Sabtu (14 September)  Magister Teknik Sipil (MTS) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)  Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kegiatan Alumni Magister Back to Campus bertempat di Hall Kampus Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Hadir Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D) dalam sambutannya menuturkan, alumni Magister Teknik Sipil UII (MTS UII) sudah memiliki 18 angkatan alumni sehingga ditunggu peran alumni untuk memajukan prodi,  kami sangat berterimaksih atas datangnya  para alumni kembali ke kampus. Karena peran alumni sangat dibutuhkan untuk mengembangkan Magister Teknik Sipil UII di masa depan.

Meski tidak sering hadir secara fisik ke Kampus, para alumni maka ikut memajukan  teknologi seperti sekarang yang dapat dilakukan secara online. Miftahul berharap, dalam dunia pekerjaan dapat dibagikan kepada adik angkatan, demikian pula kegiatan semacam ini dapat lanjutkan dengan berbagi pengalaman berikut memori saat kuliah di MTS UII. Pintanya.

Sementara Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil UII (Fitri Nugraheni, ST., MT., Ph.D) dalam sambutannya sangat membutuhkan masukan-masukan dari para alumni. Dengan alumni yang sudah tersebar di Indonesia maupun di luar negeri diharapakan dapat memberikan masukan tentang perubahan kompetensi apa saja yang di dunia kerja. Ungkapnya.

 

Program Studi Magister Teknik Sipil (MTS) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)  Universitas Indonesia (UII) yang berdiri pada tanggal 13 September 1999 merayakan hari jadinya yang ke-20. Dalam rangka merayakan dan memeriahkan acara MILAD MTS FTSP UII menyelenggarakan sarasehan dan potong tumpeng bersama yang digelar  Jum’at (13 September) bertempat di Ruang Sidang Dekanat Gedung Mohammad Natsir Kampus FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Sarasehan dan potong tumpeng dihadiri Dekan, Wakil Dekan bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni, Ketua Program MTS, dewan dosen, serta Ketua Program MTS periode sebelumnya. Acara seremonial   dimulai dengan sambutan Ketua Program MTS FTSP (Fitri Nugraheni, ST., MT., Ph.D) serta Dekan FTSP (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D) dilanjutkan  potong tumpeng.

Potong tumpeng dilakukan oleh Ketua Program MTS FTSP (Fitri Nugraheni, ST., MT., Ph.D) diberikan kepada Dekan FTSP (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D) dan diberikan kepada Dr.Ir.Luthfi Hasan, MS selaku Ketua Program MTS pertama kali. Sebelum pemotongan tumpeng Dekan dan Ketua Program MTS menyamaikan kata sambutan singkat dan do’a syukur oleh Ustadz Ir.Munadzir, MS.

Dekan FTSP UII dalam sambutannya menuturkan, dalam usianya yang ke-20 MTS ini diharapkan untuk dapat meningkatkan kwalitas dan kemutakhiran terhadap materi dan penyajian bahan belajar mengajar mata kuliah. Menyusun bahan revisi materi dan pengayaan bahan ajar merupakan hal yang sangat penting. Hal ini sebagai langkah untuk menuju Re-Akreditasi hasil yang lebih baik lagi.

Miftahul Fauziah menambahkan bahwa, menurut laporan pelaksanaan wisuda yang ada sampai saat ini jumlah alumni MTS sebanyak 430 tersebar di seluruh Indonesia,  dan alumnilah berperan sebagai ujung tombak untuk memajukan institusi dalam hal peningkatan akreditasi. Diharapkan Program MTS FTSP UII juga dapat merespon meningkatnya tuntutan masyarakat akan kebutuhan tenaga-tenaga akademik dan profesional di bidang konstruksi, mitigasi (penanggulangan) bencana, dan transportasi. Ungkapnya.

Sementara sarasehan disampaikan oleh para pengelola Program Magister Teknik Sipil dari periode pertama hingga periode saat ini, berlangsung higga sore hari. Para Ketua Program MTS sebelumnya yang hadir adalah Dr.Ir.Luthfi Hasan, MS; Prof.Ir.Sarwidi, MSCE., Ph.D.,IP-U; Prof.Ir.Widodo, MSCE., Ph.D, dan Fitri Nugraheni, ST., MT., Ph.D selaku Ketua Program MTS saat ini.

