Tag Archive for: 2017

Yakinlah Rencana Allah Jauh Lebih Indah Dari Apapun Yang Kita Rencanakan

Seperti hal yang saya alami setelah Allah SWT. mengqadar saya untuk menggali ilmu di Universitas Islam Indonesia (UII) setelah saya gagal masuk ke Perguruan Tinggi  (PT) yang saya inginkan.

Arsitektur satu-satunya program studi yang menjadi passion saya, karena saya dapat meluweskan hobi menggabar saya. Hari demi hari saya lewati, banyak hal yang saya alami dan menyadarkan saya bahwa Arsitektur UII lebih dari yang saya harapkan di perguruan tinggi lainnya. Kurikulum, penyampaian dosen, dan asisten dosen (Asdos) tegas yang saya temui diawal hingga akhir semester, berhasil membangun mental saya.

Banyak kejutan yang saya kira hanya mimpi semata, seperti mimpi saya untuk dapat terbang keluar sebelum masa kuliah saya berakhir dan hal itu terjadi bahkan tidak hanya sekali saja. Bukan hanya itu, dipenghujung kelulusan, saya dibisikkan pihak kampus sebagai lulusan terbaik saat itu. Seketika mata saya berkaca-kaca. Mimpi orang tua diawal kuliah telah berhasil saya wujudkan. Waktu, tenaga, pikiran yang saya habiskan selama 4 tahun dikampus dapat berakhir dengan indah.

Walapun saya dipilih sebagai lulusan terbaik, bukan berarti saya hanya semata-mata belajar. Selesai kuliah pulang. Bahkan bisa dibilang saya jarang belajar karena padatnya kegiatan. Belajarlah secukupnya, bukan sebanyak banyaknya. Pahami yang adik-adik pelajari bukan menghafal.

Selain itu, saya dipercayai oleh Program Studi untuk menjadi tim akreditasi KAAB dan menjadi asisten part time untuk membantu pekerjaan di Program Studi 24 jam harus dapat saya manfaatkan sebaik mungkin, karena ada kegiatan lain diluar part time dan kuliah.

Itulah kesan kesan salah seorang Alumnus Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang baru saja menyelesaikan studinya (Wisuda 23 September 2017)  Aisah Azhari Marwangi  yang berasal dari  Bedilan Kalitirto Berbah sleman, Yogyakarta.

Aisah Azhari Marwangi merupakan satu satunya Wisudawan yang mendapatkan PIN Mas dari Universitas Islam Indonesia (UII) dalam Wuisda 23 September 2017 yang lalu dengan meraup Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi pada Wisuda I TA.2017/2018  3,96 (tiga koma sembilan enam).

Bincang bincang dengan reporter Aisah mengaku, pada intinya Aisah (saya) merasa sangat beruntung dapat menyelesaikan studi S1 di Aristektur UII sepertinya yang telah Allah SWT rencanakan. Bukan hanya akreditasinya yang saat ini sudah internasional namun sejauh mata saya memandang, wanita-wanitanya berpaikan muslim berbeda halnya ketika saya memasuki Perguruan Negeri lainnya. Saya merasa tenang dan nyaman akan hal itu. Di UII kita bukan hanya dbekali urusan dunia yaitu tentang pendidikan yang berakhir untuk keperluan mencari nafkah namun akhirat kita juga mengikuti karena UII mengajarkan tentang islam lebih dalam.

Aisah yang memiliki hobb seni lukis prestasi pun berpesan untuk adik-adik semua, janganlah lama-lama berkecil hati ketika sesuatu yang kamu inginkan tidak tercapai. Bangkit dan bangunlah kepercayaan bahwa Allah SWT sudah menyusun rencana terbaik untuk kalian dan dua hal lagi jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu, syukur-syukur sholat sunnah juga serta sempatkanlah membaca Al-Qur’an 3 ayat sehari karena itu menjadi salah satu lahan untuk dapat berkomunikasi kepada Allah SWT.

