Makan Babi No, Mabuk No, Zina Mmmm Mungkin Boleh???

Latar Belakang

Tulisan ini diangkat dari keresahan penulis melihat fenomena bahwa cukup banyak pemuda-pemudi muslim menolak mabuk alkohol dan memakan babi karena haram menurut agama, tetapi merasa baik-baik saja ketika melakukan zina. Padahal perihal zina bukan perkara ringan dan sering dibahas secara tersendiri dan mendalam mengingat dari resikonya (secara agama dan sosial, serta biologis).

Jogjakarta merupakan kota dengan tingkat seks bebas yang tertinggi di Indonesia. Menurut data dari Dinas kesehatan Jogajakarta pada tahun 2015 tercatat ada 1.078 remaja usia sekolah yang melakukan persalinan, 976 orang diantaranya hamil diluar nikah.[1] Angka tersebut merupakan data 7 tahun yang lalu. Apabila mempertimbangkan pola pergaulan remaja saat ini, dimana makin tahun semakin memperihatinkan, maka kemungkinan besar kondisinya semakin memperihatinkan.

Berdasarkan data dari BKKBN pada tahun 2013, menunjukkan sebanyak 4,38 % remaja usia 10-14 tahun telah melakukan hubungan seks bebas, begitu juga remaja pada usia 14-19 tahun sebanyak 41,8 %.[2], [3]

Digitalisasi disemua aspek kehidupan pun tidak dipungkiri menjadi semakin memudahkan praktik pergaulan yang tidak sehat ini. Aplikasi Tiktok mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2017[4], dimana pada awal-awal penggunaanya laris sebagai media untuk ajang memamerkan aurat dalam bentuk joget-joget yang memamerkan lekuk tubuh, dan penggunanya mayoritas adalah remaja wanita. Mirisnya trend tersebut juga banyak diikuti oleh remaja putri yang berhijab. Aplikasi terdahulunya yaitu Instagram yang mulai masuk di Indonesia pada tahun 2010[5] dengan pengguna aktif per April 2022 sebesar 99,9 juta pengguna aktif bulanan[6] juga menjadi sarana yang dipakai oleh semua kalangan remaja dalam berinteraksi sehari-hari. Dari penggunaan aplikasi ini bermunculan trend berpakaian dari yang sopan hingga yang minim, trend dalam bercanda hingga prank, trend memperlakukan pacar atau trend berfoto bersama pacar, trend cara bersikap dan lain sebagainya. Aplikasi Twitter dan Telegram yang penggunaannya cukup privat, sehingga dari aplikasi tersebut banyak bermunculan fenomena friends with benefit, onlyfans, one-night stand, open booking order/open BO, vcs dan fenomena-fenoma lainnya yang didominasi aktifitas pada kalangan mahasiswa.

Fenomena diatas cukup menarik untuk diulas mengingat dalam Islam, zina termasuk jajaran dosa-dosa besar yang tentu sudah jelas larangannya. Selevel dengan dosa besar memakan babi dan mabuk khamr, dosa zina lebih populer untuk dilanggar. Kira-kira bagaimana pandangan dari sisi ilmu pengetahuan (diluar agama dan norma sosial) terhadap fenomena ini.

Perilaku mabuk, makan babi dan zina di Indonesia

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ , إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah rijsun termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al Ma-idah: 90-91)

Surat Al-Baqarah Ayat 173

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحْمَ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ بِهِۦ لِغَيْرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنِ ٱضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat-ayat tersebut sudah cukup jelas untuk dipahami dan diamalkan. Muslim di Indonesia secara umum tidak melanggar pantangan tersebut, walaupun beberapa daerah yang mempunyai bentuk kearifan local dalam bentuk mabuk dengan minuman keras versi daerah masing-masing memang masih ada hingga saat ini. Indonesia dengan beragam suku didalamnya mempunyai minuman keras versi daerah masing-masing seperti tuak, sopi atau sopia dari NTT, moke juga dari NTT, cap tikus dari Minahasa, ciu dari Jawa Tengah, swansarai dari Papua, dan ballo dari Sulawaesi Selatan. Prosesi meminum minuman keras tersebut hingga saat ini di beberapa daerah masih dilestarikan untuk acara-acara tertentu atau momen tertentu seperti penyambutan tamu dan sebagainya.[7] Terkait dengan konsumsi daging babi, beberapa suku bangsa di Indonesia yang masih menjalankan tradisi aslinya mengkonsumsi daging babi antara lain Suku Dayak, Bali, Toraja, Papua, Batak, Manado, dan lainnya.[8]

