Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII), Senin, 24 Rabiulakhir 1443 H/29 November 2021), menerima rombongan benchmarking dari Universitas Riau (UNRI). Kegiatan tersebut dalam rangka “ngangsu kawruh” Universitas Riau ke FTSP UII terkait capaian akreditasi The Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) yang telah diraih oleh Program Studi (Prodi) Teknik Sipil dan Prodi Teknik Lingkungan FTSP UII. Rombongan disambut dan diterima di Ruang Sidang Teknik Sipil FTSP UII Gedung Moh. Natsir Kampus Terpadu. Dalam penyambutan tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan.

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, M.T., dalam sambutannya mengatakan bahwa sebelum memperoleh akreditasi IABEE, beberapa Program Studi di FTSP UII sudah terakreditasi internasional, di antaranya adalah Prodi Teknik Sipil Japanese Accreditation Board for Engineering Education (JABEE), Prodi Arsitektur Korea Architectural Accrediting Board (KAAB), dan Prodi Teknik Lingkungan Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET). “Alhamdulillah, ketiga prodi tersebut juga memperoleh Akreditasi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT),” tuturnya.

Sementara itu, Dr. Suyanto, M.Sc., Sekretaris Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Riau menyampaikan bahwa dari 104 program studi di Universitas Riau belum ada yang berstatus akreditasi internasional. “Maksud dan tujuan kami ke FTSP UII adalah salah satu rangkaian dalam rangka persiapan mengajukan akreditasi internasional, IABEE,” ungkapnya.

Hal tersebut dikuatkan oleh Dr. Reni Suryanita, S.T., M.T., Koordinator Pusat Jaminan Mutu LPPMP Universitas Riau.

Usai penyambutan dilakukan pemaparan materi yang disampaikan oleh Dr. Ir. Sri Amini Yuni Astuti, M.T., Kaprodi Teknik Sipil FTSP UII, Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES, M.Sc., Ph.D., Kaprodi Teknik Lingkungan FTSP UII, Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T, M.Eng., Sekprodi Teknik Lingkungan FTSP UII dan juga Berlian Kushari, S.T., M.Eng., Sekjen IABEE., yang pada kesempatan tersebut menyampaikan tentang syarat-syarat dan hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi akreditasi IABEE.

Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T, M.Eng., Sekretaris Prodi Teknik Lingkungan FTSP UII pada kesempatan yang sama juga mengatakan bahwa peran teknologi informasi pada saat ini sangatlah penting. Tidak terlepas dalam persiapan akreditasi. ”Alhamdulillah UII saat ini memiliki sistem yang sudah terintegrasi sehingga memudahkan dalam penerapan di berbagai unit”, ujarnya.

Delegasi Universitas Riau menutup agenda kunjungannya dengan mengunjungi beberapa laboratorium di Prodi Teknik sipil dan Prodi Teknik lingkungan FTSP UII.

Berdasarkan Undang-Undang 2/2017 tentang Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi dinyatakan bahwa setiap Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi (SKKK) yang berupa Sertifikat Kompetensi Ahli (SKA), Sertifikat Kompetensi Teknisi/Analis atau Sertifikat Kompetensi Operator. Setiap pengguna jasa dan/atau penyedia jasa wajib memperkerjakan tenaga kerja konstruksi yang memiliki SKKK, yang diperoleh melalui uji kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Pelaksanaan uji kompetensi kerja konstruksi dilaksanakan oleh LSP-P1/LSP-P2/LSP-P3 yang sudah dilisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). SKKK wajib diregister oleh Menteri PUPR melalui LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi), jika tidak diregister maka tidak boleh diimplementasikan dalam praktik jasa konstruksi.

Sesuai dengan PP 14/2021 Pasal 30 C disebutkan bahwa fungsi LSP di antaranya adalah menyusun program kerja tahunan, menyusun serta mengembangkan skema sertifikasi dan membuat perangkat asesmen serta materi uji kompetensi berdasarkan SKKNI, menyediakan Asesor dan melakukan uji kompetensi. Selain itu juga menetapkan persyaratan, memverifikasi, dan menetapkan tempat uji kompetensi, memelihara dan meningkatkan kinerja Asesor dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan melaksanakan surveilans pemeliharaan sertifikasi. “Melaksanakan manajemen mutu, mencatatkan dan melaksanakan pelaporan penyelenggaraan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi (SIJK) terintegrasi serta mengembangkan pelayanan sertifikasi juga bagian dari fungsi LSP,” ujarnya.

