Gunung api Merapi yang berada di Yogyakarta adalah gunung api yang paling aktif di dunia yang di tandai dengan pertumbuhan kubah lava yang cepat. BPBD Kabupaten Sleman bekerjasama dengan Unicef dan RedR Indonesia telah merevisi Rencana Kontijensi Merapi dengan mengacu pada era industri 4.0 dan mengacu pada kondisi pandemic Covid 19.

Demikian disampaikan Sri Aminatun., ST., MT (Dosen Teknik Sipil) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kemarin Jum’at (29 Januari) dihubungi reporter melalui hanphone genggamnya.

Sri Aminatun dengan Reporter menjelaskan, bahwa sesuai pada rencana kontijensi yang telah di susun bahwa Skenario kedepan erupsi gunungapi Merapi kubah lava muncul di pusat kawah atau cenderung ke tenggara sampai di ujung kubah 2010. Kubah lava dapat terbangun dengan volume maksimal 10 juta m3. Maksimal 50 % dari volume keseluruhan atau 5 juta m3 runtuh menjadi awanpanas. Skenario ini mengacu kepada sebagian besar kronologi erupsi gunungapi Merapi seperti yang terakhir yaitu erupsi 1992, 1994, 1995, 1996, dan 2001. Skenario kedepan dapat berupa kubah lava muncul di pusat kawah cenderung ke barat – barat laut, sampai di bagian tengah kubah 2010. Kubah lava dapat terbangun dengan volume maksimal 10 juta m3.

Bu Sri (nama panggilan akrabnya) menambahkan, bahwa pertumbuhan kubah yang cukup besar mengakibatkan ketidakstabilan/ runtuhnya dinding kawah sektor Barat dan sektor Selatan dekat dengan bukaan kawah. Ketika kubah lava tidak stabil maka sebagiannya akan runtuh ke arah bukaan kawah saat ini dan juga ke arah bukaan akibat runtuhnya dinding kawah tersebut. Erupsi semacam ini mendominasi perilaku erupsi gunungapi Merapi selama ini, sebagai contoh erupsi 1998 dan 2006.

Sejak memasuki masa erupsi efusif pada tanggal 4 Januari 2021 lalu, hingga saat ini aktivitas Gunung Merapi terhitung masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya awanpanas guguran sejak tanggal 7 Januari 2021.

Bahkan pada Rabu (27/1) ungkapnya, kejadian awanpanas guguran mencapai 52 kali. Jarak luncur awanpanas diperkirakan sejauh 3 Km dari puncak Merapi ke arah hulu Kali Boyong dan Krasak. Untuk memastikan jarak luncur awanpanas tersebut, BPPTKG menerbangkan drone untuk mengambil foto udara di alur Kali Boyong. Dan hasil foto udara menunjukkan jarak luncur awan panas pada 27 Januari 2021 mencapai 3,5 Km untuk jarak miring atau 3,2 Km jika dihitung jarak horizontal. Jarak luncur awan panas guguran masih dalam rekomendasi jarak bahaya yang telah ditetapkan, yaitu pada jarak maksimum 5 Km dari puncak Gunung Merapi.

Dosen Tekniki Sipil ahli kebencanaan ini memberikan gambaran, awan panas masih berpotensi terjadi di Gunung Merapi. Daerah yang berpotensi bahaya awan panas guguran dan guguran lava adalah alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 Km. Erupsi eksplosif juga masih mungkin terjadi di Gunung Merapi. Potensi bahaya erupsi eksplosif ini berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 Km dari puncak.

Beliau katakan, masyarakat di himbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya tersebut mengingat awan panas guguran dan lahar hujan dapat terjadi sewaktu-waktu.
BPPTKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera kami tinjau Kembali.
Potensi bahaya Merapi saat ini berupa Guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 Km, dan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dlm radius 3 Km dari puncak.

Diujung wawancaranya pun diceritakan bahwa, pada pelaksanaan evakuasi erupsi 27 Januari 2021 sudah mengacu pada kondis pandemic covid 19, dengan melakukan penyekatan tempat evakuasi per keluarga, sehingga dapat menghindari kerumunan warga yang di evakuasi, wajib pakai masker dan di sediakan hand sanitasier. Dalam rangka menjaga jarak dan menghindari kerumunan maka tempat evakuasi membutuhkan tempat yang lebih banyak dari perkiraan rencana, sehingga beberapa sekolahan dipakai untuk tempat evakuasi sementara. Tutupnya. (h).

