Sebanyak 12 arsitek muda lulusan Program Studi Profesi Arsitek, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Abdul Rochman, Dayu Sekar Mentari, Naufal Daud, Ridho Arinal Haqqo, Naufal Fathin, Qois Ridha Dhiyaulhaq, Abdul Syukur, Rafif Sa Falah, Muhammad Hafidz Maulana, Farid Sulthan Ilhami, Sukmah Friastri, dan Endah Kurnia Saputri diambil sumpahnya. Indeks Prestasi tertinggi 3, 96 diraih oleh Endah Kurnia Saputri.
Prosesi sumpah dilakukan pada Sabtu, 3 Jumadilakhir 1445 H/16 Desember 2023 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UI.
Para arsitek muda tersebut mengikrarkan sumpah dihadapan dewan penyumpah yang terdiri dari Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., Dekan FTSP UII, Prof. Dr-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI., Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI. AA., Wakil Ketua IAI DIY, Ar. Erlangga Winoto, IAI., AA. dan Sekretaris Jurusan Arsitektur FTSP UII, Dr. Ing. Nensi Golda Yuli, S.T., M.T.
Ketua Program Studi Profesi Arsitek, FTSP UII, Dr. Ar. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., IPM., IAI. dalam laporannya menyampaikan bahwa para lulusan telah tuntas menjalani proses pembelajaran selama 1 tahun, sebanyak 36 sks. Menurutnya mereka belajar architect leadership dengan beragam disiplin ilmu di mata kuliah Studio Arsitek Profesional multy discipline, yang dilaksanakan di dalam kampus bersama para ahli multidisiplin. “Mahasiswa berperan menjadi arsitek yang mengkoordinasikan proyek perancangan dengan kasus nyata,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa secara keseluruhan, dalam kurun masa pembelajaran, mahasiswa telah terlibat dengan beragam kegiatan pembelajaran, pengabdian Masyarakat dan penguatan karakter keprofesian, sehingga manakala mereka telah lulus mamu menerapkan kode etik profesi dan kaidah tatalaku yang telah diperoleh. “Luusan telah siap bekerja bersama para arsitek mentor di biro-biro arsitek yang terkoordinasi oleh IAI di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang diwakili oleh Direktur dan Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen DIKTI, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa profesi arsitek memerlukan keterampilan tidak hanya terletak pada kemampuan desain, tetapi juga pada kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi dan juga memimpin. Dunia arsitek terus berubah dan selalu berkembang, sehingga para arsitek muda terus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan. “Jadilah profesional, selalu terbuka dengan ide-ide baru, dan peka terhadap perubahan disekitar kita. Sebagai arsitek yang profesional, perlu menunjukkan pada dunia, bahwa arsitek adalah agen positif dalammembentuk ruang dan lingkungan yang lebih baik,” tuturnya.
Berkenan hadir dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI) yang diwakili oleh Komisi Pengembangan Pendidikan Keprofesian Dr. Ar. Rony Gunawan Sunaryo, S.T., M.T., IAI., dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah V, yang diwakili oleh Analis Kualifikasi dan Karier Pendidik, dan Tenaga Kependidikan LLDikti Wilayah V, Rahman Hakim, S.E.