Ikatan Keluarga Alumni Teknik Sipil (Ikateksi) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan launching program Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi. Peluncuran dilaksanakan bersamaan dengan acara pelantikan kepengurusan Ikateksi UII periode 2022-2027 di Auditorium Gedung Moh. Natsir FTSP UII pada Sabtu, 13 Dzulhijah 1444 H/1 Juli 2023.

Ketua Ikateksi, Ir. Supriyatno dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa SKK Konstruksi merupakan kebutuhan bagi setiap alumni. Selama ini, Ikateksi UII yang mencari alumni agar memiliki SKK Konstruksi. “Per Mei 2023, pemerintah telah menetapkan seluruh proyek Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), tenaga ahlinya wajib mempunyai SKK Konstruksi. Mereka akan diverifikasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” ujarnya.

Lebih lanjut Supriyanto mengatakan jika tenaga ahli tidak lolos verifikasi PUPR akan didiskualifikasi. Menurutnya, program utama dari kepengurusan Ikateksi UII periode 2022-2027, di antaranya adalah menyelenggarakan pelatihan. Menurut rencana, pelatihan akan dilaksanakan selama tiga hari. Perinciannya, dua hari untuk seminar dan satu hari untuk ujian. Dalam pelatihan dan ujian, Ikateksi UII akan mengundang sponsor sehingga akan menjadi pemasukan. Ada dua departemen yang akan mengelola sertifikasi yaitu departemen sertifikasi dan pelatihan, dan departemen usaha syariah. Dua departemen ini akan bekerjasama untuk sertifikasi dan pelatihan serta usaha pemasukan bagi organisasi.

Ia juga menambahkan bahwa Ikateksi UII akan mendorong Program Studi Teknik Sipil agar setiap mahasiswa yang lulus sudah memiliki SKK Konstruksi, minimal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). “Jadi SKK Konstruksi ini merupakan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), sehingga Ikateksi UII akan mengadakan pelatihan SKK Konstruksi untuk level 4 hingga 9,” imbuhnya.

Sementara itu agenda pelantikan kepengurusan Ikateksi UII periode 2022-2027 dilakukan oleh Wakil Ketua Umum IKA UII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Drs. Asmai Ishak, M. Bus, Ph.D. dengan disaksikan oleh Dekan FTSP UII, Dr. -Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI., sejumlah dosen, pengurus, dan anggota Ikateksi UII.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan pelatihan kepada sekitar 65 tenaga kependidikan guna mendukung dan menuju pelayanan prima. Untuk kali ini pelatihan tersebut mengangkat tema “Bahasa Inggris Praktis untuk Mendukung Integrasi Layanan” diselenggarakan di Agro Wisata Perkebunan Teh Tambi Wonosobo Jawa Tengah pada Sabtu, 28 Dzulqo’dah 1444 H/17 Juni 2023.

Secara resmi acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, M.T., yang dalam sambutan dan arahannya mengungkapkan bahwa pelayanan prima wajib diberikan kepada pelanggan, baik itu mahasiswa, alumni, orang tua mahasiswa, rekan kerja, pimpinan dan masyarakat umum. Beliau juga menambahkan bahwa jangan takut dengan perubahan, baik dari dalam maupun dari luar. Jangan terus berdiri di “comfort zone”. Menurutnya, tendik sebagai ujung tombak layanan harus siap mengatasi perubahan itu. Karena perubahan itu adalah tuntutan. Jadi kita tidak boleh berada atau senang terus berada zona aman. “Jangan alergi dengan perubahan, karena institusi yang kita cintai ini memerlukan sesuatu yang baru untuk memberikan pelayanan yang berkualitas,” tuturnya.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut menghadirkan narasumber Mr. Yono Malakiano, CEO dan Founder dari Englishopedia Institute Yogyakarta yang dengan penuh semangat memberikan wawasan dan berbagai tips menguasahi bahasa Inggris dengan baik. Dalam materinya beliau memberikan pengalamannya selama ini dalam mengajar bahasa Inggris. Ia menyampaikan pentingnya seseorang menguasai bahasa Inggris dengan baik.  Menurutnya kemampuan bahasa Inggris adalah salah satu poin penting dalam mendukung kerja. “Belajar bahasa Inggris tidak perlu malu atau takut, kesalahan dalam pengucapan dan pemahaman adalah hal biasa, justru dari belajar itulah kita semua menjadi mahir,” ungkapnya.

Lebih lanjut Mr. Yono menyampaikan bahwa ada beberapa tips agar mudah dalam belajar bahasa Inggris. Salah satunya yaitu jangan ragu dan jangan malu untuk mencoba berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Karena kemampuan berbahasa Inggris dapat diasah dengan banyak praktik, dan tentunya harus didampingi oleh mentor yang berkompeten untuk mengarahkan kemampuan berbicara dengan baik dan benar versi Inggris.