Kamis (21 Januari) disela-sela pelaksanaan ujian akhir semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 yang belum redanya pandemi COVID-19, Fakultas Teknik Sipil dan Perencaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta digandeng RUCIKA menggelar kuliah tamu bagi mahasiswa semua Program Studi yang ada secara virtual. Untuk yang kali pertama kegiatan kuliah semacam ini diselenggarakan di awal tahun 2021 masa pandemi.

Dalam sambutannya Dekan FTSP UII (Miftahul Fauziah, Ph.D) menuturkan, kuliah tamu ini pertama kali diselenggarakan selama pandemi COVID-19, yang merupakan kegiatan akademik terselenggara atas kerjasama dengan RUCIKA. Kerjasama semacam ini sudah dilakukan bersama secara rutin setiap tahunnya. Hanya saja yang biasa dilaksanakan secara luring, saat ini dilakukan secara daring.

Miftahul Fauziah menambahkan, walaupun dalam keadaan masih belum kondusif, namun kita bisa bersama bertemu walaupun melalui daring. Semoga dengan adanya pandemi COVID-19 tidak mengurangi iktikat kita untuk belajar, untuk itu disampaikan terima kasihnya kepada RUCIKA. Semoga kuliah tamu yang mengangkat tema “Perkembangan Teknologi Plambing di Indonesia” bermanfaat bagi kita. Ungkap Miftahul Fauziah.

Sebagai narasumber Kuliah tamu Muhajir Direktur RUCIKA diawal kuliahnya mengatakan, Plambing adalah suatu system yang digunakan untuk menyalurkan air yang berhubungan dengan pipa dengan peralatannya yang mencakup air hujan, air limbah, dan air minum yang dihubungkan dengan system lain yang dibenarkan.

Muhajir mengutip sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 dan 4 bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasahi oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Air dalam plambing ungkap Muhajir, terdiri air bersih yaitu air yang layak untuk dikonsumsi (minum dan memasak), utuk mandi untuk mencuci, air hujan, air buangan yaitu air sisa dari mandi mencuci tangan mencuci pakaian mencuci piring dan kendaraan, dan air kotor (Black water) air yang berasal dari toilet.

Hubungannya dengan notasi kata Muhajir, bahwa kekuatan menahan tekanan air menjadi standar utama untuk menentukan ukuran pipa. Presure Number adalah notasi atau istilah yang biasa digunakan (biasanya dalam satuan bar). Nah dalam standar SNI ada beberapa notasi atau istilah yang sering digunakan yang berhubungan dengan kekuatan pipa.

Ia sampaikan pula bahwa standar ulir pipa yang biasa digunakan adalah pipa yang ber-ISO 7/1. ISO ini ulir yang dapat mengunci sendiri, karena ulir luar berbentuk taper atau kerucut dan ulir dalam berbentuk paralel atau lurus, dengan adanya perbedaan bentuk ulir tersebut, ulir tidak akan masuk penuh dan akan mengunci pada titik tertentu, hal tersebut untuk menjamin tidak terjadi kebocoran.

Terdapat yang lebih penting lagi standar penimbunan ungkap Muhajir, yaitu harus sesuai dengan SNI 7511:2011 mempunyai syarat-syarat kedalaman galian untuk membuangan pipa PVC paling tidak 30 cm untuk pipa yang tertanam di bawah permukaan tanah biasa misalnya di perkebunan, lapangan, pekarangan rumah atau bangunan. Sementara kedalaman 45 cm ungkap Muhajir, untuk pipa yang tertanam di sisi jalan dan di bawah permukaan jalan kecil. Untuk pipa yang tertanam di tertanam di bawah permukaan jalan besar dengan perkerasan maka kedalamnnya 60 cm. Dan pipa yang tertanam di bawah permukaan jalan besar tanpa perkerasan dengan kedalaman 75 cm.

Diakhir kuliahnya Muhajir menegaskan bahwa, standar pengujian berdasarkan SNI 8153:2015 system plambing pada bangunan gedung pengujian hidrostatik untuk pipa instalasi air bersih sekurang-kurangnya harus menggunakan 2 (dua) kali tekanan kerja maximum dengan jangka waktu 30 menit tanpa ada kebocoran atau penurunan tekanan uji. Tutup Muhajir.

