{mosimage}Cross Culture Program to Thailand by menjadi suatu forum guna meningkatkan persatuan dalam menghadapi ASEAN community 2015,  program pertukaran budaya Internasional ini untuk memberikan pemahaman budaya, kesadaran sosial, meningkatkan pengetahuan, serta ketrampilan mahasiswa se-ASEAN yang telah berlangsung  8 hingga 12 Desember lalu. Program ini diberi nama Asean Youth Friendship Network (AYFN) sebagai upaya untuk menginspirasi rakyat  se-ASEAN. Demikian Fadullah Iqsan (13511317) dan Luthfi Assholam Solamat (13511189), ketika diwawancarai reporter di Kampus Rabu Pagi 16 Desember sepulang dari Bangkok.

Kedua mahasiswa Program Studi Teknik Sipil  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) selama 5 (lima) hari  di Bangkok Thailand dikenalkan budaya Thailand disertai dengan mencoba menggunakan transportasi umum yang tidak ada di Indonesia, misalnya MRT yakni kereta api yang dapat berjalan apabila dimasukkan koin. Setiap koin seharga 6 (enam) Bad atau sekitar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah). Ditengah tengah kegiatannya peserta mengunjungi 2 (dua) Universitas terkenal yang berada di Bangkok, salah satunya Asian Institute of Technology (AIT) yang hanya memilki Program studi Pasca Sarjana S2 dan S3 saja.  Pertukaran budaya Internasional di Thailand ini diikuti se-ASEAN  oleh 20 (dua puluh) mahasiswa Indonesia yang berasal dari Sabang sampai Merauke.

Visi dan misinya mereka berdua mengikuti kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dalam menghadapi ASEAN community 2015, dengan harapan semoga kegiatan sejenis dapat diikuti pula oleh mahasiswa FTSP UII yang lebih banyak lagi untuk memperluas wawasan, budaya, pengetahuan serta gaya hidup di Luar Negeri. Imbuh Luthfi Assholam.

Proses pemilihan teks atau naskah untuk menafsirkan penyajian atau pementasan dari audens biasa disebut drama atau teater. Teater dalam arti sempit sebagai kisah hidup manusia diceritakan di atas panggung, disaksikan banyak orang didasarkan naskah yang tertulis.

Sebagaimana pentas kolektif kontrans alienasi yang digelar Lembaga Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kemarin Sabtu (5 Desember) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta.

Beberapa teater yang disuguhkan para penggemar teater adalah Otak Rebus naskah dan sutradara Salika Haris dan diaktori Fanzia Nurul dan Titi Ajeng. Teater Dalam Sangkar naskah dan sutradara Resya Lestari, diaktori oleh Intan Dwi, Rahmat S dan Wafa Ama. Sedangkan Naskah dan sutradara Nurlela Fatmawati membawai teater Garis Patah, sebagai aktor Lithaya Nida Amalia.

Cross Culture Program to Thailand by AYFN adalah program Internasional tentang pertukaran budaya yang bertujuan untuk memberikan pemahaman budaya, kesadaran sosial, meningkatkan pengetahuan, serta ketrampilan bagi peserta di kawasan ASEAN yang akan berlangsung Selasa hingga Sabtu, 8-12 Desember. Cross Culture Program to Thailand by menjadi suatu forum bagi para peserta dari berbagai kalangan untuk meningkatkan persatuan dalam menghadapi ASEAN community 2015. Pasca program setiap peserta diwajibkan membuat laporan perjalanan yang akan diterbitkan oleh team Asean Youth Friendship Network (AYFN) sebagai upaya untuk menginspirasi warga di kawasan ASEAN. 

Demikian 2 (dua) mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Fadullah Iqsan (13511317) dan Luthfi Assholam Solamat (13511189) menjelang keberangkatannya mengikuti acara AYFN 2015 di Bangkok, Thailand ketika diwawancarai reporter melalui telephone Ahad  (6 Desember). Cross Culture juga merupakan jalan untuk meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dalam menghadapi ASEAN community 2015. Imbuh Fadullah Iqsan, yang berangkat ke Bangkok Siang hari ini.

{mosimage}Desain Gallery Budaya Nusantara menjadi sarana bagi mahasiswa yang peduli terhadap keberlangsungan budaya, sehingga dapat mewadahi  ide ide desain dalam menciptakan fasilitas yang sanggup mendukung budaya Indonesia  agar terus berkembang  dalam mempertahankan eksistensinya.

Kepedulian mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (UII) Universitas Islam Indonesia tersebut dibuktikan dengan keikutsertaan lomba sayembara desain arsitektur  tingkat Nasional  yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta  dengan thema   humanism, ecological, dan recycle. Lomba yang digelar sejak 16 hingga 22 November,  team arsitektur UII termasuk didalamnya  finalis yang harus bertarung sangat ketat pada 29 November.

