan keamanan ekstra dengan mengaktifkan verifikasi dua langkah pada akun-akun penting. Ini akan mengharuskan Anda memasukkan kode tambahan yang dikirim ke ponsel Anda setiap kali masuk.
  3. Perbarui Perangkat Lunak Secara Teratur: Pastikan sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak antivirus selalu diperbarui. Pembaruan ini seringkali mengandung perbaikan keamanan yang penting.
  4. Jangan Bagikan Informasi Pribadi Secara Berlebihan: Hindari membagikan informasi pribadi yang sensitif di media sosial atau platform publik. Selalu pertimbangkan risiko sebelum memposting informasi yang bisa digunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
  5. Hati-Hati dengan Email Phishing: Waspadai email yang mencurigakan atau tidak dikenal yang meminta informasi pribadi. Jangan klik tautan atau lampiran dari sumber yang tidak terpercaya.
  6. Gunakan Jaringan Internet yang Aman: Hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik untuk melakukan transaksi atau mengakses informasi sensitif. Jika perlu, gunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk meningkatkan keamanan.
  7. Pahami Kebijakan Privasi: Bacalah dan pahami kebijakan privasi dari layanan online yang Anda gunakan. Pastikan Anda tahu bagaimana data Anda akan digunakan dan dilindungi.

Kurangnya perlindungan data pribadi bisa menyebabkan banyaknya kebocoran data. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi kejahatan siber, seperti hacking (peretasan) dan cracking (pembajakan) akun media sosial, yang berakhir dengan pembobolan data pribadi, pemerasan, hingga penipuan online. Sebagai umat Islam, kita harus berhati-hati dalam menjaga privasi dan informasi kita.

Firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49]: 12)

Selain itu, dalam ayat lain di QS. Al-Kahfi ayat 90-98, terdapat kisah yang menceritakan konsep keamanan pada masa Nabi Zulkarnaen AS dengan bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Pada masa itu, Nabi Zulkarnaen AS diminta untuk membangun sebuah dinding yang tinggi dan tebal agar Ya’juj dan Ma’juj tidak dapat menembusnya, dengan tujuan melindungi kaumnya dari kejahatan dan kerusakan yang mereka lakukan. Nabi Zulkarnaen AS kemudian berinisiatif membangun dinding pertahanan yang terbuat dari bahan tembaga dan besi yang dipanaskan.

Menariknya, konsep dinding tembaga dan besi panas ini diadopsi dalam keamanan teknologi modern yang dikenal sebagai firewall. Fungsi firewall adalah untuk mencegah akses dari pihak-pihak yang tidak diinginkan dan tidak bertanggung jawab terhadap data atau komputer milik seseorang. [3]

Etika Digital dalam Islam

Selain langkah-langkah teknis, Islam juga mengajarkan kita untuk selalu beretika dalam penggunaan teknologi digital. Jangan pernah menyebarkan informasi pribadi orang lain tanpa izin, dan selalu berlaku jujur serta bertanggung jawab dalam setiap aktivitas online kita.

Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab [33]: 70)

Kesimpulan

Menjaga data pribadi adalah tanggung jawab kita sebagai Muslim di era digital ini. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam menjaga keamanan data, kita tidak hanya melindungi diri kita sendiri tetapi juga menjaga amanah yang telah Allah berikan kepada kita. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan kita perlindungan dan petunjuk dalam setiap langkah kita. Aamiin ya rabbal alamin.

Daftar Pustaka :

[1]* Penulis adalah Kadiv Teknologi Informasi FTSP

[2] Kementerian Komunikasi dan Informasi. “5 Alasan Mengapa Data Pribadi Perlu Dilindungi”. https://www.kominfo.go.id/content/detail/19991/5-alasan-mengapa-data-pribadi-perlu-dilindungi/0/sorotan_media/. Diakses pada 20 Juli 2024

[3] Elfian Fauzy. “Islam dan Perlindungan Data Pribadi”. https://rejogja.republika.co.id/berita/r7g4pt291/islam-dan-perlindungan-data-pribadi/. Diakses pada 10 Juli 2024.

Tentang Penulis

Nama    : Ratna Kumala Dewi
Unit       : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jabatan : Kadiv. Teknologi Informasi