Pada Selasa, 11 Rajab 1445 H/23 Januari 2024, di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus Terpadu, Program Studi Teknik Sipil Program Doktor, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan promosi doktor atas nama Hanindya Kusuma Artati, S.T., M.T.

Hanindya berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Potensi Likuefaksi Menggunakan Pendekatan State Parameter Berdasarkan Percepatan Maksimum Permukaan Tanah Akibat Gempa Hasil Codes, Deterministic and Probabilistic Seismic Hazard Analysis (Studi kasus: Gempa Palu, Sulawesi Tengah, M 7.4, 28 September 2018)” di hadapan sidang akademik FTSP UII yang dipimpin oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D. didampingi Promotor, Prof Widodo., MSCE., Ph.D., Co-Promotor 1, Prof. Ir. Paulus P Rahardjo., MSCE., Ph. D., Co-Promotor 2, Dr. Ir. Lalu Makrup., MT., dengan dewan penguji, Prof. Dr. Ramli Nazir, dari Universitas Teknologi Malaysia, Prof. Ir. T. Faisal Fathani., ST., MT., Ph.D., dari Universitas Gadjah Mada dan Yunalia Muntafi., ST., MT., Ph.D., dari UII.

Pada kesempatan tersebut promovenda Hanindya Kusuma Artati menjelaskan bahwa wilayah Indonesia merupakan zona rawan bencana terutama gempa bumi, hal tersebut dikarenakan adanya pertemuan empat plat tektonik yaitu Plat Eurasia, Plat Indo-Australia, Plat Pasifik, dan Plat Philipine. Salah satu pulau yang berada pada pertemuan plat tersebut Sulawesi.

Akibat pertemuan plat tersebut terjadi deformasi dalam bentuk sesar geser (strike slipe fault) dan sesar naik (thrust fault). Sesar aktif tersebut menyebabkan bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah pada 2018, yang diikuti dengan fenomena likuefaksi. “Hal tersebut melatarbelakangi kami untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi likuefaksi menggunakan pendekatan state parameter,” jelasnya.

Lebih lanjut Hanindya mengungkapkan, bahwa dalam penelitian tersebut pendekatan dilakukan berdasarkan Codes dari SNI1726-2019, Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA) dan Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) untuk mengetahui lebih lanjut Cyclic Stress Ratio (CSR). Sedangkan kerentanan likuefaksi dari Cyclic Resistance Ratio (CRR) dihitung menggunakan data CPT dan SPT dari pengujian di lapangan. Sedangkan untuk mengetahui perilaku tanah dilakukan pengujian Consolidated Undrained (CU) dengan variasi fines content 2%, 5%, 9%, 13% dan 17%. “Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh garis steady state di Kota Palu, yang digunakan untuk memperoleh nilai state parameter sebagai alat ukur kerentanan likuefaksi,” ungkapnya.

Menurutnya, hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan menunjukkan perilaku tanah di Kota Palu khususnya Wilayah RSU Anutapura merupakan pasir dengan butiran halus kategori tanah pasir berlanau yaitu Silty Sand (SM), dengan persamaan Steady State Line λss= -1.389 D50 – 0.075 Cu + 1.281. Sedangkan hasil analisis percepatan maksimum di permukaan berdasarkan Codes diperoleh sebesar 0.26102g, DSHA diperoleh percepatan maksimum di permukaan sebesar 0.288664g dan dengan analisis PSHA diperoleh percepatan maksimum di permukaan sebesar 0.200g. Sehingga analisis potensi likuefaksi berdasarkan hasil perhitungan state parameter dari Farrar (1986) dan Been dan Jeffries (1988) serta Rahardjo (1989) maka tanah tersebut termasuk berpotensi likuefaksi.

“Analisis yang kami lakukan berdasarkan data CPT dan SPT menghasilkan hasil yang sama yaitu tanah di lokasi RS Anutapura memiliki kerentanan terhadap likuefaksi dengan Cyclic Stress Ratio sebesar 55.25%. – 61% dari hasil Simplified Seed (1971),” pungkasnya.

Dalam acara yang bernuansa khidmat tersebut dihadiri oleh pimpinan fakultas, jurusan, prodi, kolega, tamu undangan, dan keluarga. Di penghujung acara ketua sidang menyatakan bahwa promovenda Hanindya Kusuma Artati, S.T., M.T. dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Doktor, dengan capaian IPK 3,93.

