Dalam Al Qur’an Surat Muhammad ayat 2 berbunyi : walladzina âmanu wa ‘amilush sholihati amanu bima nuzzila ala muhammadin wa huwal haqqu min robbihim. Artinya, Dan orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW, dan (apa yang diturunkan) itu adalah merupakan kebenaran dari Tuhan mereka.
Sebagai contoh :
1. Hadis sahih riwayat Bukhori : Apabila lalat jatuh dalam minuman salah seorang kamu, maka tenggelamkanlah lalat itu karena satu sayapnya mengandung penyakit dan satu sayapnya lagi mengandung penawar.
Sampai kini belum ada penelitian yang membuktikan kebenaran hadis tersebut. Akan tetapi karena hadis tersebut adalah sahih, tetap kita terima kebenarannya sebab berita itu berasal dari Allah SWT, yang Maha Tahu segala hal.
2. Nabi SAW membolehkan seorang anak menunaikan nadzar haji orang tuanya yang telah meninggal dunia. Sementara itu Al Qur’an Surat An Najm menyatakan: wa an laisa lil insani illa ma sa’a. Artinya, dan manusia itu tidak akan memperoleh (balasan apapun) kecuali apa yang diusahakannya.
Hadis dan Al Qur’an dalam contoh ini nampaknya bertentangan, padahal tidak demikian. Cara memahaminya adalah bahwa secara umum manusia itu hanya diberi balasan sesuai amalnya. Akan tetapi ada beberapa perkecualian, diantaranya adalah seperti yang disebutkan dalam hadis di atas. Contoh lain adalah bila seseorang telah meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.
3. Hadis sahih mengisahkan ada seorang Nabi yang sedang berperang melawan kaum kafir. Menjelang matahari tenggelam, perang tak kunjung selesai. Maka Nabi tersebut menyuruh matahari (atas nama Allah SWT) untuk berhenti sampai perang selesai. Atas izin Allah matahari pun berhenti.
Kisah ini memberi pengertian bahwa yang beredar itu matahari dan bukannya bumi (sebagaimana tertulis dalam Al Qur’an Surat Yasin, Surat Luqman, Surat Ar Rahman). Kalau yang beredar bumi, maka ketika bumi tiba-tiba berhenti berputar nabi yang sedang berperang tsb akan terpelanting sehingga tidak bisa memenangkan peperangan. (Munadhir)