Jakarta, 23-26 Januari 2025 – Universitas Islam Indonesia (UII) turut berpartisipasi dalam Indonesia International Education Training & Expo (IIETE) 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC). Dalam ajang ini, UII, termasuk Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), hadir dengan booth luas yang strategis, terletak tepat di pintu masuk Hall B. Dengan warna khas kuning dan biru, booth UII tampil mencolok dan menarik perhatian para pengunjung, terutama siswa SMA/SMK/MA yang ingin mengenal lebih dekat dengan UII.

Sejak hari pertama, antusiasme para pengunjung terlihat sangat tinggi. Banyak siswa yang awalnya datang dengan rasa ingin tahu, kemudian semakin tertarik setelah mendapatkan informasi lengkap mengenai UII, baik secara keseluruhan maupun terkait program studi yang diminati. Tim UII yang bertugas dengan penuh semangat menjelaskan berbagai aspek akademik dan keunggulan kampus, termasuk melalui tur virtual 360 derajat yang memungkinkan pengunjung merasakan suasana kampus secara langsung melalui layar interaktif. Tidak hanya itu, booth UII juga menyajikan berbagai informasi menarik, mulai dari sejarah universitas, beasiswa yang tersedia, hingga fakta unik seperti keberadaan candi Hindu di dalam lingkungan kampus Islam melalui sudut fun fact yang telah di siapkan.

Selain mendapatkan informasi akademik, para pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai keuntungan, seperti kesempatan langsung membuat akun NIU (Nomor Induk UII) untuk proses pendaftaran, hingga pembelian formulir dengan cashback menarik. Kegiatan ini semakin semarak dengan berbagai hiburan dan aktivitas seru di booth UII, seperti permainan Spin Wheel dengan beragam hadiah menarik, serta photobooth sebagai kenang-kenangan bersama teman dan keluarga.

Puncak antusiasme terjadi pada hari keempat, 26 Januari 2025, ketika banyak siswa kembali datang bersama orang tua mereka untuk memperoleh informasi lebih mendalam terkait kualitas akademik, fasilitas, serta prospek masa depan di UII. Momen ini menjadi bukti bahwa UII mampu menarik perhatian dan kepercayaan calon mahasiswa serta orang tua mereka.

Sebagai penutup yang membanggakan, booth UII dianugerahi penghargaan sebagai Best Booth Design dalam IIETE 2025. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa kehadiran UII di ajang ini tidak hanya memberikan informasi berkualitas kepada pengunjung, tetapi juga mencerminkan komitmen universitas dalam menghadirkan pengalaman terbaik bagi calon mahasiswa. Dengan pencapaian ini, UII semakin yakin untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan The 8th Civil Engineering Research Forum (CE ReForm) dengan tema “Transformasi Digital untuk Mewujudkan Infrastruktur Berkelanjutan yang Tangguh Bencana”, dengan cakupan sub-topik struktur, kebencanaan, transportasi, manajemen konstruksi, geoteknik, sumber daya air.

Acara yang digelar pada 23 Rajab 1446 H/23 Januari 2025 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII tersebut menghadirkan key note speaker Prof. Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A. IAI., guru besar Jurusan Arsitektur FTSP UII, Dr.Eng. Adityawan Sigit, S.T., M.T., dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP UII, dan Ryan Susanto, S.T., M.Eng., CEO Progresi.

Prof. Dr-Ing. Ir. Ilya Fadjar Maharika, M.A. IAI., dalam materinya “Konstruksi Digital di Era Antroposen Tantangan dalam Riset dan Adopsi Teknologi” memaparkan bahwa tahapan adopsi diawali oleh kesiapan individu untuk memasuki perubahan organisasi. Kesiapan harus meliputi kesiapan individu dan organisasi. Dimensi kesiapan meliputi sumberdaya manusia dan ginansial, budaya kerja, strategi, teknologi, Hasrat untuk inovasi, pengetahuan dan manajemennya, serta kerja sama dan jejaring.

Beliau juga menegaskan bahwa karakter organisasi yang siap yaitu Perusahaan mampu mendefinisikan problem dan prioritasnya, menyediakan infrastruktur dan dukungan terhadap inisiatif baru dan dinamika kerja, menggunakan data dan informasi dalam pengambilan keputusan, mengelola dan mengimplementasikan target atau indikator kinerja dalam sistem yang yang formal, merekrut sumber daya manusia yang terlatih, mengelola proses perubahan secara efektif termasuk praktik dan perilaku anggota.

Menurutnya, konstruksi digital sebagai bidang yang sedang berkembang menawarkan banyak opsi baik dalam pendidikan, riset, dan inovasi. “Tantangan terbesar adalah membangun peta jalan adopsi untuk konteks tertentu, pendidikan, organisasi bisnis konstruksi, manajemen bangunan dan lingkungan, dan menemukan koneksi yang tepat untuk itu,” paparnya.

Selanjutnya, Ryan Susanto, S.T., M.Eng., dengan tema “Manajemen Konstruksi dalam Transformasi Digital Kewirausahan Bidang Konstruksi” menyampaikan bahwa menjadi seorang entrepreneur di bidang konstruksi yang dibutuhkan seorang engineer adalah pengalaman kerja, kemampuan teknis yang mumpuni minimal 10 tahun, tim yang baik dan loyal, koneksi yang luas dalam pekerjaan, kemampuan pengelolaan keuangan. Selain itu juga adanya permodalan yang cukup, visioner terhadap tujuan kontraktor kedepan serta kemampuan dalam penguasaan perpajakan. “Kemampuan dalam pemahaman hukum dan kontrak konstruksi jga sangat dibutuhkan,” ujarnya.

