Tracer Study (Studi Pelacakan) merupakan studi penelusuran yang dilakukan kepada lulusan perguruan tinggi dalam rangka mendapatkan umpan balik dari lulusan untuk kepentingan evaluasi hasil pendidikan tinggi dan juga perbaikan mutu dan penjaminan kualitas lembaga pendidikan tinggi.
Metode yang digunakan dalam tracer study adalah sensus, dimana target responden yang menjadi populasi Tracer Study 2020 adalah seluruh lulusan pada tahun 2018 (n-2). Kuesioner tracer study telah diuji dengan factorial validity, content validity, dan face validity. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa seluruh item kompetensi lulusan pada kuesioner memiliki konsistensi yang baik. Hasil pengujian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa berdasarkan pendekatan CVR (content validity ratio), semua item di kuesioner dianggap valid untuk keseluruhan jenjang (Diploma, Sarjana, Magister, Doktor, dan Profesi). Adapun hasil uji face validity menemukan bahwa semua item memiliki face validity yang baik karena seluruh item memiliki nilai rerata di atas 3.5 (dari 1-4) dan hampir 100% responden memahami seluruh item.
Dengan demikian, seluruh item pada instrumen tracer study memiliki face validity yang baik. Pengisian kuesioner dilakukan berbasis daring melalui website tracer.uii.ac.id. Adapun metode analisis utama yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, bivariat, dan multivariate. Sedangkan untuk metode Survei Kepuasan Pengguna Lulusan menggunakan metode purposive sampling atau sampel yang sudah ditentukan target respondennya, yaitu pengguna (atasan langsung dari alumni) dengan batasan 30% dari total populasi (lulusan tahun 2018 yang bekerja). Metode analisis yang digunakan dalam Survei Kepuasan Pengguna Lulusan adalah analisis statistik deskriptif, analisis gap, dan analisis kuadran.
Hasil tracer study menunjukkan terdapat kenaikan responden pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumnya. Sebanyak 4962 (87%) lulusan telah mengisi kuesioner sampai dengan selesai. Terjadi kenaikan response rate dari tahun ke tahun, pada tahun 2015 sebesar10%, tahun 2016 sebesar 52%, tahun 2017 sebesar 61%, tahun 2018 sebesar 77%, tahun 2019 sebesar 83%, dan pada 2020 sebesar 87%. Seluruh fakultas memiliki response rate berkisar dari 74% – 93%. Lulusan yang didapat menunjukkan bahwa proporsi dari segi gender cukup berimbang, yaitu 46% laki-laki dan 56% perempuan. Adapun pada Survei Kepuasan Pengguna Lulusan, terdapat 569 responden dari 519 perusahan yang berpartisipasi di dalam survei tahun ini. Jumlah ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya (2019 sebanyak 207 responden, 2018 sebanyak 48 responden).
Berdasarkan aktivitas utama lulusan, didapatkan 92% lulusan berkarya, dengan komposisi 66% lulusan bekerja, 14% lulusan berwirausaha, dan 12% lulusan melanjutkan studi, adapun 8% lulusan tidak bekerja. Terdapat 38% dari lulusan yang bekerja sudah memulai proses mencari pekerjaan sebelum lulus. Berdasarkan rata-rata masa tunggu lulusan berkarya, secara keseluruhan diketahui adalah 4,3 bulan. Mayoritas lulusan sudah berkarya dalam rentang waktu 0-3 bulan (56%). Lulusan S2 Teknik Sipil memiliki tingkat persentase berkarya tertinggi dalam rentang waktu 0-3 bulan, yakni sebesar 91%.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa program studi yang cenderung bergerak di bidang praktik, memiliki kecepatan masa tunggu kerja yang tinggi. Tentu saja hal ini didukung oleh kesesuaian bidang kerja. Jika dilihat berdasarkan tingkat keselarasan horizontal (bidang kerja), maka diketahui 54% lulusan memilih jawaban tinggi, sedangkan 21% lulusan memilih jawaban rendah dan 25% sedang. Hasil tracer study menunjukkan bahwa perusahaan swasta (74%) mendominasi tempat bekerja lulusan dari semua jenjang. Berikutnya, perusahaan pemerintah/BUMN juga menjadi salah satu pilihan yang banyak diambil lulusan (26%). Sebagian besar lulusan bekerja di perusahaan Nasional (48%), sebagian lainnya di perusahaan Lokal (36%) dan Multinasional (16%). Diketahui pula rerata pendapatan alumni sebesar Rp 5.319.170,-/bulan.
Proses akademik yang diukur melalui IPK akan mendukung lulusan untuk mendapatkan pekerjaan. Ditemukan bahwa lulusan dengan aktivitas utama bekerja memiliki rerata nilai IPK tertinggi. Ditemukan juga bahwa IPK, masa studi, dan keaktifan organisasi berpengaruh terhadap masa tunggu bekerja. Keaktifan organisasi itu sendiri juga berhubungan dengan skor Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL yang diukur dari kompetensi) secara signifikan. Lulusan yang tidak bekerja menunjukkan rerata kompetensi yang cenderung paling rendah. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan organisasi berhubungan positif dengan kompetensi lulusan. Adapun kompetensi lulusan akan berpengaruh ke banyak hal seperti masa studi, masa tunggu kerja, dan sebagainya.
Peningkatan kemampuan akademis dan non-akademis perlu dilakukan untuk menghasilkan lulusan yang semakin berkualitas baik pada aspek belajar mengajar yang lebih inovatif, kurikulum ke arah keterampilan praktis-profesional, topik penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan terkini, keorganisasian mahasiswa, pelatihan profesionalitas, pelayanan yang mengedepankan keramahan, dan fasilitas yang lebih baik lagi untuk menunjang dan mendorong kualitas lulusan yang lebih baik.
Secara lengkap hasil Tracer Study User Universitas Islam Indonesia tahun 2022 dapat dilihat pada laporan berikut Disini.
Sumber: Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni Universitas Islam Indonesia. (2020). Laporan Tracer Study Universitas Islam Indonesia. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta