Shofi Latifah Nuha Anfaresi adalah Mahasiswi Program Studi Teknik Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Univeresitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2017 (17513166), dilahirkan di Yogyakarta 18 April 2000. Dalam memasuki 4 (empat) semester di Program Studi Teknik Lingkungan UII, Nuha (nama panggilan) telah berhasil mengukir berbagai prestasi hingga berinovasi regional, nasional, hingga internasional.  

Disela-sela kesibukannya Nuha menceritakan bahwa saya, diawal Februari 2019 terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES)  Kedua Universitas Islam Indonesia Tahun 2019. Menjadi bagian di Mawapres merupakan pengalaman berharga bagi saya karena dapat bertemu dengan mahasiswa/i berprestasi lainnya. Tidak hanya terinspirasi dari mereka, saya pun selalu mengintropeksi diri, mengingat kembali manfaat apa yang dapat saya beri untuk masyarakat di sekitar saya, selain itu juga belajar menggali ilmu dan skill dalam pelatihan mawapres yang tidak pernah saya dapat dimanapun.

Pada 18-22 Februari 2019, saya merupakan salah satu mahasiswi Program Studi Teknik Lingkungan FTSP UII angkatan 2017, berkesempatan untuk mengikuti program Youth Engagement to Meet SDGs kolaborasi antara CIRDAP Organization dan RGNIYD di Chennai, India. Program ini memberikan beasiswa bagi mahasiswa di negara Asia dan Pasifik untuk bersatu memberikan gagasan tentang inovasi sosial, youth development program, social entrepreneurship dalam mendukung program Sustainable Development Goals 2030. Peserta yang terpilih yaitu dari negara Bangladesh, Nepal, Fiji, Malaysia, SriLanka dan Indonesia. Dari Indonesia sendiri terpilih 4 mahasiswa untuk diberangkatkan ke Chennai, India. Satu mahasiswi Teknik Geodesi, UGM, mahasiswi Kelautan dan Perikanan IPB, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Tanjungpura, Kalimantan dan mahasiswi Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia (UII).

Pada 23 Maret 2019, buku “Unlock The World: Serial Nuha di Amerika” terbit dan dijual pada saat workshop yang dilaksanakan di Bangka. Buku ini mengisahkan tentang perjalanan, perjuangan dan suka duka saya pergi dan selama di Amerika Serikat, baik di Los Angeles, California (2017) dan di Salt Lake City, Utah (2018).

Pada 28 Maret 2019 hingga 7 April 2019, saya berkesempatan memberikan pengalaman saya kepada anak-anak di Indonesia mengenai penelitian dan progress implementasi dari water project yang saya lakukan bersama tim di Indonesia dan Belgia. Bekerjasama dengan US Embassy, saya dan sutradara film Laura Nix dari Los Angeles Amerika Serikat memberikan awareness kepada masyarakat terhadap isu lingkungan dunia lewat film dokumenter berjudul “Inventing Tomorrow” yang diputar perdana di Amerika Serikat, Januari 2018 lalu. Film ini diputar di 4 (empat) daerah di Indonesia; Yogyakarta, Jakarta, Bangka dan Sumbawa. Pemutaran dan diskusi film ini membawa dampak yang besar terhadap masyarakat Indonesia, terutama siswa/siswi remaja dan kuliah yang ingin memulai riset di bidang sains dan teknologi beserta pengelolaannya terhadap lingkungan.

Pada 29 Maret 2019, saya diitunjuk oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai salah satu nominasi dari Indonesia untuk kompetisi Young Champion of The Earth 2019 yang di selenggarakan oleh United Nations Environmental Program. Penyeleksian dan pemantauan kandidat terus dilaksanakan oleh UNEP melalui sosial media dan perkembangan project mereka.

Pada 11-14 April 2019 saya diundang kembali untuk menjadi panel speaker dengan topik pemuda dan lingkungan dalam Konferensi National Science Teacher Associations, St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Saya datang bersama Laura Nix, dan 3 teman saya dari Mexico. Masih dengan film dokumenter, Inventing Tomorrow, kami menginspirasi para pengajar di Amerika. Ribuan guru dari seluruh wilayah Amerika Serikat datang dan menyatakan terinspirasi dengan perjuangan pemuda seperti kami dalam melindungi bumi. Mereka sangat senang mendapat CD Inventing Tomorrow gratis, dan nantinya akan ditayangkan di sekolah tempat mereka mengajar bersama para siswa dan siswi disana.

