Rencana Tanggap Darurat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh masyarakat lingkungan kerja yang bertujuan untuk mengantisipasi datangnya keadaan darurat sehingga semua orang pada saat itu mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat. Alasannya sederhana, karena kita tidak tahu kapan bencana itu datang, maka dari itu kita membutuhkan ketersediaan kita untuk menghadapinya.

Dalam situasi darurat kebakaran alarm sirine kebakaran harus dibunyikan. Peringatan alarm pertama merupakan tanda bekerjanya sistem yang nampak pada panel alarm lantai dan alarm utama. Pemberitahuan ini untuk siaga bagi seluruh peserta  umum maupun institusi. Sirine ini merupakann tanda dimulaianya tindakan evakuasi setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran yang terjadi, dengan evakuasi korbannya.

Demikian disampaikan Muhammad Farid (Komandan Satuan Dinas Kebakaran Propinsi DIY) dalam simulasi penanggulangan kebakaran dan evakuasi korban Sabtu (18 November) bertempat di Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang diikuti puluhan civitas akademika FTSP UII (dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa).

Muhammad Farid menegaskan bahwa, pada saat evakuasi diminta tetap tenang tidak usah panik, segera menuju ke tangga darurat yang terdekat, berjalanlah biasa dengan cepat tidak usah dengan berlari. Bilamana terjebak kepulan asap kebakaran maka tetap menuju ke tangga darurat dengan mengambil nafas cukup pendek pendek, bila terpakasa harus menembus kepulan asap maka tahanlah nafas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.

Gunakan alat pengaman diri sebelum melakukan pertolongan (masker), amankan korban dari lokasi kebakaran, jangan teburu buru membawa korban ke rumah sakit, lakukan pertolongan di tempat kejadian dengan area aman, dan segera hubungi ambulance. Ungkap Farid.

Sementara Muji Raharjo memperkenalkan dan menjelaskan  tentang Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Dengan APAR berisi karbondioksida, orang dapat mencegah kebakaran yang lebih besar apabila kebakaran itu disebabkan oleh hubungan arus pendek atau korsleting listrik. Karbondioksida tidak meninggalkan sisa atau residu sehingga tidak akan merusak alat elektronik.

Muji Raharjo mengaku, dengan Alat Pemadam Api Ringan  atau APAR berisi dry chemical powder, orang dapat mencegah kebakaran yang lebih besar dengan penyebab kebakaran apapun, baik itu karena benda padat, cairan kimia ataupun korsleting listrik. Hanya saja, penggunaan bahan dry chemical powder memiliki kelemahan, yaitu meninggalkan sisa atau residu yang dapat merusak alat elektronik.

Penggunaan APAR sangatlah sederhana. Ingatlah 4 (empat) langkah singkat berikut ini. Tariklah pin pengaman yang berbentuk seperti kunci pada bagian APAR,  peganglah tabung dan arahkan selang pada titik api, tekan tuas pegangan  yang biasa terletak di atas tabung untuk mengeluarkan isi tabung, dan semprotlah pada titik (sumber) api dari sisi ke sisi dengan gerakan seperti menyapu. Ingat semprot ke sumber api bukan ke lidah api. Ungkapnya.

 

Pada tahap awal Jogja Development Forum (JDF) ini bermaksud untuk menemukenali profil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui suatu kelompok diskusi terfokus yang diberi nama Focus  Group Discussion (FGD), yang bertujuan untuk membahas dan merumuskan kondisi eksisting human capital di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta strategi pengembangannya. Semoga   pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersedia menerima SDM berkopetensi tinggi.  Ini adalah hal yang mendasar seperti human capital DIY untuk kesuksesan dan keberlanjutan pembangunan DIY masa kini dan mendatang.

Demikian dituturkan Dekan Fakulktas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Dr.Ing.Ir.Widodo, M.Sc dalam acara FGD 1 bertajub “Human Capital untuk Pengembangan Lingkungan Terbangun DIY” yang berlangsung pada Kamis (16 November) bertempat di Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Diskusi yang digelar sejak pagi hari diikuti lebih dari 30 (tiga puluh) peserta profesionalisme seperti Pemda DIY, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), LPJK, KADIN, PERADI, Gapensi, Intakondo, Gapeksindo, serta perwakilan dari Perguruan Tinggi (PT) Negeri maupun Swasta dilingkungan Kopertis Wilayah V Propinsi DIY termasuk didalamnya dosen FTSP UII.

Sebagai nara sumber diskusi panel pakar adalah Kepala Bapeda DIY yang diwakili oleh Kepala Bidang Pemerintahan DIY membahas tentang Rencana Strategi Pembangunan DIY tahun 2017-2022, dan Ir.Suparwoko, MURP., Ph.D (Dosen Arsitektur UII) mengupas Gagasan Konstelasi Ruang Lingkungan Terbangun Masa Depan untuk Kesejahteraan DIY yang difasilitatori oleh Ir.Akhmad Suraji, MT., Ph.D.IPM.

Dalam gagasan konstelasi ruang lingkungan terbangun masa depan, Ir.Suparwoko, MURP., Ph.D memberikan pandangan bahwa  hal ini dilatarbelakangi oleh kurang seimbang pertumbuhan wilayah DIY dan penguatan Among Tani Dagang Layar (ATDL), potensi tata ruang keistimewaan DIY untuk meningkatkan pusat pusat pertumbuhan melalui rancang kota, perlunya peningkatan supplay perumahan di perkotaan Yogyakarta melalui pemanfaatan fasilitas publik, perlunya efektivitas pengaturan kawasan perkotaan Yogyakarta dan masalah kemacetan lalu lintas, dan potensi danais sekitar 500 milyar per- tahun.