Sebagai muslim yang berada pada lokasi tersebut terkadang secara adat baik terpaksa atau sukarela mengikuti prosesi tersebut. Tetapi perkara terkait ini tidak akan dibahas pada tulisan ini. Fokus pembahasan pada tulisan ini adalah terkait perkara zina yang dilakukan oleh beberapa orang muslim yang merasa perbuatan tersebut bukan perkara besar yang harus dihindari layaknya babi dan alkohol.

Bebasnya pergaulan remaja saat ini

Istilah pergaulan bebas yang akan dibahas berikut ini adalah pergaulan bebas yang arahnya kepada pergulan yang akrab sekali dengan perbuatan zina. Jogjakarta sebagai kota pelajar menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda untuk meninggalkan kampung halaman dan menimba ilmu. Mereka datang dari berbagai wilayah dan latar belakang kemudian bergaul dan berinteraksi satu sama lain sebagai mahasiswa. Pergaulan yang sangat berwarna, jauh dari orang tua, kehidupan yang berbeda dari tempat asal, standar fashion yang berbeda, ketersediaan temat hidubran yang beraneka warna dan lain sebagainya, seringkali tahapan kehidupan sebagai mahasiswa menjadi ujian kehidupan yang cukup berat untuk dijalani sebagai pemuda/pemudi yang taat beragama. Berikut ini cuplikan beberapa gambaran kondisi pergaulan remaja saat ini.

Cuplikan diambil dari id.quora.com[9]

Kalo sex bebas? Nah ini, banyak hahaha. Tahu lah dari obrolan-obrolan random di kantin fakultas pas gw keliling. Ada yang tinggal bareng di apartemen gitu, atau saling nginep satu-dua malam di kosan pacarnya. Gw pernah tinggal di kosan khusus cowo. Kebetulan kamar mandi nya diluar dan banyak pintu gitu, seinget gw 8 pintu. Biasanya pas gw mau mandi pagi, ada aja cewe yang keluar dari kamar mandi pake handukan doang atau pake bra doang. Dan itu terjadi tiap hari. Gak cuma satu-dua cewe lho yang nginep, tapi segambreng. Shit. Artinya dia nginep di kamar pacar cowo nya. Kok ga ditegur? Ya kosan gw penjaganya gak peduli cuy, yang penting dapet duit. Doi tinggalnya gak di kosan itu tapi di rumahnya di samping kosan.

Cuplikan diambil dari mojok.co[10]

“Aku betah di sini soalnya induk semang nggak tinggal satu bangunan. Jadi lebih bebas aja. Mau bawa teman masuk kamar juga nggak kelihatan. Kalau ketahuan biasanya cuma dibilangin aja sih,” kata Revina (27) penghuni kos LV di kawasan Babarsari, Sleman. Sejak datang ke Yogyakarta tiga tahun lalu, kos LV jadi tempat yang dicarinya. Ingin dapat kebebasan jadi alasan utamanya.

Alasan serupa juga diungkapkan Farel (30) yang bertahun-tahun menjadikan kos LV sebagai tempat tinggalnya di Yogyakarta. Ia memiliki kebebasan tinggal bersama pacar tanpa dilarang oleh pemilik.  “Ngirit biaya hotel,” kata  Farel yang tinggal di daerah Klitren, Kota Yogyakarta. 

“Kos LV adalah kos dengan kebebasan mutlak. Penghuninya bebas melakukan apa saja,” kata Jayadi. Penghuni indekos bebas untuk menginapkan pacar, mabuk-mabukan, pokoknya ngapain aja boleh deh. Freedom!

Adinda (28), sebut saja begitu, penghuni kos LV di daerah Pogung, mengatakan sebenarnya kosnya semi LV. Setiap ada pelanggaran seperti membawa lawan jenis masuk ke kamar atau penghuni mabuk-mabukan, induk semang hanya sebatas menasihati. 

Menjadikan indekosnya yang semula tertib jadi LV adalah solusi agar kamar mereka cepat terisi.

