PKM CORNER FTSP

Foto-Temu-Alumni

Sebanyak 55 (lima puluh lima)  alumni angkatan pertama (tahun 1964) hingga 70an Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pertemuan kembali atau temu kangen pada Ahad, (15 Oktober) bertempat di Kampus UII Cik Ditiro 1, Yogyakarta. Temu kangen alumni  tersebut diadakan atas inisiatif pengurus alumni Prodi Teknik Sipil, guna meningkatkan silaturrahmi  dan  bernostalgia di kampus tercinta.

Peserta reuni berasal dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Lombok, Denpasar Bali, Sulawesi, dan lainnya disambut  oleh Dr.Ir.Kasam, MT mewakili Dekan FTSP UII yang berhalangan hadir, Ketua Prodi Teknik Sipil ( Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D), Ibu Wisnukoro (Istri Ir.KRT.Wisnukoro Mantan Dekan periode 1969-1986), Mantan Dekan FTSP UII periode 1988-1992 (Ir.Moch.Syamsudin, MT), Mantan Dekan FTSP UII periode 2006-2010 (Dr.Ruzardi, MS), dan istri/ suami alumni yang memadati Auditorium UII Cik Ditiro.

Acara diawali dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia raya dan Mars Alumni serta sambutan sambutan, doa, dilanjutkan  dengan ramah tamah antar almumni.

Dalam sambutannya Dr.Ir.Kasam, MT mengatakan, momentum ini adalah momentum yang sangat luar biasa karena dihadiri oleh alumni angkatan pertama walaupun dalam jumlah yang relatif sedikit. Dr.Kasam berharap semoga dengan motivasi semangat para alumni bisa melanjutkan cita cita UII pada umumnya dan Prodi Teknik Sipil khusnya ke depan. Lanjutkan perjuangan Bapak bapak dan Ibu ibu senior, perjuangan Bapak dan Ibu menjadi dasar dan pondasi perjuangan kita. Semoga UII semakin Jaya. Ajak Kasam.

Mantan Dekan FTSP UII periode 1988-1992 (Ir.Moch.Syamsudin, MT) menuturkan, memang Teknik Sipil UII sangat membagakan. Dulu ketika awal kita kuliah masih sangat memprihatinkan dari segi fisik baik tempat atau gedung. Dari tahun ke tahun baik Universitas maupun Fakultas berbenah diri untuk mengembangkannya dari segi pembelajaran maupun fisiknya. Hingga akhirnya dalam usia yang ke 53 (lima puluh tiga) ini FTSP UII maupun Prodi Teknik Sipil bisa menggapai cita citanya yang sangat membagakan bagi kita semua.

Ia berpesan, untuk itu kita sebagai alumni Teknik Sipil UII yang terpenting adalah guyup dan rukun bersama sama ikut ambil bagian dalam mengembangkan kampus tercinta. Ungkapnya.

Sementara salah seorang Alumni yang mengaku angkatan pertama (1964) yang tidak mau disebut namanya kepada Reporter mengatakan, sebagai alumni saya sangat bangga bahwa UII  mengalami perkembangan yang sangat pesat, zaman dulu saya belum ada tempat kuliah yang tetap, artinya tempat kuliah bisa berpindah pindah bahkan gudang pun pernah menjadi tempat kita kuliah. Namun sekarang UII sudah hebat baik fisik maupun pembelajarannya mendunia. Ia berpesan kepada adik adik yang saat ini masih kuliah, berusahalah agar tidak kalah saing menghadapi pasar bebas, aktiflah mengikuti perkembangan zaman agar dapat menerapkan disiplin ilmunya sesuai dengan tuntutan zaman.

AAI

Komitmen pada kesempurnaan dan risalah islamiyah di bidang dakwah Islamiyah  adalah  merupakan salah satu tujuan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dalam implementasinya Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII  menggelar  program Asistensi Agama Islam (AAI) bagi mahasiswa baru tahun akademik 2017/2018. Sesuai data yang ada di Administrasi Akademik  FTSP UII memiliki mahasiswa baru TA.2017/2018 sebanyak 554 mahasiswa, yang saat ini Sabtu (14 Oktober) mengikuti Studium General AAI yang didampingi 37 (tiga puluh tujuh) mu’allim.