Senada dengan Ir.Suparwoko, Kepala Bidang Pemerintahan DIY mengatakan bahwa Among Tani Dagang Layar (ATDL) bukan berarti terjadinya perubahan secara fisik dari petani menjadi nelayan, tetapi lebih sebagai terjadinya  shifting of mind (pergeseran pola pikir masyarakat) bahwa potensi kelautan yang sangat besar di bagian selatan  di DIY sudah waktunya menjadi fokus baru dalam upaya menyejahterakan masyarakat Yogyakarta.

Hal ini tentunya dikerjakan para pemangku kepentingan secara simultan,bersama-sama, terintegrasi, berkolaborasi, membentuk sinergi dalam mengembangkan potensi PANSELA Yogyakarta dalam sebuah konsep program yang besar dan mendasar. Jadi pemikiransemua “stakeholders” tidak hanya kearah daratan, tetapi mulai bergeser ke lautan dengan segala bidang usahanya. Ungkapnya.

Sementara para profesionalisme menyampaikan pandangannya melalui profil dan kopempetensi ekonomi, insinyur, arsitek, akuntan, lawyer, tenaga kerja dan industri, maupun ketenaga kerjaan kontruksi.

Materi Jogja Development Forum (JDF) – 01

VISI GUB ABAD SAMUDERA UII-16

Gagasan Konstelasi Ruang dan
Lingkungan terbangun Masa Depan

PROFIL KELEMBAGAAN DAN
SUMBER DAYA MANUSIA
DI KOPERTIS WILAYAH V DIY

Menumbuh kembangkan bakat dan minat  sebagai mahasiswa dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai aktifitas baik di dalam maupun di luar kelas.  Didalam kelas perkuliahan diajarkan berbagai ilmu  di bidang keilmuan sesuai dengan Program Studinya masing-masing, namun aktifitas bakat minat mahasiswa dapat dikembangkan melalui soft skills mahasiswa di luar kelas. Oleh karenanya hahasiswa juga dituntut untuk menjadi insan yang kreatif yang mampu mengembangkan kemampuaannya serta menyalurkan bakat minatnya guna menggali potensi diri.

Salah seorang hamasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) M.Turmudhi Abdul Azis (14513173) mengikuti kegiatan bakat minat Beajing Internasional Chinese College (BICC-2017) selama 2 (dua) minggu bulan Juli 2017 yang lalu bertempat di Gendan Instute of Tecnology, Beijing, China.

Beajing Internasional Chinese College (BICC) adalah lembaga yang berkedudukan di Beijing, China dan Focus yang bertujuan untuk mengembangkan potensi generasi muda terutama pengetahuan antar bangsa seperti pengembangan bahasa, budaya, industri, politik, serta kemanusiaan.

M.Turmudhi Abdul Azis (14513173) terpilih menjadi salah satu delegasi perwakilan Indonsesia dalam kegiatan 2017 foreign students Chinese camp yang diselenggarakan oleh Confucius Institut Headquarters bekerjasama dengan BICC.

Menurut M.Turmudhi kegiatan BICC ini diikuti lebih dari 200 (dua ratus) peserta dari 30 (tiga puluh) negara di seluruh dunia. Dirinya mengaku bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini menjadi delegasi UII sekalugus delegasi perwakilan Indonesia, hingga dapat belajar menimba ilmu, pengalaman yang belum pernah dialami, dan sharing dengan banyak teman dari berbagai negara seperti  Costarica, Thaliand, Alaska, Belgia, Polandia, Korea, China, dan masih banyak negara yang lainnya. Ungkapnya.

Program Studi Arsitektur Universitas Islam Indonesia (UII)  sebagai salah satu dari Program Studi Arsitektur yang diakui kualitasnya secara Internasional  pendidikan sarjana (S1) dan sekaligus profesi, sampai saat ini  masih sangat langka ditemukan di Indonesia. Dengan diraihnya Akreditasi Internasional dari Korea Architectural Accrediting Board (KAAB), maka Program Studi Aristektur UII  kualitas pendidikan dan riset akan terus dikembangkan. Pengembangan bukan hanya pada standarisasi akreditasi saja, tetapi juga pada kualitas perkuliahan yang selalu up to date. Disamping itu juga berbagai kolaborasi Internasional  banyak dilakukan dan akan terus dikembangkan.

Demikian disampaikan kata sambutan Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII (Noor Cholis Idham, ST., M.Arch., Ph.D)  dalam pembukaan Konferensi Internasional Arsitektur Kamis (9 November) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Konferensi Internasional mengambil thema Re-Charting the Knowledge of Architecture, dengan nara sumber dari beberapa negara tetangga seperti Prof. Dr-Ing. Marcus Hackel (pengajar Wismar University Jerman),  Prof. Johanes Widodo, Ph.D (pengajar National University of Singapore), Prof.Dr. Ibrahim Numan (pengajar Fatih Sultan Mehmet University Istanbul Turkey), Prof. Junshuk Lee, AIA, KIA (pengajar Myong-Ji Korea/  praktisi KAAB), Prof. Yandi A. Yatmo, Ph.D, IAI (pengajar Universitas Indonesia), serta Wakil Rektor I UII (Dr-Ing. Ir.Ilya Fadjar Maharika, MA.,IAI).

Konferensi Internasional dibuka Wakil Rektor I UII  (Dr-Ing.Ir.Ilya Fadjar Maharika, MA.,IAI) dengan ditandai pemotongan tumpeng, yang juga merupakan bagian dari puncak MILAD ke-30 Program Studi  Arsitektur UII, dihadiri oleh  para arsitek, arsitektur, peneliti arsitektur dari berbagai belahan dunia, para obsever, maupun dosen serta mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi.