Puasa dalam Bahasa Arab berasal dari kata soum atau siyam yang maknanya sama dengan imsak yaitu menahan. Sedangkan menurut istilah syariat islam puasa adalah suatu amal ibadah yang dilakukan dengan  menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari disertai sengan niat karena Allah ta’ala dengan syarat dan rukunnya. Sebagimana firman Allah SWT. dalam surat Al-baqarah ayat 183, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Mengutip  pesan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin Puasa memiliki tiga tingkatan. Yakni puasanya orang awam, puasanya orang khusus ‎dan puasa khusus buat orang khusus.

Demikian disampaikan Ustadz Rahmadi Agus, S.Ag., MA dalam tausyiah jelang buka puasa yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Sipil FTSP UII pada Kamis (16 Mei) di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang KM.14,5 Sleman Yogyakarta, bagi dosen dan tendik.

Lebih lanjut Ustadz Rahmadi Agus yang sehariannya diberikan amanah untuk mengajar Agama Islam di FTSP UII mengatakan bahwa, Imam Ghazali dalam kitabnya  menerangkan tingkatan dalam berpuasa. Shaumul umum, shaumul ‎khusus, dan shaumul khususil khusus. Ketiganya bagaikan tingkatan tangga yang manarik orang berpuasa agar bisa mencapai tingkatan yang khususil khusus.

Pertama, Puasa orang awam (orang kebanyakan), Puasa orang awam adalah menahan makan dan minum dan menjaga kemaluan dari godaan syahwat.  Tingkatan puasa ini menurut Al-Ghazali adalah tingkatan puasa yang paling rendah, karena dalam puasa ini hanyalah menahan dari makan, minum, dan hubungan suami istri. Kalau puasanya hanya karena menahan makan dan minum serta tidak melakukan hubungan suami isteri di siang hari, maka kata Rasulullah Saw puasa orang ini termasuk puasa yang merugi yaitu berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala melainkan sedikit. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “banyak orang berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala berpuasa, yang ia dapatkan hanya lapar dan dahaga.”

Yang kedua ‎Puasa orang khusus, yaitu selain menahan makan dan minum serta syahwat juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, gerakan tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa. Tambah Rahmadi Agus.

Ketiganya adalah  Puasa khususnya orang yang khusus, yaitu  ‎puasanya hati dari kepentingan jangka pendek dan pikiran-pikiran duniawi serta menahan segala hal yang dapat memalingkan dirinya pada selain Allah SWT. Puasa khusus yang lebih khusus lagi yaitu, di samping hal di atas adalah puasa hati (qolbu) dari segala keinginan hina dan segala pikiran duniawi, serta mencegah memikirkan apa-apa selain Allah Swt. Menurut Al-Ghazali, tingkatan puasa yang ketiga ini adalah tingkatan puasanya para Nabi. Dengan qolbu atau hati yang baik, maka segala sesuatunya otomatis akan menjadi baik pula, dan hati akan menjadi damai.  Ungkap Rahmadi Agus.

Dilain waktu Jum’at (17 Mei) Jurusan Arsitektur UII pun menggelar tausyiah jelang buka puasa Ramadhan yang disampaikan oleh Abdul Robby Maghzaya, ST., MT.  Senada dengan Ustadz Rahmadi Agus, Dosen muda Arsitektur UII sekaligus Ustadz (Abdul Robby Maghzaya, ST., MT) mengatakan bahwa puasa itu dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu puasa umum, puasa ksusus, dan puasa khususil khusus. Dari ketiganya yang dilakukan para Nabi adalah puasa khususil khusus, karena dirinya juga puasa hati yang segala pikirannya meninggalkan duniawi, serta mencegah memikirkan apa-apa selain Allah ta’ala.

Abdul Robby mengajak kepada seluruh Civitas Academika FTSP UII (Dosen, tendik dan mahasiswa), setidaknya kita bisa meraih puasa ditingkatan yang kedua yaitu puasa khusus. yaitu selain menahan makan dan minum serta syahwat juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, gerakan tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa-dosa.

Semoga amal ‘ibadah kita diterima oleh Allah SWT.dan dapat mengakhiri hidup dan kehidupan kita dengan husnul khootimah. Aamiin.

