{mosimage}

Kemarin Rabu (30 Desember ) Dekan Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  Dr.-Ing.Ir. Widodo, M.Sc menerimakan penyerahan dana dari Universitas (UII)  senilai Rp 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) untuk Program Studi Teknik Sipil, yang diserahkan langsung oleh  Rektor UII  (Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc) bertempat di gedung Moh.Natsir  Ruang Sidang FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,4 Yogyakarta.

Upaya meraih akreditasi internasional menjadi penting untuk mensejajarkan kualitas pendidikan di UII dengan standar yang diacu di tingkat internasional, karena saat ini UII harus melangkah lebih maju lagi yaitu  meningkatkan daya saingnya di kancah internasional. Dengan akreditasi internasional Program Studi Teknik Sipil ini  dapat menarik minat mahasiswa asing untuk berkuliah di UII dengan biaya pendidikan yang masih relatif terjangkau dan kualitas pendidikan yang tidak kalah dengan universitas asing bisa menjadi daya tarik bagi mahasiswa asing, oleh karena itu kualitas bahasa inggris perlu ditingkatkan lagi.

Peningkatan daya saing prodi di lingkungan UII harus terus dilakukan  pengembangannya, dan salah satunya  dengan memberikan suntikan dana kepada prodi-prodi unggulan yang sedang bersiap meraih akreditasi internasional. Prodi Teknik Sipil merupakan prodi di bawah Fakultas Teknik Sipil UII yang tengah berupaya meraih akreditasi internasional dari Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE) beberapa saat yang lalu. Demikian sambutan Rektor UII yang didampingi Dekan FTSP dan Wakil Rektor I. Sebagai bentuk dorongan, pihak universitas menyerahkan dana komitmen akreditasi internasional sebesar Rp 400.000.000 (empat rarus juta rupiah) yang disaksikan oleh Wakil Rektor I, para Dekan dilingkungan UII, Ketua dan Sekretaris Program studi Teknik Sipil, dan panitia akreditasi Internasional Program studi Teknik Sipil.

Betapa angkuhnya kita sebagai makhluk Allah SWT, dimana Allah Rabb Semesta Alam pada diri kita.  Apakah kita  ingin merasakan bagaimana dicabutnya nyawa  dipergantian tahun nan penuh maksiat..? sudah banyak contoh dengan banyaknya manusia yang tewas di pergantian tahun dalam bermaksiat pada ALLAH SWT. Sebelum datangnya malam tahun baru, dosa kita terlampau banyak sedangkan usia semakin terkuras, masihkah kita berencana untuk merayakan tahun baru nanti. Kita tinggalkan tahun 2015 menuju tahun 2016, betapa cepatnya dunia ini artinya betapa singkat kehidupan kita didunia seiring cepatnya zaman yang menghantarkan kita kepada kematian.

Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan kepada hamba-Nya kitab Al-Qur'an sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad SAW    yang diutus Allah sebagai rahmat bagi alam semesta.

Marilah kita renungi dosa dosa kita kepada Allah SWT sebelum dicabut nyawa kita. Betapa banyak dosa – dosa kita dimata Allah SWT, bayangkan adakah hari-hari atau menit bahkan detik kita, yang terbebas dari dosa..? dalam pergantian Tahun Baru semestinya tak pantas diri kita sebagai jiwa pendosa untuk merayakan maksiat dimata Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang lalai,  tidak hanya lalai untuk mengerjakan amal ketakwaan namun juga lalai dari dosa-dosa. Lebih memilukan lagi jika manusia acap mengentengkan dosa atau maksiat yang ia perbuat. Seolah-olah dengan sikapnya itu,  akan aman dari adzab Allah SWT. Sampai sampai Alah SWT mengingatkan kepada kita dalam firmannya.  

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik amalannya. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang ada di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus. ” (Al-Kahfi: 7-8).

Perhiasan (urusan) yang ada di bumi adalah pada hakikatnya melalaikan manusia, diantara mereka sibuk mencari nafkah namun lalai shalat lima waktu, diantara mereka kaya raya namun lalai bersedekah, diantara mereka memiliki waktu luang namun tidak dimanfaatkan, mari kita renungi    sesungguhnya kita akan menemui akhirat yang mana sudah jauh-jauh hari Allah mengingatkan kita.

