Dalam rangkaian kunjungan ke Yogyakarta, dua peneliti dari Research Institute for Sustainable Humanosphere (RISH) – Kyoto University Japan, Prof. Dr. Kohei Komatsu dan Dr. Akihisa Kitamori, didampingi mahasiswa program doktoral Yulianto P Prihatmaji, ST, M.Arch, Sabtu (27/2) berkunjung ke FTSP UII. Kunjungan tersebut diterima secara langsung oleh Dekan FTSP UII, Dr. Ir. Ruzardi, MS.
Di FTSP, para peneliti dari Laboratory of Structural Function RISH ini juga diundang untuk memberikan kuliah umum mengenai Wooden Architecture: Technology, Culture and Sustainable Humanosphere di Jurusan Arsitektur UII. Prof. Komatsu memberikan contoh-contoh pembelajaran, penelitian dan penerapan arsitektur kayu pada bangunan di Jepang, sejak jaman Edo sampai sekarang. Dr. Kitamori menjelaskan teknik dan metode perbaikan dan perkuatan bangunan kayu di Jepang.
{mosimage}
Dalam rangkaian kunjungan ke Yogyakarta, dua peneliti dari Research Institute for Sustainable Humanosphere (RISH) – Kyoto University Japan, Prof. Dr. Kohei Komatsu dan Dr. Akihisa Kitamori, didampingi mahasiswa program doktoral Yulianto P Prihatmaji, ST, M.Arch, Sabtu (27/2) berkunjung ke FTSP UII. Kunjungan tersebut diterima secara langsung oleh Dekan FTSP UII, Dr. Ir. Ruzardi, MS.
Di FTSP, para peneliti dari Laboratory of Structural Function RISH ini juga diundang untuk memberikan kuliah umum mengenai Wooden Architecture: Technology, Culture and Sustainable Humanosphere di Jurusan Arsitektur UII. Prof. Komatsu memberikan contoh-contoh pembelajaran, penelitian dan penerapan arsitektur kayu pada bangunan di Jepang, sejak jaman Edo sampai sekarang. Dr. Kitamori menjelaskan teknik dan metode perbaikan dan perkuatan bangunan kayu di Jepang.
Dalam sambutannya Ruzardi sangat menyatakan apresiasi yang tinggi atas kunjungan peneliti Universitas Kyoto ini. Menurutnya kesempatan seperti ini cukup langka untuk bisa mendapatkan kuliah-kuliah tamu dari luar negeri apalagi diberikan oleh seorang profesor. Hendaknya ilmu mereka dapat diserap sebanyak mungkin. Hal ini mengingat bangunan konstruksi kayu merupakan salah satu alternative dari bahan konstruksi yang mempunyai nilai tersendiri, namun dalam perkembangannnya kayu semakin langka sehingga mulai ditinggalkan, ujarnya.
{mosimage}
Yulianto P Prihatmaji, yang juga merupakan staf pengajar di jurusan Arsitektur UII, secara terpisah menjelaskan tentang kegiatan observasi yang dilakukannya bersama peneliti RISH tersebut. Menurutnya, lorong-lorong tembok di Kotagede dengan beragam jenis bangunan (Jawa, Indis, Eropa dan Arab) mengingatkan akan labirin-labirin dinding kayu di kota Nara. Walapun tidak ada rujukan hubungan apapun antara kota kuno pada jaman Azuka dengan jaman Mataram Islam, namun sangat terasa ada keintiminan atmosfer budaya, reriungan gaya hidup yang ‘alon-alon waton kelakon,’ dan keserupaan arsitektural bangunan kayu. Hal itulah yang mengundang peneliti dari Research Institute for Sustainable Humanosphere (RISH) – Kyoto University Japan, untuk melakukan observasi ke sejumlah obyek arsitektur kayu di wilayah Yogyakarta.
Obyek observasi dikelompokkan dalam 2 kategori, pertama obyek arsitektur kayu tradisional, dan kedua obyek arsitektur kayu kontemporer. Untuk arsitektur kayu tradisional, diawali di workshop Joglo di daerah Imogiri Barat untuk mencermati dan melakukan measured drawing bangunan Joglo beragam tipe dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Observasi ini merupakan bagian dari program GCOE (Global Centers of Excellent), sebuah inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang, untuk menyediakan dukungan dana bagi pengembangan pusat keunggulan pendidikan dan penelitian internasional. Program ini bertujuan untuk meningkatkan proses pendidikan dan memperkaya kemampuan penelitian pascasarjana di Jepang, mendorong pemahaman internasional, mendukung individu yang kreatif melalui prasarana penelitian global yang berstandar tinggi, dan mempromosikan perwujudan universitas bertaraf internasional yang kompetitif.
Publikasi awal dari hasil riset ini telah disampaikan di The First International Symposium of Indonesian Wood Research Society di Bogor pada bulan November 2009 lalu). Keluaran dari riset tahun pertama akan dipresentasikan di World Conference on Timber Engineering di Riva del Garda, Trentino Itali pada 20-24 Juni 2010.