Tantangan utama manajemen fasilitas dalam megaproyek adalah keterbatasan sumberdaya terdidik yang menguasai teknologi smart building, green building, dan equipment gedung terbaru. Tantangan lainnya adalah berkaitan dengan besaran nilai investasi peralatan, perlengkapan, dan chemical untuk perawatan bangunan, serta desain gedung yang belum memperhatikan kaidah perawatan.

“Kondisi alam, air, dan cuaca yang kurang baik untuk material gedung juga menjadi tantangan tersendiri,” ungkapnya.

Demikian diungkapkan Melky Aliandri, ST., MBA., Direktur PT. Bakrie Swasakti Utama dalam acara Coffee Morning Lecture yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Senin, 20 Muharam 1445 H/7 Agustus 2023 di Ruang Collaboration Space IRC Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII dengan mengusung tema “Facility Management Megaproyek di Indonesia”.

Dalam kesempatan tersebut juga menghadirkan panelis akademisi Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., IP-U, Pusat Studi DIREC – Teknik Sipil FTSP UII dan Ir. Ahmad Saifudin Muttaqi, MT., dosen Jurusan Arsitektur FTSP UII.

Melky Aliandri yang juga Direktur PT. Graha Andrasentra Propertindo Tbk. dan Direktur/CEO PT. Provices Indonesia tersebut menambahkan Community Development merupakan komponen utama dalam manajemen fasilitas megaproyek. Community development merupakan kegiatan pembangunan untuk masyarakat dalam mencapai kondisi sosial, ekonomi, budaya yang lebih baik dibandingkan dengan kegiatan sebelumnya. “Kebutuhan community development masing-masing proyek berbeda-beda, sehingga dibutuhkan kreativitas agar fasilitas yang dikembangkan sesuai dengan keinginan community development,” kata Melky.

Salah satu panelis, Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., IP-U, dari Pusat Studi Disaster Risk Reduction Center (DIRREC) Teknik Sipil FTSP UII memaparkan 8 prinsip pembangunan ibukota baru meliputi keselarasan dengan alam, bhinneka tunggal ika, terhubung aktif dan dapat diakses, emisi karbon rendah, melingkar dan elastis, aman dan terjangkau, layak huni dan efisien, serta peluang ekonomi yang kuat.

Sementara itu, Dekan FTSP UII, Dr. -Ing Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI. masih pada kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa proyek-proyek di Indonesia semakin kompleks dan besar. Sehingga proyek-proyek tersebut membutuhkan pendekatan yang terintegrasi dan solusi efisien dalam menghadapi beragam tantangan dalam aspek fasilitas, termasuk perencanaan, operasional, dan pemeliharaan. “Pemahaman mendalam terhadap kendala-kendala pada proyek-proyek dapat menciptakan berbagai strategi dan langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja dan keberlanjutan fasilitas pada proyek-proyek skala besar di Indonesia,” ujarnya.

Untuk memperkuat gerakan daur ulang (recycle) sampah baik di tingkat lokal dan nasional, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Enviro Fest atau festival lingkungan di Hall & Inner Court Gedung Mohammad Natsir Kampus FTSP UII pada Sabtu,18 Muharam 1445 H/5 Agustus 2023.

Dalam kegiatan yang mengusung tema Recycle Fair: Connect, Learn, Act tersebut bertujuan untuk memberikan wadah bagi masyarakat, organisasi, dan individu maupun akademisi yang peduli terhadap lingkungan untuk terhubung, belajar, dan bertindak dalam upaya mendukung dan memperkuat praktik daur ulang di komunitas masing.

Ketua Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII, Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng., dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa kegiatan Enviro Festival ini diikuti Ikatan Keluarga Ibu-Ibu (IKI) UII, Komunitas dan Penggiat Lingkungan di Yogyakarta, Siswa dan Guru Sekolah Menengah Umum (SMU) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan masyarakat umum.

Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto mengungkapkan bahwa di era yang semakin sadar pentingnya keberlanjutan dan perlindungan lingkungan, kegiatan daur ulang menjadi semakin penting dalam upaya menjaga kelestarian bumi. Namun, kesadaran tidak cukup sehingga dibutuhkan tindakan nyata untuk mengubah perilaku dan mempercepat perubahan positif. Menurutnya, dalam Enviro Fest kali ini, ada talkshow yang menghadirkan pembicara Arief Susanto (Dusdukduk), Mutia Bunga (Tactic Plastic), dan Rifqi Dwantara (Paste Laboratorium), serta pameran produk dari limbah.