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia(UII) Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D terpilih menjadi Ketua Badan Musyawarah Perguruan Tinggi  Teknik Sipil Seluruh Indonesia (BMPTTSSI) Periode 2019-2023 pada awal Maret 2019 yang lalu, yang sebelumnya menjadi pengurus Harian periode 2015-2019 Bidang Kurikulum, Evaluasi Pendidikan, dan Akreditasi.

Setelah Miftahul Fauziah diberikan amanah sebagi ketua BMPTTSSI langsung menggelar Penandatanganan naskah kerjasama Dekan Fakultas Teknik Perguruan Tinggi untuk Daerah  Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah (Jateng), Surakarta dan Komda 3 BMPTTSSI (Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Teknik Sipil Seluruh Indonesia).

Isi penandatanganan kerjasama ini dilakukan dalam bidang Tridarma Perguruan Tinggi (PT) yang meliputi  PDDKN pengajaran (styden dan lecture mobility, external examiner untuk disertasi Program Doktor), kolab. penelitian dan pengabdian masyarakat, facility sharing dan pengelolaan jurnal. Naskah kerjasama ditanda tangani oleh 10 (sepuluh) Dekan Perguruan Tinggi (PT) yang terdiri dari UGM, UII, UNDIP, UNS, UNES, UNTIDAR,  Universitas Janabadra, UAJY, Poltek semarang, Universitas Muhamadiyah Purwokerto, Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang.

Rapat forum Dekan Fakultas Teknik dipimpin Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D)  sebagai Ketua Forum dan Koordinator Komda 3 BMPTTSSI. Acara dilaksanakan di Unes Semarang pada Rabu (1 Mei 2019), bersamaan dengan Seminar Nasional CEES 2019 (Civil Engineering dan  Environmental Symposium, yang selenggarakan dan diinisiasi oleh komda 3 BMPTTSSI. Demikian dituturkan Miftahul Fauziah di Ruang kerjanya.

Jum’at (17 Mei)  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar workshop Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (RIPPM) bertempat di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Mohammad Natsir Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta .

Workshop ini bertujuan untuk mencapai dan meningkatkan mutu sesuai dengan target dan relevansi hasil penelitian bagi masyarakat, serta mengevaluasi  Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat yang sudah ada sebelumnya sebagai bahan untuk menyusun RIP 2019-2023. Kontribusi sekecil apapun dari para dewan dosen sangat berharga, oleh karenanya disampaikan terima kasih atas partisipasinya. Ungkap Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D).

Turut hadir pula Wakil Dekan 1 (Dr.Ir.Kasam, MT), Wakil Dekan 2 (Dr.Ir.Revianto Budi Santoso, M.Arch., IAI), Ketua dan Sekretaris Jurusan , serta lebih dari 50 (lima puluh) dewan dosen.  

Sementara narasumber Dr.Eng.Hendra Setiawan, ST., MT mengemukakan, dalam penyusunan roadmap penelitian dosen kiranya harus memperhatikan beberapa hal seperti keahlian dosen dalam bidangnya (khususnya pada waktu menyelesaikan program S3), prioritas penelitian, trend penelitian, kebutuhan penelitian,ketersediaan peralatan yang dibutuhkan.

Bila road map yang disusun merupakan road map penelitian dosen maka sebaiknya disesuaikan dengan bidang keahlian dosen, terutama pada waktu menyelesaikan program S3. Road map yang disusun dapat merupakan kelanjutan dari road map penelitian dosen sewaktu menyelesaikan program S3. Bila road map yang disusun merupakan road map penelitian kelompok bidang keahlian (KBK) maka sebaiknya disesuaikan dengan bidang keahlian semua dosen yang merupakan anggota KBK.

Lebih lanjut Hendra Setiawan menegaskan, penelitian merupakan kegiatan yang memerlukan dana yang tidak sedikit dan biasanya hanya dapat dilakukan apabila ada dana yang diberikan oleh para penyandang dana. Semua penyandang dana, seperti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi maupun badan-badan penyandang dana yang lain baik nasional maupun internasional, selalu menetapkan prioritas penelitian atau bidang unggulan tertentu. Oleh karena itu penelitian yang tercakup dalam road map harus sesuai dengan prioritas penelitian yang ditetapkan oleh penyandang dana agar dana penelitian dapat diperoleh.

