Tag Archive for: PPAr uii

quantity-surveyor3

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Profesi Arsitek telah disahkan menjadi Undang-Undang (UU) yang terdiri dari 11 Bab dengan 45 pasal dalam rapat paripurna DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, bulan Juli 2017 yang lalu.

Dalam menyambut disahkannya RUU Profesi Arsitek menjadi UU yang mengatur tentang hak dan kewajiban seorang Arsitek, maka Program Profesi Arsitektur (PPAr) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII),  Senin (11 September) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Kam.14,5 Sleman Yogyakarta menggelar Kuliah Umum Quantity Survey for Profesional.

quantity-surveyor

Sebagai nara sumber menghadirkan Profesor Abd.Ghani Bin Khalid, Ph.D (Departement of Quantity Surveying University Teknologi Malaysia), serta Ketua Ikatan Arstektur Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ir.Ahmad Saifudin, MT., IAI.

quantity-surveyor2

Hadir dan menyampaikan kata sambutan Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, ST., MT., Ph.D). Kuliah umum dihadiri para profesional muda serta lebih kurang 150 (seratus lima puluh) mahasiswa Arsitektur UII untuk mengikuti workshop sampai tuntas.

quantity-surveyor4

Program Profesi Arsitektur (PPAr) FTSP UII Adakan Workshop Manajemen

Program Profesi Arsitektur (PPAr) Fakultas Teknik Sipil  FTSP (FTSP) Universitas Islam Indonesia UII bekerjasama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Workshop bagi mahasiswa Program Profesi Arsitektur UII tentang Manajemen Konstruksi. Workshop berlangsung selama 2 (dua) hari 3 dan Agustus bertempat di Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta diikuti 15 (lima belas) peserta  PPAr UII.

Sebagai narasumber Dr.Ir.Tuti Sumarningsih, MT yang mengupas Manajemen Konstruksi Bangunan yang ada di Indonesia kemarin Kamis (3 Agustus). Pada umumnya manajer memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, serta penyusunan staf. Namun dari sisi tingkat atau level manajemen dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam,  Top Manager, Middle Manager, dan First-Line Manager.

Top Manager (Manajer Puncak) adalah keseluruhan kinerja dan keefektifan dari suatu perusahaan. Manajer tingkat puncak membuat kebijakan, keputusan dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu perusahaan. Manajer puncak juga yang melakukan hubungan dengan perusahaan lain dan pemerintah. Middle Manager (Manajer Menegah) berada di antara manajer puncak dan manajer lini pertama. Manajer ini bertugas mengimplementasikan strategi, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau puncak.

Tuti Sumarningsih menambahkan, First-Line Manager (Manajer Lini Pertama) itu kebanyakan melakukan pengawasan atau supervisi para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik. Manajer lini pertama juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan.

Dari sisi jumlah, jumlah dari atas ke bawah berbentuk kerucut atau piramida, yaitu semakin tinggi level atau tingkatan seorang manajer, maka semakin sedikit jumlah manajer pada tingkatan tersebut. Ungkap Tuti Sumarningsih.

Sedangkan hari ini Jum’at (4 Agustus)  Noor Andi Wijayanto, S.T., M.Sc., MBA Ketua Umum Dewan Pengurus Daerah Realestate Indonesia (DPD REI) DIY sebagai narasumber workshop manajemen mengupas tentang Manajemen Pengembangan.

Noor Andi Wijayanto menuturkan bahwa jumlah penduduk indonesia meningkat, sementara ketersediaan ruang, energi dan air sangat terbatas. Oleh karenanya diperlukan pemecahan masalah melalui manajemen pengembangan.

Kebutuhan energi Indonesia yang semakin hari semakin meningkat memamng memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Setiap tahunnya jumlah penduduk Indonesia selalu bertambah, pertumbuhannya sangat cepat.

Sebagai negara yang berkembang, pertumbuhan yang pesat ini memberikan dampak kepada kehidupan manusia di dalamnya. Aspek yang sangat terpengaruh oleh pertumbuhan penduduk ini adalah penggunaan energi. Energi yang dibutuhkan semakin hari semakin meningkat, sedangkan ketersediaan energi tersebut terbatas, oleh sebab itu hal  perlumen dapatkan perhatian khusus.

Energi sendiri dibutuhkan manusia untuk menunjang berbagai kebutuhan dalam hidup, baik dalam sektor industri, rumah tangga, transportasi, dan kebutuhan kebutuhan lainnya. Semakin tinggi penduduk dalam suatu negara maka jumlah kebutuhan energi juga akan semakin meningkat.