*) kos LV = kos Las Vegas; merujuk apd apengertian kos bebas yang tidak ada aturan

*) induk semang = ibu kos/penjaga kos/pemilik kos

Analisis Penyebab Fenomena Pergaulan Bebas

“Apa yang terjadi didalam tubuh wanita ketika menjalin hubungan dengan lawan jenis?”

Perilaku pergaulan yang cenderung bebas ini biasanya diawali dari hubungan remaja yang biasa kita kenal dengan istilah “pacaran”. Makna pacaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bercintaan atau berkasih-kasihan. Biasanya ketika Wanita dan pria memiliki perasaan yang sama, kemudian ada keberanian dari salah satu pihak untuk menyatakan perasaan tersebut dan pihak yang lainnya menerima maka keduanya bisa melanjutkan dalam status pacaran. Mulai dari sering keluar bersama, makan bersama, nonton berdua hingga menginap/bermalam bersama atau bahkan tinggal bersama layaknya berrumah tangga.[11]

Mengutip Website Live Science[12] pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Amanda Hahn dari Universitas St. Andrews di Inggris yang dipublikasikan dalam artikel berjudul “ The Touch of a Man Makes Woman Hot” pada tanggal 29 Mei 2012 menunjukkan bahwa “Wanita memang menunjukkan peningkatan temperature (suhu tubuh) ketika melakukan kontak sosial dengan laki-laki”. Secara tidak langsung, ini menunjukkan bahwa sentuhan laki-laki dapat menimbulkan “gairah” pada wanita, dikarenakan adanya peningkatan suhu dihubungkan dengan adanya perubahan “emosi” pada sesorang.

Momen pacaran pada remaja lekat kaitannya dengan momen jatuh cinta. Serangkaian penelitian pernah dilakukan untuk mempelajari kinerja otak dan hormon pada manusia saat mengalami jatuh cinta. Sejumlah sirkuit otak yang diaktifkan saat seseorang jatuh cinta sama dengan area-area dalam otak seorang pecandu narkoba yang sedang parah-parahnya mendambakan suntikan berikutnya. Amigdala (sistem siaga-rasa takut di otak) dan anterior cingulate cortex (sistem kekhawatiran dan berpikir kritis di otak) benar-benar dimatikan ketika semua sirkuit cinta sedang bekerja penuh. Keadaan yang hampir sama tersebut terjadi apabila seseorang meminum ekstasi, kemudian semua sensor kewaspadaan dimatikan, dan semua sirkuit cinta dihidupkan. Jadi, mabuk asmara data dikatakan mabuk ekstasi yang bersifat alami. Berbagai gejala klasik pada awal jatuh cinta juga serupa dengan efek awal narkoba semacam amfetamin, kokain, dan candu seperti heroin, morfin, dan OxyContin. Obat-obatan ini memicu sirkuit imbalan di otak yang menimbulkan pelepasan dan efek kimiawi yang serupa dengan efek jatuh cinta.[13]

Momen kedekatan dengan lawan jenis juga lekat dengan gesture-gesture semacam berpegangan tangan, bergandengan, menyandar atau berpelukan. Tak jarang para ibu sering kali memperingatkan putri-putri mereka untuk tidak terlalu cepat dekat dengan teman lawan jenis atau kekasihnya. Nasihat ini lebih bijak daripada yang kita sadari. Tindakan mendekap atau berpelukan dapat melepaskan oksitosin di otak, khususnya pada wanita, dan kemungkinan menimbulkan kecenderungan untuk memercayai orang yang memeluk. Sehingga tindakan ini juga memperbesar peluang bahwa wanita yang dipeluk ini akan memercayai segala sesuatu yang dikatakan si pemeluk itu.[14]

Perbuatan seperti bersentuhan, berpegangan tangan, menyandar atau berpelukan cenderung dilakukan ditempat yang sepi. Sejalan dengan peringatan Rasulullah SAW sebagaimana hadits berikut.

وَلاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِإِمْرَأَةٍ فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ

“Janganlah seorang pria ber-khalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahram-nya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah setan (HR Ahmad).”

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِإِمْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ

“Seorang laki-laki tidak boleh ber-khalwat dengan seorang wanita kecuali wanita itu disertai mahram-nya (HR Muslim).”