Acara sidang terbuka promosi doktor ini pun tak luput dari perhatian media dan dipublikasikan di beberapa media massa online, antara lain:

https://beritabernas.com/teliti-likuefaksi-di-palu-dosen-teknik-sipil-ftsp-uii-hanindiya-kusuma-artati-raih-gelar-doktor/

https://www.jogpaper.net/teliti-likuefaksi-hanindya-kusuma-artati-raih-gelar-doktor-di-uii/

https://radarjogja.jawapos.com/sleman/654015979/teliti-tentang-likuifaksi-mahasiswa-uii-raih-gelar-doktor-begini-penjelasan-tentang-tanah-bergerak

https://www.beritajogja.com/news/184043765/dosen-uii-yogyakarta-teliti-potensi-likuefaksi-pada-gempa-ini-hasilnya

 

 

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) menjalin kerjasama baru dengan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung (UNISBA) pada hari Kamis, 6 Rajab 1445 H/ 18 Januari 2024 bertempat di Ruang IRC (Information Resource Centre) lantai 1 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII.

Dr. Ir. Mohamad Satori, M.T., IPU, Dekan Fakultas Teknik menyampaikan bahwa sebagai universitas yang memiliki kemiripan visi, UNISBA ingin mempelajari proses internasionalisasi yang telah berjalan di Universitas Islam Indonesia. Dr. Satori juga mengucapkan terimakasih atas sambutan baik dari FTSP UII.

Pada kesempatan ini, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Prof. Dr.-Ing. Ir. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. menyampaikan tentang lika-liku proses yang dilalui dan ditempuh oleh FTSP dalam memperoleh akreditasi internasional dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk meraihnya, di antaranya penyiapan kurikulum dan  pentingnya mengikuti Bimtek hibah akreditasi Internasional oleh BELMAWA.

Setelah sesi diskusi acara diakhiri dengan penandatangan perjanjian kerjasama antara kedua universitas. Kerjasama ini dilakukan untuk mensinergikan potensi masing-masing pihak dalam hal pendidikan, penilitian, pengabdian masyarakat, serta peningkatan sumber daya manusia.

Menutup acara kunjungan tersebut sebanyak 14 delegasi dari UNISBA yang terdiri dari Dekan Wakil Dekan, Ketua Program Studi, Ka. BPMFT dan pejabat lainnya melakukan kunjungan ke beberapa laboratorium Program Studi Arsitektur.

Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai pionir pendidikan tinggi di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 70 tahun yang berkomitmen mencetak pemimpin masa depan melalui program pendidikan unggul yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, membuka kesempatan kepada Magister/Doktor untuk bergabung menjadi Dosen Tetap Reguler Universitas Islam Indonesia Periode April 2024. Tata cara dan ketentuan rekrutmen dapat diakses melalui Laman Rekrutmen Dosen UII.

Informasi lebih lanjut mengenai proses penerimaan Dosen Tetap di lingkungan UII dapat menghubungi narahubung Divisi Administrasi Sumber Daya Manusia nomor telepon 0274-898444 ext. 1208 atau 1202, atau email [email protected]. Terima kasih.

Sebanyak 12 arsitek muda lulusan Program Studi Profesi Arsitek, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Abdul Rochman, Dayu Sekar Mentari, Naufal Daud, Ridho Arinal Haqqo, Naufal Fathin, Qois Ridha Dhiyaulhaq, Abdul Syukur, Rafif Sa Falah, Muhammad Hafidz Maulana, Farid Sulthan Ilhami, Sukmah Friastri, dan Endah Kurnia Saputri diambil sumpahnya. Indeks Prestasi tertinggi 3, 96 diraih oleh Endah Kurnia Saputri.

Prosesi sumpah dilakukan pada Sabtu, 3 Jumadilakhir 1445 H/16 Desember 2023 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UI.

Para arsitek muda tersebut mengikrarkan sumpah dihadapan dewan penyumpah yang terdiri dari Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., Dekan FTSP UII, Prof. Dr-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI., Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI. AA., Wakil Ketua IAI DIY, Ar. Erlangga Winoto, IAI., AA. dan Sekretaris Jurusan Arsitektur FTSP UII, Dr. Ing. Nensi Golda Yuli, S.T., M.T.