Jum’at  (13 September) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  menggelar  Studium Generale (SG)  Asistensi Agama Islam (AAI) bagi mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 bertempat di Auditorium  Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

SG AAI ini merupakan komitmen pada kesempurnaan dan risalah islamiyah di bidang dakwah Islamiyah  yang   merupakan salah satu tujuan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.  Dengan adanya Asistensi Agama Islam (AAI) semacam ini akan dapat menelurkan pemahaman sekaligus mencerminkan nilai-nilai agama Islam menghasilkan pesantren luhur dalam membangun karakter pribadi muslim yang sesungguhnya.

Demikian disampaikan Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni FTSP UII (Dr.Ir.Revianto Budi Santosa, M.Arch., IAI) dalam sambutannya pembukaan Studium General Asistensi Agama Islam bagi mahasiswa baru angkatan 2019 yang memenuhi auditorium.

Revianto berpesan, setelah pembukan SG AAI ini adik-adik sudah dapat melakukan pertemuan taklim secara kelompok dan setiap kelompok akan dipandu oleh seorang  mu’allim selama 12 (dua belas) kali tatap muka dalam satu semester, dan setiap akhir semester dilakukan ujian. Diharapkan semua mahasiswa untuk merespon dan melaksanakan Asistensi Agama Islam ini dengan baik dan tuntas.  

Sementara Muhammad Ridwan Andi Purnomo, ST., MT., Ph.D  mengemukakan bahwa kita itu butuh taklim, apa yang kita lakukan diniati untuk mencari ridho Allah ta’ala guna menggapai dunia wal akhirah semata.

Semua orang tentu menginginkan kemajuan dalam setiap aspek hidup ke arah yang lebih baik. Untuk mencapai suatu kemajuan dalam taraf hidup, maka diperlukan adanya suatu perubahan perilaku. Perubahan perilaku memiliki arti adanya perbedaan suatu perilaku atau tindakan terhadap suatu kondisi ataupun keadaan, antara suatu waktu dengan waktu yang lain dalam hal yang positif.

Ustadz Ridwan menambahkan, mengapa perubahan perilaku sangat penting? Karena untuk mencapai suatu kemajuan dalam hidup, hal pertama yang harus kita ubah adalah perilaku. Hal ini berlaku untuk diri kita secara pribadi, maupun pada orang lain. Dalam perubahan perilaku, terdapat tiga hal penting yang dapat menjadi komponen untuk mencapai suatu perilaku yang lebih baik. Ketiga komponen tersebut adalah pengetahuan, sikap dan perilaku. Tiga komponen ini kalau boleh diibaratkan sebagai tangga yang harus dinaiki step by step dengan ketekunan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Karenanya dengan taklim kita akan banyak terbantu dalam mengubah aspek ini, untuk itu pergunakanlah waktu taklim sebaik-baiknya.

Disamping mengubah perilaku, Ustadz Ridwan juga mengingatkan janganlah berbuat syirik, kesyirikan adalah penghapus amalan shalih. Hal ini berlaku sejak dahulu, yaitu para Nabi dan Rasul terdahulu.  Dalam salah hadits Rasulullah SWA bersabda “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang yang sebelummu, maksudnya seluruh para Nabi terdahulu, Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu”.  Oleh karena itu saudaraku semua  jauhilah perbuatan syirik terhadap Allah SWT.  Ungkapnya.

 

Sabtu (7 September) Jurusan Teknik Sipil (JTS) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar sarasehan bertajub “Pencarian Bentuk dan Target Pasca Akreditasi” bertempat di Aula besar Westlake Resto Jl.Ring Road Barat, Bedog, Trihanggo, Gamping Sleman.

Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D) dalam sambutan dan penyampaian masukan-masukan pasca akreditasi berikut harapannya menuturkan, introspeksi diri sangat diperlukan karena proses tidak selalu berjalan konstan, pengalaman yang serupa tidak selalu memberi hasil yang sama selalu ada keterbatasan dan perbedaan sudut pandang.

Miftahul Fauziah berpendapat, tiap masalah memiliki titik kritis tersendiri, melalui instropeksi diri kita akan mampu menemukan makna dari setiap tujuan yang kita miliki dan akan semakin memastikan, apakah tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya sudah terarah atau belum. Seperti dalam ajaran Islam dikatakan hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin.