Di bulan Mei ini, saya sedang membentuk tim inovasi di kampus, Ramadan Water Project Club. Program yang saya buat merupakan program cabang dari AiKite Project yang saya inisiasikan tahun kemarin di Belgia. Tim ini akan membuat 2 filter sederhana yang nantinya akan diimplementasikan di masyarakat.

Kampus UII sebagai tempat menimba ilmu, UII pula telah banyak memberikan dorongan dan kesempatan mengembangkan dan mengukir prestasi keilmuan hingga berinovatif, terima kasih UII, semoga bermanfaat untuk kemaslamatan umat.

Kamis (2 Mei)  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar workshop atau lokakarya ruang tumbuh bersama, yang merupakan salah satu Program Fakultas sesuai dengan  acuan RKAT 2019. Lokakarya digelar di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Mohammad Natsir Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta dengan menyuguhkan 3 (tiga) narasumber.

Hadir dalam lokakarya Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D), Wakil Dekan 1 (Dr.Ir.Kasam, MT), Wakil Dekan 2 (Dr.Ir.Revianto Budi Santoso, M.Arch., IAI), Ketua-ketua Jurusan, Ketua Program Studi, Pengurus Koperasi Fakultas, Lembaga Mahasiswa, serta kelompok mahasiswa kewirausahaan.

Dalam sambutannya Dekan FTSP UII menuturkan, marilah kita kembangkan dan kita bina kewirausahaan yang ada di FTSP UII ini yang merupakan simpul tumbuh guna merancang ruang tumbuh bersama, sehingga kita dapat menghubungkan ide-ide bisnis untuk dapat kita kembangkan bersama. Seperti halnya simpul tumbuh yang telah ada di Universitas, mengembangkan pembelajaran dan praktik kewirausahaan bagi mahasiswa melalui IBISMA Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama.

Lebih lanjut Miftahul Fauziah berharap, dengan adanya lokakarya ini semoga simpul tumbuh di FTSP UII berperan sebagai penghubung dan adanya kolaborasi yang baik antara SDM di kalangan Industri baik dengan alumni, mahasiswa, swasta, maupun pemerintah. Semoga cita-cita kita bisa tercapai dan berkembang tinggi, karena kewirausahaan ini bisa atau diaplikasikan dalam mata kuliah yang sudah ada. Ungkapnya.

Tiga narasumber Beni Suranto, ST., MSteng (Direktur Kemahasiswaan UII) memaparkan program kewirausahaan mahasiswa, Arininta Hanum, ST., M.Eng (IBISMA UII) memaparkan Program-program IBISMA yang ada di UII, dan Affi Kresna, ST (Praktisi kewirausahaan yang juga Alumni Arsitektur UII).

Dalam paparannya Beni Suranto  menekankan, terdapat 5 (lima) tantangan dalam membuka peluang inkubator bisnis kewirausahaan Manajemen waktu dalam prioritas kuliah, tim atau mentor, kompetensi atau skills, akses pendanaan dan jejaring, dan Entrepreneurial Mind-Set. Sementara Affi Kresna menyampaikan banyak hal pengalaman-pengalaman peluang kewirausaan bagi mahasiswa di segala bidang baik di Yogyakarta maupun di luar kota.

Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI) merupakan asosiasi profesi yang telah berdiri sejak 10 Oktober 1977. Asosiasi ini bergerak dibidang keahlian penyediaan air bersih, pengelolaan limba padat, pengelolaan limbah cair, pengendalian pencemaran udara, pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun, pemulihan kerusakan lingkungan, manajemen lingkungan, drainase serta konservasi sumberdaya air. Terpilih sebagai ketua IATPI DIY periode 2019-2023 Luqman Hakim, ST. M.Si yang merupakan dosen tetap Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggantikan Ir. Hardjono Sudjanadi, MM.

Pengukuhan pengurus IATPI DIY pada Hari Jum’at (3 Mei 2019) dilakukan oleh Ketua Umum IATPI Dr. Ir. Khalawi Abdul Hamid, M.Sc., MM yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan.

