Tim mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Muhammad Naufal Rizqita, Vanidia Vegantara dan Faiz Rizky Nauli Harahap dengan karyanya yang berjudul “Omah Kasongan” berhasil menyabet juara satu dalam ajang Archinesia Student Design Competition (ASDC) 2022 yang diselenggarakan oleh satu media arsitektur terkemuka di Indonesia, yaitu ARCHINESIA (Architecture Network in Southeast Asia). Kompetisi diikuti mahasiswa D3, S1, S2, S3, maupun PPAr (Program Pendidikan Profesi Arsitektur) berjumlah sekitar 200 peserta dari 70 kampus di Indonesia.
Muhammad Naufal Rizqita, salah satu anggota tim mengungkapkan bahwa proses tersebut dimulai dengan peluncuran sayembara pada 17 Desember 2021 dan batas pengumpulan karya adalah 20 Januari 2022. Seleksi tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2022 dengan memilih peserta menjadi 10 besar, dan berhak melakukan presentasi pada tanggal 29 Januari 2022. Adapun dewan juri pada kesempatan tersebut adalah Antonius Richard dari RAD+ar, Imelda Akmal dari ARCHINESIA Bookgazine dan Wendy Djuhara dari djuhara+djuhara Architecture Office.
Ia menjelaskan bahwa tantangan dalam sayembara ini adalah untuk membuat ide desain rumah pada lahan seluas 100m2 dengan biaya bangun maksimal 500 juta rupiah, yang juga dapat menjawab permasalahan berkaitan dengan generasi milenial, kemajuan teknologi, dan situasi pandemi. “Kami menjalani proses sayembara secara daring mulai dari pendaftaran, diskusi, pengerjaan, dan presentasi untuk penjurian hasil karya,” ungkapnya.
Anggota tim yang lain, Faiz Rizky Nauli Harahap terkait dengan karya yang diangkat ia menjelaskan gagasan timnya bahwa dalam proyek ini mereka merancang rumah untuk milenial penerus budaya di Kasongan, Yogyakarta yang dapat memberi keberlanjutan dalam menghadapi tantangan sekarang dan masa depan. Ruang hidup yang menghadirkan wellbeing dan memfasilitasi aktivitas melestarikan budaya dan mengikuti perkembangan zaman.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa desain split level memberikan ruang yang menerus dan terbuka tetapi juga memastikan zonasi terpisah untuk menjaga privasi pemilik rumah dan juga kontrol dalam situasi pandemi. Pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami pada seluruh area bangunan menghadirkan ruang hidup yang sehat dan sustainable.
“Studio Gerabah disediakan sebagai tempat untuk bekerja dan berbagi budaya Kasongan dengan bukaan ruang yang menghadap sawah. Kemajuan teknologi dilihat sebagai manfaat sehingga studio di integrasikan dengan Studio Digital untuk upaya melestarikan budaya melalui digitalisasi,” jelasnya.
Sementara itu, Vanidia Vegantara saat dikonfirmasi terkait raihan tersebut menyatakan bahwa ia berharap mahasiswa arsitektur yang lain dapat mengikuti banyak sayembara sebagai wadah melatih kemampuan dalam praktik nantinya.
“Saya percaya bahwa sayembara ini menjadi wadah yang baik untuk melatih kita karena di sayembara ini, karya kita akan disidang dan dikomentari oleh real architects, yang berpraktik dan memang sudah sangat berpengalaman,” ucap Vanidia.