Demikian materi “Tantangan Implementasi SKA (Sertifikat Kompetensi Ahli) dalam Mewujudkan Industri Konstruksi yang Berdaya Saing” yang dipaparkan Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, ST., MT., IPU., Asean Eng., Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PUPR dalam sebuah webinar yang digelar oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Sabtu, 15 Rabiulakhir 1443 H/20 November 2021.

Kegiatan yang mengusung tema “Peran Kampus Dalam Peningkatan Daya Saing Lulusan di Bidang Jasa Konstruksi (Perluasan Lingkup LSP)” tersebut juga menghadirkan narasumber Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI., AA., Pengurus LSP Arsitektur UII yang juga Ketua Program Studi (Kaprodi) Profesi Arsitek FTSP UII dengan judul materinya “Kompetensi Berarsitektur, Kompetensi Perancangan Arsitektur dan Kompetensi Arsitek dan Thorikul Huda, S.Si., M.Sc., Direktur LSP UII periode 2016 -2018 dengan judul materinya “Pelaksanaan Sertifikasi Profesi di UII”.

Ir. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI, AA., pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus (PP 10/2018 BNSP). Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. “Sertifikat Kompetensi adalah tanda bukti kelulusan uji kompetensi dan lulus uji kompetensi dibuktikan dengan sertifikat kompetensi (PP 15/2021 Arsitek),” ungkapnya.

Sementara itu, Thorikul Huda, S.Si., M.Sc. menjelaskan bahwa skema sertifikasi profesi merupakan persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama. “Tipe skema sertifikasi yaitu KKNI, Okupasi Nasional, Klaster atau Paket dan Unit Kompetensi,” jelasnya.

Acara yang diikuti oleh dosen, praktisi, konsultan, kontraktor dan masyarakat umum tersebut secara resmi dibuka oleh Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D. dengan moderator Johanita Anggia Rini, ST., MT., Ph.D. (ASY)

Dalam menjalani hidup, berbuat baik tentu merupakan kewajiban bagi umat manusia. Namun, berbuat baik saja tidak cukup jika tidak disertai dengan keimanan yang kuat terhadap Allah SWT. Langkah awal dalam membangun ukhuwah yaitu dengan membangun visi yang sama untuk bersatu. Kemudian menghadirkan nilai kemuliaan untuk memperkuat.

Untuk mencapai ukhuwuah harus diringi dengan kemauan mempraktikkan isi Al-Quran dalam tatanan kehidupan. Dalam ayatnya Al-Qur’an menjamin seseorang yang mengamalkan akan memilki nilai ikatan ukhuwah yang kuat dan sulit dipisahkan dalam kehidupan. Hal tersebut terbukti dari sejarah yang mengisahkan turunnya Al-Qur’an di tengah umat jahiliyah. “Al-Qur’an turun di tengah umat jahiliyah bukan tanpa alasan, tapi untuk menunjukkan pesan pada generasi selanjutnya begitu dahsyatnya Al-Quran jika dipraktekan dalam kehidupan,” tuturnya.

Demikian disampaikan ustaz Dr. Firanda Andirja Abidin, Lc., M.A., sosok penulis dan juga salah satu pengisi kajian di Masjid Nabawi dalam sebuah Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Al-Mustanir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) secara daring pada 16 Rabiulakhir 1443 H/21 November 2021.

Dalam acara yang mengusung tema “Perkuat Ukhuwah dan Menjadi Generasi Qurani” pengisi kajian di Radio Rodja tersebut menambahkan pertemuan ini adalah salah satu ladang pahala yang patut disyukuri, karena selain dalam rangka menuntut ilmu, seseorang yang dipertemukan karena Allah (Majelis Ilmu) adalah manusia yang dirindukan surga. Menurutnya, ukhuwah sangat penting terutama bagi generasi muda, karena manusia yang saling mencintai dan bekerjasama karena Allah, maka Allah juga pasti mencintai dan menolong mereka.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa persaudaraan umat Islam saat ini pada kondisi rapuh, padahal sesama umat Islam ibarat bangunan rumah yang harusnya saling menguatkan satu sama lain, inilah Ukhuwah Islamiyah yang sesungguhnya,” imbuhnya.

Lulusan Universitas Islam Madinah tersebut juga mengingatkan bahwa saling mengejek atau merendahkan adalah salah satu sumber perpecahan. Karena bisa jadi yang diejek atau direndahkan lebih baik di mata Allah SWT. “Mari kita jaga dan kita rawat ukhuwah yang baik diantara kita, agar jalinan silaturahim semakin kuat,” pungkasnya.

Wallahua’lam Bishawab

Kerja atau aktivitas hendaknya diartikan dan diyakini tidak semata-mata mengandalkan balasan sekarang di dunia tetapi pandangan dan visinya harus melampaui batas-batas kekinian yaitu kekal di akhirat. Keyakinan yang terangkum dalam rukun Iman menjadi pijakan untuk memaknai hidup. Namun demikian, keberimanan belumlah dikatakan sempurna jika tidak dilanjutkan dengan amal saleh.

Inilah mengapa Alloh SWT senantiasa merangkaikan kata amanu, yakin mutlak, tanpa ragu (beliefe) dan amilush sholihat, energy positif, penuh semangat (passionate). Ketentuan amanu (beriman) dan amilush sholihat (beramal saleh) menjadi satu paket yang saling menguatkan. “Hidup harus diisi dengan amal saleh, diantaranya dengan membantu dan meringankan orang lain,” ujarnya.

Demikian disampaikan ustaz Drs. Imam Mujiono, M.Ag., dari Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam acara Puncak Milad Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII yang ke 57 tahun. Kegiatan tersebut digelar secara daring pada 8 Rabiulakhir 1443 H/13 November 2021 yang diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, satpam, cleaning service, perwakilan lembaga mahasiswa, tamu undangan dan mitra dengan mengusung tema “FTSP Tangguh, Penuh Semangat, Tebar Manfaat”.

Lebih lanjut Drs. Imam Mujiono, M.Ag., menambahkan bahwa intensitas ibadah tergantung dari kualitas akidah atau iman. Akidah yang tangguh merupakan bentuk relasi dengan Alloh SWT. Jika akidah kita kokoh, akidah kita kuat, maka mewujudkan adanya relasi, hubungan spiritual kita dengan Alloh SWT. “Semangat ibadah merupakan ekspresi kedekatan relasi kepada Alloh SWT,” imbuhnya.

“Efek dari akidah rapuh adalah kepribadian ganda (split personality), dan indikatornya adalah melakukan sholat tapi sering maksiat, menjalankan puasa ironisnya rajin dosa, beribadah haji anehnya juga korupsi dan menunaikan zakat tapi milih fitrah saja,” pungkasnya.

Sementara itu, Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D., saat membuka acara tersebut dalam arahannya menyatakan bahwa selalu ada harapan dan doa baik, di masa bertambahnya usia. Begitu pula dengan FTSP UII yang telah menginjak tahun ke-57, banyak harapan agar kedepannya dapat terus berkembang lebih baik, tentunya dengan dukungan dan kerjasama dari seluruh civitas, dosen dan mahasiswa. “Terima kasih bapak ibu sekalian yang telah bekerja keras untuk FTSP UII dan telah berdedikasi tinggi dalam menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dan keberkahan untuk kita semua,” ungkapnya.

Di penghujung acara ditayangkan dan diumumkan pemenang lomba video ucapan milad dan pengumuman The Best Paper Studi Intensif Al-Qur’an serta pengundian doorprize untuk 225 peserta yang bergabung pada kesempatan tersebut. (ASY)

 

Antusiasme mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) tidak lepas dari kenyataan bahwa lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada sebelumnya lebih didominasi oleh semangat kedaerahan dan hanya memberikan pendidikan secara parsial terfragmentasi dan pada saat itu bisa bertahan hidup baru sebatas pendidikan menengah, sekalipun sebelumnya sudah dirintis pendidikan tinggi. Para pendiri (the founding father) STI memiliki keyakinan bahwa hanya dengan model pendidikan yang komprehensif atau terpadu, pendidikan agama dan umum mampu menciptakan pemimpin yang bisa membawa negara Indonesia sebagai negara yang diberkahi dan mendapat ampunan, baldatun toyyibatun wa robbun ghofur.

