Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) sudah layak dijadikan fakultas yang tumbuh, FTSP juga masuk dalam klaster A, karena FTSP UII menjadi contoh tauladan satu-satunya yang seluruh Program Studinya terakreditasi internasional di Fakultas.

Demikian disampaikan Wakil Rektor II bidang Sumber Daya dan Pengembangan Karier  (Dr.Zaenal Arifin, M.Si) dalam pembukaan Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja) FTSP UII pada Jum’at (4 Oktober) bertempat di Ruang Sidang Ballroom A Lantai 1 The Alana Yogyakarta Hotel dan Convention Center Jl.Palagan Pelajar Km.7 Yogyakrata.

Dr.Zaenal menambahkan, terdapat beberapa hal pesan dari Bapak Rektor UII yang tidak dapat menghadiri acara Rakorja hari ini melalui sambutan ini. Jabatan Akademik merupakan hal yang terpenting dalam jabatan dosen pengajar oleh karenaya perlu untuk ditingkatkan. Kenaikan jabatan akademik dosen merupakan bentuk pemberian penghargaan  pemerintah atas prestasi kerja yang dicapai dosen, dengan demikian setiap dosen yang telah mempunyai prestasi kerja sesuai dengan peraturan perundangan berhak  mendapatkan penghargaan kenaikan jabatan akademik.

Beliau berharap untuk mengoptimalkan capaian akreditasi internasional tiga Program Studi, jangan lupa memanfaatkan perolehan itu sebaik-baiknya. Idealnya semua Program Studi tersedia Program Doktor (S3), oleh karena Program Studi yang belum ada Program S3 untuk dapat di lengkapi. Ungkapnya.

Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D) menuturkan, Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja) ini bertemakan tiga hal kolegialitas, digitalisasi, dan mondial. Rencana program kerja unggulan setahun kedepan untuk FTSP adalah    berkesinambungan perbaikan lulusan tepat waktu, peningkatan kualitas sarana prasarana, perbaikan rasio dosen mahasiswa, peningkatan jabatan fungsional dosen, peningkatan kapasitas dan professionalisme kerja tendik,  pembinaan karakter dan kapasitas soft skill mahasiswa.

Miftahul menambahkan, setahun kedepan Fakultas mempersiapkan reakreditasi, pendirian Magister Teknik Lingkungan, inisiasi pendirian Program Profesi. Pemutakhiran kurikulum seperti PSTS, PSArs dan MTS, integrasi kurikulum jurusan Teknik Sipil, sertifikasi KAN 17025 Laboraorium Teknik Sipil, ICSBE, SCESCM, blended learning dan inisiasi pembelajaran jarak jauh.

Lebih lanjut Miftah menekankan sangat diperlukan perluasan dan Inisiasi joint atau dual degree untuk Program Magister Teknik Sipil (PMTS) dengan Taiwan University dan Gifu University  (selain dengan UHM) dan Magister Arsitektur (M.Ars) dengan Anhalt University Germany,  serta akreditasi internasional Program Studi Arsitektur (PSArs) dengan LAM (Malaysia), dan Evaluasi serta tindak lanjut perolehan akreditasi internasional.

Fakultas juga mendukung beberapa program kerja di level Universitas seperti Program Profesi Insinyur, professorship, pemutakhiran ruang studio dan kelas standar internasional. Ungkap Miftah.

Sementara Rakorja digelar Jum’at dan Sabtu (4 dan 5 Oktober) dengan nara sumber  Ir.Elvi Fadilah, M.Si (Direktur PT.Adhi Precast PCI Indonesia) menyampaikan materi tentang EAC 4.0 yang dihadiri hampir 100% dari jumlah dewan dosen yang diundang.

Dua mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Gayuh Ajeng Wandansari (17513168) dan Hayuno Sukmo Nur Prajanto (17513179) meraih Runner-up (Juara 2) paper dan poster competition Mahadaya Mineral yang digelar pada Jum’at (27 September) oleh BEM Fakultas Teknologi Mineral (FTM) Universitas Pembangunan Negeri (UPN) Veteran Yogyakarta.

Tema kompetisi yang ditawarkan Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Mineral untuk Mewujudkan Kedaulatan Energi. Sementara Gayuh dan Hayuno mengambil subtema “Mitigasi Bencana dan Isu Lingkungan”. Gayuh kepada Reporter mengatakan, alasan mengambil subtema ini karena selaras dengan jurusannya.

Gayuh menambahkan kompetisi dilaksanakan melalui tiga tahap yang diikuti oleh puluhan tim dari berbagai Perguruan Tinggi. Tim UII terdiri dari Gayuh Ajeng Wandasari Teknik Lingkungan (selaku Ketua Tim), Hayuno Sukmo Nur Prajanto Teknik Lingkungan, dan Muh.Tri Nur Pamungkas Teknik Elektro.