Ia juga menambahkan bahwa sebenarnya belajar bahasa Inggris lebih mudah daripada belajar bahasa Indonesia. “Kemampuan berbahasa Inggris juga berpengaruh untuk bisa menguasai bahasa lainnya,” imbuhnya.

Berkenan hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni FTSP UII, Ir. Fitri Nugraheni, S.T., M.T., Ph.D.

Dalam rangka Milad ke-80 Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Festival Seni Pertunjukan yang digelar di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, pada Rabu, 25 Dzulqo’dah 1444 H/14 Juni 2023.

Sebanyak delapan unit fakultas dan unit rektorat di lingkungan kampus UII mengirimkan perwakilan kelompok seni untuk menampilkan berbagai kesenian di antaranya adalah Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) dan Rektorat. Pada kesempatan tersebut beragam jenis kesenian mereka tampilkan seperti hadroh, drama musikal, opera, puisi hingga band.

Dalam festival tersebut FTSP UII menampilkan band, flashmob, dan pembacaan puisi dengan peserta sekitar 36 orang yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan. Penampilan dari fakultas ini menjadi istimewa, karena Dekan FTSP UII, Dr. – Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI., ikut ambil bagian dengan mengenakan pakaian adat Jawa membacakan puisi penuh semangat di tengah iringan musik. Selain itu, Prof. Noor Cholis Idham, ST., M.Arch., Ph.D., IAI., Ketua Jurusan Arsitektur juga tampil sebagai vokalis AsLiSip Band. Grup musik yang merupakan gabungan band Arsitek, Lingkungan, dan Sipil ini menampilkan 3 buah lagu yang berjudul “Tuhan yang Terlupa” yang dipopulerkan oleh Power Metal, Lagu “Rahmatan lil ‘alamin” oleh Maher Zein, dan lagu “Selamat Ulang Tahun” yang dipopulerkan oleh Jamrud.

Dan berdasarkan hasil penilaian dewan juri yang terdiri dari Dr. Zaenal Arifin, M.Si. Wakil Rektor Bidang Sumber Daya & Pengembangan Karier UII, Aji Mohammad Mirza Ferdinand Hakim (Ica Jikustik) dan budayawan Timur Sinar Suprabana delegasi FTSP yang membawakan pentas pembacaan puisi dan flashmob dinyatakan sebagai juara 1, dan disusul Rektorat juara 2 serta Fakultas Kedokteran meraih juara 3. Dengan demikian, maka FTSP UII berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp. 6.000.000,-

Dr. Ing. Nensi Golda Yuli, S.T., M.T., Sekretaris Jurusan Arsitektur, selaku manager tim FTSP UII mengungkapkan bahwa raihan dan capaian tersebut merupakan kemenangan bersama. Hal tersebut merupakan buah dari hasil kekompakan, komitmen bersama dan semangat berlatih. Menurutnya, keberhasilan tersebut juga merupakan hasil dari dukungan semua pihak, sehingga para personil dapat memberikan penampilan yang terbaik. ”Terima kasih kepada civitas akademika FTSP UII atas dukungannya, dan juga seluruh personil yang telah mempersiapkan serta memberikan penampilan yang terbaik,” ungkapnya.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia ( UII) bekerjasama dengan Pusat Studi Center for Socius Design (CSD) FTSP UII menggelar Coffee Morning Lecture seri 3 yang bertajuk Membangun Kampung dan Cetak Biru Kebijakan Perumahan Indonesia” di Ruang Collaborative Space IRC Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII pada 10 Dzulqo’dah 1444 H/30 Mei 2023.

Pada kesempatan tersebut menghadirkan narasumber Salahudin Rasyidi, ST., MT., Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa III, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yudha Prasetyo, ST. dan Titik Efianti, ST., MSc., keduanya Cofounder YPA Architecture Studio. Selain itu juga berkenan hadir sebagai pembahas, diantaranya adalah Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Kemitraan & Kewirausahaan UII yang dilakukan secara virtual dari Spanyol.

Secara resmi acara dibuka oleh Dekan FTSP UII, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI.,yang dalam sambutannnya mengatakan bahwa ada jarak atau gap antara perguruan tinggi dengan masyarakat, salah satunya adalah jarak bahasa. Bahasa akademik dengan bahasa ‘awam’ itu banyak bedanya dan memang belum tentu bisa saling berkomunikasi dengan baik. Bahasa akademik adalah bahasa yang memang dipahami atas otonomi akademik dan keilmuwan didalamnya, sehingga akan muncul istilah-istilah yang “mbingungi” kalau dalam bahasa awam, karena lantas akan menjadi bahasa teknis, bahasa ilmiah yang memang dipakai untuk menerobos pengetahuan-pengetahuan baru.