Sementara itu, Dr.Eng. Adityawan Sigit, S.T., M.T., dalam materinya yang berjudul “Analisis Terpadu terhadap Ancaman Bahaya Banjir, Keterpaparan dan Faktor Sosial Ekonomi untuk Pengurangan Risiko Bencana yang Efektif di Indonesia” mengungkapkan bahwa manajemen risiko banjir di Indonesia, khususnya di Jawa, membutuhkan pendekatan multifaset yang mengintegrasikan data geografis, sosio-ekonomi, dan tata guna lahan. Penelitian tersebut menekankan pentingnya memahami karakteristik lokal seperti distribusi populasi, tingkat pendapatan, Tingkat pendidikan, dan pola penggunaan lahan untuk memitigasi risiko banjir secara efektif dan menyesuaikan strategi mitigasi untuk area tertentu. Temuan-temuan tersebut menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan kerentanan sosial, dampak ekonomi, dan tingkat pendidikan dalam menilai paparan risiko banjir. Sistem klasifikasi dan peta risiko yang diusulkan menyoroti perlunya kebijakan pencegahan dan mitigasi bencana yang ditargetkan, yang menggabungkan intervensi struktural dan inisiatif yang berfokus pada masyarakat.

Ia juga menganjurkan pendekatan terpadu terhadap manajemen risiko banjir, dengan merekomendasikan kombinasi yang lebih baik antara langkah-langkah struktural dengan strategi berbasis masyarakat. Pendekatan tersebut mengakui adanya kesenjangan sosial ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan dan mengusulkan strategi yang disesuaikan. “Untuk mengatasi tantangan kompleks risiko banjir di Indonesia, diperlukan pemahaman yang komprehensif mengenai faktor lingkungan dan sosial ekonomi, yang dapat memandu para pembuat kebijakan dan perencana untuk menyusun strategi mitigasi yang tepat, adil, dan efektif,” pungkasnya.

Acara yang diikuti oleh dosen, mahasiswa, praktisi serta peneliti tersebut secara resmi dibuka oleh Ketua Jurusan Teknik Sipil, Miftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D.

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. dan Ketua Program Studi (Prodi) Profesi Arsitek, Dr. Ar. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., IPM., IAI., menghadiri Peresmian Perumahan Layak Huni (Mahananni), kolaborasi Prodi Profesi Arsitek, Jurusan Arsitektur FTSP UII, Pemerintah Kota Yogyakarta, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta, Prodi Profesi Arsitek dan masyarakan Terban, Gondokusuman.

Acara yang dipusatkan di Kawasan RT. 02 RW. 01, Kelurahan Terban, Kemantren Gondokusuman pada Rabu, 15 Rajab 1446 H/15 Januari 2025 diresmikan oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Ir. Sugeng Purwanto, M.M.A. ditandai dengan penandatanganan prasasti serta penyerahan secara simbolis kunci rumah kepada perwakilan warga.

Dalam sambutannya beliau mengungkapkan bahwa hasil penataan kawasan kumuh di Terban sangat luar biasa. Dari konstruksi, bangunan dan juga peran aktif dari masyarakat sangat membanggakan. “Tidak hanya tertata dan memberikan kenyamanan aspek lingkungan tapi juga keamanan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPKP Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, ST., MT. menjelaskan penataan permukiman kumuh di kawasan Terban adalah pilot project dengan konsep Mahananni. Menurutnya, kata mahananni dalam bahasa Jawa akan menjadi sebab selanjutnya. Diharapkan setelah ditata akan menjadi kampung yang lebih baik atau kampung madani.  Penataan kawasan kumuh di Terban seluas sekitar 2 hektare dan ada sekitar 22 kepala keluarga. “Selain permukiman, juga membangun talud dan saluran sanitasi,” ujarnya.

Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. menyatakan bahwa kolaborasi tersebut merupakan salah satu dari beberapa kolaborasi dengan instansi pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, Prodi Profesi Arsitek yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, dalam kolaborasi tersebut berperan aktif dalam penataan kawasan Terban untuk mewujudkan hunian yang nyaman dan aman. “Kegiatan ini merupakan contoh kolaborasi nyata perguruan tinggi dengan masyarakat yang perlu selalu dikembangkan di masa yang akan dating,” tuturnya.

Selanjutnya, Dr. Ar. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., IPM., IAI., menyampaikan bahwa Prodi Profesi Arsitek FTSP UII telah menerbitkan buku yang telah ber – ISBN, yaitu buku dengan judul “Vertikalitas Arsitektur Tradisional Jawa Pada Kawasan Bantaran Sungai” dan “Arsitektur Rumah Sehat Bantaran Sungai”. “Prodi Profesi Arsitek FTSP UII mendampingi masyarakat menghimpun permasalahan permukinan dan kebutuhan perumahan, serta menemani diskusi merancang bangunan rumah dan lingkungannya untuk mendapatkan alternatif desain yang adekuat, bertanggung jawab dan lestari,“ pungkasnya.