Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM)  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  Jum’at dan Sabtu (4 dan 5 Mei) menggelar Explore 2018 di Hall Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta.

Acara dibuka oleh Dr.Ir.Kasam, MT mewakili Dekan FTSP UII yang berhalangan hadir. Atas nama Pimpinan Fakultas Dr.Kasam mengapresiasi kegiatan explore yang digelar oleh LEM FTSP UII selama 2 (dua) hari ini. Ia berpesan kegiatan positif semacam ini dapat digelar kembali diwaktu yang lain guna menjalin kebersamaan, keakraban dan kemanusiaan.  Atas nama Fakultas kami sampaikan selamat dan terima kasih. Ungkap Kasam.

Kegiatan explore 2018 berupa donor darah bagi civitas akademi FTSP UII, bazar dan expo, diskusi, serta  inagurasi yang merupakan kegiatan non akademik yang menyatukan mahasiswa dari ketiga Program studi di FTSP UII,   bertujuan untuk saling mengenal antar mahasiswa, serta kebersamaan.

Terlihat dari beberapa jenis kegiatan yang sangat banyak mendapat perhatian adalah donor darah. Donor darah merupakan salah satu acara yang memfokuskan diri terhadap sisi kemanusian di lingkup mahasiswa FTSP UII. Lebih dari 80 (delapan puluh) mahasiswa/i antusias  guna menyumbangkan darah melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman.

 

Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) masing masing Faris
Bayu Taufik Azhar (16512074), Abimanyu Aulia Akbar (16512138), dan Yusnaidi Nursalim (16512161) terpilih
menjajadi delegasi UII mengikuti Internasional Conference on ASEAN Studies (ICOAS) 2018 di Universidad
Autonoma de Madrid, Spanyol akhir bulan Maret yang lalu.
Konferensi ASEAN ini diikuti berbagai pakar dan ahli yang berasal dari seluruh dunia, baik dari Asia Tenggara
sampai Eropa, guna sharing memberikan masukan masukan dan pendapat terhadap perkembangan Asia Tenggara
dan Uni Eropa.


Mereka bertiga mengikuti konferensi menjadi ajang diskusi yang berguna secara akademik dan non-akademik juga
mempererat hubungan internasional antar negara di Asia Tenggara dan Uni Eropa. Harapan melalui konferensi ini
adalah munculnya perspektif baru beserta solusi terutama untuk permasalahan yang dihadapi oleh ASEAN.

Selasa (1 Mei) yang bertepatan dengan hari Buruh Nasional  Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar puncak Milad yang ke-75 berupa  jalan santai bertempat di plataran Gedung Prof. Abdul Kahar Muzakir UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta.

Jalan santai dalam rangka Milad ke-75 UII diiikuti lebih dari 2 (dua) ribu peserta yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan (tendik) beserta keluarga, alumni, dan beberapa mitra UII berthema Aktualisasi Da’wah Islamiyah Membangun Peradaban Era Milenial.

Disamping jalan santai peserta juga disuguhkan stand pemeriksaan gratis dari Pusat Bantuan Sosial dan Kesehatan  (Pusbansoskes UII), Rumah Sakit JIH UII, Klinik Estetika, yang diramaikan pula dengan ratusan pembagian hadiah door prize berupa ibadah umroh, kendaraan (sepeda motor), sepeda, perabot rumah tangga, serta elektronik, dan peralatan dapur.

Salah seorang dosen Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Elita Nurfitriyani Sulistyo S.T., M.Sc. dengan nomor induk 185130402 mendapatkan hadiah utama berupa ibadah umroh. Yang bersangkutan mendapatkan hadiah umroh bersama 2 (dua) orang peserta lain yang berasal dari luar Fakultas Teknik Sipil dann Perencaan.

Selamat, dan selamat menunaikan Ibadah Umroh semoga perjalanan menuju ke tanah suci, senantiasa dilimpahkan kemudahan oleh Allah SWT. dan mendapatkan ibadah yang sempurna dan mabrur. Aamiin.