Tujuan didirikannya STI, dalam Peraturan Umum menyebutkan, bahwa STI adalah perguruan tinggi yang memberikan pendidikan dan pelajaran tinggi tentang ilmu-ilmu agama Islam dan ilmu masyarakat agar menjadi Pusat Penyiaran Agama dan memberikan pengaruh Agama Islam di Indonesia. Bertujuan untuk mencetak kader-kader bangsa mencetak pemimpin Islam yang memiliki pengetahuan yang seimbang dan sangat luas baik di bidang agama maupun kemasyarakatan. “Berdasarkan tujuan tersebut dibuat slogan yang sangat popular di kalangan mahasiswa, Berilmu Amaliyah dan Beramal Ilmiah,” tuturnya.

Demikian disampaikan Drs. Suwarsono Muhammad, MA., Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam materinya berjudul “Refleksi Sejarah dan Tantangan UII ke Depan” di acara Seminar Ke-UII-an yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII pada Sabtu, 1 Rabiulakhir 1443 H/6 November 2021secara daring.

Kegiatan yang mengusung tema “Nilai-Nilai dan Tantangan UII di Masa Depan” tersebut juga menghadirkan narasumber Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Rektor UII dengan materinya “Universitas Islam Indonesia: Unggul dan Mondial”, Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga dengan judul “Visi Keilmuan Dan Keislaman Untuk Peradaban” dan Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si., Dosen Fakultas Hukum UII dengan tema materinya “Peran UII Bagi Bangsa”.

Selanjutnya, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., dalam paparannya mengungkapkan bahwa ada beberapa dalam hal kualitas lulusan diantaranya adalah berakhlak luhur, yaitu reigius, nasionalis, dan menghargai keragaman budaya, lihai berteknologi, adaptif terhadap perkembangan teknologi. Sedangkan berjiwa pemimpin adalah menguasai kompetensi masa depan, menguasai disiplin pilihan. Dalam hal menguasai bahasa internasional berfungsi untuk mengakses perkembangan mutakhir dan membangun jaringan, serta kreatif dan inovatif melihat dari perspektif yang beragam dan anti arus utama atau anti kelaziman. “Peningkatan relevansi perguruan tinggi merupakan peningkatan kualitas lulusan dan peningkatan kualitas artefak akademik. Dan semuanya merupakan kerja kolektif yang istikamah,” tuturnya.

Sementara itu, Prof. Dr. M. Amin Abdullah menyampaikan penduduk muslim dunia yang saat ini populasinya sangat besar dan tersebar di berbagai belahan dunia. Menurutnya, dari sisi ekonomi kemajuan dan perkembangan negara dengan penduduk mayoritas muslim masih rendah dibandingkan dengan negara lain. Dari sisi kemanusiaan masih banyak kecenderungan untuk membenci manusia yang berbeda dengan kita. “Mungkin perlu untuk menyusun ulang visi keislaman dan keilmuan untuk peradaban dengan mengedepankan Al-Qur’an dan Sunnah tanpa meninggalkan ilmu pengetahuan umum, maupun Integration of Knowledge,” ungkapnya.

Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D. secara resmi membuka acara tersebut yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa  saat ini banyak dosen baru atau dosen muda yang baru bergabung dengan UII dan mungkin belum terlalu memahami mengenai UII, sehingga perlu untuk menyamakan persepsi nilai-nilai dasar ke-UII-an beserta visi misi UII yang mencakup tentang integrasi islam dan keilmuan. “Tidak hanya dosen muda, tetapi dosen senior pun juga perlu untuk di-refresh kembali agar memiliki pandangan yang sama dalam berkarya untuk UII,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan diskusi dan tanya jawab serta pembagian doorprize bagi peserta yang beruntung. (AS)