PPAr Gelar Sumpah Keprofesian Arsitek

Dalam teknologi informasi terdapat peluang kolaborasi yang menjanjikan dengan arsitek di masa mendatang, misal dalam penggunaan software BIM (Building Information Modelling) yang memungkinkan arsitek dan disiplin ilmu lain mendesain bangunan secara holistik dari hulu hingga hilir. Selain itu, Internet of Things (IoT) memungkinkan objek fisik terhubung ke internet dan bertukar data dengan perangkat lain. Dalam arsitektur, hal tersebut telah membuka peluang untuk menciptakan bangunan pintar (Smart Buildings) yang dapat mengoptimalkan penggunaan energi, meningkatkan kenyamanan, bahkan memberikan pengalaman yang lebih interaktif kepada penghuninya.

Internet of things memungkinkan objek fisik bersentuhan dengan internet untuk kemudian menghasilkan data. Ini bagi arsitektur membuka peluang seorang arsitek menciptakan bangunan pintar atau bangunan energi,” tuturnya.

Selain itu arsitektur hijau dan energi terbarukan yang memungkinkan dipasang sensor sehingga bangunan dapat memanfaatkan energi terbarukan secara maksimal. “Termasuk teknologi augmented reality di mana menjadikan suatu perencanaan seperti bangunan jadi meski baru digambar, sehingga bisa mendeteksi masalah dan kekurangan,” imbuhnya.

Demikian dituturkan Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam acara Sumpah Keprofesian Arsitek Angkatan ke-11 Tahun Akademik 2022/2023 yang digelar oleh Program Studi Profesi Arsitek (PPAr), Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) di Auditorium FTSP UII pada Sabtu, 11 Muharam 1445 H/29 Juli 2023 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII yang diikuti oleh 19 arsitek muda, para orangtua lulusan, pimpinan fakultas & prodi, serta perwakilan organisasi profesi dan asosiasi pendidikan tinggi arsitek.

Ketua Prodi PPAr FTSP UII, Ar. Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, IPM., IAI. dalam laporannya menyampaikan dari 19 peserta, 13 di antaranya berhasil meraih predikat cumlaude. Para lulusan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan salah seorang di antaranya merupakan mahasiswa internasional dari kota Toulouse, Prancis.

Ia menjelaskan bahwa studi yang ditempuh mahasiswa selama satu tahun dengan 36 sistem kredit semester. Para mahasiswa tersebut juga mengikuti sembilan mata kuliah wajib dan pilihan. “Mereka juga belajar architect leadership dengan beragam disiplin ilmu di mata kuliah studi arsitek profesional multidisiplin di kampus bersama dengan tenaga ahli multidisiplin berbagai jurusan lain,” ujarnya.

Sementara itu, Ar. Sandhy Sihotang, IAI. yang mewakili Ketua Ikatan Arsitek Indonesia mengatakan pihaknya mengapresiasi proses yang telah dilalui lulusan arsitek dan mengucapkan selamat bergabung ke organisasi profesi.