Dalam upaya mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, terjangkau, dan berkelanjutan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta memulai kegiatan penanganan kawasan kumuh di RT 18 RW 04 Kelurahan Kotabaru. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan konsep penataan MAHANANNI (Perumahan dan Permukiman Layak Huni) melalui skema konsolidasi lahan, yang didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta Tahun Anggaran 2025.

Program tersebut bertujuan untuk mengurangi luasan kawasan kumuh sekaligus menuntaskan nilai scoring kumuh menjadi nol, serta menjadi bagian dari Kegiatan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kota Yogyakarta.

Program Studi Profesi Arsitek (PPAr), Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali berpartisipasi aktif dalam proses desain dan perencanaan terkait penataan permukiman kawasan kumuh lembah Code, Kotabaru. Melalui kegiatan mata kuliah Desain Advokasi, PPAr UII mendesain kawasan dan 33 unit rumah penduduk. Dalam program ini 10 rumah yang tidak layak akan dibangun ulang menjadi layak dan semuanya terhubung jalan kawasan lembah Code.

Wakil Rektor Bidang Networking dan Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., pada kesempatan tersebut mengemukakan bahwa program tersebut merupakan kerjasama DPUPKP Kota Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia. “Kegiatan ini merupakan sebuah laboratorium belajar bersama, yang juga dijalankan di Nairobi, Kenya. Kedepannya akan dijadikan contoh untuk pelaksanaan program yang sama di negara lain, yang dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan di Brazil,” tuturnya.

Kaprodi Program Studi Profesi Arsitek FTSP UII, Dr. Ar. Yulianto P. Prihatmaji, S.T., M.T., IPM, IAI, menambahkan bahwa hasil perkuliahan Advocacy Design (Addes) PPAr UII yang berkolaborasi dengan program Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (PPKPK) Kota Yogyakarta dihilirisasi menjadi gerakan Housing Improvement Program (Hi-Move). UII mengajak jejaring nasional dan internasional dengan menggandeng The Society for the Promotion of Area Resource Centres (SPARC) India yang mengalokasikan dana untuk pembangunan kawasan kumuh di luar India, dan Strategi Pengkajian Edukasi Alternatif Komunikasi (SPEAK) Indonesia.

Sementara itu, acara peresmian dilaksanakan pada 7 Muharam 1447 H/3 Juli 2025 oleh Walikota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)., yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kotabaru harus menjadi serambi Malioboro, dan kedepannya dapat menjadi destinasi baru untuk wisata. Ia juga menegaskan bahwa Kotabaru dan tebing-tebing sungai disekitarnya harus menjadi bersih.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya F. Maharika, MA., IAI., bersama anggota tim Hi-Move (Housing Improvement Program) UII yang didampingi dosen-dosen PPAr UII lainnya.

Sebanyak 25 mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII), yang berasal dari Program Studi (Prodi) Teknik Sipil, Prodi Arsitektur, dan Prodi Teknik Lingkungan yang sedang menempuh mata kuliah Manajemen Proyek yang merupakan mata kuliah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mengikuti kegiatan Site Visit to Epicentrum Rasuna Said di Jakarta pada 16-18 Dzulhijah 1446 H/12-14 Juni 2025.

Diawal kegiatan mahasiswa mengikuti dan menyimak paparan tentang manajemen properti oleh Melky Aliandri, S.T., M.B.A., Director PT Bakrieland Development Tbk, Director PT. Bakrie Swasakti Utama, dan Director/CEO Provices Indonesia.

Dalam paparannya Melky Aliandri menyatakan bahwa manajemen properti adalah kegiatan pengelolaan dan pengawasan atas aset properti, seperti real estat perumahan, industri, maupun komersial. Manajemen properti bertujuan untuk meningkatkan nilai properti melalui perawatan dan pemeliharaan yang tepat, menghasilkan pendapatan stabil melalui pengelolaan sewa yang efektif, meningkatkan efisiensi operasional dengan mengelola komponen fisik secara efektif dan efisien, mengatur sistem administrasi, keuangan, dan pengelolaan uang sewa serta meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menciptakan suasana yang aman dan nyaman.

“Dengan memahami konsep manajemen properti, kita dapat mengelola properti secara efektif dan efisien, serta meningkatkan nilai properti dan pendapatan,” ujarnya.

Kegiatan hari berikutnya adalah site visit, dimana mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu Office Wisma Bakrie, Office Bakrie Tower, Mall Epicentrum Walk, dan Apartement Masterpiece. Di tempat tersebut mahasiswa diberikan penjelasan terkait manajemen bangunan, operasional, perawatan lain-lain yang terkait dengan manajemen properti. Mahasiswa nampak antusias menyimak penjelasan dari pengelola, dan melakukan diskusi serta tanya jawab.