“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian dan takutlah suatu hari yang (pada hari itu) seorang ayah tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong ayahnya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayamu dan jangan pula penipu (syaitan) memperdayamu dalam menaati Allah. ” (Luqman: 33).

Seiring dengan itu Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) akan menggelar TABLIGH AKBAR  untuk umum (mahasiswa, dosen, karyawan)  dan masyarakat sekitar Kaliurang guna menambah syiar Islam, besuk Kamis 31 Desember 2015 Jam 19.00 Wib di Gedung SCC UII Jalan Kaliurang Km.23,5 atau tepatnya 10 (sepuluh) meter dari gerbang retribusi Kaliurang, bersama Ustadz Anant.

{mosimage}Apakah memulai usaha baru itu tidak mudah? Itulah pertanyaan Dr.Jaka Sriyana pakar wirausahawan ekonomi  dalam acara inkubator Bisnis yang diselenggarakan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kemarin Jum’at (25 Desember) bertempat di pusat inovasi FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta. Merintis usaha baru itu sangat diperlukan, yaitu dengan memiliki keyakinan yang tinggi, memiliki keberanian, tanpa menyerah, memiliki kejelian dan kreatifitas, disamping kejujuran disemua aspek.  

Menurut hasil survai 100 (seratus) usahawan tahun 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 43 % responden wirausahawan mendapat ide bisnis dari pengalaman bekerja. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar di bangku kuliah benar benar berkeinginan menjadi pengusaha yang didukung dengan program entrepreneur, yang kemudian disusul memulai karena hobi sebanyak 31 %. Berbagai potensi usaha yang ditawarkan misalnya ekonomi berbasis wisata ekologi, wisata kuliner, wisata budaya, industri kreatif.

Saat yang tepat ini Dr.Jaka Sriyana memaparkan usaha pembuatan batako yang telah dimiliki UII. Inkubator yang memiliki dasar hukum Peraturan Presiden republik Indonesia nomor 27 tahun 2013 tentang pengembangan inkubator wirausaha, serta peraturan Menteri Koperasi dan Usha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor 24 tahun 2015 tentang norma, standar prosedur dan kriteria penyelenggaraan inkubator wirausaha. Imbuh Jaka Sriyana.

Setya Winarno, Ph.D menjelaskan bahwa Inkubator merupakan media pengembangan ide-ide yang didasarkan pada pengetahuan baru, metode metode dan produk produk lain. Berbagai bakat intelktual diikat dengan tujuan mengkomersialisasikan teknologi baru, transfer teknologi ke pasar, atau mempercepat proses inovasi ke implementasi. Pada dasarnya yang dilakukan oleh inubator bisnis adalah suatau bagian dari program kemitraan untuk mengembangkan bisnis bersama sama, dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi suatu bisnis yang nyata dan berkembang sesuai dengan visi dari perusahaan tersebut. Jadi kita harus memiliki visi yang sama dan perlu fesyen atau keinginan yang sama. Setya winarno mencontohkan berbagai tokoh dan usahawan tersohor yang sudah berhasil baik wirausahawan Nasional maupun Internasional.

Pembuatan material konstruksi berbasis pasir semen yang berstandar internasional dipaparkan panjang lebar baik kewajiban dan tugas, kebutuhan pekerja, penggajian, bahan bahan, peralatan dan perkakas, masalah mutu dan pengujian. Bahkan pengenalan mesin mesin yang dipergunakan pembuatan batako, cara pembuatan dan hasil pembuatannya pun ditunjukkan di lokasi laboratorium hidup pusat inovasi FTSP UII.     

Narasumber lain Ir.Agus Taufik, MT berpandangan bahwa inkubator bisnis itu mempunyai banyak tujuan disamping menurunkan angka kegagalan bisnis, juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan bersaing di pasar, memperluas lapangan kerja, menumbuhkan inovasi baru, dan untuk menumbuhkan iklim yang interaktif  antar sesama bisnis.

