Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang dapat diatur dalam konteks ilmiah. AI dapat membantu dalam analisis data, pengambilan keputusan, dan pengelolaan tugas yang kompleks.

Perkembangan teknologi dan informasi, AI sangat cepat dan tanpa disadari sudah mempengaruhi aspek dalam kehidupan manusia. Saat ini, penggunaan AI sudah menjadi kebutuhan serta membuat kemajuan besar dan memperluas aplikasi dalam berbagai bidang, seperti teknologi informasi, otomotif, perawatan kesehatan, konstruksi, hingga keuangan.

Artificial Intelligence dalam bidang konstruksi sangat mempengaruhi kemajuan keberlangsungan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Perkembangan AI dalam bidang konstruksi mendorong banyak peneliti untuk terus mengeksplorasi kecerdasan buatan jauh ke dalam keilmuan teknik sipil. Proses perencanaan, administrasi, analisis risiko, perhitungan struktur, desain arsitektur, dapat menjadi bagian yang terhubung dengan penggunaan AI.

“Perkembangan AI yang semakin mutakhir saat ini mengubah cara manusia dalam menjalani kehidupan dan ini juga tercermin dalam bidang konstruksi,” paparnya.

Demikian pemaparan salah satu narasumber Elga Yulwardian, SST., MM., Mbuss IT., Founder & CEO Ivosights dalam sebuah talkshow dengan tema “Artificial Intelligence for Education and Digital Construction” yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) pada 5 Ramadan 1445 H/15 Maret 2024 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII dalam rangka penyambutan mahasiswa baru program pascasarjana di lingkungan FTSP UII.

Kegiatan yang dibuka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. tersebut juga menghadirkan pemateri Dhomas Hatta Fudholi, S.T., M.Eng., Ph.D., Dosen Jurusan Informatika, Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII dan Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., Dosen Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII.

Dhomas Hatta Fudholi, S.T., M.Eng., Ph.D., dalam materinya mengungkapkan bahwa aplikasi AI dalam perawatan jalan digunakan di road condition monitoring, manajemen aset jalan atau prediksi kerusakan, keselamatan lalu lintas dan konstruksi jalan. Menurutnya, pengumpulan data untuk pembuatan data base mempengaruhi output. Semakin banyak data yang masuk membuat data base semakin kaya sehingga akan membuat hasil yang didapat semakin akurat. “Aplikasi AI dalam manajemen aset jalan untuk memprediksi kerusakan jalan. Hal tersebut berhubungan dengan biaya perawatan sehingga nantinya dapat menekan biaya perawatan,” ungkapnya.

Sementara itu, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., pada kesempatan ini membahas tentang AI and Statistics. Beliau menyatakan bahwa big data representasinya adalah volume, velocity, dan variety. Beliau mencontohkan salah satu platform belanja online di mana per hari sampai ratusan juta data yang masuk dan sistem tidak mengalami down. Menurutnya, saat ini data itu berupa angka, gambar, video, audio, dan teks. “Puncaknya data adalah teks,” ujarnya.

Acara yang didukung oleh Program Studi (Prodi) Doktor Teknik Sipil, Prodi Magister Teknik Sipil, Prodi Magister Arsitektur, Prodi Profesi Arsitek, dan Prodi Magister Teknik Lingkungan tersebut dilanjutkan pada hari kedua, seluruh peserta mengikuti acara lanjutan berupa Workshop Pengolahan Data Statistik untuk Menunjang Proses Penelitian.

Guna menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 H, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pengajian songsong ramadan bagi dosen dan tendik. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Jum’at, 27 Sya’ban 1445 H/8 Maret 2024 secara daring.

Acara yang dibuka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., tersebut mengusung tema “Spirit Ramadan, Spirit Keimanan” tersebut menghadirkan pembicara Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A.

Dalam sambutannya, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., mengungkapkan bahwa dalam setiap siklus kehidupan akan menjumpai sebuah penggal yang akan menandai hadirnya siklus kecil didalam kehidupan tersebut. Ibarat sebuah mesin, kita harus service, ibarat pohon bambu, disitu ada ruas-ruas yang menandakan jeda didalam sebuah siklus kehidupan bambu yang panjang. Kita juga melihat didalam setiap kehidupan ada jeda, pendek atau panjang. Dan didalam setiap jeda itu ada makna yang sangat luar biasa.