Suntikan hormon oksitosin atau dopamin ke dalam otak seseorang bahkan dapat mendorong perilaku

berpelukan dan berlanjut membentuk ikatan pasangan tanpa cinta asmara dan perilaku seksual, khususnya pada wanita. Sebuah eksperimen pernah dilakukan di Swiss ketika para peneliti memberikan semprotan hidung yang berisi oksitosin kepada sekelompok “investor” lalu membandingkan mereka dengan kelompok lain yang mendapat semprotan hidung plasebo. Para investor yang mendapat oksitosin menawarkan uang dua kali lebih banyak daripada kelompok yang hanya mendapat placebo. Kelompok oksitosin ini lebih bersedia memercayai orang tak dikenal yang berperan sebagai penasihat keuangan karena merasa lebih yakin bahwa investasi mereka akan membuahkan hasil. Penelitian ini menyimpulkan bahwa oksitosin memicu semua sirkuit kepercayaan di otak.[16]

Dari sebuah eksperimen mengenai perilaku berpelukan, diketahui bahwa oksitosin secara alami dikeluarkan di otak setelah satu pelukan berdurasi 20 detik. Oksitosin menguatkan ikatan antara orang-orang yang berpelukan itu dan memicu sejumlah sirkuit kepercayaan di otak.[17]

Jadi, sebagai wanita jangan biarkan seorang laki-laki memeluk Anda, kecuali kalau Anda berencana untuk mempercayainya. Sentuhan, tatapan, interaksi emosi positif, berciuman, dan hubungan seksual juga melepaskan oksitosin dalam otak wanita. Kontak semacam itu dapat menjadi titik awal munculnya rasa cinta kepada lawan jenis yang kemudian efeknya seperti yang sudah diuraikan diatas.[18]

Berdasarkan uraian diatas, artinya secara alamiah tubuh manusia merespon positif hubungan antara wanita dan laki-laki (mulai dari berdekatan, sentuhan sampai hubungan seksual). Oleh karena itu, norma dan agama memberikan batasan supaya naluri manusia tidak diumbar untuk mencari kesenangan biologis semata. Sering kita mendengar bahwa Allah SWT sudah melarang untuk sekedar mendekati zina.

Adapun surat Al Isra ayat 32 berbunyi:

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).

Menurut ulama-ulama mazhab Syafi’i, bersentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mukhrimnya dapat membatalkan wudhu, baik sengaja maupun tidak disengaja. Pendapat ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al Ma’idah ayat 6: … “au lamastumu an-nisa” … (atau kamu menyentuh wanita). Jadi menyentuh secara tidak disengaja saja sudah dihindari apalagi yang disengaja.[19] Ulama-ulama sudah sangat hati-hati menetapkan suatu hukum supaya generasi kita yang awam ini dapat terjaga dari bahaya yang lebih besar.

“Apa yang ada dipikiran laki-laki?”

Secara umum, laki-laki lebih menyukai pasangan yang secara fisik menarik, mereka juga menginginkan calon pasangan jangka panjang itu memiliki kulit bersih, mata cerah, bibir penuh, rambut berkilau, dan bentuk tubuh berlekuk. Faktanya, standar-pilihan ini berlaku dalam setiap kebudayaan. Hal ini menunjukkan bahwa standar-pilihan ini merupakan bagian dari warisan kakek moyang mereka. Mengapa syarat-syarat ini yang berada di urutan teratas dalam daftar para laki-laki? Dari sudut pandang praktis, semua ciri ini, meski terlihat dangkal, adalah penanda visual yang kuat mengenai kesuburan. Dan laki-laki secara otomatis melakukan seleksi berdasarkan kriteria-kriteria tersebut.[20]

Sebuah penelitian dilakukan pada anak laki-laki dan perempuan usia satu tahun. Ketika mainan yang menarik, tetapi terlarang, ditempatkan diatas meja kecil didalam ruangan yang sama dengan mereka. Ibu masing-masing telah diberi tahu untuk memberi isyarat bahaya dan takut menggunakan ekspresi wajahnya. Secara tidak langsung isyarat wajah tersbeut untuk memberikan pesan kepada anak mereka bahwa mainan tersebut terlarang. Hasilnya, banyak anak perempuan yang mematuhi peringatan yang diberikan oleh wajah ibunya, tetapi anak laki-laki tampak tidak peduli. Mereka bertindak seolah-olah mereka ditarik oleh magnet ke arah benda terlarang tersebut. Otak laki-laki muda lebih idkendalikan oleh kesenangan dan imbalan karena mendapatkan benda yang diinginkannya, bahkan dengan resiko mendapatkan hukuman.[21]

Hasil penelitian tersebtu cukup relate dengan pada yang sedang kita bahas. Perihal pergaulan dengan segala aktifitasnya yang dilarang sudah secara jelas diberikan semenjak usia dini baik di sekolah oleh guru, di tempat mengaji oleh ustad atau dirumah oleh orang tua. Tetapi, laki-laki cenderung lebih bisa mengabaikan itu semua daripada perempuan.