Penelitian yang mengikuti trend cenderung lebih mudah untuk dipublikasi di jurnal ilmiah. Untuk mengetahui trend penelitian maka setiap peneliti harus memiliki wawasan yang luas dan dalam dalam bidang yang ia teliti.

Ada penelitian-penelitian tertentu yang diperlukan untuk mengatasi suatu masalah. Misalnya adanya masalah penyakit HIV / AIDS yang memerlukan obat yang dapat mengatasi masalah tersebut.

Suatu penelitian mungkin memerlukan peralatan yang tidak terdapat di universitas peneliti. Untuk itu penelitian dapat dikerjakan secara kolaboratif dengan peneliti di universitas lain yang memiliki peralatan tersebut.  Dalam road map penelitian tanggung jawab setiap peneliti dapat ditunjukkan. Ungkapnya.

Siang harinya digelar sesi paralel disetiap jurusan, membahas evaluasi RIP 2014-2018 serta menyusun RIP 2019-2023 guna menghasilkan rumusan  terbaiknya.

Shofi Latifah Nuha Anfaresi adalah Mahasiswi Program Studi Teknik Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Univeresitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2017 (17513166), dilahirkan di Yogyakarta 18 April 2000. Dalam memasuki 4 (empat) semester di Program Studi Teknik Lingkungan UII, Nuha (nama panggilan) telah berhasil mengukir berbagai prestasi hingga berinovasi regional, nasional, hingga internasional.  

Disela-sela kesibukannya Nuha menceritakan bahwa saya, diawal Februari 2019 terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES)  Kedua Universitas Islam Indonesia Tahun 2019. Menjadi bagian di Mawapres merupakan pengalaman berharga bagi saya karena dapat bertemu dengan mahasiswa/i berprestasi lainnya. Tidak hanya terinspirasi dari mereka, saya pun selalu mengintropeksi diri, mengingat kembali manfaat apa yang dapat saya beri untuk masyarakat di sekitar saya, selain itu juga belajar menggali ilmu dan skill dalam pelatihan mawapres yang tidak pernah saya dapat dimanapun.

Pada 18-22 Februari 2019, saya merupakan salah satu mahasiswi Program Studi Teknik Lingkungan FTSP UII angkatan 2017, berkesempatan untuk mengikuti program Youth Engagement to Meet SDGs kolaborasi antara CIRDAP Organization dan RGNIYD di Chennai, India. Program ini memberikan beasiswa bagi mahasiswa di negara Asia dan Pasifik untuk bersatu memberikan gagasan tentang inovasi sosial, youth development program, social entrepreneurship dalam mendukung program Sustainable Development Goals 2030. Peserta yang terpilih yaitu dari negara Bangladesh, Nepal, Fiji, Malaysia, SriLanka dan Indonesia. Dari Indonesia sendiri terpilih 4 mahasiswa untuk diberangkatkan ke Chennai, India. Satu mahasiswi Teknik Geodesi, UGM, mahasiswi Kelautan dan Perikanan IPB, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Tanjungpura, Kalimantan dan mahasiswi Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia (UII).

Pada 23 Maret 2019, buku “Unlock The World: Serial Nuha di Amerika” terbit dan dijual pada saat workshop yang dilaksanakan di Bangka. Buku ini mengisahkan tentang perjalanan, perjuangan dan suka duka saya pergi dan selama di Amerika Serikat, baik di Los Angeles, California (2017) dan di Salt Lake City, Utah (2018).

Pada 28 Maret 2019 hingga 7 April 2019, saya berkesempatan memberikan pengalaman saya kepada anak-anak di Indonesia mengenai penelitian dan progress implementasi dari water project yang saya lakukan bersama tim di Indonesia dan Belgia. Bekerjasama dengan US Embassy, saya dan sutradara film Laura Nix dari Los Angeles Amerika Serikat memberikan awareness kepada masyarakat terhadap isu lingkungan dunia lewat film dokumenter berjudul “Inventing Tomorrow” yang diputar perdana di Amerika Serikat, Januari 2018 lalu. Film ini diputar di 4 (empat) daerah di Indonesia; Yogyakarta, Jakarta, Bangka dan Sumbawa. Pemutaran dan diskusi film ini membawa dampak yang besar terhadap masyarakat Indonesia, terutama siswa/siswi remaja dan kuliah yang ingin memulai riset di bidang sains dan teknologi beserta pengelolaannya terhadap lingkungan.