Team Arsitektur UII yang terdiri dari Yusna Septian Adyarta (13512190), M.Hardyan Prastyanto (13512033), Nizar Caraka Trihansia (13512025) Alhamdulillah bisa  mengantongi  juara III (tiga) setelah mengalahkan dan di kalahkan dengan lawan lawannya dari Perguruan Tinggi lain. Kami mendapatkan tropy, piagam penghargaan maupun uang pembinaan Rp 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) dari panitia. Demikian ungkapan  Yusna Septian Adyarta dan M.Hardyan Prastyanto ketika diwawancarai reporter tadi siang, Kamis (3 Desember). Lomba ini diikuti oleh 40 (empat puluh) team yang berasal dari perguruan tinggi negeri maupun swasta se-Indonesia, dan kami team Arsitektur UII mendapatkan kesempatan masuk 5 (lima) besar untuk bertarung dalam final bersama perguruan tingggi Indonesia yang cukup di kenal. Beliau mengikuti lomba ini guna membuktikan bahwa Arsitektur UII mampu untuk bersaing, karena kriteria penilaian sayembara ini lebih mendalam ke riset budaya Nusantara. Imbuh Yusna.

 

{mosimage}Southeast Asia International Joint-Research and Training Program adalah program yang diadakan oleh pemerintah pendidikan Taiwan bekerjasama dengan salah satu universitas negeri Taiwan yaitu National Chiao Tung University, Hsinchu. Pada tahun ini, SEA 2015 mengambil tema “Low Carbon Green Energy and Environmental Sustainability”. Hal ini dikarenakan perkembangan ekonomi yang cukup pesat menimbulkan polusi lingkungan terutama di negara-negara ASEAN dan India. Penggunaan bahan bakar fosil  menyebabkan emisi gas CO2 dan berdampak pada polusi udara dan pengolahan air. Untuk mengurangi gas emisi ini teknologi berbasis penyimpanan energi dan renewable energy diperlukan seperti yang sudah diterapkan di Taiwan. Oleh karena itu, dengan adanya SEA ini, diharapkan akan dapat memperkuat kerjasama bidang akademik dan pendidikan antara Taiwan dan negara-negara ASEAN.

Sebuah kesempatan bagi Teknik Sipil dan Perencanan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) karena perwakilannya dari Program Studi Teknik Lingkungan, Imroatul Qoniah, S.Si., M.Si diterima sebagai salah satu peserta SEA 2015. Dari 274 aplikasi dari negara ASEAN yang masuk, hanya 36 (tiga puluh enam)  peserta yang dipilih untuk mewakili negaranya dalam mengikuti SEA 2015 ini, dari Indonesia 3 (tiga) peserta salah satunya adalah saya. Pemilihan aplikasi didasarkan pada CV, esai (statement of purpose), dan dokumen lain yang terkait. Para peserta yang terdiri dari 9 negara yaitu Filipina, India, Indonesia, Iran, Laos, Malaysia, Sri Lanka, Tailand, dan Vietnam, mayoritas berasal dari kalangan pendidik (dosen), doktor, Profesor, researcher, dan instansi pemerintah yang bergerak di bidang lingkungan. Di hari pertama saatopening ceremony, 2 November 2015, kami mengenakan baju nasional tradisional khas negara masing-masing. Hal  ini tentu saja menambah semarak budaya negara-negara ASEAN selain perkenalan tentang diri sendiri, tema riset, dan universitas asal. Ungkap Imroatul Qoniah, M.Si ketika diwawancarai  reporter kemarin Selasa (1 Desember).

Selama 12 hari yaitu 80 jam course kami mendapat wawasan mengenai teknologi ramah lingkungan(low carbon energy), global warming, fuel cell, solar cell, manajemen energi termal, teknologi pengolahan biologi penimpanan energi, nano teknologi, toksikologi lingkungan, dan lainnya. Kami juga melakukan kunjungan laboratorium dan melihat aktivitas laboratorium dan instrumen yang ada, diantaranya adalah ke laboratorium teknik lingkungan, teknik sipil, teknik mesin, teknik material, penginderaan jauh lingkungan, kimia lingkungan dan ilmu molekul, ilmu kesehatan lingkungan yang ada di National Chiao Tung University (NCTU), National Tsing Hua University (NTHU), National Chung Hsing University (NCHU), dan National Central University (NCU). Untuk cultural program, kami melakukan field trip ke National Museum of Natural Science, national palace museum, dan tak lupa ke Taipei. Hampir selama 2 (dua)  pekan kami sudah saling mengenal antar peserta, selama itu pula kami mulai akrab dengan makanan, cuaca, masyarakat, dan kebiasaaan di Taiwan khususnya di kota Hsinchu, Taichung, dan Taipei yang ramah, aman, edukatif, rapi. Meskipun makanan halal sulit ditemukan, cukuplah dengan menyantap vegetarian food dapat meningkatkan nafsu makan, imbuh dosen muda Teknik Lingkungan UII yang mengenakan hijab cokelat.

Bagaimana ungkapan Ibu Iim mempunyai pengalaman yang sangat luar biasa ini?

Kami sampaikan terima kasih untuk NCTU, NTHU, NCHU, dan NCU yang telah menerima kedatangan kami. Terima kasih khususnya untuk Prof. Doong dari Institute of Environmental Engineering, NCTU, yang senantiasa membantu kami. Terima kasih kepada teman-teman committee (Duncan, Rama, Kartick, dan kawan kawan) yang menemani kami kemana mana. Semoga kolaborasi di bidang penelitian, pendidikan, dan program seperti SEA ini dapat mempererat hubungan Teknik Lingkungan UII dengan Institute of Environmental Engineering, NCTU, khususnya dan meningkatkan kerjasama international antara Indonesia dengan Taiwan, umumnya. Tutur Iim panggilan akrapnya.