Guna memberikan pemahaman dan melatih kemampuan yang diperlukan untuk menolong orang lain dalam kondisi darurat medis, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (First Aid Training) yang bertujuan untuk menangani pertolongan pertama pada kecelakaan sehingga dapat diantisipasi secara cepat dan tepat.

Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Kamis, 5 Dzulqo’dah 1444 H/25 Mei 2023 di Ruang Sidang Jurusan Teknik Sipil Gedung Moh. Natsir FTSP UII dengan menghadirkan narasumber dr. Muhammad Yusuf Hisyam, Sp.An., M.Sc., dari Departemen Anesthesiology Fakultas Kedokteran UII.

Acara yang diikuti oleh pimpinan fakultas, pimpinan jurusan, pimpinan prodi, dosen, tenaga kependidikan, satuan pengamanan dan cleaning services tersebut mengangkat tema “Bantuan Hidup Dasar dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan”.

Muhammad Yusuf Hisyam dalam materinya menyatakan bahwa kematian akibat penyakit jantung paling utama disebabkan karena henti jantung mendadak. Keberhasilan bantuan hidup dasar bila dalam 5 menit pertama dilakukan bantuan Automated External Defibrillator (AED). Bantuan hidup jantung dasar merupakan gabungan pengamatan dan tindakan yang tidak terputus yang disebut rantai kelangsungan hidup (Chain of Survival). Pemberian pertolongan pertama kepada penderita sakit ataupun cedera yang memerlukan penanganan medis dasar atau tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau orang yang terlatih secara khusus. Menurutnya, komponen yang harus dikuasai oleh penolong pada bantuan hidup dasar diantaranya adalah pengetahuan penilaian keadaan pasien, pelaksanaan kompresi dada yang baik, penilaian pergerakan dada serta pemberian bantuan napas yang baik serta penggunaan Automated External Defibrillator (AED) yang baik dan benar.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa sebelum memulai Basic Life Support harus pastikan bahwa lingkungan sekitar aman dan bebas dari bahaya bagi korban dan penolong. Jika lingkungan tidak aman, segera pindahkan korban ke tempat yang lebih aman atau meminta bantuan untuk menjaga keamanan lingkungan. Selain itu, juga memastikan bahwa korban memiliki akses yang memadai terhadap oksigen. Jika korban tidak bernafas, melakukan teknik dasar pernapasan mulut ke mulut atau mulut ke hidung. “Jika tersedia, gunakan alat bantu pernapasan seperti masker atau ambu bag dan jika korban tidak memiliki detak jantung, lakukan resusitasi kardiovaskular,” jelasnya.

Menurutnya hal yang juga penting adalah memeriksa tanda-tanda trauma pada korban dan melakukan tindakan yang sesuai jika ditemukan cedera atau perdarahan yang signifikan, serta memberikan dukungan emosional dan fisik pada korban dan pastikan bahwa mereka tetap stabil sampai tim medis profesional tiba.

Ia juga menambahkan bahwa bantuan hidup dasar merupakan tindakan penyelamatan nyawa setelah terjadi keadaan henti jantung yang bertujuan memperbaiki sirkulasi sistemik yang hilang dengan melakukan kompresi dada diikuti pemberian bantuan ventilasi yang efektif. Hal tersebut dapat dilakukan oleh satu atau dua penolong. “Pendekatan yang dilakukan adalah sesuai dengan panduan American Heart Association tahun 2015 dan update 2020,” imbuhnya.

Sementara itu, Dekan FTSP UII, Dr. -Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI., dalam sambutan dan arahannya menuturkan bahwa Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada orang lain yang berada di tempat sekitar kita yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja. Beliau berharap, setelah mengikuti pelatihan P3K tersebut, para peserta memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami peraturan dan konsep P3K. “Dengan pelatihan ini diharapkan para peserta memiliki keterampilan dan mampu memberikan pertolongan jika terjadi penyakit mendadak ditempat kerja serta mampu mengembangkan sistem P3K yang ada,” tuturnya.

