{mosimage}Saat ini Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  sedang menuju akreditasi internasional, yaitu Program Studi  Teknik Sipil menginduk Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE), Prodi Arsitektur menginduk Korean Architecture Accrediting Board (KAAB), dan Teknik Lingkungan menginduk Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) USA. Untuk mempersiapkan diri akreditasi internasaional, FTSP UII berupaya untuk berbenah diri guna keberhasilannya menuju akreditasi yang lebih tinggi.  Demikian kata sambutan  yang disampaikan oleh Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam menerima kunjungan Madrasah Aliyah Daarul Uluum PUI Majalengka Jawa Barat  di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 hari ini Rabu (20 Mei). Hal ini disampaikan seiring dengan  semakin ketat  persaingan antar  perguruan tinggi, meningkat pula kesadaran tentang betapa pentingnya mempromosikan perguruan tinggi dimassa kini.   

Hadir  sekaligus menyampaikan paparan profil, Ketua Program Studi Arsitektur, Sekretaris Program Studi Teknik Lingkungan dan Ketua Program Studi Teknik Sipil FTSP UII. Senada dengan Dekan FTSP UII, Ketua Program Studi Arsitektur (Noor Cholis Idham, ST., M.Arch.,Ph.D) menyampaikan seputar akreditasi internasional, kurikulum  dan keistimewaan arsitektur. Prodi Arsitektur merupakan Program Studi yang sudah mendapatkan pengakuan Akreditasi A dengan skor 379 di tahun 2013. Bicara tentang arsitektur bahwa arsitektur bukan hanya bicara tentang ilmu teknik saja, akan tetapi arsitektur itu juga berbicara atau mewadahi bidang sosial, seni bahkan bidang ekonomi pula, jelas Noor Cholis.  Sedangkan Sekretaris Prodi Teknik Lingkungan (Any Juliani, ST., MT) menyampaikan tentang beasiswa dan bidang keilmuan Teknik Lingkungan; yang terdiri dari penyehatan lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan lingkungan industri, pengelolaan lingkungan pertambangan dan pengendalian pencemaran air, tanah serta udara. Sementara Ketua Prodi Teknik Sipil (Miftahul Fauziah, Ph.D) berbicara mengenai akreditasi, kurikulum dan kelulusannya.

Kepala Madrasah selaku ketua rombongan Madrasah Aliyah Daarul Uluum PUI Majalengka Jawa Baerat beserta lebih dari 90 orang siswa dan lebih dari 10  orang guru menyampaikan maksud dan tujuan datang ke FTSP UII  ingin mengetahui secara langsung profil yang ada di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII, tentang sejarah berikut nilai-nilainya sehingga  anak didiknya mendapatkan ilustrasi tentang FTSP UII dan tertarik untuk masuk sebagai calon mahasiswa  di tahun yang akan datang.  Ujar Amin Ridwan, M.Pd.I selaku ketua rombongan.

{mosimage}Saya dan teman2 termasuk keluarga  puas banget dan mengucapkan banyak terima kasih yang diberikan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) melalui CV Multipratama dan segenap panitia me-wisatakan kami sekeluarga ke pulau dewata   bali. Pelayanan  transportasi saat perjalanan baik naik kereta maupun bus menyenangkan.  Pelaksanaan tour  yang ramah membuat suasana menjadi nyaman dan sangat menyenangkan. Ditambah perut yang tidak pernah lapar, karena setiap hari dijamu makan 3 (tiga) kali sehari untuk pagi, siang dan malam dengan sajian yang sangat amat baik menunya dan bervariatif. {mosimage}Penginapan (hotel) ASTON yang begitu bagus dan indah, kamarnya dipenuhi dengan bantal yang empuk-empuk, komplit perlengkapan mandi. Belum lagi ditambah tempat atau obyek wisata pilihan yang sangat bagus dan indah menajubkan dipandang mata. Uang sakupun diberikan FTSP UII untuk tambahan belanja oleh-oleh keluarga yang berada di rumah. Pokoknya saya dan keluarga sangat puas dan puas, sukses, aman terkendali dan selamat atas keberhasilannya; demikian rangkuman hasil wawancara reporter dengan beberapa keluarga peserta tour bali yang dimintai komentar kesan dan pesannya selama Wisata di Bali. {mosimage}   

{mosimage}Tour FTSP UII    14 s/d 18 Mei  yang lalu  di Denpasar Bali mendapat acungan jempol bagi para peserta dan keluarga. Hal ini telah terbukti akan hasil wawancara reporter sejak dari  keberangkatan di Stasiun kereta api dari Yogyakarta sampai Denpasar Bali maupun sebaliknya. Agenda yang telah dikunjungi  di Denpasar Bali adalah pantai kuta, pantai pandawa, tanjung benoa, bedugul, taman safari dan marine park, pertunjukan tari barong dan beberapa tempat perbelanjaan seperti jogger, kresna maupun dewata. Kepulangan rombongan tour dengan menggunakan kereta api Sri Tanjung sampai di Yogyakarta sekitar jam 19.30 WIB kemarin malam Senin (18 Mei) Alhadulillahirabbil’aalamin dalam keadaan selamat dan sehat wal’afiat.{mosimage}