Salah seorang mahasiswi penerima beasiswa program beasiswa santri unggulan Universitas Islam Indonesia (UII) dari Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Shofi Latifah Nuha Anfaresi (17513166), yang pernah mendapatkan kesempatan mempresentasikan (Banksand Water Filter) di Stockholm World Water Week yang merupakan Festival air terbesar di dunia yang dilaksanakan akhir tahun 2018 yang lalu, Rabu (20 Januari 2021) ditemui reporter melalui WhatsApp mengatakan, rasa puji dan syukurnya kepada Allah SWT memberikan dirinya beserta teman-teman seprofesinya kemudahan, keberanian dan ketangguhan untuk terus berkiprah di ajang nasional dan internasional walau dengan guncangan ujian pandemi COVID-19.

Dengan reporter ia mengungkapkan, Kiprah start-up saya bernama AiKite berlandaskan pada aspek sosial dan lingkungan hidup. Di lingkungannya sendiri (Bangka Belitung) permasalahan kemiskinan masih merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Untuk memperoleh hal yang paling mendasar saja, yaitu air yang bersih dan sehat, masyarakat di beberapa tempat di pedesaan masih belum mampu. Ketika melihat masyarakat menggunakan air terkontaminasi besi, minyak ataupun logam tambang, saya pun merasa iba. Selain itu, daerah yang dikenal sebagai produsen timah terbesar kedua setelah China.

Dirinya mengaku, hal itu lah yang kemudian mendorong untuk membuat sebuah karya, yaitu BankSand, media filter air yang saya buat untuk mengurangi kontaminan di dalam air bekas tambang. Yang akhirnya BankSand tersebut saya bawa ke Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 2017 saat itu.

Akhirnya saya mendapat tawaran menjadi pemain film dokumenter ungkapnya, yang berjudul Inventing Tomorrow yang menelisik latar belakang riset saya dan masalah lingkungan di Bangka. Alhamdulillah, film ini telah ditayangkan di beberapa bioskop dan stasiun tv nasional di Amerika dan Eropa, beberapa kota besar yang turut menayangkan yaitu Los Angeles, CA dan di kota Paris, Prancis. Untuk mengembangkan produk ini, pada tahun 2018, saya membangun start-up bekerjasama dengan NGO di Belgia dan Switzerland dengan bantuan beasiswa Pemerintah Switzerland. Di tahun 2019, saya pun melakukan project bersama masyarakat dan terus mengedepankan kerjasama lokal dan antar negara di Asia dan Eropa.

Melalui WhatsApp hand phone genggamnya dengan hati gembira Nuha (nama panggilannya) menceriterakan bahwa, di tahun 2020 Alhamdulillah kami banyak memperoleh penghargaan baik di nasional dan internasional. Kami pun memperoleh dana dari program Kementerian Pemuda dan Olahraga pada kompetisi nasional di bidang Kewirausahaan. Selain itu ungkap Nuha, AiKite memperoleh beasiswa sebesar €2300 dari GIN Austria untuk mengikuti inkubasi start-up dengan IECT Germany dan University of Cambridge UK.

Ini merupakan pengalaman pertama saya pak ungkapnya. berkompetisi langsung dengan beberapa start-up universitas terbaik di dunia, salah satunya University of Oxford, dan waktu itu, start-up dari Indonesia, hanya satu yaitu AiKite. Pada ajang internasional Ev-Box di Amsterdam kami pun menjadi salah satu start-up dengan polling terbanyak setelah melakukan pitching. Untuk saat ini, kami sedang melakukan inkubasi selama 5 bulan dan mengikuti kompetisi internasional bersama Singapore International Foundation dan salah satu perusahaan ternama di Singapura.

Apakah di start-up anda melibatkan banyak temen?
Dengan khas gambar senyumnya ia mengatakan, bahwa di start-up saya melibatkan banyak peran tim sesama mahasiswa. Tidak hanya dari jurusan teknik lingkungan saja, namun ada jurusan lainnya seperti kimia, informatika, psikologi hingga ilmu komunikasi.