Ketua Panitia Enviro Fest, Dr. Hijrah Purnama Putra, S.T., M.Eng., yang juga Sekretaris Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII juga menambahkan bahwa dalam festival tersebut membuka stand pameran interaktif. Stand tersebut memamerkan proyek-proyek daur ulang yang sukses.

Ada 10 stand yaitu, Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) Sehati Kabupaten Sleman untuk praktek pengomposan, Project B Indonesia untuk praktik pembuatan lilin dari minyak jelantah, Eco Enzyme Sleman untuk praktik eco enzyme, Mukti Collection untuk praktik ecoprint, Kanca Taman untuk praktik pilah sampah, Bima Jaya Mandiri untuk demo produk, Jurusan Teknik Sipil & Arsitektur untuk memperkenalkan program studi, Jurusan Teknik Lingkungan dan Laboratorium Teknik Lingkungan sebagai tempat belajar, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) untuk memperkenalkan aktivitas mahasiswa dan Zerowaste FSTP sebagai wadah aktivitas mahasiswa.

“Stand-stand yang ada diharapkan bisa memberikan ide-ide kreatif untuk mengurangi limbah. Selain itu, untuk menginformasikan tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendukung praktik daur ulang dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, MT. saat membuka acara tersebut dalam sambutannya mengatakan bahwa pengelolaan sampah saat ini masih berada pada level terendah. Sampah rumah tangga dipindahkan ke tempat penampungan sementara di tingkat RT, RW, Pedukuhan, Kalurahan, Kapanewon, yang kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir tingkat Kabupaten/Kota. “Penanganan sampah harus dilakukan dari tingkatan masyarakat terkecil yang saling bahu-membahu untuk menuju ke level pengelolaan sampah yang lebih tinggi. Jika ada komponen yang tidak berjalan tentu akan ada masalah,” tuturnya.

Dalam teknologi informasi terdapat peluang kolaborasi yang menjanjikan dengan arsitek di masa mendatang, misal dalam penggunaan software BIM (Building Information Modelling) yang memungkinkan arsitek dan disiplin ilmu lain mendesain bangunan secara holistik dari hulu hingga hilir. Selain itu, Internet of Things (IoT) memungkinkan objek fisik terhubung ke internet dan bertukar data dengan perangkat lain. Dalam arsitektur, hal tersebut telah membuka peluang untuk menciptakan bangunan pintar (Smart Buildings) yang dapat mengoptimalkan penggunaan energi, meningkatkan kenyamanan, bahkan memberikan pengalaman yang lebih interaktif kepada penghuninya.

Internet of things memungkinkan objek fisik bersentuhan dengan internet untuk kemudian menghasilkan data. Ini bagi arsitektur membuka peluang seorang arsitek menciptakan bangunan pintar atau bangunan energi,” tuturnya.

Selain itu arsitektur hijau dan energi terbarukan yang memungkinkan dipasang sensor sehingga bangunan dapat memanfaatkan energi terbarukan secara maksimal. “Termasuk teknologi augmented reality di mana menjadikan suatu perencanaan seperti bangunan jadi meski baru digambar, sehingga bisa mendeteksi masalah dan kekurangan,” imbuhnya.

Demikian dituturkan Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam acara Sumpah Keprofesian Arsitek Angkatan ke-11 Tahun Akademik 2022/2023 yang digelar oleh Program Studi Profesi Arsitek (PPAr), Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) di Auditorium FTSP UII pada Sabtu, 11 Muharam 1445 H/29 Juli 2023 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII yang diikuti oleh 19 arsitek muda, para orangtua lulusan, pimpinan fakultas & prodi, serta perwakilan organisasi profesi dan asosiasi pendidikan tinggi arsitek.

Ketua Prodi PPAr FTSP UII, Ar. Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, IPM., IAI. dalam laporannya menyampaikan dari 19 peserta, 13 di antaranya berhasil meraih predikat cumlaude. Para lulusan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan salah seorang di antaranya merupakan mahasiswa internasional dari kota Toulouse, Prancis.

Ia menjelaskan bahwa studi yang ditempuh mahasiswa selama satu tahun dengan 36 sistem kredit semester. Para mahasiswa tersebut juga mengikuti sembilan mata kuliah wajib dan pilihan. “Mereka juga belajar architect leadership dengan beragam disiplin ilmu di mata kuliah studi arsitek profesional multidisiplin di kampus bersama dengan tenaga ahli multidisiplin berbagai jurusan lain,” ujarnya.