 

{mosimage}Memasuki hari ke dua dan ketiga di Pulau Dewata Bali,  reporter dan rombongan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) mengunjungi berbagai obyek wisata yang terkenal di Pulau Bali; yaitu melihat pertunjungan tari barong, danau baratan bedugul maupun bali safari dan marine park.

 

Salah satu kunjungan yang sangat menarik dan menyerap ribuan pengunjung dari berbagai belahan nusantara adalah tari barong. Menurut sumber informasi dari kaet bus, pengunjung yang datang ke pulau bali waktu itu sebanyak 900 bus yang memadati perkotaan {mosimage}Bali dan tempat-tempat wisata terkenal di Pulau Dewata. Tarian barong di Bali adalah suatu tarian yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan. Sedangkan barong adalah merupakan makhluk mithologi yang mewakili kebaikan dan makhluk yang menggambarkan kejahatan adalah Rangda.

{mosimage}Dalam ceritanya barong ditemani seekor kera di hutan yang sangat lebat, dan datanglah orang-orang bertopeng membuat keributan merusak ketenangan hutan. Si kerapun tidak suka dengan kehadiran mereka yang akhirnya berkelahi, akhirnya kerapun berhasil memenggal hidung salah satu dari orang bertopeng tersebut. Kemudian muncullah dua orang penari yang sangat cantik pengikut setia dari Rangda untuk mencari Dewi Kunti beserta pengikutnya. Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa, Dewi Kunti berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda, tetapi dengan ilmu sakti yang dimiliki Rangda dengan bujukan pengikut Dewi Kunti yang sudah kerasukan roh jahat, maka Rangda bisa mempengaruhi pikiran dan akal sehat Dewi Kunti. Sehingga tiba-tiba Dewi Kunti marah-marah dan menjadi sangat benci kepada anaknya sendiri Sahadewa, sehingga Dewi Kunti memberikan perintah kepada Patih untuk membuang Sahadewa kedalam hutan, dan sang patihpun tidak membantah karena dirinyapun juga sudah dipengaruhi oleh ilmu jahat Rangda.

Akhirnya Sahadewa diikat di bawah pohon besar di dalam hutan sendirian, tiba-tiba turunlah Batara Siwa dari khayangan untuk memberikan ilmu kesaktian dan kekebalan pada diri Sahadewa. Rangda datang akan membunuh Sahadewa tetapi tidak berhasil membunuhnya dan terjadilah perang. Karena tidak bisa membunuh Sahadewa maka Rangda putus asa dan menyerahdan akhirnya mohon ampun dengan Sahadewa. Akan tetapi murid-muridnya Rangda tetap mengajak berperang, dan terjadilah perang yang sangat dasyat sampai ada yang kalah, namun karena keduanya mempunyai ilmu yang sakti maka tidak ada yang menang maupun yang kalah sehingga pertarungan menjadi abadi dimana ada kejahatan disitu pula akan ada kebaikan.

Begitulah alur cerita Putra Barong Bali yang dirangkum oleh reporter ketika di Denpasar Bali beserta rombongan tour bali FTSP UII Periode 2 (dua) Gelombang 1 (satu).  Semoga bermanfaat, Amien……

{mosimage}Memasuki hari ke dua dan ketiga di Pulau Dewata Bali,  reporter dan rombongan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) mengunjungi berbagai obyek wisata yang terkenal di Pulau Bali; yaitu melihat pertunjungan tari barong, danau baratan bedugul maupun bali safari dan marine park.

 

{mosimage}Salah satu kunjungan yang sangat menarik dan menyerap ribuan pengunjung dari berbagai belahan nusantara adalah tari barong. Menurut sumber informasi dari kaet bus, pengunjung yang datang ke pulau bali waktu itu sebanyak 900 bus yang memadati perkotaan Bali dan tempat-tempat wisata terkenal di Pulau Dewata. Tarian barong di Bali adalah suatu tarian yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan. Sedangkan barong adalah merupakan makhluk mithologi yang mewakili kebaikan dan makhluk yang menggambarkan kejahatan adalah Rangda.