Manusia dapat merefleksikan jeda-jeda dalam kehidupan itu, jeda-jeda setiap makhluk itu, sebagaimana kita melihat ramadan sebagai jeda didalam kehidupan kita. “Ramadan lantas mempunyai makna dalam kejedaan itu. Makna yang sangat spesifik, bagaimana kita mengembalikan spirit keimanan kita didalam proses kehidupan,” tuturnya.

Sementara itu, Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A. dalam paparan materinya mengungkapkan bahwa dalam menyambut bulan suci ramadan perlu persiapan untuk menyambut tamu agung tersebut. Menurutnya banyak hal yang harus di persiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan agar bisa menunaikan ibadah secara maksimal, seperti membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fiqih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa. Pengetahuan yang utuh tentang bulan ramadan akan menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak bahkan membatalkan ibadah ramadan.

Menurutnya, bulan ramadan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk berbuat jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar dan tantangan-tantangan lainnya. “Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis melalui bulan ramadan,” ujarnya.

Dosen muda tersebut menambahkan bahwa yang harus diperhatikan dalam menyongsong bulan ramadan adalah persiapan finansial atau materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. “Tapi finansial yang ditujukan untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita,” pungkasnya.

Prof. Dr.-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A., I.A.I., dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Arsitektur. Acara pengukuhan dilakukan pada 23 Sya’ban 1445 H/4 Maret 2024 di Auditorium Prof. KH. Abdulkahar Mudzakkir UII.

Rapat Terbuka Senat UII dipimpin oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D. dan dihadiri oleh anggota senat universitas, pimpinan fakultas, jurusan dan prodi di lingkungan UII, pejabat perguruan tinggi sahabat, dosen, tendik, tamu undangan, mitra, relasi, keluarga dan tamu undangan.

Dalam pidato pengukuhannya, Dekan FTSP UII tersebut mengusung sebuah tema “Antroposen Arsitektur Indonesia”.

Pada kesempatan tersebut Prof. Ilya menyatakan bahwa fakta global menunjukkan, bangunan dan sektor konstruksi menyumbang 36% dari penggunaan energi final global dan 39% emisi karbon dioksida (CO2) terkait energi ketika pembangkit listrik dimasukkan. Memang arus utama ilmu arsitektur saat ini adalah industri dan keindahan. Dampaknya adalah ia kehilangan peran diskursifnya untuk mendorong ragam masa depan.

Sebagai disiplin ilmu, arsitektur adalah konsep yang kompleks, yang dapat digunakan untuk menggagas ragam masa depan. Sebagai ilmu dengan porositas tinggi, arsitektur ketika disandingkan dengan kata lain dapat menghadirkan konsep atau bingkai baru. Arsitektur Antroposen dihadirkan sebagai wacana untuk mendorong gagasan keilmuan, pendidikan, dan praktik berarsitektur yang lebih radikal yang ditujukan untuk penyelamatan bumi.

“Naskah pidato pengukuhan ini ditujukan untuk melantangkan manifesto Arsitektur Antroposen dan kontekstualisasinya bagi Indonesia,” paparnya.

Lebih lanjut, Prof. Ilya menyampaikan dan mengajak untuk membicarakan secara serius baik di ranah paradigma atau cara pandang, praktik arsitektural dan konstruksi pada umumnya, maupun pendidikan arsitektur serta kerjasama antardisiplin. Menurutnya, manifesto tersebut juga merupakan undangan bidang ilmu lain bahkan politik. “Masa depan planet bumi yang menuju kerusakan tidak perlu diperdebatkan lagi karena fakta telah kita rasakan bersama,” tegasnya.

Menurutnya, tidak ada jalan lain selain menyatukan visi penyelamatan bumi, menggali seluruh daya pikir, rekayasa dan teknologi untuk kepentingan tersebut. “Keputusan politik pun harus mampu mendorong solusi-solusi pembangunan yang berpihak ke alam dan meninggalkan retorika menyesatkan,” pungkasnya.