Di era revolusi industri 4.0 dan perkembangan teknologi yang pesat, inovasi menjadi kunci untuk mendorong peningkatan kualitas dan efisiensi di berbagai sektor, termasuk dalam pendidikan dan pengembangan lingkungan terbangun. Pranata Laboratorium Pendidik (PLP) memainkan peran penting sebagai penggerak inovasi, terutama dalam mendukung proses pembelajaran dan penelitian yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Dengan kompetensi teknis dan pemahaman mendalam terhadap berbagai alat dan teknologi laboratorium, PLP berkontribusi tidak hanya sebagai fasilitator praktikum, tetapi juga sebagai pionir dalam pengembangan metode, teknik, dan teknologi baru yang mendukung inovasi di lingkungan terbangun.

Terkait hal tersebut, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar Konferensi Nasional Inovasi Lingkungan Terbangun (KN-ILT) 2024. Acara yang diselenggarakan pada 19 Jumadilawal 1446 H/21 November 2024 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII tersebut mengusung tema “Peran Pranata Laboratorium Pendidik (PLP) dalam Inovasi”.


Baca Juga : FTSP UII Gelar KN-ILT, Bahas Beragam Inovasi dalam Isu Lingkungan Terbangun

Secara resmi acara dibuka oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. Juga berkenan hadir dan memberikan sambutan dalam kesempatan tersebut perwakilan dari Perhimpunan Pengelola Laboratorium Pendidikan Indonesia (PPLPI), Muntaha, M.Eng.

Tiga narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut adalah Nafiron Musfiqin Uddin, S.E., MM., Koordinator Kompetensi Pendidik dan Tendik Ditdaya Ditjen Diktiristek, Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D., dosen Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII, dan Adam Rus Nugroho, ST., MT., Ph.D., dosen Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII.

Dalam materinya yang berjudul “Peran dan Kontribusi Laboran bagi Perguruan Tinggi”, Nafiron Musfiqin Uddin memaparkan bahwa laboratorium pendidikan adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan yang dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi dan atau produksi dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “Unsur penting dalam pengelolaan laboratorium pendidikan adalah merencanakan, mengoperasikan, memelihara, mengevaluasi, dan mengembangkan,” paparnya.

Ia juga menambahkan bahwa PLP adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium pendidikan yang diduduki oleh pegawai negeri sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Selanjutnya, Prof. Riyanto dengan materinya “Manajemen Laboratorium yang Efektif dalam Mendukung Inovasi” membahas tentang fungsi laboratorium, perubahan peran PLP, kompetensi PLP, Jaminan Mutu Laboratorium, dan inovasi-inovasi PLP. Beliau mengungkapkan bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai pelayanan pendidikan dalam hal ini praktikum, pelayanan pelanggan internal atau eksternal baik dari industry, rumah sakit, institusi pemerintah dan swasta serta pelayanan riset untuk dosen dan mahasiswa. “Yang tak kalah penting adalah menjamin keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan,” ungkapnya.

Sementara itu, Adam Rus Nugroho dengan tema “Penerapan Sistem Manajemen K3 untuk Universitas” mengupas terkait pentingnya sistem manajemen dan pedoman penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di kampus serta perkembangan studi K3 laboratorium kampus. Adam Rus menyatakan bahwa manajemen K3 di kampus sangat penting untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara berkelanjutan, meningkatkan efisiensi proses aktivasi terkait K3. “Selain itu guna menghindari biaya yang harus dikeluarkan akibat dari timbunya insiden, kecelakaan, maupun penyakit akibat kerja,” jelasnya.

Acara yang diikuti oleh sekitar 80 peserta yang berasal dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh Indonesia tersebut diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII), menggelar acara puncak milad 60 tahun pada Sabtu, 9 Rabiulakhir 1446 H/12 Oktober 2024 di Hall Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII. Tema yang diangkat pada tahun ini adalah “Frontier, Agile, Sustainability, Trustworthy”.

Berbagai kegiatan pendukung telah diselenggarakan sebelumnya, diantaranya lomba olah raga, bulu tangkis, bola voley, dan tenis meja. Selain itu juga dilakukan penghijauan penanaman 27 jenis pohon bambu di kawasan Embung Pelangi, donor darah, dan festival pentas seni yang diikuti oleh perwakilan jurusan dan fakultas.