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) meraih pengakuan internasional LAM Part 1 dan LAM Part 2 dari Lembaga Arkitek Malaysia (LAM), sebuah lembaga sertifikasi pendidikan arsitektur internasional yang mengadopsi sistem The Royal Institute of British Architects (RIBA). Lembaga tersebut telah banyak melakukan validasi di banyak negara termasuk di Eropa dan Australia.

Acara penyerahan sertifikat validasi internasional dari LAM Malaysia digelar pada Rabu, 27 Syawal 1444 H/17 Mei 2023 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII. Sertifikat diserahkan oleh perwakilan LAM, Prof. Ar. Musthapa bin Mohd. Salleh kepada Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D.

Ketua Jurusan Arsitektur FTSP UII, Prof. Ar. Noor Cholis Idham, ST., M.Arch., Ph.D., IAI. pada kesempatan tersebut menjelaskan bahwa validasi LAM Part 1 dan LAM Part 2 adalah capaian penyempurnaan Arsitektur UII yang sebelumnya juga telah berhasil mendapatkan dua kali berturut-turut akreditasi internasional Korea Architectural Accrediting Board (KAAB) sejak 2017, di mana yang terakhir adalah level teringgi akreditasi penuh enam tahun (2020-2026).

“LAM dalam kesempatan ini telah memberikan pengakuannya melalui Validasi Internasional sekaligus LAM Part 1 untuk Program Studi Sarjana Arsitektur (S.Ars/B.Arch) dan LAM Part 2 untuk Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr/Ar) dan sekaligus Program Magister Arsitektur (M.Ars/M.Arch) untuk kurun waktu 2022-2027. Dengan demikian, kini ketiga Prodi di Jurusan Arsitektur UII telah mendapatkan pengakuan internasional,” jelasnya.

Menurutnya, Arsitektur UII menjalankan pendidikan arsitektur dengan opsi program sarjana 4 tahun reguler dan internasional (IP) untuk S.Ars/B.Arch, Program profesi tahun ke-5 (PPAr/Ar), Program arsitek penuh 4+1 tahun (S.Ars+Ar), Program Magister (M.Ars), Program fast track PPAr+M.Ars (Ar+M.Ars), serta Program Double Degree Master (M.Arch+MLA) yang bekerjasama dengan Master of Landscape of Architecture TU Anhalt Germany. “Mahasiswa dari luar negeri, termasuk negara persemakmuran the Commonwealth bisa belajar arsitektur di UII,” pungkasnya.

 

Program Studi (Prodi) Sarjana Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mempertahankan status akreditasi Internasional dari Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE), sebuah lembaga akreditasi internasional yang mengukur kualitas dan pengelolaan pendidikan tinggi di bidang teknik dan computing. Raihan tersebut tertuang dalam Sertifikat Akreditasi No.00129.A yang ditandatangani oleh Ketua Komite Eksekutif IABEE, Prof. Dr. Ir. Muhammad Romli, M.Sc.St., IPU.

Ketua Prodi Sarjana Teknik Sipil, Ir. Yunalia Muntafi, S.T., M.T., Ph.D., mengungkapkan bahwa akreditasi Internasional yang diberikan oleh IABEE menunjukkan bahwa Program Studi Sarjana Teknik Sipil FTSP UII telah memenuhi standar kualifikasi internasional pendidikan tinggi sesuai standar internasional Washington Accord (WA) yang paling diakui secara luas untuk pendidikan tinggi bidang teknik serta sesuai dengan tuntutan dunia industri melalui proses pendidikan yang mengacu pada hasil capaian pembelajaran, Outcome Based Education (OBE).

“Proses akreditasi yang dilakukan oleh IABEE meliputi penilaian komprehensif terhadap 4 kriteria, yaitu orientasi kompetensi lulusan, implementasi pembelajaran, asesmen capaian pembelajaran, dan perbaikan berkelanjutan,” ungkapnya.

Selain itu, juga memperoleh penyetaraan status akreditasi peringkat “Unggul” oleh LAM Teknik, sebuah lembaga akreditasi mandiri pada program studi keteknikan dengan Surat Keputusan No.0026/SK/LAM Teknik/PYT/IV/2023 yang ditandatangani oleh Ketua Komite Eksekutif LAM Teknik, Prof. Dr.-Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech., IPU., ASEAN.Eng. Hasil akreditasi tersebut berlaku sampai dengan 31 Maret 2028.

