{mosimage}
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII menggelar pesantren ramadhan bagi dosen dan karyawan, hari Sabtu, 5 September 2009, bertempat di auditorium FTSP.  Pesantren ramadhan di FTSP diselenggarakan secara rutin tiap tahun.  Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan pemahaman agama, sehingga kita selalu berjalan pada koridor tuntunan-tuntunan agama, demikian antara lain yang disampaikan Dekan FTSP, Dr. Ir. Ruzardi, MS, dalam sambutannya.
Pembicara sesi pertama ustadz Drs. H. Bakrim Ma’as, mengupas tema tentang Zakat Infaq Shodaqoh (ZIS).  Dalam uraian  tausiyahnya, Bakrim mengingatkan bahwa hidup yang hanya satu kali ini harus diisi dengan manfaat.  Yaitu manfaat bagi orang-orang yang terdzalimi, teraniaya, miskin, dan terpinggirkan.  Salah satu wadah untuk menjadikan diri kita bermanfaat yaitu ZIS.
{mosimage}
Seringkali kita mengabaikan ZIS, padahal zakat sama pentingnya dengan shalat. Sebagaimana dalam Al Qur’an ayat-ayat tentang zakat minimal 27 kali disebutkan dan selalu bergandengan dengan ayat tentang shalat, papar ustadz Bakrim.

Keutamaan ZIS menurut Bakrim adalah untuk membersihkan diri dan mensucikan jiwa. Allah SWT dalam Al Qur’an surat Ali Imran 3:133-134, menyebutkan: “Bahwa sorga yang seluas langit dan bumi disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yang salah satu cirinya adalah senantiasa menginfakkan, mensedekahkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit.  Jadi, dalam keadaan gembira atau pun susah kita diperintahkan untuk bersedekah, tegas Bakrim.  

Sebagaimana digambarkan dalam surat Al-Fajr 89:20, bahwasanya manusia itu diciptakan dengan fitrah mencintai harta dengan cinta yang sangat berlebih-lebihan. Karena itu, lanjut Bakrim, dengan ZIS maka akan membersihkan kecintaan kita kepada harta.
{mosimage}
Pembicara lainnya yaitu Fathurrahman Kamal, Lc, MSI dan Ustadz Satori mengetengahkan tema yang berkaitan dengan ‘Ikhlas’.  Dijelaskan Fathurrahman bahwa sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, keihklasan akan terpancar sebagai karakter. Diantara ciri-ciri orang mukhlish ialah takut popularitas, jujur pada dirinya sendiri, tidak berharap pujian, konsisten, sabar, dan menjaga kesucian jiwa.

Sementara Ust. Satori mengatakan bahwa untuk menjadikan diri kita ikhlas ada tahapan yang harus dilalui.  Pertama yaitu sejauhmana kita mengenali diri kita sendiri (who am i?).  Manusia pada hakekatnya manusia adalah makhluk langit yang ditempatkan di bumi. Karena itu, lanjut Satori, segala kejadian harus disimpulkan dengan menggunakan logika langit, bukan logika bumi.  Untuk menjadi ikhlas kita harus selalu mengasah kemampuan untuk memahami bahasa langit, ungkapnya.
 
Keikhlasan, lanjut Satori, sebagaimana tersirat dalam Al Qur’an surat Al Insyirah mengandung makna terpenuhi 3 positif yaitu positif thinking, positif acting, dan positif hoping.

Sebagai penutup, Satori mengajak di bulan ramadhan ini hendaknya bisa melatih keikhlasan: 1) Ikhlas menerima kenyataan yang tidak disukai 2) Ikhlas menunggu datangnya nikmat 3)Ikhlas saat nikmat datang menghampiri dan 4) Ikhlas terhadap kemungkinan datangnya sesuatu yang tidak disukai. (Renny Wijaya)

{mosimage}
Prodi Teknik Lingkungan FTSP UII menggelar Lokakarya Penggunaan Norma dan Standar Nasional Bidang Pekerjaan Umum di dalam Tugas Perencanaan, hari Jumat (28/8), bertempat di ruang sidang dekanat FTSP.  Lokakarya ini diikuti oleh dosen Teknik Lingkungan UII.