Tepatnya pertengahan April yang lalu Ega (17513014) Mahasiswi Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) telah memperoleh prestasi  lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) VI yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Jamaah Al-Kahfi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Surya Global Yogyakarta.

Dalam ajang MTQ berjudul Cerdas Bersama Al-Quran, Menuju Generasi Millenial Qurani Ega, mahasiswi PSTL FTSP UII mendapatkan juara 1 (satu) Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) bersama 2 (dua) rekannya dari Statistika (W. Pratiwi Joti) dan Ana Uswatun Khasanah Ekonomi Islam.

Ega merasa bersyukur karena tidak menyangka dapat menjadi juara 1 (satu) di ajang MSQ ini, namun tentu saja tidak boleh terlalu berlebihan bangga, karena di luar sana masih banyak yang lebih baik dari kita oleh karena kita harus terus belajar. Dalam kejuaraan ini saya (Ega) disamping mendapatkan tropi, sertifikat juga mendapatkan uang pembinaan yang cukup lumayan. Ungkap Ega.

Membangun peradaban merupakan salah satu langkah untuk menuju kemajuan. Salah satu media yang dapat digunakan yakni melalui desain bangunan atau arsitektural. Bermula dari hal tersebut, Program Studi Arsitektur bersama dengan Magister Arsitektur (M.Ars) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan seminar bertajub Arsitek Perempuan dalam Membangun Peradaban  pada Selasa (24/4) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta Selasa (24 April) yang lalu.

Sebagai narasumber  Vidya Spaey PA, ST., MaHS, yang merupakan lulusan S1 di UGM dan lulusan master housing for the poor di Belgia. Ia pernah menorehkan banyak prestasi diantaranya sebagai arsitek utama di LAUDE Architects, LPDP Awardee (Belgia), mata garuda Jawa Tengah dan YSEALI Alumni 2017.

Ia menuturkan bahwa dirinya  disaat usia 22 tahun mendapatkan kesempatan untuk untuk menyelesaikan proyek tower salah satu program dari Jusuf Kalla dan pengembangan hotel di NTT. Dalam penuturannya, arsitektur dapat membangun negara. “Tantangan terbesar bagi arsitek saat ini adalah membangun networking, portofolio dan global. Arsitek ditantang dalam uber desain yang terbangun.

Vidya Spaey dalam kesempatannya banyak menceritakan pengalaman dalam menyelesaikan berbagai proyek di luar negeri. Menurutnya tantangan lainnya yang bagi para arsitek adalah harus mampu memahami suatu negara atau wilayah dalam waktu singkat. Seorang artsitek harus mampu memahami kodisi dan perubahan suatu negara dari segi lingkungan yang terjadi selama satu tahun dengan melakukan survei beberapa minggu.

Dalam penjelasannya salah satu pengalamannya adalah pada saat mengerjakan proyek di Qatar. Penyelesaian proyek dimulai dari memahami kultur suatu wilayah. “Inspirasi pada saat mengerjakan proyek ini berasal dari kota tua di sana,”.

Dari pengalaman itu melihat kota tua yang memiliki bangunan yang rapat dengan fungsi untuk meneduhkan para pejalan kaki. Ia mendapat ide membangun suatu bangunan dimana saat warga melakukan aktivitas di luar bangunan tetap terlindung dari trik matahari. Ia menambahkan agar tidak terkesan monoton, maka dibuatlah 5 pengembangan yaitu tradisional, modern, internasional, jetset (orang kaya), dan expatriate (pendatang).

Proyek yang ia kerjakan juga merencanakan reklamasi. Dengan mengikuti kultur masyarakat arab (Qatar) yang ingin memiliki sesuatu yang pertama di dunia, maka pemilihan model reklamasi ia tentukan bergelombang agar mendapat kesan yang berbeda pada saat berada di titik-titik tertentu.