{mosimage}Dalam ceritanya barong ditemani seekor kera di hutan yang sangat lebat, dan datanglah orang-orang bertopeng membuat keributan merusak ketenangan hutan. Si kerapun tidak suka dengan kehadiran mereka yang akhirnya berkelahi, akhirnya kerapun berhasil memenggal hidung salah satu dari orang bertopeng tersebut. Kemudian muncullah dua orang penari yang sangat cantik pengikut setia dari Rangda untuk mencari Dewi Kunti beserta pengikutnya. Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa, Dewi Kunti berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda, tetapi dengan ilmu sakti yang dimiliki Rangda dengan bujukan pengikut Dewi Kunti yang sudah kerasukan roh jahat, maka Rangda bisa mempengaruhi pikiran dan akal sehat Dewi Kunti. Sehingga tiba-tiba Dewi Kunti marah-marah dan menjadi sangat benci kepada anaknya sendiri Sahadewa, sehingga Dewi Kunti memberikan perintah kepada Patih untuk membuang Sahadewa kedalam hutan, dan sang patihpun tidak membantah karena dirinyapun juga sudah dipengaruhi oleh ilmu jahat Rangda.

Akhirnya Sahadewa diikat di bawah pohon besar di dalam hutan sendirian, tiba-tiba turunlah Batara Siwa dari khayangan untuk memberikan ilmu kesaktian dan kekebalan pada diri Sahadewa. Rangda datang akan membunuh Sahadewa tetapi tidak berhasil membunuhnya dan terjadilah perang. Karena tidak bisa membunuh Sahadewa maka Rangda putus asa dan menyerahdan akhirnya mohon ampun dengan Sahadewa. Akan tetapi murid-muridnya Rangda tetap mengajak berperang, dan terjadilah perang yang sangat dasyat sampai ada yang kalah, namun karena keduanya mempunyai ilmu yang sakti maka tidak ada yang menang maupun yang kalah sehingga pertarungan menjadi abadi dimana ada kejahatan disitu pula akan ada kebaikan.

Begitulah alur cerita Putra Barong Bali yang dirangkum oleh reporter ketika di Denpasar Bali beserta rombongan tour bali FTSP UII Periode 2 (dua) Gelombang 1 (satu).  Semoga bermanfaat, Amien……

 

 

 

{mosimage}Sejalan dengan lajunya roda kereta api dan bus nan jauh disana tidak kurang dari 690 KM untuk menuju pulau dewata Bali, reporter saat ikut bergabung dengan rombongan menyampaikan  sebagai berikut :  Rombongan hijau Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) sampai di pulau dewata Jum’at (15 Mei) dini hari WIT, dan pagi harinya langsung fokus melancong keberbagai pantai yang ada di pulau Bali, diantaranya pantai kute, pantai pendawa dan pantai tanjung benoa.

Pantai tanjung benoa sangat berbeda dengan pantai kute  Bali yang memiliki gelombang laut agak tinggi tapi tenang  dan lebih cocok untuk aktifitas olahraga surfing. Pantai ini dinamakan pantai tanjung benoa. Pantai yang terletak di paling ujung tenggara pulau Bali. Tempat ini juga merupakan wahana air seperti banana boat, scuba duving, parasaling, seawalker, flying fish, maupun glass bottom boat. Selain itu juga terdapat pelayaran menuju pulau penyu tempat hidup dan penangkaran kura-kura dan ular.

Glass bottom boat adalah wisata yg paling cocok jika   mengajak anak anak  yg masih kecil. Dengan menaiki perahu yg di bawahnya ada kaca bening,  akan diajak berlayar melihat akuarium bawah laut yg terdapat di pantai Tanjung Benoa. Sambil melemparkan roti dari perahu, ikan-ikan akan naik dan mengejar makanan tersebut. Jumlahnya ratusan ekor dan berwarna warni. Demikian juga dengan pemandangan karang laut yg elok. Setelah puas melihat pemandangan tersebut, perahu akan meluncur menuju Pulau Penyu untuk melihat lokasi penangkaran PENYU, binatang yg cukup langka keberadaannya.

{mosimage}Di sini  akan melihat telur penyu yg dikeram, kemudian penyu yg masih kecil-kecil, penyu remaja sampai dengan penyu dewasa yang sudah siap menjadi induk. Jenis penyu tidak hanya satu saja, tapi ada beberapa jenis. Disamping itu, di lokasi ini juga terdapat binatang lain seperti burung, kelelawar, ular, dll yg sangat jinak, sehingga bisa dipegang untuk difoto. Aktivitas ini berlangsung sekitar 1 jam. Beaya relatif murah sebesar Rp 50.000 (lima pulih ribu rupiah) setiap orang. Pantai ini juga memiliki karang laut yang masih lestari dan aman, nyaman, dan sangat indah, yang ombaknya akan pecah sebelum sampai ke bibir pantai. Oleh karenanya dikenal dengan istilah “Laut dangkal” dan “laut dalam”.