Kejadian dilapangan menurut pengalamn pribadi penulis berdasarkan hasil curahan hati teman-teman perempuan. Teman-teman perempuan yang belum menikah ini, 100% dari mereka yang sudah pernah berhubungan seksual dengan pacarnya selalu diawali oleh bujukan atau dorongan bahkan paksaan dari pacarnya. Kemudian setelah melakukan hal tersebut, si laki-laki ini akan meminta maaf dan berjanji untuk menikahi si perempuan. Begitu seterusnya yang dilakukan setiap berhubungan seksual. Apabila si perempuan meminta menyudahi hubungan asmara mereka, maka si laki-laki dengan gampangnya mengatakan bahwa dia yang sudah memiliki masa depannya, tidak akan ada laki-laki baik yang mau dengannya, dan sebagainya dan sebagainya. Sehingga hubungan mereka berlanjut dan praktik tersebut berlanjut hingga si laki-laki yang dengan apatis meninggalkan si perempuan.

“Mengapa hal tersebut dapat terjadi?”

Banyak sekali faktor yang menjadi pendukung kenapa pergaulan remaja semakin tidak sehat. Faktor pergaulan, faktor penggunaan social media, faktor orang tua yang sibuk bekerja, faktor kurangnya pemahaman agama, faktor trend oleh influencer, dan sebagainya. Faktor pergaulan yang menjadi aspek paling besar dalam mendukung rusaknya pergaulan. Contoh, mahasiswa yang masih cenderung berkelakukan keseharian yang baik, ketika menuntut ilmu di suatu universitas yang jauh dari rumah, maka secara otomatis dia akan membentuk suatu circle pertemanan. Circle pertemanan ini dalam kehidupan satu orang mahasiswa/mahasiswi dapat terdiri dari banyak circle, misalnya circle kelas, circle himpunan, circle tempat kerja (mahasiswa part-time), circle kos yang biasanya melebar ke circle entertain. Tidak semua circle tersebut membawa pengaruh yang baik untuk keseharian si mahasiswa itu tadi. Aktifitas kesibukan yang dinamis membuat masing-masing individu dari tiap-tiap circle tersebut akan menyikapi dengan berbeda. Ada yang kemudian terbiasa dengan menginap di kos pacar, ada yang kemudian terbiasa dengan clubbing, ada yang kemudian terbiasa menghabiskan waktu apapun aktifitasnya dengan pacar. Perbuatan-perbuatan tersebut sangat berpotensi menjurus ke pergaulan bebas secara tidak disadari karena sudah berjalan seperti keseharian. Bahkan banyak kemudian para remaja yang menganggap perbuatan zina ini sudah seperti aktifitas harian. Dalam artian kalau sehari tidak bertemu pacar, maka lesu seluruh aktifitasnya. Kemudian didukung oleh keadaan yang jauh dari orang tua, didukung oleh teman satu circle yang melakukan hal yang sama, didukung oleh kos yang LV, didukung oleh trend dimedia social yang menganggap fenomena seperti itu sudah lazim, dan lain sebagainya.

Faktor lain misalnya trend berdandan yang menonjolkan semua aspek kelebihan dari tubuh wanita. Hal-hal seperti ini tidak akan menjadi trend jika tidak disebrluaskan secara massif. Di kehidupan masa kini mudah se kali dan cepat sekali trend bisa terbentuk. Pola kepribadian remaja yang mudah mengikuti arus, didukung oleh aksi-aksi influencer yang menjadi citra melalui social media, akan gampang sekali mengendalikan atau membentuk pola kehidupan keseharian remaja secara massif. Walapun tidak dipungkiri, wanita berdandan untuk bersaing sesama teman wanitanya. Atau wanita berdandan untuk ekspresi diri, untuk kepuasan dirinya. Karena perempuan merasa percaya diri jika dia menjadi paling cantik diantara rombongan perempuannya.[22] Tetapi laki-laki dilain sisi ikut menikmati dan bahkan memanfaatkan momen tersebut.

