Sabtu (23 September) Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan (TL) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan workshop kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) bertempat di Ruang Sidang Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14.5 Yogyakarta.
Workshop berbasis OBE diperuntukkan para dosen Prodi Teknik Lingkungan FTSP UII dihadiri 20 (dua puluh) dosen Prodi Teknik Lingkungan dengan nara sumber Edwan Kardena, Ph.D (Dosen Teknik Lingkungan ITB), Putra Arif Budiman, ST (Kementerian Pekerjaan Umum RI), Sandi Eko Bramono, Ph.D. (Kementerian Pekerjaan Umum RI), Dr.Tasdiyanto SP, M.Si (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI), Ir.Rama Boedi, M.Si., IPU, dan Aris Ika Nugrahanto, ST., MBA., CEA., CEM.
Dalam makalahnya Sandi Eko Bramono , Ph.D. menyampaikan bahwa Indonesia mengalami problem sanitasi (termasuk pada sektor persampahan) yang semakin kompleks dan memasuki era sanitasi mendapat perhatian yang lebih tinggi namun ahlinya semakin terbatas dan langka. Oleh karenanya, senantiasa perkuat integritas, komitmen, etos, dan kompetisi (pada sektor persampahan).
Nara sumber dari Teknik Lingkungan ITB Edwan Kardena, Ph.D menuturkan, apa yang terjadi saat ini pada pendidikan dan perkembangan teknologi Bidang Teknik Lingkungan adalah Teknologi Pengolahan Air yang tersedia lebih advance daripada teknologi dan teori yang dipelajari di bangku kuliah. Banyak bidang lain melakukan terobosan dan penelitian/pengembangan teknologi lingkungan (TK, FI, SI, KI, BI, Pertanian dan lainnya). Bidang safety, environment, health sangat diperlukan di luar namun sedikit pelajaran mengenai bidang ini di kurikulum, serta tarik ulur kebutuhan akan Sanitary Engineer dan Environmental Engineer.
Problem bidang Environment di masa mendatang adalah Isue Sustainable development Goals WATER and SANITATION, Global Issue terkait perubahan iklim akan berpengaruh terhadap bidang terkait dengan pencemaran udara, pencemaran air, Issue Industri 4.0 mungkin industri generasi yang lebih jauh dari ini dan Tantangan Green Industry.
Oleh karena itu Edwan Kardena berharap mahasiswa perlu dibekali Ilmu dasar yang kuat seperti mikrobiologi, matematika/ komputasi, kimia, biokimia. Disamping itu adanya dasar dasar engineering (Unit proses dan Unit operasi), serta ilmu komunikasi dan ilmu management. Ungkap Edwan Kardena.
Sementara Dr.Tasdiyanto SP, M.Si menegaskan, kurikulum berbasis Outcome Base Education itu Berorientasi Kerja, yakni bergeser dari orientasi keilmuan (science) ke kompetensi kerja, dan proporsi kerja praktek diperbanyak. Berbasis Kompetensi, yaitu Standar Internasional, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan Standar Khusus. Urgensi Pendidikan Vokasional (Perkumpulan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia sedang merintis Sekolah Vokasi Pembangunan Berkelanjutan).
Nara sumber lain Putra Arif Budiman, ST menyampaikan Permasalahan dan Visi Pembangunan Sanitasi Nasional. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum Teknik Lingkungan adalah Sanitasi. Sanitasi telah menjadi salah satu prioritas utama pembangunan pada tingkat internasional dan nasional, terutama dalam hal perlindungan lingkungan (perubahan iklim, ketahanan air, pengendalian pencemaran).
Berikutnya adalah Wide range of technology options, perbedaan teknologi yang sangat signifikan antara konvensional dan mutakhir (perkotaan melawan perdesaan). Pemahaman lintas disiplin ilmu terutama terkait faktor non-teknis (pembiayaan, regulasi, kelembagaan, sosial ekonomi masyarakat).
Sedangkan Aris Ika Nugrahanto, ST., MBA., CEA., CEM. menjelaskan tentang tantangan, peluang dan kebutuhan perubahan lulusan Teknik Lingkungan.