Bebarapa tahapan yang harus dipersiapkan dalam melakukan bisnis yaitu pra inkubasi mengetahui tentang pemahaman penemuan gagasan dan pemilihan kegiatan bisnis, sedangkan inkubasi yaitu dengan memulai kegiatan bisnis peningkatan motivasi dan ketrampilan usaha peningkatan kemampuan kelembagaan dan SDM kemampuan peningkatan teknis produksi pengembangan pasar serta keuangan. Pasca inkubasi yang harus dikerjakan adalah pengembangan usaha dan kematangan dalam berusaha berwirausaha.Tutup Agus Taufik.

{mosimage}Atas nama Fakultas kami ucapkan terimakasih, mudah mudahan acara sarasehan dan pengajian ini dapat membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua. Acara semacam ini sudah dilaksanakan Fakultas secara rutin setiap 3 (tiga) bulanan. Namun masih banyak hal yang harus kita pelajari, mudah mudahan kita diberi kan kemudahan dan keberkahan dari Allah SWT.

Demikian kata sambutan Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc Sabtu (26 Desember) dalam sarasehan dan tausyiah bagi dosen dan tenaga kependidikan FTSP UII di Pantai Baru Bantul yang dihadiri   Wakil Dekan Setya Winarno, ST., MT., Ph.D, Ketua  dan sekretaris Program Studi, para dosen serta tenaga kependidikan FTSP UII tidak kurang dari 70 (tujuh puluh) orang.

Dalam sarasehan  Wakil Dekan Setya Winarno, ST., MT., Ph.D memperkenalkan dan mengajak kepada 26 (dua puluh enam) dosen baru bergabung di sebuah kapal besar, yaitu FTSP UII. Selamat, dan selamat datang untuk bergabung. Disamping itu Wakil Dekan pun menyampaikan selamat kepada putra terbaiknya salah satu tenaga kependidikan FTSP (Murtijo) yang telah berpindah tugas di Universitas Direktorat Keuangan sebagai Kepala Divisi. Berbagai usulan masukan untuk Fakultas dalam sarasehan diantaranya tentang kebersihan lingkungan, olahraga, dan pengajian.   

Sementara tausyiah disampaikan oleh ustadz Dr.Supriyanto Pasir mengungkap tentang niat awal yang baik dan diakhiri dengan husnul  khootimah. Dalam sebuah hadist disebutkan “Bahwa sesungguhnya semua amal itu tergantung kepada niatnya” orang itu seperti apa dihadapan Allah Swt. tergantung kepada niatnya. Rasulullah SAW.bersabda “berapa banyak amal akherat yang berwujud ternyata amalnya hanya amal dunia saja karena buruknya niat tidak benarnya niat, tapi disisi lain banyak amal yang wujudnya itu amal dunia tetapi justru amalnya akherat, dikarenakan bagusnya niat”.  Itulah baiknya niat. Hadist lain mengatakan, bahwa “sesungguhnya amal yang dipupuk atau dilakukan sebagus apapun yang menentukan adalah akhirnya yang baik dan seterusnya adalah penutupnya atau penghujungnya”.

Jenis kematian itu ada 2 (dua), suhul khootimah dan husnul khootimah. Suhul khootimah adalah akhir yang tidak baik, sedangkan husnul khootimah adalah akhir yang baik; itulah konsep kematian dalam Islam. Oleh karena itu kita harus mulai berpikir kemana kesudahan yang baik, itu tidak usah kematian. Kita bekerja saja kalau sampai bisa pensiun dan tidak ada masalah dipekerjaan  itu sudah masuk katagori husnul khootimah. Ada kenikmatan yang lebih besar dari itu yaitu bekerja sampai purna tugas yang tidak ada kekurangannya, tapi bisa bekerja sampai diujung itu baik, maka akan dikenang orang baik. Sebagus apapun sebanyak kebaikan kita ketika dipenghujungnya itu ada cacat 1 (satu) saja, maka seakan akan kebaikan yang banyak itu tidak ada,  yang diingat orang itu keburukan yang hanya satu dibandingkan dengan kebaikan yang banyak. Tutur ustadz Supriyanto Pasir.