Penutup

Sangat sulit memposisikan diri tetap istiqomah menghindari perbuatan zina atau perbuatan yang mendekati zina. Tetapi ada baiknya hal tersebut dimulai dari diri pribadi kita untuk senantiasa memposisikan diri penuh kesadaran bahwa zina adalah perbuatan dosa. Islam mengharamkan sesuatu bukan karena Allah SWT semata-mata hanya ingin mengharamkan sesuatu tersebut tanpa sebab. Allah SWT mengharamkan sesuatu karena hal tersebut merugikan bagi manusia. Jadi, tidak benar apabila menganggap zina adalah keseharian yang level dosanya tidak sebesar makan babi atau minum alkohol.

Referensi:

  1. https://lifestyle.sindonews.com/read/716335/156/4-kota-di-indonesia-dengan-jumlah-seks-bebas-tertinggi-nomor-3-mengejutkan-1647576223?showpage=all)
  2. Ninda Ayu Prabasari, Linda Juwita, M Arie Lyliana. (2019). Correlation Between Knowledge and Attitude to Prevent Transmission of HIV/AIDS With Student’s Free Sex Behaviour [Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Penularan HIV/AIDS Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Mahasiswa]. Nursing Current: Jurnal Keperawatan. Volume 6 Issue 2 Pages 55-64.
  3. https://yoursay.suara.com/kolom/2022/05/25/075630/pergaulan-bebas-remaja-membunuh-moral-anak-bangsa
  4. https://nolimit.id/blog/2018/07/12/perjalanan-aplikasi-tik-tok-di-indonesia/
  5. https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/06/100500365/sejarah-instagram-dan-cerita-awal-peluncurannya
  6. https://dataindonesia.id/Digital/detail/pengguna-instagram-indonesia-terbesar-keempat-di-dunia#:
  7. https://akurat.co/7-jenis-minuman-alkohol-khas-indonesia-pernah-mencoba
  8. https://www.tagar.id/asal-mula-babi-jadi-konsumsi-dalam-adat-batak
  9. quora.com/Apakah-seks-bebas-sekarang-sudah-menjadi-hal-yang-lumrah-di-kalangan-para-mahasiswa
  10. https://mojok.co/susul/jbt/fenomena-kos-lv-di-jogja-dicari-karena-bebas-bawa-pacar/
  11. Ipnu Rinto Nugroho. Millennial Moslems: Kupas Tuntas Permasalahan Generasi Islam Zaman Now. (2020). (n.p.): Anak Hebat Indonesia.
  12. @vety_fakhrudin. Dear Diary, Jangan Bete: Inspirasi Harian Muslimah. (2020). (n.p.): Genta Hidayah.
  13. Louann Brizendine, M.D.. (2006) The Female Brain. Jakarta: Phoenix Publishing Project
  14. Louann Brizendine, M.D.. (2006) The Female Brain. Jakarta: Phoenix Publishing Project
  15. https://www.alodokter.com/placebo-obat-semu-yang-bisa-membuat-orang-merasa-lebih-sehat
  16. Louann Brizendine, M.D.. (2006) The Female Brain. Jakarta: Phoenix Publishing Project
  17. Louann Brizendine, M.D.. (2006) The Female Brain. Jakarta: Phoenix Publishing Project
  18. Louann Brizendine, M.D.. (2006) The Female Brain. Jakarta: Phoenix Publishing Project
  19. Muhammad Akrom. (1999) Terapi Wudhu. (n.d.). (n.p.): Mutiara Media.
  20. Louann Brizendine, M.D.. (2006) The Female Brain. Jakarta: Phoenix Publishing Project
  21. Louann Brizendine, M.D.. (2006) The Female Brain. Jakarta: Phoenix Publishing Project
  22. https://www.kompasiana.com/sutiono/608243db6331220e2079dcb2/hobi-perempuan-berdandan-untuk-ekspresi-diri

Tentang Penulis

Nama : Malik Mushthofa, S.T., M.Eng.
Jurusan : Teknik Sipil
Jabatan : Dosen