{mosimage}
Seringkali kita mengabaikan ZIS, padahal zakat sama pentingnya dengan shalat. Sebagaimana dalam Al Qur’an ayat-ayat tentang zakat minimal 27 kali disebutkan dan selalu bergandengan dengan ayat tentang shalat, papar ustadz Bakrim.
Keutamaan ZIS menurut Bakrim adalah untuk membersihkan diri dan mensucikan jiwa. Allah SWT dalam Al Qur’an surat Ali Imran 3:133-134, menyebutkan: “Bahwa sorga yang seluas langit dan bumi disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, yang salah satu cirinya adalah senantiasa menginfakkan, mensedekahkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit. Jadi, dalam keadaan gembira atau pun susah kita diperintahkan untuk bersedekah, tegas Bakrim.
Sebagaimana digambarkan dalam surat Al-Fajr 89:20, bahwasanya manusia itu diciptakan dengan fitrah mencintai harta dengan cinta yang sangat berlebih-lebihan. Karena itu, lanjut Bakrim, dengan ZIS maka akan membersihkan kecintaan kita kepada harta.
{mosimage}
Pembicara lainnya yaitu Fathurrahman Kamal, Lc, MSI dan Ustadz Satori mengetengahkan tema yang berkaitan dengan ‘Ikhlas’. Dijelaskan Fathurrahman bahwa sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, keihklasan akan terpancar sebagai karakter. Diantara ciri-ciri orang mukhlish ialah takut popularitas, jujur pada dirinya sendiri, tidak berharap pujian, konsisten, sabar, dan menjaga kesucian jiwa.
Sementara Ust. Satori mengatakan bahwa untuk menjadikan diri kita ikhlas ada tahapan yang harus dilalui. Pertama yaitu sejauhmana kita mengenali diri kita sendiri (who am i?). Manusia pada hakekatnya manusia adalah makhluk langit yang ditempatkan di bumi. Karena itu, lanjut Satori, segala kejadian harus disimpulkan dengan menggunakan logika langit, bukan logika bumi. Untuk menjadi ikhlas kita harus selalu mengasah kemampuan untuk memahami bahasa langit, ungkapnya.
Keikhlasan, lanjut Satori, sebagaimana tersirat dalam Al Qur’an surat Al Insyirah mengandung makna terpenuhi 3 positif yaitu positif thinking, positif acting, dan positif hoping.
Sebagai penutup, Satori mengajak di bulan ramadhan ini hendaknya bisa melatih keikhlasan: 1) Ikhlas menerima kenyataan yang tidak disukai 2) Ikhlas menunggu datangnya nikmat 3)Ikhlas saat nikmat datang menghampiri dan 4) Ikhlas terhadap kemungkinan datangnya sesuatu yang tidak disukai. (Renny Wijaya)