Dinamika perubahan lingkungan global akibat proses pembangunan dan industrialisasi telah menyebabkan degradasi kualitas dan kuantitas sumberdaya alam. Kompleksitas permasalahan lingkungan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para tenaga ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan untuk terus mengembangkan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Sebagai asosiasi profesi, IATPI memiliki tanggungjawab untuk melakukan pembinaan kepakaran dan kode etik kepada anggota baik yang telah melakukan praktik profesi dan juga pembibitan terhadap calon engineer muda secara berkelanjutan. IATPI juga punya tanggungjawab berkontribusi dalam pengembangan kurikulum perguruan tinggi agar dapat mencapai standar kompetensi yang diperlukan serta relevan dengan dunia kerja. Pencapaian standar kompetensi dapat dilakukan melalui Pendidikan profesi sebagaimana diatur dalam UU No 12 Tahun 2012 tetang Pendidikan tinggi dimana penyelenggaraannya bekerjasama dengan kementerian dan organisasi profesi.

Oleh karena itu IATPI menjadi simpul pengembangan ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan melalui kolaborasi yang sinergis dengan kementerian teknis (KemenPUPR), Kemenristek DIKTI sebagai penyuplai tenaga ahli serta Kemenaker sebagai regulator standar kompetensi sektor usaha/industri. Sebagai salah satu entitas pilar pembangunan nasional dibidang Teknik Lingkungan IATPI akan bekerjasama dengan pemerintah untuk mewujudkan capaian target Sustainable Development Goals (SDGs) pada sektor lingkungan.

Perubahan tatanan dunia yang saat ini masuk dalam era revolusi industri 4.0 menuntut kemampuan keinsinyuran modern yang dicirikan dapat bekerjasama multi disiplin dan multi layer sistem energi, air, material, keselamatan, keberlanjutan pengelolaan risiko dan akuntabilitas pengetahuan engineering: nano-, bio-, neuro-, geo, pemanfaatan IT modern seperti artificial intelligent sebagai basis dasar dalam perencanaan teknis dan pengambilan keputusan.

Dengan kemampuan tersebut maka diharapkan para tenaga ahli Indonesia mampu berdaya saing secara global. Guna menyiapkan kompetensi keahlian yang berdaya saing global maka IATPI bermitra dengan perguruan tinggi akan menyelanggarakan sertifikasi kompetensi teknis bidang Keinsinyuran Teknik Lingkungan yang mengacu kepada Kepmenaker No 227 Tahun 2018.

Terbitnya UU No 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi mensyaratkan tenaga konstruksi harus bersertifikasi kompetensi dan UU No 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran mengatur pembangunan Keinsinyuran di Indonesia melalui dua tahap, yaitu program (pendidikan) profesi Insinyur dan registrasi Insinyur Profesional, di mana ujung dari keduanya adalah ijin bagi Insinyur (termasuk Insinyur asing) untuk melakukan praktik Keinsinyuran di Indonesia. UU Keinsinyuran menjamin serta memberikan perlindungan hukum bagi Insinyur teregistrasi (registered engineer), pengguna (yang mempekerjakan tenaga Insinyur), maupun pemanfaat (masyarakat yang memanfaatkan karya Insinyur) yang berkenaan dengan kegiatan dan karya Keinsinyuran.

Saat ini kolaborasi antara Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia  (UII) dengan para alumni masih dipandang sebagai keadaan yang kurang merata atau jarang ada, oleh karenanya pagi hari yang cerah ini kami Fakultas mengundang perwakilan para alumni di tiga Program Studi guna workshop mengenai Peran Aktif Kerjasama Alumni untuk Institusi. Karena kesuksesan Perguruan Tinggi adalah tergantung kiprah dari alumni.

Demikian sambutan Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D) dalam workshop bertajub “Peran Aktif Kerjasama Alumni untuk Institusi” Sabtu (20 April) bertempat di Hotel Alana. Jl. Palagan Tentara Pelajar  Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diikuti 30 (tiga puluh) peserta dari unsur Pimpinan Fakultas, Program Studi, dan perwakilan alumni.

Miftahul Fauziah berpendapat, sebagai alumni FTSP UII kita pun mempunyai tugas untuk menyiapkan adik-adik calon alumni juga, mengantarkan alumni siap di dunia kerja. Itulah sebabnya kontribusi yang lebih kontinyu dari alumni sangat diharapkan, sehingga bisa menjadi baik. Apalagi dengan struktur organisasi dengan nama Ikatan Alumni sehingga tersystem  dan terjaga.

Fakultas akan memfasilitasi alumni yang saat ini masih masif, dengan workshop ini diharapkan kita dapat meyusun dan merumuskan organisasi, media dan data, karier alumni atau kontribusi yang diberikan dalam workshop ini. Ungkapnya.

