Membawa Amanah Menuju Kemuliaan

Allah pemilik kekuasaan , dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu, apakah yang harus kita perbuat ketika kita di beri kekuasaan oleh Allah , bisakah dengan amanah tersebut membawa kita dalam kemuliaan ?

Allah berfirman dalam Surat Al Imran (Q.S. al-Imran  [3]: 26 )

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٢٦

(Q.S. al-Imran  [3]: 26 )

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu

Dalam surat tersebut, kita dapat menghayati betapa Allah berkuasa atas segala sesuatu, sehingga Allah mampu mencabut kekuasaan kepada seseorang  dan memberikan kekuasaan kepada seseorang atau kaum yang Allah kehendaki dan Allah juga berkuasa untuk memuliakan dan menghinakan kepada yang Allah kehendaki, 

Sebagai umat islam kita wajib tahu apa yang membuat Allah memberikan Kemuliaan dan memberikan kehinaan kepada siapa saja yang Allah Kehendaki,  sebagai bekal kita menuju jalan Allah 

Apa sebab Allah memberi kemuliaan kepada hambanya yang dikehendaki :

Dalam Surat Al Hujarat ayat 13 (Q.S. al-Hujarat  [49]: 13) Allah memberikan petunjuk bagi kita : 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣

(Q.S. al-Hujarat  [49]: 13)

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti

Dalam surat tersebut Allah berfirman orang yang paling mulia di hadapan Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian. Inti dari takwa adalah menjauhi larangan -Nya dan menjalankan semua perintah -Nya, orang yang mulia adalah orang yang berjalan dijalan Allah , berjuang dijalan Allah dan beribadah hanya kepada Allah dan hanya untuk mengharap  rahmad dan ampunan dari Allah, tidak untuk mengharap selain Allah.

sahabat yang di rahmati Allah 

Menurut bahasa, takwa berarti menjaga diri atau berhati-hati. Allah Ta’ala berfirman, dalam Al Mudatzir ayat 56

وَمَا يَذْكُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۗهُوَ اَهْلُ التَّقْوٰى وَاَهْلُ الْمَغْفِرَةِ ࣖ ٥٦

(Q.S. al-Mudatzir  [74]: 56)

Mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya (Al-Qur’an), kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dialah yang (kita) patut bertakwa kepada-Nya dan yang berhak memberi ampunan.

Menurut Almanhaj tentang bertakwa kepada Allah dan Akhlak yang terpuji, ayat di atas memiliki makna bahwa Allah subhana wa ta’ala yang memiliki kuasa untuk memberikan ampunan-Nya dan hanya Allah subhana wa ta’ala yang memiliki kuasa untuk ditakuti.

Inti dari takwa adalah seorang hamba takut kepada pelindung-Nya yang dalam hal ini adalah Allah subhana wata’ala dan sebagai hamba wajib taat kepada semua perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya.

Lalu apa sebab  orang yang dihinakan Allah, ada banyak dalam Al-Quran diceritakan terkait dihinakan suatu kaum terdahulu dan adzab yang ditimpakan yang sangat menyedihkan 

surat sad 38 ayat 12-16 menceritakan  : 

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوْحٍ وَّعَادٌ وَّفِرْعَوْنُ ذُو الْاَوْتَادِۙ ١٢ وَثَمُوْدُ وَقَوْمُ لُوْطٍ وَّاَصْحٰبُ لْـَٔيْكَةِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ الْاَحْزَابُ ١٣ اِنْ كُلٌّ اِلَّا كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ ࣖ ١٤ وَمَا يَنْظُرُ هٰٓؤُلَاۤءِ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً مَّا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ ١٥

(Q.S. Sad  [38]: 12-16)

Sebelum mereka itu, kaum Nuh, ‘Ad, dan Fir‘aun yang mempunyai kekuatan besar (juga) telah mendustakan (para rasul). Begitu juga) Samud, kaum Lut, dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan yang bersekutu (menentang para rasul). Masing-masing tidak lain, kecuali mendustakan para rasul. Maka, pantaslah mereka merasakan hukuman-Ku.  Mereka tidak menunggu selain satu teriakan (saja) yang tidak ada selanya.

Kemudian Surat Al Haqqah Ayat 4- 8 juga menceritakan 

كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ وَعَادٌ ۢبِالْقَارِعَةِ ٤ فَاَمَّا ثَمُوْدُ فَاُهْلِكُوْا بِالطَّاغِيَةِ ٥ وَاَمَّا عَادٌ فَاُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍۙ ٦ سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰىۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍۚ ٧ فَهَلْ تَرٰى لَهُمْ مِّنْۢ بَاقِيَةٍ ٨

(Q.S. Al Haqqah  [69]: 4-8)

(Kaum) Samud dan ‘Ad telah mendustakan al-Qāri‘ah (hari Kiamat yang menggetarkan hati). Adapun (kaum) Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras. Sedangkan (kaum) ‘Ad telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Dia menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus. Maka, kamu melihat kaum (‘Ad) pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah (lapuk) bagian dalamnya. Adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?

Dari ayat ayat diatas Allah menceritakan Kaum – kaum terdahulu yang mendustai rosulnya dan hari kiamat sehingga allah menghinakan kaum tersebut  dengan adzab yang mengerikan, mereka di hinakan oleh Allah karena perbuatannya sendiri

Naudzubillah tsuma Naudzubbillah

Marilah kita ber muhazabah dalam kehidupan sehari – hari , Ketika kita diberikan kekuasaan sudahkah kita mengemban Amanah tersebut kejalan menuju kemuliaan atau sebaliknya akan membawa kita kejalan kehinaan dan adzab karena mendustai Ayat Allah.

Marilah kita bermunajad kepada Allah agar kita senantiasa bertaqwa kepada Nya dengan taqwa yang sesungguhnya dan kita dihindarkan dari Azab Allah.

Mari kita juga berdoa semoga kita diberikan  kepahaman Ilmu agama agar kita di berikan rahmat untuk memahami  Ayat- Ayat Allah. 

Sumber Referensi : 

  1. https://almanhaj.or.id/12179-bertakwa-kepada-allah-dan-ahlak-yang-terpuji.html
  2. Terjemah Kemenag 2019

Tentang Penulis

Nama    : Agus Adi Prananto
Unit       : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jabatan : Kadiv. Administrasi Umum