Sebanyak 25 mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII), yang berasal dari Program Studi (Prodi) Teknik Sipil, Prodi Arsitektur, dan Prodi Teknik Lingkungan yang sedang menempuh mata kuliah Manajemen Proyek yang merupakan mata kuliah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mengikuti kegiatan Site Visit to Epicentrum Rasuna Said di Jakarta pada 16-18 Dzulhijah 1446 H/12-14 Juni 2025.

Diawal kegiatan mahasiswa mengikuti dan menyimak paparan tentang manajemen properti oleh Melky Aliandri, S.T., M.B.A., Director PT Bakrieland Development Tbk, Director PT. Bakrie Swasakti Utama, dan Director/CEO Provices Indonesia.

Dalam paparannya Melky Aliandri menyatakan bahwa manajemen properti adalah kegiatan pengelolaan dan pengawasan atas aset properti, seperti real estat perumahan, industri, maupun komersial. Manajemen properti bertujuan untuk meningkatkan nilai properti melalui perawatan dan pemeliharaan yang tepat, menghasilkan pendapatan stabil melalui pengelolaan sewa yang efektif, meningkatkan efisiensi operasional dengan mengelola komponen fisik secara efektif dan efisien, mengatur sistem administrasi, keuangan, dan pengelolaan uang sewa serta meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menciptakan suasana yang aman dan nyaman.

“Dengan memahami konsep manajemen properti, kita dapat mengelola properti secara efektif dan efisien, serta meningkatkan nilai properti dan pendapatan,” ujarnya.

Kegiatan hari berikutnya adalah site visit, dimana mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu Office Wisma Bakrie, Office Bakrie Tower, Mall Epicentrum Walk, dan Apartement Masterpiece. Di tempat tersebut mahasiswa diberikan penjelasan terkait manajemen bangunan, operasional, perawatan lain-lain yang terkait dengan manajemen properti. Mahasiswa nampak antusias menyimak penjelasan dari pengelola, dan melakukan diskusi serta tanya jawab.

Koordinator mata kuliah MBKM FTSP UII, Vendie Abma, S.T., M.T., terkait kegiatan kuliah lapangan tersebut mengungkapkan bahwa Kuliah lapangan manajemen properti bertujuan memberikan mahasiswa pengalaman praktis dalam dunia manajemen properti, melengkapi teori yang dipelajari di kelas dengan aplikasi nyata di lapangan. Selain itu mahasiswa juga dapat mengamati, menganalisis, dan memahami berbagai aspek pengelolaan properti, mulai dari operasional, keuangan, hingga hubungan dengan penyewa dan pemilik.

“Dengan kuliah lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan teori manajemen properti yang telah dipelajari ke dalam situasi nyata, sehingga pemahaman konsep menjadi lebih mendalam,” ungkapnya.

Bertempat di Auditorium Gedung Moh. Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) pada 16 Dzulhijah 1446 H/12 Juni 2025, salah satu dosen Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII, Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc., mempresentasikan hasil risetnya yang berjudul “Dampak Perubahan Iklim pada Anak dan Remaja dengan Disabilitas, dan yang Mengalami Kusta di Indonesia, Studi Kasus Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kota Ternate”.

Ikrom Mustofa dalam paparannya mengungkapkan bahwa anak dan remaja dengan disabilitas memiliki kerentanan ganda dalam menghadapi perubahan iklim. Selain terbatasnya akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, air bersih, dan perlindungan sosial, mereka juga menghadapi hambatan struktural dan stigma sosial yang memperburuk posisi mereka dalam sistem sosial dan pembangunan.

Ia menjelaskan kondisi tersebuti semakin kompleks bagi anak dan remaja yang mengalami kusta. Sebab mereka tidak hanya menghadapi hambatan fisik dan psikososial akibat penyakit, tetapi juga beban stigma dan diskriminasi yang kerap mengisolasi mereka dari komunitasnya, termasuk dalam penanganan risiko iklim. “Kelompok anak dan remaja dengan disabilitas ini masih sering terpinggirkan dalam berbagai proses perencanaan dan pengambilan kebijakan terkait iklim,” ungkapnya.

Lebih lanjut dosen muda tersebut menambahkan bahwa data dan kebijakan yang tersedia belum sepenuhnya mengadopsi pendekatan interseksional yang mempertimbangkan usia, jenis disabilitas, kondisi kesehatan seperti kusta, serta dinamika lokal yang mempengaruhi kapasitas adaptif mereka. “Inklusi anak dan remaja dengan disabilitas dalam agenda iklim bukan hanya soal keadilan sosial, tetapi juga penting untuk memastikan bahwa respons terhadap krisis iklim bersifat menyeluruh, berkelanjutan, dan berbasis hak asasi manusia,” imbuhnya.

Secara resmi acara dibuka oleh Ketua Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII, Dr.Eng. Ir. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng., yang dalam sambutan dan arahannya menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu komitmen perguruan tinggi dalam mendekatkan riset kepada kebutuhan masyarakat, khususnya kelompok marginal. “Melalui riset tersebut, dapat kita lihat bahwa ketidakadilan iklim itu nyata dan harus direspons dengan kebijakan yang inklusif, adaptif, dan berbasis data,” tuturnya.

Sementara itu, Agus Wijayanto, MMID, Direktur Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indonesia, menyampaikan bahwa kolaborasi penelitian tersebut menjadi tonggak penting dalam mendorong pengarusutamaan isu disabilitas dan kusta ke dalam kebijakan perubahan iklim.

“Kami melihat minimnya perhatian terhadap penyandang disabilitas dan orang yang mengalami kusta dalam dokumen-dokumen strategi perubahan iklim nasional maupun daerah. Riset ini merupakan upaya untuk memperkuat basis advokasi berbasis bukti,” ujarnya.

Dalam kegiatan diseminasi tersebut juga menghadirkan narasumber Dewi Wulandari, S.Hut., M.Agr., Ph.D., Direktur Pusat Studi Perubahan Iklim dan Kebencanaan UII, dan Kenichi Satria, Praktisi Muda NLR Indonesia. Selain itu ada penanggap yang terdiri dari Ir. Arif Wibowo, M.Sc., ICLEI Country Manager Indonesia, Nurjannah, SE., Ikatan Keluarga Disabilitas Makugawene Kota Ternate, dan Sr. M. Marcella, PRR, dari Yayasan Sosial Ibu Anfrida, Kabupaten TTU, keduanya merupakan organisasi akar rumput yang selama ini bekerja langsung dengan komunitas disabilitas dan orang yang mengalami kusta.

Dipenghujung acara dilakukan penandatanganan Implementation Agreement antara Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII dan NLR Indonesia, yang bertujuan memperkuat kolaborasi dalam riset terapan, pengembangan kapasitas komunitas, serta advokasi kebijakan berbasis inklusi dan keadilan iklim.