Terkhusus adik-adikku di Arsitektur UII, beruntunglah kalian berawal dengan pencapaian akreditasi internasional KAAB. Saya yakin kalian pasti lebih hebat dari kakak-kakakmu ini, buktikan itu!! Ikuti Sayembara-sayembara dan konferensi baik nasional ataupun iternasional, jadilah volunteer, serta publikasikan karya STUPA mu. Lihatlah arsitektur seluas-luasnya. Arsitektur memang berat, tetapi akan ringan jika kalian menyukainya karena desain sangatlah bebas dan bervariasi. Show off yourself, don’t let anyone make you down. Ungkapnya.

Mahasiswa FTSP UII Sabet Urutan Kedua Presenter Terbaik Konferensi Keislaman IIUM

Bertempat di Kuala Lumpur Malaysia Imam Agung Baskoro (13511008), mahasiswa Program Studi Teknik Sipil  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  mengikuti kegiatan  Konferensi Keislaman Internasioal Islamic University of Malaysia (IIUM),  pada 21 hingga 24 September 2017.

Konferensi Keislaman Internasional berlangsung di Malaysia dengan narasumber Ustadz Hanan Attaki dari Malaysia dan dari IIUM yang diikuti puluhan mahasiswa/i dari berbagai puluhan Perguruan Tinggi ASEAN  dengan mempresentasikan papernya secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 (tiga) orang mahasiswa/i baik dari satu Fakultas, atau satu Universitas, bahkan dari Perguruan Tinggi lain.

Team Yogyakarta terdiri dari Imam Agung Baskoro FTSP UII (13511008), Krisal Putra (Komunikasi UII), dan seorang mahasiswa (Farras Iftikar) dari  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Demikian disampaikan Imam Agung Baskoro sepulang dari konferensi.

Ia menambahkan, paper yang dipresentasikan merupakan kolaborasi mahasiswa UII dengan UMY tentang isu ke-Islaman dengan thema “Isu Dampak Jejaring Sosial yang Saat ini Merusak Akhlak, Moral dan Etika Generasi Muda”. Selain itu Imam mengaku juga telah memaparkan solusi Al Qur’an dan Al Hadits berikan serta merubah mental dan sikap kita untuk kembali ke Al-Qur’an dan Assunnah.

Dalam laga yang bergengsi ini team Yogyakarta yang terdiri dari delegasi UII dan UMY dapat menyabet urutan ke-2 (dua) dalam katagori presenter terbaik  mengungguli puluhan team team yang lainnya. Ungkap Imam.

Foto-Ekspedisi-mahasiswa-teknik-lingkungan uii

Rizal Kartika Wardhana, mahasiswa Teknik Lingkungan UII (14513034)  mengikuti kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) pada tanggal 21 Agustus hingga 31 Agustus 2017.

Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) merupakan kegiatan besar yang menjadi salah satu awalan bagi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk melakukan aksi nyata menuju Poros Maritim Dunia. Melalui ENJ, diharapkan terbentuknya konektivitas antar masyarakat Indonesia sebangsa dan setanah air yang selama ini masih kurang dijangkau karena kondisi geografisnya. ENJ menjadi upaya untuk menghadirkan Negara di pulau-pulau kecil dan terluar dengan mengirimkan pemuda-pemudi terbaik nusantara agar terjun langsung di masyarakat yang membutuhkan (enj-maritim.id).

Rizal kartika Wardhana mengatakan, pada kesempatan ini alhamdulillah saya terpilih sebagai salah satu pemuda yang berhak mengikuti kegiatan ENJ ini. Saya terpilih untuk mengikuti kegiatan ENJ di Provinsi Jawa Timur, lebih tepatnya di pulau Ra’as. Kegiatan tim kami berlangsung selama 12 hari. Kegiatannya terdiri dari posyandu, home visit (diabetes dan hipertensi), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sosialisasi beasiswa, pulau inspirasi, taman baca, donasi baju dan sembako, pengenalan internet, yuk nabung, bina kreativitas desa, bersih desa dan pantai, pengolahan buah bakau menjadi sirup, sosialisasi potensi SDA dan konservasi lingkungan, dan eksplorasi pulau. Selama kegiatan yang berlangsung 12 hari tersebut, alhamdulillah kami mendapat dukungan penuh dari masyarakat maupun pemerintah. Ungkapnya.

