FTSP UII Adakan Workshop Penyusunan Roadmap Pengembangan Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) adalah bagian dari Universitas Islam Indonesia (UII), kita perlu mengangkat diri ke depan seperti yang telah dikonsep oleh team yaitu rancangan 100 (seratus) tahun ke depan atau 100 tahun berdirinya UII. Hal ini pula sudah kita diskusikan sebelumnya dengan trend yang sangat bagus sekali. Tahun 2018 akan terjadi subsesi dari level Badan Wakaf, Rektorat, Dekanat, dan Prodi, oleh karenanya bagi para dosen yang masih muda untuk bersiap siap untuk menggantikannya. Kepada para dosen mohon berperan aktif dan berpartisipasi, sekecil apapun kontribusi sangat diharapkan yang akan ditampung oleh tim.
Demikian dituturkan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam pembukaan workshop 1 tentang Penyusunan Roadmap Pengembangan Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka, pada Selasa (8 Agustus) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII, Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta, yang dihadiri dan sekaligus sebagai nara sumber Dr.Ir.Harsoyo, M.Sc (Mantan Rektor UII), KH.Muhammad Jazir ASP, dan Dr.Sumaryono, M.Si.
Selaku narasumber Dr.Ir.Harsoyo, M.Sc mengupas tentang Organisasi FTSP UII di masa depan. Ia menegaskan, FTSP UII 2045 kapasitasnya adaptif dinamis, efektif dan efisien simple, taat visi, sistem merit (unit dan individu), kinerja obyektif, dan good will. Ia pun mengaku bahwa saat ini sudah adanya industri global, penyedia utama SDM industri regional. Oleh karenanya kita harus adaptiv terhadap teknologi dan IT yang ada, kita harus handal strategis analitik taktis dan operasional teknis.
Sementara KH.Muhammad Jazir ASP menyuguhkan thema menjadi rahmatan lil’alamin dalam pergaulan internasional. Universitas Islam Indonesia (UII) adalah penghasil pemimpin oleh karenanya diperlukan paradigma baru yang dapat meluluskan para mahasiswa yang benar benar memiliki nilai nilai yang Islami. KH.Muhammad Jazir menekankan bahwa karakter mahasiswa sangat diperlukan dan ditanamkan sedini mungkin disamping ditanamkan kemampuan literaturnya.
KH.Muhammad Jazir menambahkan, Islam bukan branding tetapi paradigma yaitu leading yang menghasilkan pemimpin yang Islami, yang mampu menyediakan produk untuk pasar paling tidak 30% tingkat dunia secara Islami pula, mengutamakan sumber daya Indonesia hingga memiliki trendsenter urusan sandang secara sunnah Rasulullah SAW, memiliki pangan halalan thoyyiban, serta memiliki papan sistem hunian tata ruang, lingkungan, industri insfrastruktur, fasilitas logistik, sistem pusat peradaban, jaringan dan kesejahteraan hingga bisa menjadi pengawal bangsa.
Motivasi kepada pendidik dalam rangka menghadapi generasi masa depan disampaikan oleh Dr.Sumaryono, M.Si dengan menamakan guru inspiratif. Mencintai profesi sebagai pengajar harus ditanamkan dan dinikmati pengalamannya, serta diminta untuk dirasakan kebahagiaannya. Hadirkan diri anda sepenuh hati di hadapan mahasiswa karena inspiratif seorang guru yang kehadirannya akan dirindukan oleh siswanya.
Ada 4 (empat) cara bisa menjadi guru yang inspiratif yaitu cintailah profesinya menjadi guru (pengajar), jadilah tauladan di tengah tengah para murudnya, menjadi pembelajar yang benar benar sejati, dan piawai mengelola kelas. Kitapun tidak cocok menjadi guru bilamana kita berlaku pemarah, pembangkang, pemalu, pemalas, dan mengeluh. Ungkapnya.