Workshop Peningkatan Riset dan Publikasi Dosen FTSP UII
Dalam rangka meningkatkan penelitian dan publikasi dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar Workshop Peningkatan Riset dan Publikasi Dosen pada 24 Syawal 1443 H/25 Mei 2022 di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII.
Pada kegiatan tersebut menghadirkan pemateri Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Rektor UII, Prof. Ir. Mochamad Teguh, MSCE., Ph.D., Guru Besar Jurusan Teknik Sipil FTSP UII dan Prof. Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., Guru Besar Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII.
Acara secara resmi dibuka oleh Dekan FTSP UII, Miftahul Fauziah, S.T., M.T., Ph.D., yang dalam arahannya menyatakan bahwa penelitian yang baik dan publikasi akademik yang mencukupi, kualitas pendidikan untuk mahasiswa akan berkembang. Menurutnya, hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap kenaikan pangkat dosen itu sendiri. “Selain mengajar dan pengabdian masyarakat, dosen harus melakukan penelitian dan menulis publikasi ilmiah,” ungkapnya.
Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., dalam materinya mengungkapkan ada beberapa pendapat bahwa menjadi dosen itu sebuah kebanggaan sosial dan motivasinya adalah dihargai orang lain. Ada juga yang menganggap dosen itu sebuah profesi. Bahkan ada yang beranggapan menjadi dosen itu amanah sejarah, yaitu membentuk dan menghasilkan aktor-aktor peradaban. “Jika hal ini dipilih, maka motivasinya itu intrinsik, isoteris, melangit dan tidak hanya yang terlihat, tetapi banyak yang tidak terlihat disana,” tuturnya.
Selanjutnya, pemateri Prof. Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., menyatakan bahwa sebagai dosen akan memiliki dampak besar terhadap pendidikan dan pengembangan teknologi. Dosen mempunyai tugas pembelajaran. Ia menjelaskan mustahil jika mengembangkan pembelajaran tanpa meng-update keilmuan kita sendiri. Menurutnya, dampak dari good research yang paling tinggi adalah dalam hal ekonomi, kemanusiaan dan industri. Sedangkan dampak secara pribadi adalah sitasi dan rekognisi yang merupakan salah satu poin yang membedakan universitas atau perguruan tinggi tersebut berkontribusi pada keilmuan atau tidak. “Nantinya akan banyak sekali dampak pribadi maupun rekognisi keilmuan,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Ir. Mochamad Teguh, MSCE., Ph.D. dalam kesempatan yang sama menyampaikan informasi bahwa usulan untuk jabatan fungsional sampai lektor kepala dari pusat akan mendelegasikan ke wilayah, yaitu di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti). “Surat Keputusan masih diproses ditingkat pusat, dan kemungkinan tidak lama lagi akan segera diterbitkan,” ungkapnya.