Salah seorang mahasiswi penerima beasiswa program beasiswa santri unggulan Universitas Islam Indonesia (UII) dari Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Shofi Latifah Nuha Anfaresi (17513166), yang pernah mendapatkan kesempatan mempresentasikan (Banksand Water Filter) di Stockholm World Water Week yang merupakan Festival air terbesar di dunia yang dilaksanakan akhir tahun 2018 yang lalu, Rabu (20 Januari 2021) ditemui reporter melalui WhatsApp mengatakan, rasa puji dan syukurnya kepada Allah SWT memberikan dirinya beserta teman-teman seprofesinya kemudahan, keberanian dan ketangguhan untuk terus berkiprah di ajang nasional dan internasional walau dengan guncangan ujian pandemi COVID-19.
Dengan reporter ia mengungkapkan, Kiprah start-up saya bernama AiKite berlandaskan pada aspek sosial dan lingkungan hidup. Di lingkungannya sendiri (Bangka Belitung) permasalahan kemiskinan masih merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Untuk memperoleh hal yang paling mendasar saja, yaitu air yang bersih dan sehat, masyarakat di beberapa tempat di pedesaan masih belum mampu. Ketika melihat masyarakat menggunakan air terkontaminasi besi, minyak ataupun logam tambang, saya pun merasa iba. Selain itu, daerah yang dikenal sebagai produsen timah terbesar kedua setelah China.
Dirinya mengaku, hal itu lah yang kemudian mendorong untuk membuat sebuah karya, yaitu BankSand, media filter air yang saya buat untuk mengurangi kontaminan di dalam air bekas tambang. Yang akhirnya BankSand tersebut saya bawa ke Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 2017 saat itu.
Akhirnya saya mendapat tawaran menjadi pemain film dokumenter ungkapnya, yang berjudul Inventing Tomorrow yang menelisik latar belakang riset saya dan masalah lingkungan di Bangka. Alhamdulillah, film ini telah ditayangkan di beberapa bioskop dan stasiun tv nasional di Amerika dan Eropa, beberapa kota besar yang turut menayangkan yaitu Los Angeles, CA dan di kota Paris, Prancis. Untuk mengembangkan produk ini, pada tahun 2018, saya membangun start-up bekerjasama dengan NGO di Belgia dan Switzerland dengan bantuan beasiswa Pemerintah Switzerland. Di tahun 2019, saya pun melakukan project bersama masyarakat dan terus mengedepankan kerjasama lokal dan antar negara di Asia dan Eropa.
Melalui WhatsApp hand phone genggamnya dengan hati gembira Nuha (nama panggilannya) menceriterakan bahwa, di tahun 2020 Alhamdulillah kami banyak memperoleh penghargaan baik di nasional dan internasional. Kami pun memperoleh dana dari program Kementerian Pemuda dan Olahraga pada kompetisi nasional di bidang Kewirausahaan. Selain itu ungkap Nuha, AiKite memperoleh beasiswa sebesar €2300 dari GIN Austria untuk mengikuti inkubasi start-up dengan IECT Germany dan University of Cambridge UK.
Ini merupakan pengalaman pertama saya pak ungkapnya. berkompetisi langsung dengan beberapa start-up universitas terbaik di dunia, salah satunya University of Oxford, dan waktu itu, start-up dari Indonesia, hanya satu yaitu AiKite. Pada ajang internasional Ev-Box di Amsterdam kami pun menjadi salah satu start-up dengan polling terbanyak setelah melakukan pitching. Untuk saat ini, kami sedang melakukan inkubasi selama 5 bulan dan mengikuti kompetisi internasional bersama Singapore International Foundation dan salah satu perusahaan ternama di Singapura.
Apakah di start-up anda melibatkan banyak temen?
Dengan khas gambar senyumnya ia mengatakan, bahwa di start-up saya melibatkan banyak peran tim sesama mahasiswa. Tidak hanya dari jurusan teknik lingkungan saja, namun ada jurusan lainnya seperti kimia, informatika, psikologi hingga ilmu komunikasi.
Boleh disebutkan?
Beberapa mahasiswa yang turut terlibat dalam lomba dan berhasil yaitu M. Sayyid (T. Informatika), Zakiyah (T. Sipil), dan teman-teman dari Tek. Lingkungan yang berhasil mendapatkan predikat Mahasiswa Berprestasi Teknik Lingkungan versi HMTL tahun ajaran 2019/2020 yaitu, Almira Clarissa, Rifa Nur A, F Anisa Noor A, Muhammad Panji, Ajwad el-Amin, Nurul Muzayannah, Naufal Amanu, Chusnia Warda, Dwi Septari, Lesi Trian E.
Bagaimana anda mengelola waktu sehingga keduanya dapat diraih dengan baik dan lancar?
Tentunya, tidak hanya perolehan penghargaan yang kami dapatkan selama satu semester ini. Pembelajaran, wawasan baru, sikap pantang menyerah dan sabar, konflik diluar dan di dalam tim turut menghiasi carut marut perkembangan start-up. Mengelola waktu dengan baik tentu merupakan tantangan tersendiri bagi kami yang memiliki jadwal beragam. Proses, ujian dan pelajaran memang harus dilewati untuk memperoleh kesuksesan. Hal yang paling penting dalam proses yaitu selalu melibatkan Allah SWT, melaksanakan ibadah dan bersikap sabar. Success takes time and there’s no instant success. Be patient and keep working hard, and you’re going to see the result!
Apa yang akan anda sampaikan atas kesuksesan yang anda raih?
Saya bersyukur kepada Allah dan juga atas doa para pendahulu dan orangtua saya. Saya pun mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya karena UII telah memberikan lingkungan yang kondusif bagi saya untuk belajar dan berkarya, salah satunya melalui program beasiswa santri unggulan UII. Kiprah ustadz dan ustadzah yang luar biasa tentu merupakan dukungan yang besar bagi saya dan teman-teman santriwan/wati di pondok pesantren.
Nuha melanjutkan, terlebih kepada al-Ustadz Dr. Drs. H. Asmuni Mth selaku direktur PP UII, al-Ustadz Suyanto, M.Pd. M. Si selaku pengasuh PP Putra, al-Ustadz Fuat Hasanudin Lc., MA selaku pengasuh PP Putri, serta seluruh ustadz/ah yang telah mengajarkan kami di pondok.
Tidak hanya itu, Nuha menambahkan, pengajaran dan pemahaman yang diberikan oleh dosen-dosen di TL UII tentu sangat berharga bagi saya dan tim. Terlebih saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D selaku kaprodi dan pembimbing riset, Bapak Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Dr. Joni Aldilla Fajri, S.T., M. Eng dan Ibu Lutfia Isna A, S.Si., M.Sc, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.
Kamipun tentu mengharapkan dukungan dan doa dari pihak manapun sehingga karya kami dapat terus berkembang dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, tidak hanya di Bangka, namun untuk masyarakat Indonesia, Asia, hingga belahan dunia yang lain. Tutup Nuha.(h).