Sebagai rasa syukur atas raihan akreditasi tersebut, diadakan khataman “Khotmil Qur’an” yang dilaksanakan pada Rabu, 21 Ramadan 1444H/12 April 2023 serta tasyakuran yang diselenggarakan pada Sabtu, 23 Syawal 1444 H/13 Mei 2023 di Gubug Makan Mang Engking Soragan Castle, Jl. Soragan No.13, Kembang, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Halal bihalal ini adalah sebuah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, kebersamaan, persatuan dan saling berbagi kasih sayang terutama sesudah hari raya idul fitri. Dalam kacamata Islam, halal bihalal bertujuan menghormati sesama manusia dalam bingkai silaturrahim. “Melalui halal bihalal ini kita ingin membangun kebersamaan dan membangun kehidupan yang harmonis untuk menggapai kesuksesan,” tuturnya.

Demikian disampaikan Dekan FTSP UII, Dr.-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. dalam syawalan keluarga besar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) pada 16 Syawal 1444 H/7 Mei 2023 di Hall Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII. Pada kesempatan tersebut, hikmah syawalan disampaikan oleh ustaz Ahmad Fauzi Satriyono, S.Ag., M.A. dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kapanewon Minggir Sleman.

Dalam paparannya, ustaz Ahmad Fauzi Satriyono menyampaikan bahwa ada tiga kelompok orang yang mendapatkan idul fitri, yaitu orang yang muslih yang bisa menebar kebaikan, sehingga kebaikan dapat dirasakan oleh orang lain. Kedua adalah orang yang istiqomah beribadah kepada Allah, sekalipun ramadan telah meninggalkannya, dan yang ketiga adalah orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan-Nya.

Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa halal bihalal mengingatkan kepada kita tentang pentingnya menjaga kesucian diri kita dari dosa dengan sesama manusia, di samping dosa dengan Allah SWT. Kesucian diri dari dosa dengan sesama manusia itu diperlukan bukan hanya untuk di akhirat nanti, melainkan untuk kesuksesan hidup di dunia saat ini. Manusia memerlukan interaksi, komunikasi, dan kerjasama yang harmonis dan baik dengan manusia yang lain.

“Dinamika, siklus, dan proses kehidupan itu dapat berjalan dengan baik dan sehat, bila hubungan antara manusia berlangsung sehat, wajar, dan harmonis,” ungkapnya.

Fakultas Teknik Sipil Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) untuk pertama kalinya menggelar Coffee Morning Lecture yang dimaksudkan untuk mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat. Kegiatan tersebut digelar pada Kamis, 10 Sya’ban 1444 H/2 Maret 2023 di Ruang IRC Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII.

Acara yang secara resmi dibuka oleh Dekan FTSP UII, Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI. tersebut menghadirkan narasumber Ir. Surahman, M.Tech., M.Eng. mantan President Director of PT. Waskita Karya Energi dengan mengusung tema “Prospek dan Tantangan Penerapan Hydropower di Indonesia”.

Dekan FTSP UII, Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Coffee Morning Lecture tersebut bertujuan untuk mengubah sudut pandang bahwa perguruan tinggi itu sebuah menara gading. “Berbincang-bincang tentang pengetahuan dan memproduksi pengetahuan harus tetap berjalan, namun membumikan dalam konteks dan problem di masyarakat itu menjadi kewajiban yang harus kita dilakukan,” tuturnya.

Ilya Fajar Maharika juga menjelaskan bahwa kata lecture tidak dimaknai kuliah untuk mahasiswa. Tetapi lecture di sini adalah kuliah untuk masyarakat luas seluruh Indonesia. “Topik yang dibahas pada Coffee Morning Lecture akan berbeda-beda dan merupakan topik-topik yang mempunyai potensi untuk diperbincangkan di masyarakat,” imbuhnya.