Sementara itu, Ar. Sandhy Sihotang, IAI. yang mewakili Ketua Ikatan Arsitek Indonesia mengatakan pihaknya mengapresiasi proses yang telah dilalui lulusan arsitek dan mengucapkan selamat bergabung ke organisasi profesi.

Dalam rangka mendukung kegiatan riset kolaboratif bidang pengendalian pencemaran dan analisis risiko lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menjalin kerjasama riset dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih. Nota kesepahaman ditandatangani secara daring pada 9 Muharam 1445 H/27 Juli 2023 oleh Dekan FTSP UII, Dr. –Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. dengan Kepala Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN, Dr. Sasa Sofyan Munawar, S.Hut., M.P.

Dr. –Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. dalam sambutannya menyambut gembira inisiatif yang akhirnya terwujud dalam bentuk penandatanganan perjanjian tersebut. Menurutnya tidak mudah mempertemukan dua lembaga yang memiliki dua tradisi dan mekanisme yang berbeda, tetapi akhirnya dapat bertemu pada kepentingan yang sama, terlebih mengenai riset dan pembelajaran.

Pada kesempatan tersebut beliau juga menegaskan bahwa saat ini UII sedang membangun paradigma baru bahkan sampai melakukan rebranding ke lembaga lain untuk memastikan bahwa UII berada di jalur yang tepat dalam membangun masa depan. “Kami berharap kerjasama ini dapat membuka banyak peluang, khususnya dalam bidang riset, pendidikan, dan pembelajaran, sekaligus sebagai kesempatan mendapatkan pembimbingan langsung dari BRIN,” tuturnya.

Sementara itu, Dr. Sasa Sofyan Munawar, S.Hut., M.P. dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa terdapat empat bidang kerja sama yang tertuang dalam kesepakatan tersebut yaitu, riset dan inovasi, pendidikan melalui pembimbingan, publikasi karya tulis ilmiah, dan penyelenggaraan seminar bersama.

“Dengan ditandatanganinya perjanjian kerja sama ini, kita punyak hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Saya dan Dekan FTSP UII nantinya akan mengawasi langsung pelaksanaan perjanjian kerjasama ini,” ungkapnya.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan Workshop Penyusunan Sasaran Mutu Unit pada Rabu, 17 Dzulhijjah 1444 H/ 5 Juli 2023. Acara secara resmi dibuka langsung oleh Dekan FTSP UII, Dr. -Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Dekan Bidang Sumberdaya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, M.T., dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni FTSP UII, Ir. Fitri Nugraheni, S,T., M,T., Ph.D., IPM.

Adapun peserta dari acara tersebut adalah Ketua dan Sekretaris Jurusan, Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi, Pengendali Sistem Mutu Fakultas (PSMF), Pengendali Sistem Mutu Program Studi (PSMP), Pimpinan Laboratorium dan Kepala Divisi.

Dalam arahannya, Dr. -Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI. menyampaikan bahwa sasaran mutu adalah target kerja mutu yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, naik dari level paling tinggi maupun sampai level paling rendah. Sasaran mutu di tingkat top manajemen dan di masing-masing unit secara bersamaan akan merencanakan dan menetapkan target atau hasil yang akan dicapai. “Pelaksanaan dari kegiatan ini bertujuan agar seluruh unit yang ada di FTSP UII memiliki dokumen sasaran mutu yang terukur, yang sesuai dengan Renstra Universitas yang sudah di tetapkan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua PSMF FTSP UII, Elita Nurfitriyani Sulistyo, S.T., M.Sc., pada kesempatan tersebut menjelaskan tentang format sasaran mutu, metode pengukuran sasaran mutu, Renstra UII, dan Renstra FTSP UII, indikator tambahan selain sasaran mutu dan juga kode masing-masing unit.

Usai pemaparan dari PSMF yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab, sesi selanjutnya adalah penyusunan dokumen sasaran mutu yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Dekanat dan Divisi, Jurusan dan Prodi serta Laboratorium. Draft hasil penyusunan sasaran mutu diserahkan dan dikirim ke alamat link yang telah ditentukan pada hari yang sama kemudian dikirimkan kepada Badan Penjaminan Mutu UII.