Limbah puntung rokok mempunyai manfaat yang dapat dirubah menjadi alat yang dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan energi. Kemanfatan ini muncul dari hasil uji coba segenap mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia yang menyulap limbah puntung rokok menjadi penyimpan energi. Sehingga puntung rokok yang berserakan dihalaman jalan maupun di tempat sampah banyak terkurangi yang terbuang dengan sia sia.
Uji coba yang digagas oleh Yosi Mutiara Pertiwi (13513175)dan anggotanya mencoba menyulap limbah puntung rokok menjadi penyimpan energi atau Powerbank. Limbah puntung rokok ini diolah dengan metode khusus yang dapat menghasilkan sejumlah energi listrik.
Demikian dikatakan Yosi ketika berkunjung ke Humas FTSP UII Rabu (31 Mei) selepas mendaftarkan diri sebagai calon wisudawati periode Juli yang akan datang. Yosi menambahkan bahwa dirinya beserta beberapa teman timnya Arga Batara Sakti (13513096) , Ulfa Nur Hanifah (13513202), dan salah seorang temannya dari elektro membuat suatu powerbank dibutuhkan sekitar 900 (sembilan ratus) puntung rokok atau sekitar 6 (enam) ons puntung rokok. Tim ini bisa memanfaatkan 900 puntung rokok yang bisa diolah menjadi alat penyimpan energi yang pada dasarnya menjadi racun di muka bumi.
Yosi menambahkan, memang puntung rokok ini harus melalui proses pembakaran sebelumnya selama 6 (enam) jam guna memisahkan zat yang terkandung di dalamnya. Pembakaran tidak mempan dengan menggunakan kompor, namun pembakaran ini harus menggunakan kayu bakar kering, dan hasilnya berupa arang karbon yang digunakan untuk mengisi powerbank. Di dalam puntung rokok terdapat zat selulosa asetat yang mengandung karbon, dan karbonnya itu sendiri merupakan penghantar listrik yang paling baik dan mampu menyimpan energi seperti baterei.
Menurut dia puntung rokok sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu dengan tangki drum, selanjutnya dibersihkan proses pembakaran. Setelah dirakit powerbank dapat menghidupkan lampu selama beberapa waktu, dan supaya lebih tahan lama dipakai menghidupi peralatan elektronik dengan daya yang lebih besar.
Pengumpulan puntung rokok dilakukan di sekitar lingkungan kampus, hingga mengaisnya di bak bak sampah yang ada selama 3 (tiga) bulan guna mendapatkan 900 puntung rokok. Kami beserta anggota tim tidak pernah patah semangat dan menyerah untuk mewujudkan ide ini.
Kesan dan pesan Yosi kepada reporter di kantor humas adalah janganlah putus semangat sebelum mencoba, karena limbah puntung rokok menjadi masalah, sebab masa penguraiannya yang cukup lama dan terdapat berbagai zat berbahaya yang dikandungnya, oleh karenanya daripada berbahaya lebih baik kita manfaatkan. Ungkap Yosi yang berpredikat Cum Laude.