Maksud kegiatan tersebut adalah untuk mengenalkan potensi budaya dan pariwisata Indonesia, menggali potensi pribadi, melatih kepemimpinan, melatih kepedulian sosial, peningkatan bela negara, dan peningkatan kecintaan terhadap NKRI.

ENJ terdiri dari tiga kelompok, yaitu kelompok pemuda (kapal perintis), kelompok mahasiswa (kapal perintis) dan kelompok siswa (KRI Dewaruci). ENJ kelompok mahasiswa dan kelompok siswa merupakan kelompok ENJ yang bekerja sama dengan instansi pendidikan tertentu. Kelompok ENJ mahasiswa bekerja sama dengan 46 perguruan tinggi negeri (PTN) dengan kuota 1000 mahasiswa. Sedangkan kelompok ENJ siswa bekerja sama dengan SLTA (SMA/sederajat) dengan kuota 68 siswa. ENJ kelompok pemuda merupakan kelompok yang terdiri dari pemuda yang berusia 17-30 tahun (UU No.40 Tahun 2009). Pada kelompok ENJ pemuda dilakukan seleksi dengan beberapa kriteria khusus, dimana kuota yang disediakan hanya berjumlah 2000 pemuda sedangkan yang melakukan pendaftaran mencapai 13416 (enj-maritim.id).

FTSP UII Terima Studi Banding  STT Pelita Bangsa 1

Dua Program Studi (Prodi) masing masing Prodi Arsitektur dan Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kemarin Selasa (26 September) menerima kunjungan studi banding dari Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Pelita Bangsa Bekasi bertempat di Ruang Sidang Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

FTSP UII Terima Studi Banding  STT Pelita Bangsa  2

Kunjungan ini bertujuan sebagai wahana sharing di berbagai bidang ilmu kearsitekturan dan ilmu lingkungan dalam hal pengenalan struktur fakultas dan prodi, laboratorium, kurikulum dan pembelajaran, Tugas Akhir (TA), maupun sistem pengajaran penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen.

Rombongan STT Pelita Bangsa sejumlah 12 (dua belas) orang  yang dipimpin oleh Dr.Supriyanto  disambut oleh Dekan FTSP UII  (Dr.Ing-Ir.Widodo, M.Sc), Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D), Ketua Prodi Teknik Lingkungan UII (Hudori, ST., MT), Sekretaris Prodi Teknik Lingkungan (Any Juliani, ST., M.Eng), dan Sekretaris Prodi Arsitektur (Ir.Rini Darmawati, MT).

FTSP UII Terima Studi Banding  STT Pelita Bangsa 3

Prestasi ke-3 (tiga) Program Studi Sarjana (S1) FTSP UII yang terdidi dari Program Studi Teknik Sipil meraih akreditasi internasional dari Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE),  Program Studi Arsitektur dan Profesi Arsitektur meraih akreditasi internasional dari Korean Architectural Accrediting Board (KAAB), dan pada 22 September kemarin baru saja Prodi Teknik Lingkungan menerima sertiikat akreditasi internasional dari Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) USA. Teknik Lingkungan ini turut melengkapi capaian akreditasi internasional Program Studi yang ada di FTSP UII sebelumnya.

Demikian dituturkan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam penerimaan rombongan studi banding dari STT Pelita Bangsa Bekasi.

Lebih lanjut Dr.-Ing.Ir.Widodo mengatakan, guna   mewadahi mahasiswa yang akan menuju ke Internasional saat ini FTSP UII membuka klas Internasional untuk Prodi Teknik Sipil dan Arsitektur, sedangkan Teknik Lingkungan akan segera menyusulnya. Oleh karenanya dibuka matrikulasi 1 (satu) tahun.

Sedangkan pemaparan kurikulum dan pembelajaran, Tugas Akhir (TA), maupun sistem pengajaran penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen disampaikan oleh masing masing Program Studi (Prodi Arsitektur dan Prodi Teknik Lingkungan).

Foto3-Workshop-OBE-TL

Sabtu (23 September) Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan (TL) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan workshop kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) bertempat di Ruang Sidang Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14.5 Yogyakarta.