Boleh disebutkan?
Beberapa mahasiswa yang turut terlibat dalam lomba dan berhasil yaitu M. Sayyid (T. Informatika), Zakiyah (T. Sipil), dan teman-teman dari Tek. Lingkungan yang berhasil mendapatkan predikat Mahasiswa Berprestasi Teknik Lingkungan versi HMTL tahun ajaran 2019/2020 yaitu, Almira Clarissa, Rifa Nur A, F Anisa Noor A, Muhammad Panji, Ajwad el-Amin, Nurul Muzayannah, Naufal Amanu, Chusnia Warda, Dwi Septari, Lesi Trian E.

Bagaimana anda mengelola waktu sehingga keduanya dapat diraih dengan baik dan lancar?
Tentunya, tidak hanya perolehan penghargaan yang kami dapatkan selama satu semester ini. Pembelajaran, wawasan baru, sikap pantang menyerah dan sabar, konflik diluar dan di dalam tim turut menghiasi carut marut perkembangan start-up. Mengelola waktu dengan baik tentu merupakan tantangan tersendiri bagi kami yang memiliki jadwal beragam. Proses, ujian dan pelajaran memang harus dilewati untuk memperoleh kesuksesan. Hal yang paling penting dalam proses yaitu selalu melibatkan Allah SWT, melaksanakan ibadah dan bersikap sabar. Success takes time and there’s no instant success. Be patient and keep working hard, and you’re going to see the result!

Apa yang akan anda sampaikan atas kesuksesan yang anda raih?
Saya bersyukur kepada Allah dan juga atas doa para pendahulu dan orangtua saya. Saya pun mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya karena UII telah memberikan lingkungan yang kondusif bagi saya untuk belajar dan berkarya, salah satunya melalui program beasiswa santri unggulan UII. Kiprah ustadz dan ustadzah yang luar biasa tentu merupakan dukungan yang besar bagi saya dan teman-teman santriwan/wati di pondok pesantren.

Nuha melanjutkan, terlebih kepada al-Ustadz Dr. Drs. H. Asmuni Mth selaku direktur PP UII, al-Ustadz Suyanto, M.Pd. M. Si selaku pengasuh PP Putra, al-Ustadz Fuat Hasanudin Lc., MA selaku pengasuh PP Putri, serta seluruh ustadz/ah yang telah mengajarkan kami di pondok.

Tidak hanya itu, Nuha menambahkan, pengajaran dan pemahaman yang diberikan oleh dosen-dosen di TL UII tentu sangat berharga bagi saya dan tim. Terlebih saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D selaku kaprodi dan pembimbing riset, Bapak Dr. Eng. Awaluddin Nurmiyanto, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Dr. Joni Aldilla Fajri, S.T., M. Eng dan Ibu Lutfia Isna A, S.Si., M.Sc, selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.

Kamipun tentu mengharapkan dukungan dan doa dari pihak manapun sehingga karya kami dapat terus berkembang dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, tidak hanya di Bangka, namun untuk masyarakat Indonesia, Asia, hingga belahan dunia yang lain. Tutup Nuha.(h).

Tracer Study (Studi Pelacakan) merupakan studi penelusuran yang dilakukan kepada lulusan perguruan tinggi dalam rangka mendapatkan umpan balik dari lulusan untuk kepentingan evaluasi hasil pendidikan tinggi dan juga perbaikan mutu dan penjaminan kualitas lembaga pendidikan tinggi.

Metode yang digunakan dalam tracer study adalah sensus, dimana target responden yang menjadi populasi Tracer Study 2020 adalah seluruh lulusan pada tahun 2018 (n-2). Kuesioner tracer study telah diuji dengan factorial validity, content validity, dan face validity. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa seluruh item kompetensi lulusan pada kuesioner memiliki konsistensi yang baik. Hasil pengujian pada tahun 2019 menunjukkan bahwa berdasarkan pendekatan CVR (content validity ratio), semua item di kuesioner dianggap valid untuk keseluruhan jenjang (Diploma, Sarjana, Magister, Doktor, dan Profesi). Adapun hasil uji face validity menemukan bahwa semua item memiliki face validity yang baik karena seluruh item memiliki nilai rerata di atas 3.5 (dari 1-4) dan hampir 100% responden memahami seluruh item.