Pada 29 Maret 2019, saya diitunjuk oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai salah satu nominasi dari Indonesia untuk kompetisi Young Champion of The Earth 2019 yang di selenggarakan oleh United Nations Environmental Program. Penyeleksian dan pemantauan kandidat terus dilaksanakan oleh UNEP melalui sosial media dan perkembangan project mereka.

Pada 11-14 April 2019 saya diundang kembali untuk menjadi panel speaker dengan topik pemuda dan lingkungan dalam Konferensi National Science Teacher Associations, St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Saya datang bersama Laura Nix, dan 3 teman saya dari Mexico. Masih dengan film dokumenter, Inventing Tomorrow, kami menginspirasi para pengajar di Amerika. Ribuan guru dari seluruh wilayah Amerika Serikat datang dan menyatakan terinspirasi dengan perjuangan pemuda seperti kami dalam melindungi bumi. Mereka sangat senang mendapat CD Inventing Tomorrow gratis, dan nantinya akan ditayangkan di sekolah tempat mereka mengajar bersama para siswa dan siswi disana.

Di bulan Mei ini, saya sedang membentuk tim inovasi di kampus, Ramadan Water Project Club. Program yang saya buat merupakan program cabang dari AiKite Project yang saya inisiasikan tahun kemarin di Belgia. Tim ini akan membuat 2 filter sederhana yang nantinya akan diimplementasikan di masyarakat.

Kampus UII sebagai tempat menimba ilmu, UII pula telah banyak memberikan dorongan dan kesempatan mengembangkan dan mengukir prestasi keilmuan hingga berinovatif, terima kasih UII, semoga bermanfaat untuk kemaslamatan umat.

Kamis (2 Mei)  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar workshop atau lokakarya ruang tumbuh bersama, yang merupakan salah satu Program Fakultas sesuai dengan  acuan RKAT 2019. Lokakarya digelar di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Mohammad Natsir Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta dengan menyuguhkan 3 (tiga) narasumber.

Hadir dalam lokakarya Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D), Wakil Dekan 1 (Dr.Ir.Kasam, MT), Wakil Dekan 2 (Dr.Ir.Revianto Budi Santoso, M.Arch., IAI), Ketua-ketua Jurusan, Ketua Program Studi, Pengurus Koperasi Fakultas, Lembaga Mahasiswa, serta kelompok mahasiswa kewirausahaan.

Dalam sambutannya Dekan FTSP UII menuturkan, marilah kita kembangkan dan kita bina kewirausahaan yang ada di FTSP UII ini yang merupakan simpul tumbuh guna merancang ruang tumbuh bersama, sehingga kita dapat menghubungkan ide-ide bisnis untuk dapat kita kembangkan bersama. Seperti halnya simpul tumbuh yang telah ada di Universitas, mengembangkan pembelajaran dan praktik kewirausahaan bagi mahasiswa melalui IBISMA Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama.

Lebih lanjut Miftahul Fauziah berharap, dengan adanya lokakarya ini semoga simpul tumbuh di FTSP UII berperan sebagai penghubung dan adanya kolaborasi yang baik antara SDM di kalangan Industri baik dengan alumni, mahasiswa, swasta, maupun pemerintah. Semoga cita-cita kita bisa tercapai dan berkembang tinggi, karena kewirausahaan ini bisa atau diaplikasikan dalam mata kuliah yang sudah ada. Ungkapnya.

Tiga narasumber Beni Suranto, ST., MSteng (Direktur Kemahasiswaan UII) memaparkan program kewirausahaan mahasiswa, Arininta Hanum, ST., M.Eng (IBISMA UII) memaparkan Program-program IBISMA yang ada di UII, dan Affi Kresna, ST (Praktisi kewirausahaan yang juga Alumni Arsitektur UII).

Dalam paparannya Beni Suranto  menekankan, terdapat 5 (lima) tantangan dalam membuka peluang inkubator bisnis kewirausahaan Manajemen waktu dalam prioritas kuliah, tim atau mentor, kompetensi atau skills, akses pendanaan dan jejaring, dan Entrepreneurial Mind-Set. Sementara Affi Kresna menyampaikan banyak hal pengalaman-pengalaman peluang kewirausaan bagi mahasiswa di segala bidang baik di Yogyakarta maupun di luar kota.