Studium Generale AAI dibuka oleh Abdul Haris Hanafi, ST., MT mewakili Dekan FTSP UII yang berhalangan hadir, digelar di Auditorium  Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta, menghadirkan Ustadz Awan Abdullah dengan mengambil thema SUDAH BENARKAH JALANKU?.

Abdul Haris menyampaikan bahwa, Program ini bermaksud untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan nilai nilai agama Islam serta karakter dalam beribadah dan berakhlak mulia yang bagian dari WAJIB. Asistensi Agama ini sangat penting, karena kemungkinan di Perguruan Tinggi lain kegiatan pembinaan dan pemdampingan keagamaan semacam ini tidak ada. Asistensi ini sangat membantu kita dalam menentukan perjalanan hidup kita, karena dengan adanya kegiatan semacam ini Insya Allah kita menjadi semakin lebih baik lagi, terarah, dan Insya Allah dapat lebih membangun karakter pribadi muslim.

Kegiatan AAI ini sudah dapat dimulai pada hari Senin 16 Oktober 2017 dilakukan secara kelompok dan setiap kelompok dipandu oleh satu orang mu’allim diselenggarakan 12 (dua belas) kali tatap muka dalam satu semester, dan setiap akhir semester dilakukan ujian.  Sedangkan  jumlah kehadiran AAI sama sebagaimana seperti kuliah reguler yang pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya oleh masing masing pendamping atau mu’allim. Ungkapnya.

 

Kado Milad Ke-53 FTSP UII ”Lakukan Penandatanganan Naskah Kerjasama dengan Kereta Api Indonesia”

Bertepatan hari Kamis Kliwon (12 Oktober) 22 Muharram 1438 H adalah merupakan hari jadi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)  Universitas Islam Indonesia (UII) yang ke-53.

Di hari itu, selain penyelenggaraan Konferensi Nasional Inovasi Lingkungan Terbangun (ILT) “Mewujudkan Infrastruktur yang Berkeadilan”, FTSP UII juga mendapatkan kado penandatanganan kerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Acara penandatangan naskah kerjasama dilakukan di Auditorium lantai 3 Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5  Sleman Yogyakarta. Naskah kerjasama antara FTSP UII dengan PT. Kereta Api Indonesia ditandatangani oleh Dekan FTSP UII  (Dr.- Ing. Ir. Widodo, M.Sc) dan Excutive Vise President Baleyasa Yogyakarta PT Kereta Api Iindonesia (Persero), Deni Aryanto.

Naskah kerjasama berisi tentang riset, kerja praktek dan tugas akhir (TA) mahasiswa, pertukaran informasi dibidang teknologi, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pemantauan kualitas lingkungan serta CSR.

Konferensi Nasional Inovasi Lingkungan Terbangun

Kamis (12 Oktober) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) untuk yang ke-4 kalinya menyelenggarakan Konferensi Nasional Inovasi Lingkungan Terbangun (ILT) 2017, bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta bertajub Mewujudkan Infrastruktur yang Berkeadilan.

Konferensi Nasinal ILT ini bertepatan dengan Milad FTSP UII ke-53 (lima puluh tiga) yang diikuti oleh 77 (tujuh puluh tujuh) pemakalah di seluruh Indonesia dan puluhan dosen FTSP UII , dengan  menghadirkan keynote speaker Gubernur Daerah Istimewa Yokyakarta  yang diwakili Wakil Gubernur KGPAA Paku Alam X; Kapuslitbang PUPR, Ir. Rezeki Perangin Angin, M.Sc. MM.; perwakilan UNICEF Wildan Setiabudi; Prof.Dolores Foley, Prof.Kem Lowry, Micah Fisher, Ph.D dari University Haway Manoa; serta Dr. Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA, IAI (Wakil Rektor I UII), yang didampingi oleh Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dan Wakil Dekan FTSP (Setya Winarno, ST., MT., Ph.D).

 

Wakil Rektor III UII (Ir. Agus Taufiq, M.Sc.) dalam sambutannya menuturkan,  para peserta konferensi nasional ILT  dan sivitas akademika ini diminta untuk turut mencari solusi atas ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di Indonesia. Karena forum ini tepat yang merupakan wujud perhatian dalam menunjang  pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti pembangunan dari pinggiran Indonesia dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka persatuan.

konferensi nasional inovasi lingkungan terbangun

Senada dengan Wakil Rektor III UII, Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc selaku Dekan FTSP UII dalam sambutannya menyampaikan permohonannya kepada para peserta, sekecil apapun  untuk turut mencari solusi atas ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di Indonesia dalam ILT ini. Karena konferensi semacam ini diadakan setiap tahun oleh FTSP UII, sehingga konferensi tahun berikutnya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan lebih maju lagi.

