FTSP UII DAT 2017 Siklon Tropis Cempaka-Dahlia

 

Jum’at (15 Desember) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Diskusi Akhir Tahun (DAT) bertajub “Mengenali dan Merespon Badai Tropis Cempaka-Dahlia”, dengan narasumber  Danang Samsu (Pusdalops PB BPBD DIY), Hary Tirto Djatmiko (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), dan Tim Relawan FTSP UII bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta.

 

Turut hadir dan menyampaikan kata sambutan Wakil Rektor I (Ilya Fadjar Maharika, Ph.D.,IAI), Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc), Wakil Dekan FTSP (Setya Winarno, Ph.D), para dosen  dilingkungan FTSP UII.

 

Penanganan Dampak Siklon Tropis Cempaka disampaikan oleh Danang Samsu bahwa, Siklon Cempaka berdampak terhadap 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu)  Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dampak Siklon tropis Cempaka mulai di rasakan sejak 27 November 2017 (angin kencang, gelombang besar laut, hujan sangat lebat, tanah longsor, banjir) menyebabkan terjadi puluhan korban jiwa dan harta, ribuan jiwa terdampak atau mengungsi juga terputusnya jalur transportasi darat.

Danang Samsu berpendapat bahwa semua yang terjadi menjadi pembelajaran bagi kita, karena lemahnya EWS terkait cuaca ekstrim terutama pada pengenalan risiko,  analisa wilayah terdampak dan penyampaian informasi kepada masyarakat. Pusdalops perlu meningkatkan kemampuan dalam mengelola EWS  terutama terkait cuaca ekstrim. Kekurangan Sumberdaya untuk respon darurat bencana (personil yang kompeten dan peralatan penyelamatan yang baik). Perlu membentuk Incident Management Team untuk semua level  bencana. Ungkap Danang.

Sementara Hary Tirto Djatmiko (Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi) menegaskan bahwa, Siklon Tropis adalah Sistem tekanan rendah non-frontal yang  berskala sinoptik yang  tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya,  serta bertahan setidaknya enam jam, dengan radius rata-rata mencapai 150 hingga 200 km.

 

Terbentuk di atas lautan luas dengan suhu permukaan air  laut hangat, lebih dari 26.5°C.  Angin kencang yang  berputar di  dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam. Dampak Siklon Tropis adalah secara langsung dan tidak secara langsung (perubahan pola cuaca). Dampak langsung terjadi angin kencang, hujan lebat, gelombang tinggi, dan gelombang pasang yang mengakibatkan banjir dan tanah lonsor. Imbuhnya.

 

Sedangkan tim relawan FTSP UII Peduli  juga melaporkan bahwa, lokasi kegiatan ini difocuskan di kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Pacitan Jawa Timur.

Dilaporkan hasil survei dan assessment pasca bencana di Kec. Piyungan, Kab. Bantul oleh Adityawan Sigit. ST., MT bahwa di lokasi dusun Bintaran Wetan Piyungan Bantul bencana/ kerusakan adalah sebuah jempatan yang roboh dengan bentang 30 meter lebar 2,5 meter , tanggul/ turap roboh akibat longsor.

Lokasi dusun Payak Cilik, Piyungan, Bantul bencana/ kerusakan 2 (dua) buah jembatan roboh, bentang 30 meter lebar 2,5 meter. Dan jembatan yang kedua  dengan bentang 30 meter lebar 1,5 meter. Upaya sementara dibuat jembatan bambu dan rakit sebagai alat penyeberangan sementara. Disamping itu juga dilaporkan Adityawan Sigit bahwa di Daerah Piyungan Bantul yang terkena banjir, longsor di dusun Rejosari, dusun Kaligatuk, dusun ngablak, dusun Cempokojajar, dusun Banyakan, dan dusun sungapan.