Dalam tahab final dilaksanakan di kampus UPN Veteran, Yogyakarta yang terdiri dari 10 (sepuluh) finalis dari 6 (enam)  Perguruan Tinggi termasuk UII. Sebagai finalis tim FTSP UII cukup meraih Runner-up (Juara 2) menggeser Universitas Pajajaran Bandung  (UNPAD) yang meraih juara 3, dan FTSP UII terkalahkan dengan tim UPN Veteran Yogyakarta sebagai tuan rumah untuk meraih juara pertama. Ungkap Gayuh.

Waktu yang terus berputar kita bersama dan bersatu padu untuk bekerjasama dengan baik, menentukan sebuah harapan yang di cita-citakan bersama, menjalani ikatan kerjasama yang kokoh dan kuat untuk memajukan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII), walau banyak rintangan atau  kendala, cobaan dan ujian berupa protes kerap menyerang, namun kita tetap bersatu demi kesucian yang kita raih kelak dikemudian hari untuk memajukan FTSP.

Hingga saat ini  kita saling mengisi atas kekurangan dan melengkapi kemudian menyempurnakannya pekerjaan yang setiap hari kita kerjakan, kerjasama dan berkoordinasi satu dan yang lainnya, dan hari-hari itulah yang merasa kita selalu tenang, dan senang  hingga rasa lelah dan letih serasa hilang karena mengingat sebuah ikatan kebersamaan yang senantiasa selalu tersenyum dan ceria.

Demikian dituturkan Wakil Dekan bidang Sumber Daya FTSP UII (Dr.Ir. Kasam, MT) dalam pelatihan dan outbond Tenaga Kependidikan Sabtu (28 September) bertempat di Kemuning Ngargoyoso Karanganyar Surakarta Jawa Tengah yang diikuti 75 (tujuh puluh lima) peserta tendik.

Dr.Kasam melanjutkan, melonggarkan adalah simbol dari keberhasilan, melonggarkan segalanya jualah yang akan membawa kita dalam sebuah keberhasilan, kita yakin akan itu kita mesti sadar bahwa tak ada satu hasil apapun yang tidak dilalui dengan proses, dan karena dengan berproses sesuatu hal akan menjadi indah, karena dibubuhi dengan pengalaman, dibalut dengan kesetiaan, diiringi dengan perjuangan, dan dijalani dengan penuh kesabaran, dan akhirnya kita mendapatkan lebih dari apa yang kita inginkan.

Dalam kesempatan kali ini, saya mengajak kita semua khususnya diri saya agar selalu tabah dan sabar dalam melakukan proses, dan kuat dalam mengahadapi apapun,  kita semua yang penuh dengan harapan penuh dengan berbagai macam tujuan. Saya memberikan sebuah apresiasi kepada Bapak dan Ibu yang telah kooperatif dalam menjalankan tugas, semoga kita dapat mendapatkan apa yang hendak kita inginkan dengan baik dan lancar. Ungkapnya.

Sementara Narasumber sekaligus Wakil Dekan bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni FTSP UII (Dr.Ir.Revianto Budi Santosa, M.Arch., IAI) menyampaikan membangun bekerja yang pas tepat atau pener (jawa) adalah prinsip kerja yang sangat penting dalam menuju kesuksesan. Apapun pekerjaanya, jika bekerja dengan benar telaten dalam membangun potensi diri, akan dapat membuka banyak kesempatan dan solusi dari kesulitan-kesulitannya. Artinya untuk membangun dan meningkatkan potensi diri dalam bekerja diperlukan dengan tepat (pener), benar (bener), dan sempat (kober). Itulah tiga hal yang menjadi resepnya.

Lebih lanjut Revianto mencontohkan dalam memberikan pelayanan yang prima kepada stakeholder (stockholder) seperti orang memanah, berenang, dan seperti orang yang berkuda. Maknanya kita memberikan layanan yang terbaik dengan pikiran yang fokus seperti orang yang akan memanah, bertotalitas seperti orang yang berenang, serta dalam melayani yang terbaik kita laksanakan dengan kerjasama yang solit antar partner seperti halnya orang yang sedang menaiki kuda menjaga keseimbangan supaya tidak jatuh. Ungkap Revi.

Selesainya dilanjutkan dengan outbond dan tubing/ susur sungai yang dipandu oleh tim Outbond Azzahra Kemuning Karanganyar Jawa Tengah hingga sore hari.

Jum’at (20 September) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) mendelegasikan 2 (dua) tendik Laboran untuk mengikuti Seminar Nasional IV dan Workshop Pranata Laboratorium Pendidikan Indonesia bertempat di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Seminar berlangsung 2 (dua) hari Kamis dan Jum’at 19 dan 20 September dengan topik “Peran Pranata Laboratorium Pendidikan Menghadapi Era Revolusi 4.0 dalam Pengelolaan Laboratorium” keynote speaker Prof.dr. Ali Ghufron, M.Sc., Ph.D (Direktorat Jendral Sumber Daya IPTEK DIKTI).

