SUDAHKAH SHOLAT 5 WAKTU?
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sholat merupakan suatu ibadah yang istimewa di dalam agama Islam, ini karena perintah pelaksanaannya diterima oleh Nabi Muhammad dari Allah S.W.T secara langsung. Mengerjakan sholat merupakan tanda awal keislaman, sedangkan meninggalkan sholat merupakan tanda awal kekafiran bagi diri seseorang. Sholat ini sendiri memiliki beberapa hikmah yang akan kita rasakan ketika mengerjakannya.
[1] menjelaskan bahwa pengertian shalat dari bahasa Arab As – Sholah, sholat menurut Bahasa / Etimologi berarti “doa” dan secara terminology / istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah S.W.T., secara yang mendatangkan takut kepada -Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaran -Nya atau mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah S.W.T. yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau kedua-duanya.
Kita sebagai umat muslim diwajibkan untuk mendirikan sholat 5 waktu yaitu subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Perintah sholat sudah sangat jelas dan tertuang tertuang pada ayat-ayat Al-Qur’an berikut ini :
Surat Al Baqarah Ayat 43
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرَّاكِعِيْنَ
Artinya :
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.”
Surat Ibrahim Ayat 31
قُلْ لِّعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خِلٰلٌ
Artinya :
“Katakanlah (Muhammad) kepada hamba-hamba -Ku yang telah beriman, “Hendaklah mereka melaksanakan salat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan secara sembunyi atau terang-terangan sebelum datang hari, ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan.”
Surat An-Nisa Ayat 105
فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya :
“Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salat (mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Surat Al Isra Ayat 78
اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا
Artinya :
“Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) Subuh. Sungguh, salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
Surat Hud Ayat 114
وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذَّاكِرِيْنَ
Artinya :
“Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).”
Masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan perintah Sholat. Secara garis besar, ayat-ayat tersebut juga menjelaskan seberapa pentingnya sholat dalam kehidupan kita sebagaimana dengan apa yang telah dirangkum pada [2] berikut ini :
Shalat adalah tolok ukur amal,
Hal ini disebutkan bahwa kualitas amal seseorang ditentukan oleh Shalatnya. Hal ini seperti disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirdzi, “hal pertama yang akan dihisab kelak di hari pembalasan adalah Shalat. Apabila baik Shalatnya, maka akan baik pula amal-amal lainnya. Dan apabila Shalatnya rusak, maka akan rusak pula amal-amal lainnya,”
Shalat adalah tiang agama.
Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi “Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah merubuhkan agama”
Shalat adalah kunci surga.
Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir yang dikutip dari kitab Ihya Uumuddin karya Imam Ghazali.
Shalat merupakan perintah langsung dari Allah S.W.T.
Shalat diperintahkan langsung oleh Allah S.W.T tanpa perantara malaikat kepada Nabi Muhammad S.A.W ketika perjalanan Isra dan Mi’raj.
Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan maksiyat.
Hal ini disebutkan dalam Al-Ankabut: 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Shalat sebagai pengingat kita kepada Allah S.W.T.
Seperti yang dituliskan dalam Surat Ta Ha ayat 14, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
Bahkan Rasulullah dalam sebuah hadistnya menegaskan bahwa Shalat menjadi pembeda atau pembatas yang tegas antara seorang muslim dengan orang kafir. “Perjanjian antara kami dengan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah). Senada dengan hadis tersebut, Umar bin Khattab juga menyatakan, “Tidak ada islam bagi seseorang yang tidak menegakkan shalat”
Berdasarkan penjelasan diatas, maka saat ini yang seharusnya terpintas pada pikiran kita adalah pertanyaan berupa “apakah kita sudah menunaikannya (sholat)?”
Sebelum kepembahasan tersebut, mari kita kembali merenungkan beberapa hal dibawah ini.
Kita saat ini masih terus bernafas, karena izin dan kehendak siapa?
Kita saat ini bisa menggerakkan tangan, karena izin dan kehendak siapa?
Kita saat ini bisa melangkahkan kaki, karena izin dan kehendak siapa?
Kita saat ini bisa melihat, karena izin dan kehendak siapa?
Kita saat ini bias mendengar, karena izin dan kehendak siapa?
Kita saat ini bisa makan, karena izin dan kehendak siapa?
Semua nikmat dan kemampuan yang kita miliki saat ini adalah nikmat pemberian oleh Allah S.W.T. Jika kita membaca Surat Ar-Rahman, kita akan sering mendapatkan ayat yang berbunyi :
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Artinya :
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Lantas, ketika Allah S.W.T hanya meminta kita untuk mendirikan sholat 5 waktu saja, kenapa kita masih sulit untuk menjalankannya? Tak kala, kita sering meminta ini itu kepada Allah S.W.T, dan seringkali apa yang kita minta dikabulkan oleh Allah S.W.T cepat ataupun lambat. Kita sebagai umat Islam, seharusnya menyadari hal ini dan tidak menunda ataupun bahkan sampai tidak mengerjakan sholat.
Semoga hati kita segera terbuka untuk memperbaiki sholat dan mendirikannya secara rutin 5 waktu bahkan ditambah dengan solat-sholat sunah lainnya. Semoga Allah S.W.T senantiasa menjaga kita dan memberikan karunianya kepada kita, agar kita menjadi pribadi yang lebih baik serta senantiasa beribadah kepada-Nya.
Terima kasih, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
[1] https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6705/3/BAB%20II.pdf
[2] https://academic.uii.ac.id/2020/03/26/pentingnya-shalat/