Rapat Pleno FTSP UII

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia menggelar rapat pleno karyawan yang berlangsung pada hari Jumat, 2 Mei 2025 bertepatan dengan 5 Zulkaidah 1446 H di ruang Auditorium FTSP Gedung KH. 14.5 Yogyakarta. Agenda utama rapat kali ini adalah peluncuran resmi Program IKP (Ikatan Keluarga Pegawai) serta kegiatan penjaringan aspirasi dari seluruh karyawan non-dosen.

Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP, Dr. Ir. Kasam, M.T., yang menyampaikan pentingnya kebersamaan dan komunikasi yang sehat antarpegawai sebagai pondasi dalam mendukung kemajuan institusi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Program IKP dirancang untuk mempererat silaturahmi, meningkatkan kesejahteraan, dan mendorong partisipasi aktif seluruh pegawai dalam kegiatan non-formal fakultas.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI. mengingatkan kembali pentingnya transformasi baik berbasis rasionalitas maupun membangun emosi baru agar ada lekatan dengan UII. Tranformasi ini diharapkan mendorong pengembangan FTSP dan UII secara umum. Selain itu, kemampuan kolaborasi dan multitasking menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh institusi” pungkasnya.

Sosialisasi program IKP disampaikan oleh Anang Susilo, A.Md. selaku Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial IKP. Dalam paparannya, Anang menyampaikan berbagai program usaha yang ditawarkan oleh IKP, di antaranya ada marchandise, mini market, food and bakery, vending machine, fotokopi, hingga sarana relaksasi berupa kursi pijat. Di samping pengembangan usaha IKP juga berkomitmen membangun solidaritas antaranggota dengan berbagai kegiatan sosial, keagamaan, olahraga, dan seni.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan sesi penjaringan aspirasi, di mana setiap karyawan diberi kesempatan menyampaikan usul, kritik, dan harapan terkait lingkungan kerja, pengembangan kompetensi, serta kesejahteraan. Sesi ini berlangsung secara interaktif dimoderatori oleh Bapak Tasyono. Acara yang berlangsung hingga menjelang siang ini mendapat tanggapan positif dari para peserta.

Rapat Pleno FTSP UII

Koordinator kegiatan pleno, Bapak Agus Adi Prananto, S.P., menyampaikan bahwa aspirasi yang terkumpul akan dirangkum dan dibahas lebih lanjut bersama pimpinan fakultas untuk ditindaklanjuti.

Dengan adanya sosialisasi program IKP dan forum terbuka seperti ini, FTSP berkomitmen menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, sehat, dan saling mendukung dalam semangat kekeluargaan.

Dalam rangka Aksi Hijau: Tanam Pohon untuk Bumi Lestari, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., melakukan penanaman pohon kepel bersama dengan Rektor UII, Fathul Wahid, dan Sekretaris Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Siti Anisah, S.H., M.Hum. Berkenan hadir Wakil Rektor, pimpinan fakultas, jurusan, dan prodi di lingkungan UII.

Kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan Milad 82 tahun UII tersebut dilaksanakan pada 23 Syawal 1446 H/22 April 2025 di taman tengah area barat Gedung GBPH Prabuningrat Rektorat UII kampus terpadu.

Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa yang ditanam adalah pohon kepel karena pohon tersebut memiliki nilai historis dan filosofis. Secara historis, pohon kepel merupakan pohon bersejarah yang menjadi ciri khas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena konon buahnya dulu sangat disukai para putri raja, yang kemudian ditetapkan sebagai pohon khas DIY.

Sementara secara filosofis pohon kepel yang tegak lurus dan buahnya memenuhi pohon sangat mudah dipetik oleh siapa pun. Hal ini menggambarkan bahwa UII tegak lurus dan bermanfaat bagi banyak orang atau siapa pun. “Pohon kepel merupakan tanaman langka asli nusantara yang sarat akan makna filosofis, ekologis dan budaya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pemilihan pohon kepel juga tidak hanya berdasarkan nilai konservasi, tetapi juga karena makna simbolik yang dikandungnya. Secara etimologis, kata kepel berkaitan dengan istilah Arab kafala yang bermakna mencukupi, merepresentasikan prinsip tanggung jawab dan keberkahan. Sedangkan dalam budaya Jawa, kepel dikenal sebagai simbol kesucian, keanggunan dan harmoni, yang dahulu hanya ditanam di lingkungan keraton dan dikonsumsi oleh putri bangsawan sebagai bagian dari tradisi kecantikan dan spiritualitas.

“Selain manfaat ekologisnya seperti menyerap karbon dan meneduhkan lingkungan, kepel juga menjadi simbol rasa syukur atas karunia Allah dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa penanaman pohon kepel bukan hanya simbol kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap kekayaan flora lokal Indonesia dan nilai-nilai spiritual yang menyertainya. Menurutnya, kegiatan ini diharapkan menjadi pengingat bahwa menjaga bumi bukan hanya tugas satu hari, melainkan komitmen berkelanjutan dari seluruh elemen masyarakat. “Dengan aksi sederhana menanam pohon ini, UII terus menanam harapan untuk masa depan bumi yang lebih lestari dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Program Studi Profesi Arsitek, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) kembali melantik 30 lulusan angkatan ke 15 tahun akademik 2024/2025 pada 20 Syawal 1446 H/19 April 2025 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII. Prosesi pelantikan ditandai dengan pengucapan Sumpah Keprofesian Arsitek (SKA) dihadapan Majelis Sumpah Keprofesian Arsitek, yang nantinya menjadi tonggak awal bagi para lulusan untuk meniti karier di dunia praktik arsitektur.

Ketua Program Studi Profesi Arsitek UII, Dr. Ar. Yulianto Purwono Prihatmaji, ST., MT., IPM., IAI, melaporkan bahwa dari total lulusan, sebanyak 27 mahasiswa meraih predikat cumlaude. Capaian tersebut mencerminkan kualitas akademik dan sistem pendidikan yang diterapkan di UII, khususnya dalam program profesi arsitek. Beberapa nama yang menonjol dengan nilai akademik tertinggi antara lain Nisrina Nur Baiti dengan IPK 3,98, disusul Nabiela Salma Fasya meraih IPK 3,97. Selain itu, Harvi Dievana Silmi Nabila Azmy, Shofa Setiyani, Fida ‘Azmi Oceany, dan Fadia Ailsa Khilda juga berhasil mencatatkan IPK 3,96.

Yulianto Purwono Prihatmaji juga menyampaikan bahwa selama menjalani pendidikan profesi selama satu tahun, para mahasiswa dibekali pengalaman praktik melalui proyek-proyek arsitektur multidisiplin bersama para ahli, advokasi desain berbasis komunitas, hingga kegiatan studio di biro arsitek yang tergabung dalam Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) dan Yogyakarta Young Architect Forum (YYAF).

Para lulusan juga menghasilkan karya ilmiah dan intelektual, seperti buku ber-ISBN Perancangan Partisipatif Arsitektur Pesantren, serta dua karya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berjudul Permukiman Wedikengser Bantaran Sungai Winongo dan PETA BUMI: Penataan Tanah Indung Bumijo. Selain itu, mahasiswa juga berpartisipasi dalam proyek kerja sama dengan Bappeda Yogyakarta berupa desain Booth Ruang Laktasi dalam mata kuliah Arsitek Ulil Albab. “Program ini dirancang untuk menanamkan nilai kepemimpinan, kepekaan sosial, dan kemampuan kerja lintas disiplin kepada para calon arsitek. UII juga menjalin kemitraan erat dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dalam membekali lulusan dengan nilai etika dan tanggung jawab sosial profesi,” ungkapnya.

“Kami menyerahkan para lulusan kepada IAI untuk selanjutnya didampingi dalam karir keprofesian mereka. Semoga mereka senantiasa membawa semangat berkarya, beretika, dan mengabdi bagi kemajuan arsitektur Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si dalam sambutannya berpesan kepada arsitek baru UII untuk selalu mengasah literasi teknologi dan budaya agar sebagai seorang arsitek tidak ketinggalan perkembangan. Selain itu, arsitek perlu untuk terus menumbuhkan karakter positif saat nantinya mengadikan diri dengan bekerja keras, dapat diandalkan, menghargai perbedaan, dan mampu melayani dengan profesional.

“Jadilah arsitek yang selalu melakukan inovasi, mampu berkontribusi bagi masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan, keseimbangan ekosistem, dan membangun perkembangan dengan keselarasan lingkungan,” tegasnya.

Selanjutnya, Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI., AA berpesan juga dalam sambutannya bahwa era disrupsi dan digitalisasi khususnya kecerdasan buatan saat ini tidak terelakkan untuk semua profesi termasuk arsitek. Menurutnya, arsitek harus mengikutsertakan kecerdasan buatan dalam praktik kearsitekan tanpa melanggar etika.

“Jangan berhenti untuk memahami etika karena dengan etika yang baik akan bisa memanfaatkan kecerdasan buatan untuk tujuan yang baik bukan untuk mengelabuhi,” ujarnya.

Dewi Larasati, S.T., M.T., Ph.D., selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi Perguruan Arsitektur Indonesia (APTARI) berpesan menjadi arsitek profesional saat ini bukan hanya keterampilan menggambar atau kemampuan teknis kontruksi. Arsitek dituntut menjadi agen perubahan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat, merespons konteks lokal, dan tetap berpijak pada etika profesi ditengah tantangan krisis iklim global, ketimpangan sosial, dan tantangan urbanisme yang kompleks.

Menjadi arsitek bukan hanya sebagai karier, melainkan amanah peradaban. Arsitek tidak hanya merancang bangunan tetapi juga mewujudkan nilai menghadirkan ruang hidup yang adil, dan merawat bumi sebagai rumah bersama.

“Lulusan profesi arsitektur tidak cukup dibekali dengan keterampilan individual, tetapi juga tumbuh dalam ekosistem pembelajaran lintas disiplin, berpijak pada kolaborasi, dan peka terhadap dinamika sosial budaya,” ungkapnya

Secara resmi acara di buka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. Berkenan hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Bagian Umum LLDIKTI V, Tego Sudarto, S.E., M. M., Ketua IAI DIY, Ar. Barito Buldan Rayagandarito, S.T., M.A., IAI., GP., Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan sambutan secara daring, orang tua mahasiswa, dan tamu undangan.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Pesantren Ramadan 1446 H dengan mengusung tema “Keluarga Tangguh” pada 21 Ramadan 1446 H/21 Maret 2025 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII. Secara resmi acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FTSP UII, Dr. Ir. Kasam, MT.

Pada kesempatan tersebut menghadirkan narasumber Ir. Dwi Puguh Pranowo, Owner Kandang Ingkung Resto dan Kopi Yogyakarta dan Dr. Nur Kholis, S.Ag., S.E.I., M.Sh.Ec., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII.

Ir. Dwi Puguh Pranowo dalam materinya mengungkapkan bahwa keluarga tangguh Islami adalah keluarga yang memiliki kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam. Menurutnya, karakteristik keluarga tangguh dengan berlandaskan pada nilai-nilai Islam diantaranya adalah setiap anggota keluarga berkomunikasi dengan efektif dan terbuka, memiliki hubungan yang kuat dan harmonis, menghadapi dan mengatasi kesulitan atau konflik dengan cara yang sehat dan konstruktif, serta dapat beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang ada.

“Dengan memiliki karakteristik dan nilai-nilai Islam tersebut, keluarga tangguh Islami dapat menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang sehat dan konstruktif,” ungkapnya.

Sementara itu, Dr. Nur Kholis, S.Ag., S.E.I., M.Sh.Ec., dengan materinnya yang berjudul “Prinsip-Prinsip Islam dalam Mengelola Ekonomi Keluarga” menyatakan bahwa Islamic Financial Planning adalah proses komprehensif mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan yang baik dengan berpandukan pada nilai-nilai ajaran islam.

Beliau juga menjelaskan bahwa pengelolaan ekonomi keluarga secara Islam semakin penting karena menyadari untuk hidup secara Islami dalam berbagai aspek semakin meningkat, ketidkpastian masa depan, risiko-risiko yang mungkin timbul, perubahan demografi, setiap individu bertanggung jawab terhadap kualitas hidup dan juga hari tuanya, perilaku konsumtif semakin tinggi dan daya beli menurun dan inflasi terjadi.

“Memanajemen keuangan bukan berarti membuat anda menjadi pelit dan tidak bisa bersedekah. Jangan mengatur keuangan menjadi alasan untuk tidak berbagi pada orang lain, justru karena berbagi kepada orang lain direncanakan dengan baik, maka akan lebih royal berbuat baik,” pungkasnya.

Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 190 peserta yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, satuan pengamanan dan cleaning service dilingkungan FTSP UII tersebut di akhiri dengan buka bersama.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan pengajian menyongsong bulan ramadan 1446 H. Kegiatan Oasis Hikmah Ramadan dengan tema “Menghidupkan Ilmu” yang dihadiri oleh dosen dan tenaga kependidikan dilingkungan FTSP UII, tersebut digelar pada Kamis, 27 Februari 2025 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII dengan mengadirkan narasumber Saiful Aziz, S.H., M.H., dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII.

 

Secara resmi acara dibuka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI. Dalam arahannya beliau menekankan pentingnya menuntut ilmu, bahkan di tengah kesibukan dunia kerja. Kajian kali ini diambil dari kitab Ihya Ulumuddin tentang menghidupkan ilmu-ilmu agama yang dapat tergambar kondisi lesunya kehidupan beragama saat itu, sehingga Imam al-Ghazali melakukan upaya untuk kembali menghidupkannya. Beliau juga mengajak untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan agar dapat berkontribusi lebih baik dalam profesi masing-masing. “Kita semua dapat mencontoh tokoh-tokoh atau ulama-ulama terdahulu, terutama ilmunya yang dapat diterapkan dalam kehidupan saat ini,,” tuturnya.

Sementara itu, ustaz Saiful Aziz, S.H., M.H. dalam paparannya menyampaikan bahwa memahami ilmu sebelum melakukan suatu pekerjaan. Menurutnya, niat yang baik sangat berpengaruh dalam menjalankan berbagai amal, terutama dalam menyambut bulan ramadan yang penuh berkah ini. Beliau juga membahas terkait Kitab Ihya Ulumuddin yang merupakan karya fenomenal terbesar dan terpopuler Imam al-Ghazali. Ia menjelaskan bahwa kitab tersebut menjadi referensi dan sumber inspirasi para ahli dan pemikir, sekaligus menjadi pujian dari orang-orang yang mengaguminya atau bahkan yang berseberangan dengannya.

“Pokok pikiran yang dituangkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab tersebut adalah menjelaskan masalah ilmu yang menjadi media penghubung antara kehidupan dunia dengan akhirat, karena sebenarnya dunia adalah ladang akhirat,” ujarnya.