“Dengan adanya acara Coffee Morning Lecture seri 3 ini diharapkan bisa menjadi ajang diskusi sederhana untuk menjembatani gap yang terjadi antara perguruan tinggi dengan masyarakat. Sehingga kita belajar bersama dan berupaya untuk mendekatkan bahasa langitannya perguruan tinggi dengan bahasa awamnya masyarakat,” tuturnya.

Salahudin Rasyidi, S.T., M.T., dalam paparannya mengatakan bahwa arah kebijakan perumahan 2020-2045 adalah pengembangan rumah khusus bagi masyarakat pada kelompok pendapatan terendah berupa rumah transit, masyarakat terdampak bencana skala nasional, masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan perbatasan negara, masyarakat terdampak program pusat, dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar (3T) serta pengembangan rumah umum (public housing) di 10 (sepuluh) kawasan metropolitan dan metropolitan baru yang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Selanjutnya adalah pengembangan perumahan swadaya (self-help housing) dalam meningkatkan kualitas perumahan swadaya, penataan kawasan perumahan kumuh dan pembangunan rumah komunitas dan pengembangan perumahan komersial melalui implementasi good corporate governance dalam meningkatkan produktivitas nasional.

Selain itu adalah penciptaan iklim yang kondusif bagi perumahan melalui pengembangan pembiayaan yang adaptif, penguatan tata kelola perumahan melalui perubahan paradigma (shifting paradigm) menuju tata kelola kolaboratif (collaborative governance), pengembangan Satu Data Perumahan Indonesia dan pembangunan perumahan rendah karbon melalui adaptasi & mitigasi lingkungan.

“Jumlah rumah tangga yang memiliki rumah akan meningkat namun jika dilihat secara proporsi kepemilikan rumah itu menurun, jadi kedepan kepemilikan rumah itu kemungkinan akan turun karena memang lahan semakin susah, walaupun rumah itu tidak selalu dimiliki yang penting punya tempat tinggal yang nyaman dan layak yang aman untuk kita berkehidupan tapi belum tentu itu menjadi milik kita,” paparnya.

Sementara itu, Titik Efianti menceritakan tentang pengalamannya ketika melakukan revitalisasi atau membedah kawasan kampung rawan banjir di daerah Petogogan Jakarta Selatan pada tahun 2022.  Menurutnya, tidak mudah mengkomunikasikan sebuah gagasan membedah suatu kawasan kepada warga yang memang sudah puluhan tahun tinggal di kawasan tersebut. “Yang terbangun 9 unit meskipun awalnya 22 unit, jadi dalam kami mengkomunikasikan ide itu tidak selalu diterima oleh masyarakat, jadi ada masyarakat 13 unit yang menolak, tapi setelah terjadinya revitalisasi ini masyarakatnya ternyata mau juga,” katanya.

Mereka mengatakan bahwa ada penentangan dari warga setempat saat dirinya merencanakan sebuah program. Warga kerap menilai bahwa lahannya akan diintervensi padahal dalam prakteknya nanti, lahan yang dimiliki warga tersebut akan tetap sama seperti yang tertera dalam sertifikat.

Dijelaskan Yudha Prasetyo, penataan kawasan dengan sentuhan arsitektur sudah sangat mendesak, khususnya kawasan padat penduduk di perkotaan. Kawasan yang tidak tertata dengan baik lingkungan menjadi tidak nyaman, dan mengancam keselamatan warga.

Hingga saat ini, Titik dan kawan-kawan sudah melakukan bedah kawasan di lima lokasi yaitu Kampung Gembira Gembrong, Kramat Jati (2019), Kampung Melayu, Petogogan, dan Pela Mampang.

“Sudah melakukan revitalisasi lima kampung. Setiap kampung memiliki karakter masing-masing, ada banjir, kebakaran. Sehingga setiap kampung kita mempunyai intervensi desain yang berbeda-beda,” jelas Titik.

Kegiatan yang berlangsung hingga tengah hari ini diliput pula oleh beberapa media cetak dan online di antaranya:

  1. https://beritabernas.com/penataan-kampung-di-perkotaan-perlu-kolaborasi/
  2. https://www.jogpaper.net/arsitektur-untuk-semua-lapisan-masyarakat/
  3. https://beritabernas.com/coffee-morning-lecture-upaya-ftsp-uii-menepis-kesan-perguruan-tinggi-sebagai-menara-gading/
  4. https://portaljogja.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-256722859/ftsp-uii-gelar-diskusi-tentang-membangun-kampung-dan-cetak-biru-kebijakan-perumahan-indonesia
  5. https://smjogja.com/backlog-perumahan-di-jateng-diy-meningkat/
  6. https://jurnal.republika.co.id/posts/219915/sentuhan-arsitektur-hasilkan-hunian-nyaman-di-pemukiman-padat
  7. https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2023/06/01/510/1137120/lahan-kian-sempit-dan-mahal-tren-jumlah-kepemilikan-rumah-terus-menurun
  8. https://www.rri.co.id/yogyakarta/iptek/251960/hunian-layak-bagi-masyarakat-yogyakarta-menggunakan-sultan-ground
  9. https://beritabernas.com/dari-coffee-morning-lecture-ftsp-uii-5-isu-utama-terkait-penyediaan-rumah-di-indonesia/
  10. https://www.rri.co.id/yogyakarta/iptek/251960/hunian-layak-bagi-masyarakat-yogyakarta-menggunakan-sultan-ground

Guna memberikan pemahaman dan melatih kemampuan yang diperlukan untuk menolong orang lain dalam kondisi darurat medis, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (First Aid Training) yang bertujuan untuk menangani pertolongan pertama pada kecelakaan sehingga dapat diantisipasi secara cepat dan tepat.

Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Kamis, 5 Dzulqo’dah 1444 H/25 Mei 2023 di Ruang Sidang Jurusan Teknik Sipil Gedung Moh. Natsir FTSP UII dengan menghadirkan narasumber dr. Muhammad Yusuf Hisyam, Sp.An., M.Sc., dari Departemen Anesthesiology Fakultas Kedokteran UII.

Acara yang diikuti oleh pimpinan fakultas, pimpinan jurusan, pimpinan prodi, dosen, tenaga kependidikan, satuan pengamanan dan cleaning services tersebut mengangkat tema “Bantuan Hidup Dasar dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan”.

Muhammad Yusuf Hisyam dalam materinya menyatakan bahwa kematian akibat penyakit jantung paling utama disebabkan karena henti jantung mendadak. Keberhasilan bantuan hidup dasar bila dalam 5 menit pertama dilakukan bantuan Automated External Defibrillator (AED). Bantuan hidup jantung dasar merupakan gabungan pengamatan dan tindakan yang tidak terputus yang disebut rantai kelangsungan hidup (Chain of Survival). Pemberian pertolongan pertama kepada penderita sakit ataupun cedera yang memerlukan penanganan medis dasar atau tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau orang yang terlatih secara khusus. Menurutnya, komponen yang harus dikuasai oleh penolong pada bantuan hidup dasar diantaranya adalah pengetahuan penilaian keadaan pasien, pelaksanaan kompresi dada yang baik, penilaian pergerakan dada serta pemberian bantuan napas yang baik serta penggunaan Automated External Defibrillator (AED) yang baik dan benar.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa sebelum memulai Basic Life Support harus pastikan bahwa lingkungan sekitar aman dan bebas dari bahaya bagi korban dan penolong. Jika lingkungan tidak aman, segera pindahkan korban ke tempat yang lebih aman atau meminta bantuan untuk menjaga keamanan lingkungan. Selain itu, juga memastikan bahwa korban memiliki akses yang memadai terhadap oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan teknik dasar pernapasan mulut ke mulut atau mulut ke hidung. “Jika tersedia, gunakan alat bantu pernapasan seperti masker atau ambu bag dan jika korban tidak memiliki detak jantung, lakukan resusitasi kardiovaskular,” jelasnya.

Menurutnya hal yang juga penting adalah memeriksa tanda-tanda trauma pada korban dan melakukan tindakan yang sesuai jika ditemukan cedera atau perdarahan yang signifikan, serta memberikan dukungan emosional dan fisik pada korban dan pastikan bahwa mereka tetap stabil sampai tim medis profesional tiba.

Ia juga menambahkan bahwa bantuan hidup dasar merupakan tindakan penyelamatan nyawa setelah terjadi keadaan henti jantung yang bertujuan memperbaiki sirkulasi sistemik yang hilang dengan melakukan kompresi dada diikuti pemberian bantuan ventilasi yang efektif. Hal tersebut dapat dilakukan oleh satu atau dua penolong. “Pendekatan yang dilakukan adalah sesuai dengan panduan American Heart Association tahun 2015 dan update 2020,” imbuhnya.

Sementara itu, Dekan FTSP UII, Dr. -Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI., dalam sambutan dan arahannya menuturkan bahwa Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada orang lain yang berada di tempat sekitar kita yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja. Beliau berharap, setelah mengikuti pelatihan P3K tersebut, para peserta memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami peraturan dan konsep P3K. “Dengan pelatihan ini diharapkan para peserta memiliki keterampilan dan mampu memberikan pertolongan jika terjadi penyakit mendadak ditempat kerja serta mampu mengembangkan sistem P3K yang ada,” tuturnya.