Ketua Program Studi Profesi Arsitek, FTSP UII, Dr. Ar. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., IPM., IAI. dalam laporannya menyampaikan bahwa para lulusan telah tuntas menjalani proses pembelajaran selama 1 tahun, sebanyak 36 sks. Menurutnya mereka belajar architect leadership dengan beragam disiplin ilmu di  mata kuliah Studio Arsitek Profesional multy discipline, yang dilaksanakan di dalam kampus bersama para ahli multidisiplin. “Mahasiswa berperan menjadi arsitek yang mengkoordinasikan proyek perancangan dengan kasus nyata,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa secara keseluruhan, dalam kurun masa pembelajaran, mahasiswa telah terlibat dengan beragam kegiatan pembelajaran, pengabdian Masyarakat dan penguatan karakter keprofesian, sehingga manakala mereka telah lulus mamu menerapkan kode etik profesi dan kaidah tatalaku yang telah diperoleh. “Luusan telah siap bekerja bersama para arsitek mentor di biro-biro arsitek yang terkoordinasi oleh IAI di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang diwakili oleh Direktur dan Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen DIKTI, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa profesi arsitek memerlukan keterampilan tidak hanya terletak pada kemampuan desain, tetapi juga pada kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi dan juga memimpin. Dunia arsitek terus berubah dan selalu berkembang, sehingga para arsitek muda terus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan. “Jadilah profesional, selalu terbuka dengan ide-ide baru, dan peka terhadap perubahan disekitar kita. Sebagai arsitek yang profesional, perlu menunjukkan pada dunia, bahwa arsitek adalah agen positif dalammembentuk ruang dan lingkungan yang lebih baik,” tuturnya.

Berkenan hadir dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI) yang diwakili oleh Komisi Pengembangan Pendidikan Keprofesian Dr. Ar. Rony Gunawan Sunaryo, S.T., M.T., IAI., dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah V, yang diwakili oleh Analis Kualifikasi dan Karier Pendidik, dan Tenaga Kependidikan LLDikti Wilayah V, Rahman Hakim, S.E.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) menggelar Seminar dengan mengusung tema “Antisipasi Kegagalan Bangunan” di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII pada Kamis, 1 Jumadilakhir 1445 H/14 Desember 2023 yang dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian PUPR, perwakilan  perguruan tinggi, konsultan, kontraktor, anggota asosiasi profesi keteknikan, serta  masyarakat umum.

Dalam kesempatan tersebut menghadirkan narasumber Prof. Dr. Agus Taufik Mulyono, ST., MT., IPU., ASEAN., Eng., dengan materinya “Implementasi Pemahaman Kegagalan Bangunan untuk Mencegah Malpraktik Jasa Konstruksi Sesuai Permen PUPR No. 8 Tahun 2021” dan Prof. Ir. Widodo, MSCE., Ph.D., dengan tema “Kriteria Tolok Ukur dan Strategi Mitigasi Risiko Kegagalan Bangunan”.

Selain itu juga menghadirkan Ketua Program Studi Teknik Sipil FTSP UII, Ir. Yunalia Muntafi, ST., MT., Ph.D. (Eng) IPM. dengan judul presentasinya “Teknik Kegempaan, Hambatan dan Tantangan Menghadapi Gempa dalam Mengantisipasi Kegagalan Bangunan”, dan Dosen Jurusan Arsitektur FTSP UII, Johanita Anggia Rini, ST., MT., Ph.D. dengan materinya “Kegagalan Bangunan yang Diakibatkan Karena Kesalahan Arsitektur”.

Secara resmi acara dibuka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. yang dalam arahannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari sosialisasi dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pemangku kepentingan terkait potensi kegagalan bangunan serta upaya pencegahannya. “Secara khusus target dari kegiatan sosialisasi ini adalah mahasiswa dan akademisi, serta secara umum adalah praktisi dan kalangan lain yang terkait dan tergabung dalam asosiasi ketekniksipilan dan arsitektur,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua LPJK, Ir. Taufik Widjoyono, M.Sc., mengatakan bahwa kegagalan bangunan dapat menimbulkan kerugian materil dan non-materil yang besar. Menurutnya, penting bagi masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memahami potensi kegagalan bangunan dan upaya pencegahannya.

Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, MT., IPU., ASEAN.Eng., dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa kegagalan bangunan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor desain, faktor pelaksanaan, faktor material, dan faktor lingkungan.

Sedangkan Prof. Ir. Widodo, MCSE. Pada kesempatan yang sama menjelaskan tentang kriteria tolok ukur dan mitigasi kegagalan bangunan. Kriteria tolok ukur kegagalan bangunan adalah parameter yang digunakan untuk menentukan apakah suatu bangunan telah mengalami kegagalan atau tidak. Sedangkan, mitigasi kegagalan bangunan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan bangunan.

Narasumber lainnya, Ir. Yunalia Muntafi, S.T., M.T., Ph.D. (Eng)., IPM., dan Johanita Anggia Rini, S.T., M.T., Ph.D. membahas tentang antisipasi bangunan untuk menghindari kegagalan akibat gempa bumi dan pembahasan tentang kegagalan bangunan akibat kesalahan arsitektural.