Ia berharap, saat ini Jurusan dan Program Studi sudah waktunya mempersiapkan diri generasi muda untuk mengisi kepengurusan mendatang, dengan harapan pergantian generasi muda itu akan dapat mencapai hasil lebih dari pengurus sebelumnya, untuk itu diperlukan  perbaikan  pendidikan dalam catur dharma Perguruan Tinggi yang ada di UII.

Perguruan Tinggi memang harus menjadi tempat di mana mahasiswa bisa mempersiapkan diri mereka menghadapi dunia kerja usai lulus dari bangku kuliah. Oleh karenya diperkuat dalam mendukung mahasiswa mereka untuk bersaing dalam kompetisi di dunia kerja untuk mempersiapkan alumni yang profesional. Karena maju mundurnya suatu Perguruan Tinggi juga tergantung dari Alumninya. Ungkap Miftah.

Disamping Dekan FTSP UII, sarasehan  dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya (Dr.Ir.Kasam, MT), Pengurus Jurusan dan Program Studi, para dosen Program Studi Teknik Sipil dan puluhan tendik. Selesai sarasehan dipotong sebuah tumpeng oleh Dekan yang diberikan kepada Ketua Program Studi Teknik Sipil (Dr.Ir.Sri Amini Yuni Astuti, MT) serta perwakilan dosen dan tendik.

Sementara visitasi Re-Akreditasi Program Studi Teknk Sipil Sarjana S1) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), dilaksanakan pada Kamis (10 Juli) yang lalu di ruang Sidang Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta. Selaku Tim Asesor BAN-PT Prof.Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc., Ph.D (ITB Bandung) dan Tri Basuki Joewono, Ph.D (Univ.Parahiyangan Bandung).

Atas kerja kerasnya tim akreditasi Teknik Sipil beserta para pengurus Fakultas, Jurusan dan Program Studi akhirnya Program Studi Teknik Sipil FTSP UII dapat mempertahankan kembali akreditasinya dengan nilai A berdasarkan Keputusan BAN-PT nomor 2388/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2019 tertanggal 16 Juli 2019, yang berlaku 5 tahun sejak tanggal 16 Juli 2019 sampai dengan 16 Juli  2024.

 

World Invention Creativity Olympic (WICO) merupakan sebuah kompetisi riset dan inovasi internasional. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Korean University Invention Association (KUIA) bersama dengan Korean National Assembly.

Salah satu mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Bayu Aji Setyawan (16512143) menjadi delegasi dalam acara bergengsi ini, yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan pada tanggal 25-27 Juli 2019 yang lalu.

Diwawancari reporter Bayu Aji mengatakan, terdapat 250 peserta dari 30 delegasi negara dunia yang mengikuti kompetisi WICO.  Ia berpendapat banyak manfaat yang diperolah dari kompetisi ilmiah ini. Dengan kompetisi dirinya bisa memiliki networking antar peniliti, kemudian dari kompetisi ini pula dirinya dapat belajar dan memahami perkembangan riset teknologi dan implementasi dari beberapa negara, dan alhamdulillah dapat memenangi WICO ini dengan baik.

Bayu Aji memiliki kesan, selama mengikuti kompetisi ini ia merasa bersyukur dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik, suatu kehormatan bisa diberi kesempatan untuk dapat membawa nama UII dan Negara Indonesia. Ia sampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah men-support dirinya dalam event ini, baik dosen, kampus, perusahaan maupun pemerintah. Dengan harapan semoga dengan hasil ini menjadi satu motivasi   untuk dapat berprestasi dilain waktu.

Mahasiswa yang memiliki prestasi olah raga Bulutangkis ini menyadari jika perkembangan era yang terjadi pada saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan inovasi. Sehingga ia kolaborasi antar disiplin ilmu untuk mengeksplorasi ide dalam sebuah riset sangat diperlukan. Dengan demikian, semoga ide yang tercetus dapat direaliasikan melalui sebuah kolaborasi riset tersebut. “Sebuah anugerah, terlepas itu dari disiplin ilmu yang sesuai ataupun berbeda dari konsentrasinya untuk mencari metodologinya.” Ungkap Bayu Aji.