Baca Juga : Go Fest, Ajang Gelar Seni FTSP UII

Pada acara puncak milad tersebut juga diselenggarakan lomba mewarnai untuk anak-anak dengan berbagai kategori.

Secara resmi acara dibuka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., yang dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian dan raihan FTSP UII selama ini. Beliau juga mengungkapkan bahwa diusia 60 tahun tersebut bertekad untuk terus berkembang dan berinovasi, melampaui batas dan mencapai cita-cita yang lebih tinggi. “Dengan lari yang lebih cepat atau bahkan terbang, untuk FTSP UII yang kita cintai dan banggakan. Dan ini perlu bantuan dan dukungan yang luar biasa dari seluruh civitas akademika,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 600 peserta yang terdiri dari dosen, tendik, satuan pengamanan beserta keluarga, cleaning service, mitra, relasi, dan tamu undangan tersebut dilakukan penyerahan Serah Terima Hibah Kambing dan Penandatanganan MoA “Program Sustainability Farm Laboratory FTSP UII”. Dalam hal ini Direktur Utama, Tatang Mulyadi dari CV. Bumi Wijaya, Cilacap menyerahkan sekitar 200 kambing kepada FTSP UII.

Acara berlanjut pada pengumuman pemenang lomba olah raga, pemenang festival pentas seni dan pemenang lomba mewarnai. Acara ditutup dengan pembagian doorprize bagi peserta yang hadir.

Go Fest Ajang Musik FTSP UII

Dalam rangka menyemarakkan Milad ke 60 tahun Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII), pada 28 Rabiulawal 1446 H/2 Oktober 2024 di Hall Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII digelar Go Fest, sebuah pertunjukkan seni dari perwakilan fakultas, jurusan, dan perwakilan mahasiswa. Dalam kesempatan tersebut juga menghadirkan guest star Musisi Liar dan Kelompok Musik Lingkungan yang tampil disaat pembuka dan penutup.

Baca Juga : FTSP GO Green, Tanam 27 Jenis Bambu

Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, MT. Dalam arahannya beliau menyatakan bahwa merupakan Go Fest merupakan ajang penting yang memperlihatkan bakat dan kreativitas dari masing-masing perwakilan unit. Karya dan pentas yang ditampilkan merupakan perwujudan dari sebuah ekspresi, kreatifitas, dan inovasi. “Melalui Go Fest ini kita dapat memupuk rasa percaya diri untuk tampil dan menghibur dosen, tendik dan mahasiswa yang hadir,” tuturnya.

Go Fest Ajang Musik FTSP UII

Penampilan pertama dari Musisi Liar, kemudian dilanjutkan dengan penampilan mini drama dari tendik fakultas. Setelah itu dari Jurusan Teknik Lingkungan unjuk gigi dengan karaokenya. Sementara itu, dari Jurusan Arsitektur menampilkan sebuah tari kolosal yang melibatkan dosen dan tendik. Sedangkan Jurusan Teknik Sipil membawakan beberapa lagu dengan kelompok bandnya.

Go Fest Ajang Musik FTSP UII

Acara berlangsung sangat meriah karena antusiasme dari peserta pentas seni yang tinggi dan tak hanya itu para penonton pun bersorak untuk mendukung perwakilan mereka. Dengan adanya suguhan angkringan menambah kemeriahan acara tersebut. Pada kesempatan tersebut para peserta juga melakukan poling melalui link yang telah ditentukan, untuk memilih penampil yang diunggulkan dengan kategori Terheboh, Terkreatif, Terkompak, dan Terfavorit.

Go Fest Ajang Musik FTSP UII

Adapun hasil dari poling tersebut untuk kategori Terheboh adalah Jurusan Teknik Sipil, kategori Terkreatif Jurusan Arsitektur, kategori Terkompak adalah Fakultas dan kategori Terfavorit Jurusan Teknik Lingkungan. Dari masing-masing kategori mendapatkan uang pembinaan dari panitia.

Guna mewujudkan kepedulian terhadap sesama, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kegiatan Donor Darah pada Rabu, 28 Rabiulawal 1446 H/2 Oktober 2024 di Ruang IRC Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII. Kegiatan yang diikuti oleh peserta internal dan masyarakat umum dengan jumlah sekitar 40 peserta tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Milad ke 60 FTSP UII. Acara tersebut didukung oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman.

