Simulasi Tanggap Bencana Kebakaran FTSP UII, 4 Langkah Singkat Penanganannya

Rencana Tanggap Darurat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh masyarakat lingkungan kerja yang bertujuan untuk mengantisipasi datangnya keadaan darurat sehingga semua orang pada saat itu mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat. Alasannya sederhana, karena kita tidak tahu kapan bencana itu datang, maka dari itu kita membutuhkan ketersediaan kita untuk menghadapinya.

Dalam situasi darurat kebakaran alarm sirine kebakaran harus dibunyikan. Peringatan alarm pertama merupakan tanda bekerjanya sistem yang nampak pada panel alarm lantai dan alarm utama. Pemberitahuan ini untuk siaga bagi seluruh peserta  umum maupun institusi. Sirine ini merupakann tanda dimulaianya tindakan evakuasi setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi kebakaran yang terjadi, dengan evakuasi korbannya.

Demikian disampaikan Muhammad Farid (Komandan Satuan Dinas Kebakaran Propinsi DIY) dalam simulasi penanggulangan kebakaran dan evakuasi korban Sabtu (18 November) bertempat di Gedung Mohammad Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) yang diikuti puluhan civitas akademika FTSP UII (dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa).

Muhammad Farid menegaskan bahwa, pada saat evakuasi diminta tetap tenang tidak usah panik, segera menuju ke tangga darurat yang terdekat, berjalanlah biasa dengan cepat tidak usah dengan berlari. Bilamana terjebak kepulan asap kebakaran maka tetap menuju ke tangga darurat dengan mengambil nafas cukup pendek pendek, bila terpakasa harus menembus kepulan asap maka tahanlah nafas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.

Gunakan alat pengaman diri sebelum melakukan pertolongan (masker), amankan korban dari lokasi kebakaran, jangan teburu buru membawa korban ke rumah sakit, lakukan pertolongan di tempat kejadian dengan area aman, dan segera hubungi ambulance. Ungkap Farid.

Sementara Muji Raharjo memperkenalkan dan menjelaskan  tentang Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Dengan APAR berisi karbondioksida, orang dapat mencegah kebakaran yang lebih besar apabila kebakaran itu disebabkan oleh hubungan arus pendek atau korsleting listrik. Karbondioksida tidak meninggalkan sisa atau residu sehingga tidak akan merusak alat elektronik.

Muji Raharjo mengaku, dengan Alat Pemadam Api Ringan  atau APAR berisi dry chemical powder, orang dapat mencegah kebakaran yang lebih besar dengan penyebab kebakaran apapun, baik itu karena benda padat, cairan kimia ataupun korsleting listrik. Hanya saja, penggunaan bahan dry chemical powder memiliki kelemahan, yaitu meninggalkan sisa atau residu yang dapat merusak alat elektronik.

Penggunaan APAR sangatlah sederhana. Ingatlah 4 (empat) langkah singkat berikut ini. Tariklah pin pengaman yang berbentuk seperti kunci pada bagian APAR,  peganglah tabung dan arahkan selang pada titik api, tekan tuas pegangan  yang biasa terletak di atas tabung untuk mengeluarkan isi tabung, dan semprotlah pada titik (sumber) api dari sisi ke sisi dengan gerakan seperti menyapu. Ingat semprot ke sumber api bukan ke lidah api. Ungkapnya.