Workshop  berbasis OBE diperuntukkan para dosen Prodi Teknik Lingkungan  FTSP UII  dihadiri  20 (dua puluh)  dosen Prodi Teknik Lingkungan dengan nara sumber Edwan Kardena, Ph.D  (Dosen Teknik Lingkungan ITB), Putra Arif Budiman, ST (Kementerian Pekerjaan Umum RI),  Sandi Eko Bramono, Ph.D. (Kementerian Pekerjaan Umum RI),  Dr.Tasdiyanto SP, M.Si  (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI), Ir.Rama Boedi, M.Si., IPU, dan Aris Ika Nugrahanto, ST., MBA., CEA., CEM.

Dalam makalahnya Sandi Eko Bramono , Ph.D. menyampaikan bahwa Indonesia mengalami problem sanitasi (termasuk pada sektor persampahan) yang semakin kompleks dan memasuki era sanitasi mendapat perhatian yang lebih tinggi namun ahlinya semakin terbatas dan langka. Oleh karenanya, senantiasa perkuat integritas, komitmen, etos, dan kompetisi (pada sektor persampahan).

Nara sumber dari Teknik Lingkungan ITB Edwan Kardena, Ph.D menuturkan, apa yang terjadi saat ini pada pendidikan dan perkembangan teknologi Bidang Teknik Lingkungan adalah Teknologi Pengolahan Air yang tersedia lebih advance daripada teknologi dan teori yang dipelajari di bangku kuliah. Banyak bidang lain melakukan terobosan dan penelitian/pengembangan teknologi lingkungan (TK, FI, SI, KI, BI, Pertanian dan lainnya). Bidang safety, environment, health sangat diperlukan di luar namun sedikit pelajaran mengenai bidang ini di kurikulum, serta tarik ulur kebutuhan akan Sanitary Engineer dan Environmental Engineer.

Problem bidang Environment di masa mendatang adalah Isue Sustainable development Goals WATER and SANITATION, Global Issue terkait perubahan iklim akan berpengaruh terhadap bidang terkait dengan pencemaran udara, pencemaran air, Issue Industri 4.0 mungkin industri generasi yang lebih jauh dari ini  dan Tantangan Green Industry.

Oleh karena itu Edwan Kardena berharap mahasiswa perlu dibekali Ilmu dasar yang kuat seperti mikrobiologi, matematika/ komputasi, kimia, biokimia. Disamping itu adanya dasar dasar engineering (Unit proses dan Unit operasi), serta ilmu komunikasi dan ilmu management. Ungkap Edwan Kardena.

Sementara Dr.Tasdiyanto SP, M.Si  menegaskan, kurikulum berbasis Outcome Base Education itu Berorientasi Kerja, yakni bergeser dari orientasi keilmuan (science) ke kompetensi kerja, dan proporsi kerja praktek diperbanyak. Berbasis Kompetensi, yaitu Standar Internasional, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan  Standar Khusus. Urgensi Pendidikan Vokasional (Perkumpulan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia sedang merintis Sekolah Vokasi Pembangunan Berkelanjutan).

Nara sumber lain Putra Arif Budiman, ST menyampaikan Permasalahan dan Visi Pembangunan Sanitasi Nasional. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum Teknik Lingkungan adalah Sanitasi. Sanitasi telah menjadi salah satu prioritas utama pembangunan pada tingkat internasional dan nasional, terutama dalam hal perlindungan lingkungan (perubahan iklim, ketahanan air, pengendalian pencemaran).

Berikutnya adalah Wide range of technology options, perbedaan teknologi yang sangat signifikan antara konvensional dan mutakhir (perkotaan melawan perdesaan). Pemahaman lintas disiplin ilmu terutama terkait faktor non-teknis (pembiayaan, regulasi, kelembagaan, sosial ekonomi masyarakat).

Sedangkan Aris Ika Nugrahanto, ST., MBA., CEA., CEM. menjelaskan tentang tantangan, peluang dan kebutuhan perubahan lulusan Teknik Lingkungan.

Foto1-Workshop-OBE-TL