Dua laboran yang mendapatkan tugas mengikuti Seminar dan Workshop adalah Sukamto HM dan Darussalam, keduanya membuat makalah atas hasil penelitiannya berupa abstrak guna mengikuti Seminar Nasional IV dan Workshop PLP. Disela-sela kesibukan pekerjaannya di laboratorium Jalan Raya Sukamto HM dengan reporter mengatakan, Pranata Laboratorium Pendidikan disingkat PLP adalah jabatan dalam tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan laboratorium pendidikan dengan pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan dalam kegiatan pendidikan.

Ia menambahkan, dalam petunjuk teknis dinyatakan bahwa Pranata Laboratorium Pendidikan dalam pangkat dan jabatan tertentu untuk kenaikan pangkat atau jabatan diwajibkan ada angka kredit dari unsur pengembangan profesi, seperti penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) baiki KTI laporan hasil penelitian maupun suatu gagasan  atau makalah dengan melakukan pemaparan karya tulis berupa seminar.

Sukamto berharap dengan mengikuti kegiatan ini dapat meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM)  untuk menguasai manajemen laboratorium, yang meliputi penempatan bahan-bahan praktikum, peralatan praktikum, limbah praktikum. Disamping itu dapat mengembangkan ponten diri, baik segi penelitian maupun   karya ilmiah. Ungkapnya.

Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar seminar internasional EduARCHsia dan Senvar 2019 International Converence bertajub “Innovation and Sustainability In AEC 4.0”, pada Rabu-Kamis 25-26 September bertempat di Audotorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman, yang pembukaannya dilakukan Rabu (25 September) oleh Rektor UII (Fathul Wahid, Ph.D).

Ketua Jurusan Arsitektur FTSP UII (Noor Choolis Idham, ST., M.Arch., Ph.D) dalam sambutannya mengatakan,  paling tidak ada ahli dari 4 (empat) negara yang ikut dalam seminar ini yaitu Jerman, Malaysia, Uni Emirat Arab dan Indonesia. Terdapat beberapa hal penting akan dibahas dalam kurun waktu 2 (dua) hari ini.

Hadir dalam seminar Internasional EduARCHsi adalah Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D), Wakil Dekan bidang Keagamaan kemahasiswaan dan alumni (Dr.Ir.Revianto Budi Santosa, M.Arch., IAI), dan menghadirkan nara sumber utama Prof.Dr. Nicole Uhrig (Anhait University of Applied Science Germany); Prof.Dr. Yahya Ahmad (University of Malaysia); Prof.Paramitha Atmodiwirjo, Ph.D (Universitas Indonesia); Assoc Prof.Dr. Eka Setiadi (American University of Ras Khaimah United Emirate Arab), dan Assoc. Prof.Dr. Sugini (Universitas Islam Indonesia).

Dalam ruang terpisah, acara jumpa pers di Ruang Sidang Dekanat Noor Cholis mengungkapkan, kita sedang di dalam dunia berubah, menjadi masalah kalau kita tidak paham dengan perubahan itu. Kita pikirkan banyak alternatif untuk arsitektural, terutama untuk sustainable development.

Arsitektur sebagai ilmu adalah interface antara gagasan manusia dan ranah fisik, kami masih yakin bahwa  manusia akan tinggal di bumi dan kalau tinggal akan membentuk artefak. Apapun bentuknya ada gagasan dan implementasi. Inilah yang sekarang kita diskusikan, kalau mengajarnya masih menggunakan teknologi masa lalu kita akan hilangkan. Karena itu kita ajarkan teknologi dan material baru untuk kedepan. Arsitek bukan hanya tukang gambar yang dalam tanda kutip bisa digantikan dalam artificial intelegent, namun desainer interface.

Noor Choolis menambahkan, sebagai institusi pendidikan yang telah terakreditasi secara internasional, kontribusi pada dunia arsitektur dan teknologinya terus dilakukan. Seminar dua tahunan ini telah menjadi agenda tetap Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia yang berkomitmen pada memajukan dunia arsitektur dan pendidikannya di Indonesia. Para pakar akan terus dihadirkan dan diskursi-diskursi yang up-to-date diharapkan terus mengalir dari even ini.

Dengan demikian arsitektur dan arsitek di Indonesia tidak kalah dari negara lain, atau bahkan tidak mustahil tampil sebagai pemimpin di masa depan dengan prinsip-prinsip arsitektur ramah lingkungan yang mengikuti kecanggihan teknologi informasi. Ungkap Noor Cholis.

Sedangkan Dr.-Ing.Ir.Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI selaku Ketua Panitia dalam jumpa pers mengungkapkan terdapat dua sikap dalam menghadapi perubahan, sikap mempertahankan diri atau kita merangkul inovasi untuk berubah dan hal demikian bisa menjadi positif tetapi bisa juga menjadi negatif karena ketidakinginan untuk berubah. Untuk itu kita jangan asal berubah atau tidak mau melakukan perubahan. Ungkapnya.