Selanjutnya narasumber Ir. Surahman, M.Tech., M.Eng. dalam paparan materinya menyampaikan bahwa energi nasional di tahun 2025 mendatang sesuai perjanjian yang ditandatangani presiden pada tahun 2015 ditargetkan 23 %, sedangkan saat ini energi nasional yang dimiliki baru tercapai 13 %. Sehingga selama 2 tahun harus mengejar sekitar 10 %.

Alumni Teknik Sipil FTSP UII tersebut menegaskan bahwa dalam asesmen dewan energi nasional tahun 2014 silam terdapat refleksi kondisi tahun 2050 dengan estimasi penduduk sekitar 330 juta orang. “Dari semua Energi Baru Terbarukan (EBT) kami lakukan mitigasi dan hanya 3 yang visible. Selama hujan masih terjadi dan air mengalir akan menghasilkan energi,” katanya.

Ia menjelaskan, potensi geotermal dari gunung berapi yang hampir semua kepulauan di Indonesia memiliki, sehingga akan menjadi energi renewable yang paling besar sedangkan Indonesia belum mampu dalam masalah pengeboran.

Ir. Surahman menambahkan bahwa potensi hydropower yang dimiliki Indonesia dengan menggabungkan dua portofolio debit dan beda ketinggian dapat menjadi listrik. “Hydropower ini ciri-cirinya dilihat sungainya mengalir deras berarti debitnya besar, karena debit itu melihat ke luas penampang,” pungkasnya.

Sementara itu, Shakti Rahadiansyah, S.T., MSc., Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) dalam presentasinya mengungkapkan bahwa pilar pengelolaan sumber daya air yang dilakukan melalui fungsi konservasi dengan membangun embung, pendayagunaan sumber daya air yang melingkupi pada renewable energy microhydro, pengendalian air rusak untuk mengurangi banjir, sistem informasi sumber daya air, dan pemberdayaan masyarakat. “Renewable energy di wilayah BBWSO dapat dilakukan perseorangan maupun badan usaha berdasarkan izin, sesuai PP 121 tahun 2016,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa potensi kapasitas dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) ditaksir mencapai 12.800 MW, hal tersebut dapat dikembangkan dengan regulasi perizinan. Sesuai perundang-undangan BBWSO memiliki prioritas utama dalam masalah irigasi, dan air minum. Sedangkan energi masuk dalam kategori dan lain-lain.

“Berdasarkan dari kajian, sungai Opak memiliki potensi untuk dapat dikembangkan menjadi renewable energy hydropower, dan BBWSO sangat terbuka dalam mendukung pengembangan tersebut,” tegasnya.

Selain akademisi dan praktisi, acara coffee morning lecture juga dihadiri oleh para jurnalis baik lokal maupun nasional yang meliput kegiatan ini, di antaranya adalah:

  1. https://beritabernas.com/potensi-air-sungai-sebagai-sumber-energi-listrik-di-indonesia-sangat-besar/
  2. https://jurnal.republika.co.id/posts/204075/ftsp-uii-gelar-coffee-morning-lecture-bahas-problema-masyarakat-terkini
  3. https://www.jogpaper.net/coffee-morning-lecture-ftsp-uii-dekatkan-perguruan-tinggi-dan-masyarakat/
  4. https://smjogja.com/sungai-di-indonesia-potensial-dikembangkan-hydropower/
  5. https://radarjogja.jawapos.com/pendidikan/2023/03/02/air-jadi-sumber-potensial-energi-baru-terbarukan-di-indonesia/
  6. https://portaljogja.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-256357534/prospek-penerapan-hydropower-sebagai-sumber-energi-baru-terbarukan-dan-tantangannya-di-indonesia
  7. https://jurnal.republika.co.id/posts/204123/kuliah-pakar-indonesia-bakal-gagal-mencapai-target-bauran-energi-di-2025-ini-sebabnya
  8. https://www.rri.co.id/yogyakarta/nasional/178293/bincang-masalah-indonesia-dalam-coffee-morning-lecture#.ZAFvZ9wFT_w.whatsapp
  9. https://m.harianjogja.com/pendidikan/read/2023/03/08/642/1128452/sungai-serayu-opak-berpotensi-untuk-pengembangan-energi-terbarukan