Diumumkan kepada seluruh mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia yang mengambil matakuliah  Semester GenapTA.2014/2015 Bahwa Rencana Jadwal Ujian Akhir  Semester , Semester Genap  TA. 2014/2015 dapat dilihat disini>>Prodi Teknik SipiL , dan Prodi Arsitektur dan Prodi Teknik Lingkungan

{mosimage}Sanitasi lingkungan merupakan probleme yang dianggap klasik sebagian besar masyarakat, hal ini dikarenakan sanitasi lingkungan selalu ada dalam kehidupan. Persepsi ini sebenarnya merupakan anggapan yang salah, dan menimbulkan anggapan bahwa sanitasi merupakan masalah yang biasa ada di tengah-tengah masyarakat. Terbukti sanitasi lingkungan merupakan masalah mendasar pada masyarakat tentunya yang harus diselesaikan, bukanlah dibiarkan begitu saja. Salah satu lingkungan yang secara visual dimungkinkan menjadi faktor resiko adalah kawasan pemukiman yang tidak tertata dengan baik dan kelihatan kotor, serta fasilitas sanitasi lingkungan yang kurang memadai atau pemukiman kumuh.

Berangkat dari situlah Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakutas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) terketuk hatinya menggelar Seminar Nasional “Sanitasi Indonesia 2015”. Seminar Nasional yang diselenggarakan Sabtu (30 Mei) untuk mahasiswa ini bertempat di Auditorium gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta dengan jumlah peserta tidak kurang dari 130 orang.

Sebagai narasumber Ir.Jefry Budiman, MBA konsultan air bersih (Regional coordinator Indonesia water sanitation and program of USAID), Dibyo Saputro, ST., M.Sc (Pimpro air minum dan sanitasi Dinas PUP-ESDM Yogyakarta), dan Andik Yulianto, ST., MT (Dosen Program Studi Teknik Lingkungan FTSP UII).  Dengan harapan Seminar Nasional Sanitasi ini dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sanitasi Indonesia sehingga tercipta lingkungan yang lebih baik.

{mosimage}Ahad, 31 Mei adalah merupakan hari anti tembakau internasional  menjadi momentum yang sangat luar biasa yaitu hari  untuk berhenti merokok. Sehat jasmani dibuktikan dengan terhindarnya seseorang dari penumpukan racun dalam tubuhnya karena merokok,  mengingat bahwa  rokok mengandung zat kimia beracun atau senyawa-senyawa   yang berbahaya sehingga seorang yang berhenti merokok akan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya.

 

Sedangkan sehat rohani akan tercapai pada seseorang yang berhenti merokok karena ibadah akan khusyuk jika terhindar dari asap rokok, pikiran pun akan fokus dan badan akan sehat dalam beribadah. Adapun sehat sosial dibuktikan dengan terhindarnya polusi udara dari asap zat berbahaya pada rokok yang dapat merugikan kehidupan sosial orang lain sehingga dengan berhenti merokok kesehatan secara sosial dapat terjaga, dan sehat ekonomi dibuktikan dengan dapat menghemat pengeluaran secara ekonomi, sehingga pengeluaran menjadi sehat tidak boros mengingat dampak dari merokok akan menimbulkan penyakit yang berbahaya yang  tentunya bila sakit akan mengeluarkan biaya untuk pengobatan yang mahal.

  

Melalui peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) diharapkan dapat menjadi wadah berbagai aspirasi kita serta berbagai aktifitas dalam pengendalian bahaya rokok. Berangkat dari itu Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan lomba poster anti rokok. Lomba yang diadakan untuk mahasiswa, tenaga kependidikan dan dosen FTSP UII, dan pengiriman karya dapat dikumpulkan di Ruang Dekanat FTSP UII lantai 2 paling lambat tanggal 28 Mei 2015, dengan ketentuan lomba sebagai berikut : Karya belum pernah diikut sertakan dalam lomba sebelumnya, poster dikumpulkan berukuran A3 dan ditempelkan pada kertas karton tebal dengan margin tepi 2 Cm keliling dari ukuran poster. Bagi pemenang disediakan uang pembinaan dan bingkisan yang menarik dari Pimpinan Fakultas,  sedangkan hal-hal lain yang belum jelas dapat di konfirmasikan di Dekanat FTSP UII lantai 2.

 

Lomba poster anti rokok bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya rokok, dengan lomba  tersebut diharapkan minimal dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok terutama pada perokok pemula dan anak-anak. 

{mosimage}Sebagai tindak lanjut workhsop Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), kemarin pagi (Ahad, 24 Mei) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan workshop evaluasi penerapan kurikulum 2013 di Ruang Sidang Program Studi Teknik Lingkungan Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14, Yoyakarta.

Hadir dalam workshop Ketua Program Studi Teknik Lingkungan (Hudori, MT), Sekretaris Program Studi Teknik Lingkungan (Any Juliani, M.Sc), serta Dewan Dosen Prodi Teknik Lingkungan FTSP UII, dengan mengundang narasumber Ir.Tjipto Kusumo yang merupakan Ketua KBK Instrumentasi dan sebagai anggota komite kriteria Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) di DIKTI.