Dengan demikian, seluruh item pada instrumen tracer study memiliki face validity yang baik. Pengisian kuesioner dilakukan berbasis daring melalui website tracer.uii.ac.id. Adapun metode analisis utama yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, bivariat, dan multivariate. Sedangkan untuk metode Survei Kepuasan Pengguna Lulusan menggunakan metode purposive sampling atau sampel yang sudah ditentukan target respondennya, yaitu pengguna (atasan langsung dari alumni) dengan batasan 30% dari total populasi (lulusan tahun 2018 yang bekerja). Metode analisis yang digunakan dalam Survei Kepuasan Pengguna Lulusan adalah analisis statistik deskriptif, analisis gap, dan analisis kuadran.

Hasil tracer study menunjukkan terdapat kenaikan responden pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumnya. Sebanyak 4962 (87%) lulusan telah mengisi kuesioner sampai dengan selesai. Terjadi kenaikan response rate dari tahun ke tahun, pada tahun 2015 sebesar10%, tahun 2016 sebesar 52%, tahun 2017 sebesar 61%, tahun 2018 sebesar 77%, tahun 2019 sebesar 83%, dan pada 2020 sebesar 87%. Seluruh fakultas memiliki response rate berkisar dari 74% – 93%. Lulusan yang didapat menunjukkan bahwa proporsi dari segi gender cukup berimbang, yaitu 46% laki-laki dan 56% perempuan. Adapun pada Survei Kepuasan Pengguna Lulusan, terdapat 569 responden dari 519 perusahan yang berpartisipasi di dalam survei tahun ini. Jumlah ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya (2019 sebanyak 207 responden, 2018 sebanyak 48 responden).

Berdasarkan aktivitas utama lulusan, didapatkan 92% lulusan berkarya, dengan komposisi 66% lulusan bekerja, 14% lulusan berwirausaha, dan 12% lulusan melanjutkan studi, adapun 8% lulusan tidak bekerja. Terdapat 38% dari lulusan yang bekerja sudah memulai proses mencari pekerjaan sebelum lulus. Berdasarkan rata-rata masa tunggu lulusan berkarya, secara keseluruhan diketahui adalah 4,3 bulan. Mayoritas lulusan sudah berkarya dalam rentang waktu 0-3 bulan (56%). Lulusan S2 Teknik Sipil memiliki tingkat persentase berkarya tertinggi dalam rentang waktu 0-3 bulan, yakni sebesar 91%.

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa program studi yang cenderung bergerak di bidang praktik, memiliki kecepatan masa tunggu kerja yang tinggi. Tentu saja hal ini didukung oleh kesesuaian bidang kerja. Jika dilihat berdasarkan tingkat keselarasan horizontal (bidang kerja), maka diketahui 54% lulusan memilih jawaban tinggi, sedangkan 21% lulusan memilih jawaban rendah dan 25% sedang. Hasil tracer study menunjukkan bahwa perusahaan swasta (74%) mendominasi tempat bekerja lulusan dari semua jenjang. Berikutnya, perusahaan pemerintah/BUMN juga menjadi salah satu pilihan yang banyak diambil lulusan (26%). Sebagian besar lulusan bekerja di perusahaan Nasional (48%), sebagian lainnya di perusahaan Lokal (36%) dan Multinasional (16%). Diketahui pula rerata pendapatan alumni sebesar Rp 5.319.170,-/bulan.

Proses akademik yang diukur melalui IPK akan mendukung lulusan untuk mendapatkan pekerjaan. Ditemukan bahwa lulusan dengan aktivitas utama bekerja memiliki rerata nilai IPK tertinggi. Ditemukan juga bahwa IPK, masa studi, dan keaktifan organisasi berpengaruh terhadap masa tunggu bekerja. Keaktifan organisasi itu sendiri juga berhubungan dengan skor Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL yang diukur dari kompetensi) secara signifikan. Lulusan yang tidak bekerja menunjukkan rerata kompetensi yang cenderung paling rendah. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan organisasi berhubungan positif dengan kompetensi lulusan. Adapun kompetensi lulusan akan berpengaruh ke banyak hal seperti masa studi, masa tunggu kerja, dan sebagainya.

