Diskusi Akhir Tahun FTSP UII 2020: Akan Hadir Program Studi Magister Teknik Lingkungan
Kamis (31 Desember) Di ujung akhir tahun masa pandemi COVID-19 yang belum mereda, Fakultas Teknik Sipil dan Perencaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menggelar Diskusi Akhir Tahun (DAT) secara virtual. DAT yang biasanya digelar secara langsung, saat ini digelar secara virtual dan juga disaksikan langsung melalui YouTube FTSP UII. Diskusi digelar dalam rangka puncak MILAD FTSP UII ke-56 yang jatuh pada bulan Oktober 2020 yang lalu. DAT digelar atas kerjasama 25 sponsorship yang dihadri 216 peserta yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan dan purna tugas FTSP UII.
Miftahul Fauziah, Ph.D selaku Dekan FTSP UII dalam kata sambutannya menuturkan, kegiatan diskusi ini persis diperujung tahun yang merupakan bagian dari menghitung-hitung muhasabah apa yang sudah kita lakukan mana-mana yang masih kurang kita ekspori lagi dan mana-mana yang sudah baik kita tingkatkan lagi. Dan Insya Allah upaya diskusi ini nanti akan membawa manfaat bagi kita semuanya, agar hari esuk 2021 yang tinggal sehari bisa lebih baik lagi.
Kita berkarya bersama-sama ungkap Miftahul Fauziah, bekerja untuk meningkatkan profesionalisme kita dan menghasilkan outcom mahasiswa yang dari hari kehari makin meningkat, sehingga tujuan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa termasuk mencerdaskan mahasiswa, mencerdaskan kita semuanya semoga dapat tercapai.
Diskusi akhir tahun ini juga sekaligus kita rangkaikan dalam rangka satu kegiatan MILAD FTSP, yang mungkin agak terlambat, ungkap Miftahul Fauziah, karena 56 tahun yang lalu di bulan Oktober (12 Oktober) tepatnya FTSP UII mulai berdiri. Ia menambahkan, dan Alhadulillaah di usia ke-56 ini dengan 7 (tujuh) Program Studi Insya Allah tahun depan akan ada atau hadir Program Studi Magister Teknik Lingkungan, ungkapnya. Dengan harapan semoga bisa berkarya dan bisa menghasilkan produk-produk baik dari sisi akademik yang berupa hasil-hasil keilmuan maupun hasil-hasil pengabdian masyarakat. Ilmu yang diamalkan juga hasil lulusan yang bisa mencerdaskan dan mensejahterakan Indonesia sesuai dengan misi kita sebagai rahmatan lil’aalamin.
Miftahul Fauziah pun berharap, semoga pertemuan ini bisa lebih mendekatkan diri meningkatkan kekeluargaan, menguatkan ukhuwah Islamiyah, dan semoga besuk di tahun 2021 kita bisa bersinergi bekerja dengan lebih giat lagi. Tutupnya.
Diskusi akhir tahun mengangkat tema “Musahabah Akhir Tahun untuk Menyongsong Tatanan Baru FTSP UII” dengan menghadirkan 3 (tiga) narasumber dari masing-masing Jurusan. Prof.Ir. Widodo, M.SCE., Ph.D. (Dosen Teknik Sipil), Dr.Ir. Sugini, MT., IAI., GP. (Dosen Arsitektur), dan Dr.Ing.Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc. (Dosen Teknik Lingkungan).
Dalam paparannya Dr.Sugini, IAI., GP menyampaikan tentang Strategi pembelajaran 9 (Sembilan) Gagasan Aksi Publik (Komite Internsional Pendidikan Masa Depan UNESCO) yang disadur dari International commission on the Future Education, UNESCO,
Sembilan gagasan aksi publik untuk pendidikan paska Covid 3 (tiga) pertama: 1.Berkomitmen untuk memperkuat pendidikan sebagai kebaikan bersama. Pendidikan adalah benteng pertahanan melawan ketidaksetaraan. Dalam pendidikan dan kesehatan, kita aman ketika semua orang aman; kita berkembang saat semua orang berkembang.