Milad Ke-53 FTSP UII Adakan Konferensi Nasional ILT:  Mewujudkan Infrastruktur Yang Berkeadilan 5

Sementara KGPAA Paku Alam X membacakan naskah Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta  menuturkan pentingnya peran infrastuktur sebagai penunjang pembangunan, hal ini dikarenakan memiliki peran yang vital. Di antaranya yakni dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti sandang, pangan, papan, rasa aman, pendidikan dan kesehatan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa infrastruktur adalah modal esensial masyarakat yang memegang peranan penting dalam mendukung sektor ekonomi, sosial budaya, serta kesatuan dan persatuan yang mengikat dan mengkoneksikan antar daerah.

Milad Ke-53 FTSP UII Adakan Konferensi Nasional ILT:  Mewujudkan Infrastruktur Yang Berkeadilan 2

Pemerataan pembangunan merupakan jawaban atas masalah ketimpangan, yang salah satu strateginya adalah menjamin ketersediaan infrastruktur sesuai kebutuhan antar wilayah, sehingga mendorong investasi baru, lapangan kerja baru, meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sebagai dampak dari bergeraknya ekonomi lokal. Tingginya disparitas harga di wilayah barat dan timur dan ketimpangan presentase nilai produk domestik regional bruto secara nasional, khusunya di kawasan barat Indonesia dengan kawasan timur Indonesia menjadi masalah akut yang harus segera diatasi.

KGPAA Paku Alam X menambahkan, bahwa inovasi di sektor publik adalah breakthrough mengatasi kelambanan birokrasi, sekaligus menumbuhkan inovasi masyarakat di kawasan terbangun. Karakteristik dan sitem birokrasi yang rigid dan cenderung status-quo harus dicairkan dengan prinsip think and act out of the box within the system. Kita memang memerlukan kelas intrepreneurial government yang berpikir inovatif kreatif dalam bingkai aturan. Sinyal inovasi birokrasi menunjukkan hal positif, ketika budaya inovatif ditularkan, mulai diberi tempat. Ungkapnya.

Milad Ke-53 FTSP UII Adakan Konferensi Nasional ILT:  Mewujudkan Infrastruktur Yang Berkeadilan 4

Sedangkan keynote speaker Ir.Rezeki Perangin Angin, M.Sc., MM menyampaikan bahwa, pembangunan seluruh area pelosok NKRI dan batas negara menjadi mandat besar kementrian PU dari Presiden untuk mengejar ketertinggalan. Ia menjelaskan, berdasar data dari Bappenas, kebutuhan dana pembangunan infrastruktur saat ini mencapai 5000 triliun dan Indonesia hanya mampu menutupi 35% nya. Pendanaan inovatif lainnya seperti Investasi Swasta, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), APBN/APBD.

Rezeki Peranginangin mengungkapkan, selain masalah anggaran pembangunan, ada empat tantangan besar yang dihadapi dalam pembangunan yang berkeadilan. Disparitas antar wilayah dan kawasan masih tinggi, pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam hal pangan dan energi, daya saing nasional yang masih rendah karena kurangnya infrastruktur dan konektivitas dan urbanisasi tinggi menjadi tantangan besar. Indonesia mempunyai beban berat dalam hal infrastruktur khususnya dalam tujuan konektivitas nasional. Indonesia harus mengakui ketertinggalannya dengan negara lain seperti Tiongkok Dalam 40 tahun Indonesia hanya mampu membangun 780 Km jalan tol sementara Tiongkok mampu membangun 280.000 km jalan tol.

Milad Ke-53 FTSP UII Adakan Konferensi Nasional ILT:  Mewujudkan Infrastruktur Yang Berkeadilan 1

Ia berharap, sivitas akademika UII turut berperan aktif dalam mendukung pembangunan infrastruktur melalui sumbangan pemikiran dan mencetak engineer-engineer terbaik bangsa, untuk Indonesia yang lebih sejahtera dan mampu berkompetisi di kancah global. Tutupnya.