Koordinator mata kuliah MBKM FTSP UII, Vendie Abma, S.T., M.T., terkait kegiatan kuliah lapangan tersebut mengungkapkan bahwa Kuliah lapangan manajemen properti bertujuan memberikan mahasiswa pengalaman praktis dalam dunia manajemen properti, melengkapi teori yang dipelajari di kelas dengan aplikasi nyata di lapangan. Selain itu mahasiswa juga dapat mengamati, menganalisis, dan memahami berbagai aspek pengelolaan properti, mulai dari operasional, keuangan, hingga hubungan dengan penyewa dan pemilik.

“Dengan kuliah lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan teori manajemen properti yang telah dipelajari ke dalam situasi nyata, sehingga pemahaman konsep menjadi lebih mendalam,” ungkapnya.

Bertempat di Auditorium Gedung Moh. Natsir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) pada 16 Dzulhijah 1446 H/12 Juni 2025, salah satu dosen Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII, Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc., mempresentasikan hasil risetnya yang berjudul “Dampak Perubahan Iklim pada Anak dan Remaja dengan Disabilitas, dan yang Mengalami Kusta di Indonesia, Studi Kasus Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kota Ternate”.

Ikrom Mustofa dalam paparannya mengungkapkan bahwa anak dan remaja dengan disabilitas memiliki kerentanan ganda dalam menghadapi perubahan iklim. Selain terbatasnya akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, air bersih, dan perlindungan sosial, mereka juga menghadapi hambatan struktural dan stigma sosial yang memperburuk posisi mereka dalam sistem sosial dan pembangunan.

Ia menjelaskan kondisi tersebuti semakin kompleks bagi anak dan remaja yang mengalami kusta. Sebab mereka tidak hanya menghadapi hambatan fisik dan psikososial akibat penyakit, tetapi juga beban stigma dan diskriminasi yang kerap mengisolasi mereka dari komunitasnya, termasuk dalam penanganan risiko iklim. “Kelompok anak dan remaja dengan disabilitas ini masih sering terpinggirkan dalam berbagai proses perencanaan dan pengambilan kebijakan terkait iklim,” ungkapnya.

Lebih lanjut dosen muda tersebut menambahkan bahwa data dan kebijakan yang tersedia belum sepenuhnya mengadopsi pendekatan interseksional yang mempertimbangkan usia, jenis disabilitas, kondisi kesehatan seperti kusta, serta dinamika lokal yang mempengaruhi kapasitas adaptif mereka. “Inklusi anak dan remaja dengan disabilitas dalam agenda iklim bukan hanya soal keadilan sosial, tetapi juga penting untuk memastikan bahwa respons terhadap krisis iklim bersifat menyeluruh, berkelanjutan, dan berbasis hak asasi manusia,” imbuhnya.

Secara resmi acara dibuka oleh Ketua Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII, Dr.Eng. Ir. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng., yang dalam sambutan dan arahannya menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu komitmen perguruan tinggi dalam mendekatkan riset kepada kebutuhan masyarakat, khususnya kelompok marginal. “Melalui riset tersebut, dapat kita lihat bahwa ketidakadilan iklim itu nyata dan harus direspons dengan kebijakan yang inklusif, adaptif, dan berbasis data,” tuturnya.

Sementara itu, Agus Wijayanto, MMID, Direktur Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indonesia, menyampaikan bahwa kolaborasi penelitian tersebut menjadi tonggak penting dalam mendorong pengarusutamaan isu disabilitas dan kusta ke dalam kebijakan perubahan iklim.

“Kami melihat minimnya perhatian terhadap penyandang disabilitas dan orang yang mengalami kusta dalam dokumen-dokumen strategi perubahan iklim nasional maupun daerah. Riset ini merupakan upaya untuk memperkuat basis advokasi berbasis bukti,” ujarnya.

Dalam kegiatan diseminasi tersebut juga menghadirkan narasumber Dewi Wulandari, S.Hut., M.Agr., Ph.D., Direktur Pusat Studi Perubahan Iklim dan Kebencanaan UII, dan Kenichi Satria, Praktisi Muda NLR Indonesia. Selain itu ada penanggap yang terdiri dari Ir. Arif Wibowo, M.Sc., ICLEI Country Manager Indonesia, Nurjannah, SE., Ikatan Keluarga Disabilitas Makugawene Kota Ternate, dan Sr. M. Marcella, PRR, dari Yayasan Sosial Ibu Anfrida, Kabupaten TTU, keduanya merupakan organisasi akar rumput yang selama ini bekerja langsung dengan komunitas disabilitas dan orang yang mengalami kusta.