2.Memperluas definisi hak atas pendidikan sehingga yang mengantar pada pentingnya konektivitas dan akses ke pengetahuan dan informasi. Komisi menyerukan adanya diskusi publik global — yang mencakup, antara lain, pelajar dari segala usia – tentang cara-cara memperluas hak atas pendidikan.
3.Hargai profesi guru dan kolaborasi guru. Ada inovasi luar biasa oleh para pendidik dalam menanggapi krisis COVID-19, dengan sistem yang melibatkan dengan sangat kuat keluarga dan komunitas dan menunjukkan ketahanan yang sangat tinggi. Kita harus mendorong kondisi yang memberikan otonomi dan fleksibilitas pendidik garis depan untuk bertindak secara kolaboratif.
Dr.Sugini melanjutkan, tiga kedua dari gagasan aksi publik untuk pendidikan paska Covid berikutnya adalah 1.Mempromosikan partisipasi dan hak siswa, remaja dan anak-anak. Keadilan antargenerasi dan prinsip-prinsip demokrasi harus memaksa kita untuk memprioritaskan partisipasi siswa dan orang muda secara luas dalam konstruksi bersama untuk perubahan yang diinginkan.
2.Lindungi ruang sosial yang disediakan oleh sekolah saat kita mengubah pendidikan. Sekolah sebagai ruang fisik sangat diperlukan. Organisasi kelas tradisional harus memberikan jalan untuk berbagai cara ‘melakukan sekolah’ di satu sisi, namum demikian sekolah sebagai ruang-waktu terpisah kehidupan kolektif, khusus dan berbeda dari ruang belajar lainnya harus dilestarikan.
3.Menyediakan sumber teknologi terbuka dan gratis untuk guru dan siswa. Sumber daya pendidikan terbuka dan alat digital akses terbuka harus didukung. Pendidikan tidak dapat berkembang dengan konten siap pakai yang dibangun di luar ruang pedagogis dan di luar hubungan manusia antara guru dan siswa. Pendidikan juga tidak dapat bergantung pada platform digital yang dikendalikan oleh perusahaan swasta.
Sugini yang merupakan dosen senior Arsitektur UII ini menambahkan, bahwa tiga yang ketiga dari gagasan aksi publik untuk pendidikan paska Covid adalah 1.Memastikan literasi ilmiah dalam kurikulum. Ini adalah waktu yang tepat untuk refleksi mendalam tentang kurikulum, terutama saat kita berjuang melawan penolakan pengetahuan ilmiah dan secara aktif melawan misinformasi.
2.Melindungi pembiayaan pendidikan publik domestik dan internasional. Pandemi memiliki kekuatan untuk merusak kemajuan beberapa dekade. Pemerintah nasional, organisasi internasional, dan semua pendidikan dan mitra pembangunan harus menyadari kebutuhan untuk memperkuat kesehatan masyarakat dan layanan sosial, tetapi secara bersamaan memobilisasi perlindungan pendidikan publik dan pembiayaannya.
3.Meningkatkan solidaritas global untuk mengakhiri tingkat ketimpangan saat ini. COVID-19 telah menunjukkan kepada kita sejauh mana masyarakat kita mengeksploitasi ketidakseimbangan kekuatan dan sistem global kita mengeksploitasi ketidaksetaraan. Komisi menyerukan komitmen baru untuk kerja sama internasional dan multilateralisme, bersama dengan solidaritas global yang direvitalisasi yang memiliki empati dan penghargaan atas kemanusiaan kita bersama sebagai intinya. Ungkap Sugini.
Sementara sebagai renungan Dr.Ing.Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc. (Dosen Teknik Lingkungan) menyampaikan penguatan karakter mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII, sedangkan Prof.Widodo, Ph.D menyampaikan makalahnya tentang intropeksi, evaluasi, adaptasi dan kreasi.
Selesainya DAT dilanjutkan dengan pembagian doorprize. (h).