Peningkatan kemampuan akademis dan non-akademis perlu dilakukan untuk menghasilkan lulusan yang semakin berkualitas baik pada aspek belajar mengajar yang lebih inovatif, kurikulum ke arah keterampilan praktis-profesional, topik penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan terkini, keorganisasian mahasiswa, pelatihan profesionalitas, pelayanan yang mengedepankan keramahan, dan fasilitas yang lebih baik lagi untuk menunjang dan mendorong kualitas lulusan yang lebih baik.

Secara lengkap hasil Tracer Study User Universitas Islam Indonesia tahun 2022 dapat dilihat pada laporan berikut Disini.

Sumber: Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni Universitas Islam Indonesia. (2020). Laporan Tracer Study Universitas Islam Indonesia. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

Kamis (31 Desember) Di ujung akhir tahun masa pandemi COVID-19 yang belum mereda, Fakultas Teknik Sipil dan Perencaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menggelar Diskusi Akhir Tahun (DAT) secara virtual. DAT yang biasanya digelar secara langsung, saat ini digelar secara virtual dan juga disaksikan langsung melalui YouTube FTSP UII. Diskusi digelar dalam rangka puncak MILAD FTSP UII ke-56 yang jatuh pada bulan Oktober 2020 yang lalu. DAT digelar atas kerjasama 25 sponsorship yang dihadri 216 peserta yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan dan purna tugas FTSP UII.

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII-Miftahul Fauziah

Miftahul Fauziah, Ph.D selaku Dekan FTSP UII dalam kata sambutannya menuturkan, kegiatan diskusi ini persis diperujung tahun yang merupakan bagian dari menghitung-hitung muhasabah apa yang sudah kita lakukan mana-mana yang masih kurang kita ekspori lagi dan mana-mana yang sudah baik  kita tingkatkan lagi. Dan Insya Allah upaya diskusi ini nanti akan membawa manfaat bagi kita semuanya, agar hari esuk 2021 yang tinggal sehari bisa lebih baik lagi.

Kita berkarya bersama-sama ungkap Miftahul Fauziah, bekerja untuk meningkatkan profesionalisme kita dan menghasilkan outcom mahasiswa yang dari hari kehari makin meningkat, sehingga tujuan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa termasuk mencerdaskan mahasiswa,  mencerdaskan kita semuanya semoga dapat tercapai.

Diskusi akhir tahun ini juga sekaligus kita rangkaikan dalam rangka satu kegiatan MILAD FTSP, yang mungkin agak terlambat, ungkap  Miftahul Fauziah, karena 56 tahun yang lalu di bulan Oktober (12 Oktober) tepatnya FTSP UII mulai berdiri. Ia menambahkan, dan Alhadulillaah di usia ke-56 ini dengan 7 (tujuh) Program Studi Insya Allah tahun depan akan ada atau hadir Program Studi Magister Teknik Lingkungan, ungkapnya. Dengan harapan semoga bisa berkarya dan bisa menghasilkan produk-produk baik dari sisi akademik yang berupa hasil-hasil keilmuan maupun hasil-hasil pengabdian masyarakat. Ilmu yang diamalkan juga hasil lulusan yang bisa mencerdaskan dan mensejahterakan Indonesia sesuai dengan  misi kita sebagai rahmatan lil’aalamin.

Miftahul Fauziah pun berharap, semoga pertemuan ini bisa lebih mendekatkan diri meningkatkan kekeluargaan, menguatkan ukhuwah Islamiyah, dan semoga besuk di tahun 2021 kita bisa bersinergi bekerja dengan lebih giat lagi. Tutupnya.

Diskusi akhir tahun mengangkat tema “Musahabah Akhir Tahun untuk Menyongsong Tatanan Baru FTSP UII” dengan menghadirkan 3 (tiga) narasumber dari masing-masing Jurusan. Prof.Ir. Widodo, M.SCE., Ph.D. (Dosen Teknik Sipil), Dr.Ir. Sugini, MT.,  IAI., GP. (Dosen Arsitektur), dan Dr.Ing.Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc. (Dosen Teknik Lingkungan).

Dalam paparannya Dr.Sugini, IAI., GP menyampaikan tentang Strategi pembelajaran 9 (Sembilan) Gagasan Aksi Publik (Komite Internsional Pendidikan Masa Depan UNESCO) yang disadur dari International commission on the  Future Education, UNESCO,

Sembilan gagasan aksi publik untuk pendidikan paska Covid 3 (tiga) pertama: 1.Berkomitmen untuk memperkuat pendidikan sebagai kebaikan bersama. Pendidikan adalah benteng pertahanan melawan ketidaksetaraan. Dalam pendidikan dan kesehatan, kita aman ketika semua orang aman; kita berkembang saat semua orang berkembang.