Kaitannya dengan konsep, kematian itu penutup yang penting terakhir kita mati tetapi tetap bertauhid yaitu kita mati dalam keadaan Islam. Jadi sikap kita sehari hari itulah yang penting, kegiatan yang terjadi saat ini apa. Orang dengan mudahnya meremehkan hal hal yang penting urusan aqidah, demi toleransi contohnya. Kita sholat itu sehari semalam 17 (tujuh belas) rakaat wajib membaca al-fatihah. Ihdinasysyirathaalmustaqim, syiraathalladziina’amta’alaihim, ghairilmaghdhuubialaihim waladhdhaalliin. Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Intinya aqidah itu harus kita pegang dengan teguh.

Ustadz Supriyanto Pasir menegaskan toleransi itu tidak harus berkaitan dengan aqidah. Akan tetapi ketika kita membicarakan saudara kita yang beraneka ragam non Islam secara tenang damai di tempat ibadahnya dan kita tidak mengganggu, inilah namanya toleransi. Islam memang melarang kita mengganggu mereka (beribadah agama lain) maupun merusak tempat ibadahnya, karena itu merupakan suatu dosa, kemudian kita menisthakan sesembahan merekapun suatu hal yang tidak diperkenankan. Toleransi bagaimana kalau tetangga non muslim memerlukan bantuan itu kita bantu (misalnya kesusahan menjenguk kalau sakit, kalau dianiaya) kitapun bisa bertoleransi, sebab keadilan ini dijunjung tinggi di dalam Islam.  

{mosimage}Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kota pelajar, kota wisata, dan kota budaya memberikan dampak pada peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Menurut Sensus Penduduk 2010 mencatat jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 3.457.491. Pertumbuhan yang cepat khusunya di Kawasan Perkotaan Yogyakarta mengakibatkan ekspansi pertumbuhan daerah terbangun sebesar 13% (1990-2006). Perkembangan kota dan wilayah dapat menimbulkan permasalahan di sektor perumahandan pemukiman. Yaitu  permukiman kumuh,  rumah tidak layak huni , backlog rumah,  pengembangan kawasan tidak terkendali, dan kebencanaan.

Demikian Ni Made Dwi Panti Indrayanti, ST., MT dalam paparannya diskusi akhir tahun kemarin Selasa (22 Desember) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Jl.Kaliurang Km14.5 Sleman Yogyakarta.

Dwi Panti Indrayanti menambahkan, sedangkan beberapa issu strategis yang ada adalah  pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat, pembangunan perumahan mengarah pembangunan secara vertikal di perkotaan, pengembangan prasarana dasar perumahan dan permukiman yang terpadu dengan memperhatikan tata ruang yang telah ditetapkan, penataan perumahan dan permukiman di perdesaan dan perbatasan yang menyatu dengan pengembangan pusat kegiatan ekonomi, dan pengembangan sistem perumahan dan permukiman layak, dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur bagi masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Isu isu strategis terkait hunian vertikal  meliputi penurunan muka air tanah dan minimnya sumber air baku baru untuk pemenuhan kebutuhan. Peningkatan kemacetan,  pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian tinggi, ketersediaan RTH terbatas. Permasalahan sosial, kebutuhan hunian, disparitas sosial danpermasalahan keamanan dan kriminalitas. Apabila Vertical housing merupakan kebutuhan maka hal utama yang diperlukan adalah pengendalian. Sementara instrumen utama pengendalian verical housing adalah peraturan zonasi,  perizinan,  pemberian Insentif dan disinsentif, serta  pengenaan sanksi.

Nara sumber lain adalah Nur Andi Wijayanto, ST., M.Sc., MBA (REI) Yogyakarta, pakar tata ruang Universitas Islam Indonesia (UII) Ir.Suparwoko, MURP., Ph.D, Dishibkomfo DIY Rizki Budi Utomo, ST., MT dan Elanto Wijoyono perwakilan dari aliansi warga sleman sembada.