Senada dengan Dekan FTSP UII  Wakil Dekan bidang kerjasama, agama, alumni dan kemahasiswaan (Dr.Ir.Revianto B.Santosa, M.Arch., IAI) mengatakan bahwa kesuksesan Perguruan Tinggi adalah tergantung kiprah dari alumni. Oleh karenanya Fakultas memberikan apresiasi kepada para perwakilan alumni yang hadir kali ini untuk memberikan kontribusi kepada FTSP UII.

Fakultas berharap kiranya workshop kali ini bisa merumuskan 4 (empat) hal pokok yang mendasar, yaitu organisasi, media dan data, pemberdayaaan atau karir para alumni, dan kontribusi yang berupa knowledge, networking, fasility serta finance.

Sementara Direktur Pengembangan Karir dan Alumni UII (Abdurrahman Alfaqih, SH., MA., LLM) menawarkan kerjasama berbentuk kolaborasi antara alumni dengan institusi. Hadirnya para alumni dalam workshop ini tentu saja dengan memberikan kontribusi. 3 (tiga) hal penawaran kerjasama yang diajukan Abdurrahman Alfaqih yaitu organisasi, media dan data serta alumni gatering.

Diskusi dibagi menjadi 3 (tiga) group masing-masing dipimpin Program Studi untuk membuat rumusan peran aktif dan kerjasama Ikatan Alumni untuk institusi hingga sore hari.

Kamis (11 April)  Program Studi (Prodi) Profesi Arsitektur kembali menyelenggarakan pengambilan sumpah Profesi Arsitektur sebanyak 23, bertempat di ruang Auditorium Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencenaan Universitas Islam Indonesia (FTSP) Universitas Islam Indonesia ( UII) FTSP Jl.Kaliurang Km 14,5 Sleman Yogyakarta.

Hadir sekaligus menyaksikan sumpah Profesi Arsitektur  Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Propinsi DIY (Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA.), Rektor UII (Fathul Wahid S.T., M.Sc., Ph.D.), Deputi Ketua VI (Region Jawa) Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Nasional  (Sri Hartuti Wahyuningrum, IAI, AA), serta dewan kehormatan IAI  (Ir. Munichy BE, M.Arch., IAI)

Rektor UII (Fathul Wahid ST., M.Sc., Ph.D.) dalam sambutannya menuturkan seputar arsitektur dalam pandangan orang awam.  Yang didesain oleh seorang arsitek adalah affordance, yang merupakan produk dari interaksi antara pengguna dan artefak.  Arsitektur merupakan jendela untuk melihat histori (sejarah), dan juga sebagai heterotopia, serta menjadi alat hegemoni dan membangun harmoni.

Lebih lanjut Fathul Wahid mengatakan bahwa, perspektif heterotopias memandang arsitektur yang mengandung unsur hablun/hubungan, hamparan, halangan, hambatan, dan himpitan. Perspektif histori arsitektur dapat terkait dengan hunian, himpunan, habitat, dan hajat. Adapun perspektif hegemoni mengandung unsur hierarki, horror, halusinasi, dan heboh. Sedangkan perspektif harmoni memunculkan harapan, hormat, horizon, dan hening. Ungkap Fathul Wahid.

Kepala LLDIKTI Wilayah Propinsi DIY (Dr.Ir.Bambang Supriyadi) menyampaikan dalam sambutannya bahwa dia mengharapkan semua lulusan perguruan tinggi, baik sarjana, magister, maupun profesi bisa menjunjung tinggi kebenaran berdasarkan ilmu yang dimiliki.

Jika saudara bisa menjunjung tinggi kebenaran berdasarkan ilmu yang dimiliki, maka ketika ada permintaan suatu pekerjaan, maka saudara semua nanti akan bisa mengembangkan sesuai dengan keilmuan yang dimiliki. Atas nama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan selaku Kepala LLDIKTI Wilayah V Propinsi DIY (Dr.Ir.Bambang Supriyadi) mengucapkan selamat kepada para Arsitek yang sudah mengikrarkan sumpah.

Sedangkan  Sri Hartuti Wahyuningrum dalam sambutannya mengungkapkan apa yang selama ini dipelajari di Program Studi Profesi Arsitek hanyalah sebuah hambatan kecil dibandingkan apa yang akan dihadapi di dunia nyata nanti. Dalam dunia kerja nanti, pasti akan menemukan hambatan etik, yang biasanya nanti ini akan menjadi hambatan terbesar. Oleh karena itu, kita jangan hanya do something, tapi juga do the best. Ungkapnya.