Ketua Prodi Teknik Lingkungan Luqman Hakim, MSi, mengungkapkan bahwa prodi Teknik Lingkungan merupakan salah satu program studi yang dalam pelaksanaan belajar mengajarnya menggunakan metode studi kasus (case study method), dimana mahasiswa dibawa pada kondisi nyata. Salah satu bentuk adalah melalui tugas perencanaan. Dalam tugas ini mahasiswa diposisikan seolah-olah sebagai seorang konsultan yang harus mampu menghadapi kondisi lapangan. Sehingga ketika mereka bekerja di bidang perencanaan seperti sistem air bersih, air buangan, drainase dan persampahan tidak mengalami kesulitan.

Pada perkembangannya saat ini, lanjut Luqman, beberapa Petunjuk Teknis dan juga Standar Nasional yang berkaitan dengan bidang-bidang tersebut juga telah ada. Untuk menjembatani antara kondisi nyata di lapangan, dimana digunakan norma dan standar teknis dengan penggunaan teori-teori di dalam perkuliahan maka perlu diadakan lokakarya ini, dengan harapan agar kualitas tugas perencanaan di Teknik Lingkungan menjadi lebih baik, ujar Luqman dalam sambutannya di hadapan peserta lokakarya.

{mosimage} 

Sementara Dekan FTSP, Dr. Ir. Ruzardi, MS, menyambut baik diadakannya lokakarya ini.  Saat ini prodi perlu mengembangkan tugas mata kuliah perencanaan dengan kemungkinan aplikasi penerapan norma dan standar PU, sehingga lebih relevan dengan tuntutan dan tantangan permasalahan lingkungan serta kondisi dunia kerja.  Menurut Ruzardi, norma/standar yang ada sekarang juga perlu disosialisasikan ke Perguruan Tinggi sehingga ada hubungan antara materi ajar dengan standar yang telah dibuat oleh pemerintah.

Pembicara yang hadir dalam lokakarya tersebut Ir. Nur Khasanah, MT (Badan Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman Bandung) dan Ir. Priambodo, MT (PUP-ESDM Propinsi DIY).  Materi yang didiskusikan mencakup penerapan Norma dan Standar Nasional bidang permukiman berkaitan dengan perencanaan sektor air bersih, air limbah, persampahan, dan drainase.

Dengan pengembangan tugas mata kuliah perencanaan yang lebih baik diharapkan mampu membantu mahasiswa memahami materi perkuliahan serta meningkatkan keahlian mereka, sehingga akan meningkatkan kualitas tugas dan pemahaman mahasiswa yang berdampak pada perbaikan nilai mata kuliah tersebut dan masa studi. Diharapkan pula dengan adanya perbaikan pada tugas perencanaan maka perkuliahan yang dilakukan di Prodi Teknik Lingkungan tetap relevan dengan kondisi yang ada saat ini dan di masa mendatang.  (Renny Wijaya)

 

{mosimage}
Kamis, 27 Agustus 2009, FTSP UII mendapat kunjungan dari Rektor Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto, Kaboel Suwardi, SH, MM, beserta jajarannya.  Kunjungan diterima oleh Dekan Dr. Ir. Ruzardi, MS dan Ketua Program Magister Teknik Sipil UII, Dr. Ir. Dradjat Suhardjo, SU.

Agenda kunjungan tersebut dalam rangka mengadakan pembicaraan terkait dengan kelanjutan kerjasama antara UII dengan UNWIKU, yang berdasarkan naskah kerjasama telah berakhir tahun ini.

Kerjasama yang dijalin ini meliputi usaha-usaha terselenggaranya program pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan program pelatihan lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan kelembagaan.  Implementasi dari kerjasama di bidang akademik selama tiga tahun ini dilakukan secara intensif  oleh Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil UII dengan UNWIKU.
{mosimage}
Dalam kesempatan tersebut Ruzardi menyampaikan bahwa ke depan Perguruan Tinggi tidak boleh hidup puas dengan dirinya sendiri, kalau model ini yang dipilih akan menjadikan PT ekonomi biaya tinggi.  Sebaliknya jika dilakukan kolaborasi sesama PT maka banyak ‘sharing facilities’ yang mungkin bisa lebih diberdayagunakan.  Oleh karena itu FTSP sangat menyambut baik kerjasama ‘U to U’ antar Rektor untuk terus dilanjutkan, ungkap Ruzardi dihadapan para tamunya. (Renny)