2.Memperluas definisi hak atas pendidikan sehingga yang mengantar pada pentingnya konektivitas dan akses ke pengetahuan dan informasi. Komisi menyerukan adanya diskusi publik global — yang mencakup, antara lain, pelajar dari segala usia – tentang cara-cara memperluas hak atas pendidikan.

3.Hargai profesi guru dan kolaborasi guru. Ada inovasi luar biasa oleh para pendidik dalam menanggapi krisis COVID-19, dengan sistem yang melibatkan dengan sangat kuat keluarga dan komunitas dan menunjukkan ketahanan yang sangat tinggi. Kita harus mendorong kondisi yang memberikan otonomi dan fleksibilitas pendidik garis depan untuk bertindak secara kolaboratif.

Dr.Sugini melanjutkan, tiga kedua dari gagasan aksi publik untuk pendidikan paska Covid berikutnya adalah 1.Mempromosikan partisipasi dan hak siswa, remaja dan anak-anak. Keadilan antargenerasi dan prinsip-prinsip demokrasi harus memaksa kita untuk memprioritaskan partisipasi siswa dan orang muda secara luas dalam konstruksi bersama untuk perubahan yang diinginkan.

2.Lindungi ruang sosial yang disediakan oleh sekolah saat kita mengubah pendidikan. Sekolah sebagai ruang fisik sangat diperlukan. Organisasi kelas tradisional harus memberikan jalan untuk berbagai cara ‘melakukan sekolah’ di satu sisi, namum demikian sekolah sebagai ruang-waktu terpisah kehidupan kolektif, khusus dan berbeda dari ruang belajar lainnya harus dilestarikan.

3.Menyediakan sumber teknologi terbuka dan gratis untuk guru dan siswa. Sumber daya pendidikan terbuka dan alat digital akses terbuka harus didukung. Pendidikan tidak dapat berkembang dengan konten siap pakai yang dibangun di luar ruang pedagogis dan di luar hubungan manusia antara guru dan siswa. Pendidikan juga tidak dapat bergantung pada platform digital yang dikendalikan oleh perusahaan swasta.

Sugini yang merupakan dosen senior Arsitektur UII ini menambahkan, bahwa tiga yang ketiga dari gagasan aksi publik untuk pendidikan paska Covid adalah 1.Memastikan literasi ilmiah dalam kurikulum. Ini adalah waktu yang tepat untuk refleksi mendalam tentang kurikulum, terutama saat kita berjuang melawan penolakan pengetahuan ilmiah dan secara aktif melawan misinformasi.

2.Melindungi pembiayaan pendidikan publik domestik dan internasional. Pandemi memiliki kekuatan untuk merusak kemajuan beberapa dekade. Pemerintah nasional, organisasi internasional, dan semua pendidikan dan mitra pembangunan harus menyadari kebutuhan untuk memperkuat kesehatan masyarakat dan layanan sosial, tetapi secara bersamaan memobilisasi perlindungan pendidikan publik dan pembiayaannya.

3.Meningkatkan solidaritas global untuk mengakhiri tingkat ketimpangan saat ini. COVID-19 telah menunjukkan kepada kita sejauh mana masyarakat kita mengeksploitasi ketidakseimbangan kekuatan dan sistem global kita mengeksploitasi ketidaksetaraan. Komisi menyerukan komitmen baru untuk kerja sama internasional dan multilateralisme, bersama dengan solidaritas global yang direvitalisasi yang memiliki empati dan penghargaan atas kemanusiaan kita bersama sebagai intinya. Ungkap Sugini.

Sementara sebagai renungan Dr.Ing.Ir. Widodo Brontowiyono, M.Sc. (Dosen Teknik Lingkungan) menyampaikan penguatan karakter mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII, sedangkan Prof.Widodo, Ph.D menyampaikan makalahnya tentang intropeksi, evaluasi, adaptasi dan kreasi.

Selesainya DAT dilanjutkan dengan pembagian doorprize. (h).