Secara resmi kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan dan Alumni FTSP UII, Ir. Fitri Nugraheni, S.T., M.T., Ph.D., IPM. Dalam sambutannya beliau mengungkapkan bahwa donor darah mempunyai dua motivasi, untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan darah dan untuk kesehatan kita sendiri. “Donor darah merupakan proses sirkulasi yang paling mudah, praktis, dan murah. Selain itu juga bermanfaat untuk kesehatan diri pendonor serta membantu orang lain yang sedang membutuhkan,” ungkapnya.

Donor Darah FTSP UII

Baca Juga : Go Fest, Ajang Gelar Seni FTSP UII

Kegiatan donor darah dimulai dari pendaftaran peserta, screening, tensi, dan bagi peserta yang memenuhi syarat untuk menjadi pendonor langsung melaksanakan pengambilan darah.

Apa manfaat Donor Darah?

Salah satu tim PMI dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa donor darah merupakan suatu kegiatan yang positif. Dari sudut medis menyumbang darah baik bagi kesehatan. Selain itu, donor darah akan membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan masalah jantung lainnya. Penelitian menunjukkan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh, meskipun masih perlu penelitian lanjutan untuk memastikan hal tersebut, kelebihan zat besi diduga berperan menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat membentuk plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah.

Donor Darah FTSP UII

“Volume darah akan kembali normal 24 jam setelah melakukan donor darah. Sel-sel darah merah akan dibentuk kembali dalam waktu 4-8 minggu. Jadi, pendonor tidak perlu khawatir akan kekurangan darah. Menyumbang darah sama sekali tidak akan mengurangi kekuatan tubuh,” ujarnya.

Peserta yang berhasil lolos screening dan mendonorkan darahnya mendapat bingkisan dan merchandise menarik dari penyelenggara.

Untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kepada civitas akademika dalam menanggapi keadaan darurat dengan tepat dan efektif, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan Emergency Accident. Dalam pelatihan tersebut peserta mempelajari respons darurat, termasuk langkah-langkah yang harus diambil, dan tindakan tanggap darurat yang sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Acara yang diselenggarakan pada 28 Rabiulawal 1446 H/2 Oktober 2024 di Hall Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII tersebut menghadirkan narasumber dr. Muhammad Yusuf Hisam, Sp.An. dan dr. Abd. Basith, Sp.An., dari Fakultas Kedokteran UII.

Secara resmi acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni, Ir. Fitri Nugraheni, S.T., M.T., Ph.D., IPM. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan civitas akademika FTSP UII dalam menanggapi situasi darurat, sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi nyawa, meminimalkan kerugian, dan mengembalikan kondisi keamanan dan normalitas setelah terjadinya kejadian darurat. “Melalui pelatihan Emergency Accident para peserta diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi keadaan darurat dengan efektif dan membantu melindungi keselamatan,” ungkapnya.


Baca Juga : Peduli Sesama, FTSP UII Adakan Donor Darah

Sementara itu, dr. Muhammad Yusuf Hisam, Sp.An. pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa menurut International Labour Organization (ILO) sekitar 1,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Menurut World Health Organization (WHO), penyakit pernapasan dan kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke, menyumbang 81% dari kematian tersebut​. Beliau juga menjelaskan di Indonesia penyakit kardiovaskuler dengan peningkatan risiko sebesar 35% untuk stroke dan 17% untuk penyakit jantung iskemik. “Hal tersebut disebabkan oleh paparan jam kerja yang Panjang, lebih dari 55 jam per minggu,” jelasnya.

Lebih lanjut ia membahas terkait pertolongan pertama pada kasus syncope atau pingsan, yaitu hilangnya kesadaran secara tiba-tiba dan sementara akibat penurunan aliran darah ke otak. Menurutnya, penyebab syncope adalah penurunan tekanan darah secara mendadak, penurunan denyut jantung, vasovagal syncope, yang dipicu oleh stress emosional, rasa sakit atau berdiri terlalu lama dan gangguan aliran darah ke otak akibat masalah pada sistem kardiovaskular.

Usai paparan materi dilanjutkan dengan simulasi penanganan pasien atau latihan skenario darurat serta penggunaan Automated External Defibrillator (AED) yang dipandu oleh dr. Abd. Basith, Sp.An. Beberapa peserta melakukan praktik pemberian napas buatan yang merupakan bagian dari Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR), dengan teknik pertolongan pertama pada kondisi henti napas atau henti jantung.