Dalam kesempatan itu Ir.Tjipto Kusumo menyajikan tantangan dan peluang profesi bidang keilmuan teknik lingkungan 10 tahun mendatang. Dalam makalahnya Insinyur Profesional Madya – PII ini menyajikan bahwa di dalam Undang Undang (UU) Ir Bab V  syarat untuk dapat mengikuti Program Profesi Insinyur adalah sarjana bidang teknik atau sarjana terapan bidang teknik, dan sarjana pendidikan bidang teknik atau sarjana bidang sains melalui program penyetaraan. Ketenaga kerjaan di ASEAN paling tidak ada 12 prioritas yang terbagi menjadi 7 sektor barang dan 5 sektor jasa. Sektor jasa terdiri dari air travel, E-ASEAN, healthcare, tourism dan logisties services.

Sebelumnya disampaikan materi evaluasi mata kuliah oleh Sekretaris Jurusan Teknik Lingkungan (Any Juliani, ST., M.Sc). Pada dasarnya  kurikulum 2013 yang telah disyahkan tidak begitu signifikan banyak perubahan dari kurikulum sebelumnya. Mata kuliah yang dilakukan perubahan untuk mengacu ketentuan ABET,  menetapkan bahwa Program Studi  harus menyiapkan lulusan yang menguasai matematika melalui persamaan diferensial, probababilitas dan statistik, fisika berbasis kalkulus, kimia umum, ilmu kebumian (geologi, meteorology, ilmu tanah, yang relevan dengan bidang teknik lingkungan), mekanika fluida yang relevan dengan bidang teknik lingkungan, pengenalan isu-isu lingkungan terkait udara, lahan dan air dan dampaknya terhadap kesehatan lingkungan, dapat melakukan eksperimen laboratorium dan menganalisis secara kritis serta mampu menginterpretasikan data lebih dari satu bidang kajian (udara, air, lahan atau kesehatan lingkungan). Jumlah SKS yang harus diambil sampai lulus setiap mahasiswa sebanyak 144 SKS dengan jumlah mata kuliah wajib 47 ditambah beberapa mata kuliah pilihan.

{mosimage}Dengan diberlakukannya Asean Economic Community (AEC), tahun ini kita memasuki kompetisi bebas setara ASEAN. Meskipun obyek AEC di bidang ekonomi, namun tantangan disemua bidang termasuk bidang pendidikan  tentunya dipastikan akan terjadi perubahan baik itu secara langung maupun tidak langsung. Sehingga kita sebagai bangsa Indonesia harus mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat, karena di bidang pendidikan merupakan salah satu aspek yang terpenting dan harus diperbaiki SDM nya.

Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) disusun pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan tinggi di Indonesia yang kelemahannya masih dimiliki, dengan orientasi ke-pembelajaran supaya lebih adaptif. Demikian kata sambutan  Rektor  Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc  dalam workshop evaluasi Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)    yang digelar  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII  kemarin Sabtu  (23 Mei) di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Mohammad Natsir FTSP UII. Turut hadir pula Dekan FTSP UII (Dr.Ing.Ir. Widodo, M.Sc), Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, P.hD), para ketua dan sekretaris Program Studi, serta Dewan Dosen dilingkungan FTSP UII. Sebagai  narasumber  Pakar KKNI Nasional (Ir.Endrotomo, M.Ars.)

Sampai saat ini masih banyak perguruan tinggi yang belum mengetahui secara benar untuk memahami kurikulum KKNI, maka kita harus berupaya mengetahui dan memiliki pemahaman tentang KKNI. Dengan adanya KKNI setiap perguruan tinggi yang meluluskan mahasiswanya dengan harapan akan mempunyai kemampuan yang sesuai dalam level KKNI, sehingga lulusannya menjadi sarjana setara dengan Sumber Daya Manusia dari luar negeri.

Ir.Endrotomo, M.Ars. menambahkan penyusunan perancangan kurikulum dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu tahap perumusan capaian pembelajaran, tahap pembentukan dan penyusunan mata kuliah, serta penyusunan kerangka kurikulum. Sedangkan perubahan konsep kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia di tahun-tahun sebelumnya mengutamakan pencapaian kompetensi, sedangkan ditahun 2014 kurikulum mengutamakan kesetaraan capaian pembelajaran (mutu). Acuan mengembangkan kurikulum 2014 ini berdasarkan UUPT (UU DIKTI) nomor 12/2012 dan KKNI Perpres nomor 8/2012.

Sebagaimana diketahui bahwa KKNI di latarbelakangi  dengan 2 (dua) alasan, yaitu alasan eksternal dengan tantangan dan persaingan global dengan ratifikasi Indonesia di berbagai konvensi. Sedangkan alasan internal adanya kesenjangan mutu, jumlah dan kemampuan. Kurikulum adalah sebagai sebuah proses, dan inti kurikulum sebagai rancangan program. Tegas Endrotomo.