Dipenghujung acara dilakukan penandatanganan Implementation Agreement antara Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII dan NLR Indonesia, yang bertujuan memperkuat kolaborasi dalam riset terapan, pengembangan kapasitas komunitas, serta advokasi kebijakan berbasis inklusi dan keadilan iklim.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menjalin kerja sama dengan pihak eksternal. Kali ini dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan pada 24 Dzulqo’dah 1446 H/22 Mei 2025 di Ruang Rapat Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Jl. Sugiman, Margosari, Pengasih, Kulon Progo tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan Kawasan Wisata Goa Kiskendo Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2025.

Yang menandatangani naskah tersebut adalah Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Joko Mursito, S.Sn., MA. Dalam prosesi penandatanganan tersebut disaksikan beberapa pejabat dilingkungan Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo dan dosen dilingkungan FTSP UII. Berkenan hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, MT. dan Ketua Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UII, Dr.Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng.

Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. dalam sambutannya menyatakan bahwa FTSP UII akan terus berusaha dan berupaya untuk meningkatkan jejaring dan kerja sama dengan pihak eksternal, yang dalam hal ini dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo. Menurutnya, hal tersebut merupakan kewajiban untuk mendampingi dalam mengembangkan inovasi di sektor pariwisata, dan mendukung pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.

“Dalam program ini kami berupaya untuk melindungi lingkungan dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam, mengurangi dampak negatif pariwisata terhadap masyarakat setempat, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata,” tuturnya.

Sementara itu, Joko Mursito, S.Sn., MA. pada kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa Goa Kiskendo sebagai salah satu obyek yang terdapat di daerah Kulon Progo, seyogyanya dapat dikelola dengan baik, namun sejauh ini terkendala pembangunannya karena faktor alam. Beliau berharap bersama FTSP UII dapat melaksanakan swakelola Goa Kiskendo dengan baik. “Dinas Pariwisata menghendaki untuk lebih mengembangkan wisata di daerah Kulon Progo guna menarik minat wisatawan,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan tentang Surat Perintah Kerja (SPK) Belanja Modal Bangunan Peninggalan Pembangunan Lanjutan Revitalisasi Amphitheatre Kiskendo serta Penyusunan Dokumen Lingkungan (Jasa Konsultasi) Tahun Anggaran 2025 dimana programnya berupa Penyelenggaraan Keistimewaan Yogyakarta Urusan Kebudayaan dengan Kegiatannya meliputi Pengembangan Kearifan Lokal dan Potensi Budaya.

Laboratorium Kualitas Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) terus berkomitmen meningkatkan kualitas layanan dan profesionalisme. Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah dengan melaksanakan kunjungan studi banding ke tiga institusi laboratorium lingkungan terkemuka, yaitu Pusat Sarana Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusarpedal) pada 19 Mei 2025, serta Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB dan PT Intertek Utama Services pada 20 Mei 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari sistem pengelolaan laboratorium lingkungan secara menyeluruh, sekaligus menjajaki peluang kerja sama dalam pelaksanaan pengujian melalui skema subkontrak. Melalui kunjungan ini, Laboratorium Kualitas Lingkungan FTSP UII berharap dapat memperluas wawasan dan memperkuat jejaring kerja sama dengan institusi-institusi laboratorium yang telah berpengalaman.

Selama kunjungan, tim Laboratorium Kualitas Lingkungan FTSP UII mempelajari berbagai aspek operasional laboratorium, antara lain Sistem marketing dan penerimaan pelanggan, Prosedur pengambilan sampel, Proses pengujian laboratorium, Penyeliaan teknis dan validasi hasil uji, Penerbitan laporan hasil uji, mulai dari penulisan, proses verifikasi, hingga distribusi laporan kepada pelanggan.

Kegiatan studi banding ini menghasilkan beberapa capaian penting, di antaranya Terjalinnya komunikasi awal untuk kerja sama subkontrak pengujian parameter tertentu yang belum dapat dilakukan di Laboratorium Kualitas Lingkungan FTSP UII, diperolehnya wawasan penting untuk pengembangan sistem manajemen mutu laboratorium berbasis ISO/IEC 17025, Inspirasi dari praktik terbaik dalam sistem pelayanan pelanggan, pelatihan sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen data laboratorium.

Kunjungan studi banding ini memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kapasitas dan profesionalisme Laboratorium Kualitas Lingkungan FTSP UII. Pembelajaran dari institusi-institusi laboratorium yang telah mapan menjadi landasan strategis dalam pengembangan laboratorium yang andal, kompetitif, dan berdaya saing tinggi di masa mendatang.

FTSP UII berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperkuat kolaborasi demi mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.