Dalam rangka   memberikan pemahaman dan kesadaran pihak-pihak terkait atas  pentingnya dialektika penegakan hukum pada proyek konstruksi yang dapat  memberikan dampak positif bagi sektor konstruksi di Indonesia, Magister Teknik Sipil (MT) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar  workshop bertajuk “Construction Contract: Learning From the Cases

Workshop digelar di Ruang Sidang Teknik Sipil Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Klaiurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta bulan Oktober yang lalu dengan menghadirkan narasumber Adhi Karya (Persero) serta Akademisi dan praktisi, bertujuan untuk memahami struktur dan lingkup general conditions dari kontrak konstruksi berdasarkan rujukan standar kontrak pemerintah, ketentuan dan syarat-syarat dalam kontrak konstruksi proyek pemerintah dan internasional di Indonesia. Workshop  dihadiri oleh Praktisi Proyek Konstruksi Pemerintah dan Swasta di DI Yogyakarta, Mahasiswa S1 dan S2 Perguruan Tinggi (PT), Mahasiswa S-1/S-2 di lingkungan UII.

Sebagai Keynote Speech  Ir. Inonu  Ferryanto, MT. General Manager, Department EPC PT. Adhi Karya (Persero) yang juga merupakan Panelis, serta  Dr. Ir. Purnomo Soekirno Akademisi dan praktisi bidang konstruksi, yang dimoderatori Ir. Akhmad Suraji, MT., PhD., IP-M. (Akademisi dan peneliti kebijakan industri konstruksi dan pembangunan infrastruktur).  Selesainya workshop dilanjutkan presentasi grup pemakalah mahasiswa S2 Konsentrasi Manajemen Konstruksi, Program Magister Teknik Sipil FTSP UII angkatan tahun 2016.

Workshop yang mengangkat materi proyek konstruksi di Indonesia  sering mengalami permasalahan hukum dan bahkan terjadi kasus hukum yang memenjarakan para pelaku usaha di sektor konstruksi. Para pihak penyelenggara proyek konstruksi sangat terbatas dalam memahami kontrak pada isu unit price dan lumpsum contract. Ketentuan dan syarat-syarat kontrak konstruksi sering diabaikan. Dokumen kontrak konstruksi juga sering hanya terbatas dibaca pada aspek gambar dan spesifikasi, sedangkan general conditions of contract atau ketentuan dan syarat-syarat kontrak sebagai aturan yang menghukumi para pihak berkontrak kurang mendapat perhatian.

Beberapa poin penting hasil rekomendasi yang perlu diperhatikan dari workshop ini adalah dialektika (komunikasi dua arah), penegakan hukum pada proyek pemerintah; komplikasi dan kriminalisasi dalam pelaksanaan proyek pemerintah; dan dilema hukum bagi PPK dan kontraktor proyek pemerintah.

 

Jum’at (15 Desember) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Diskusi Akhir Tahun (DAT) bertajub “Mengenali dan Merespon Badai Tropis Cempaka-Dahlia”, dengan narasumber  Danang Samsu (Pusdalops PB BPBD DIY), Hary Tirto Djatmiko (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), dan Tim Relawan FTSP UII bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta.

 

Turut hadir dan menyampaikan kata sambutan Wakil Rektor I (Ilya Fadjar Maharika, Ph.D.,IAI), Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc), Wakil Dekan FTSP (Setya Winarno, Ph.D), para dosen  dilingkungan FTSP UII.

 

Penanganan Dampak Siklon Tropis Cempaka disampaikan oleh Danang Samsu bahwa, Siklon Cempaka berdampak terhadap 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu)  Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dampak Siklon tropis Cempaka mulai di rasakan sejak 27 November 2017 (angin kencang, gelombang besar laut, hujan sangat lebat, tanah longsor, banjir) menyebabkan terjadi puluhan korban jiwa dan harta, ribuan jiwa terdampak atau mengungsi juga terputusnya jalur transportasi darat.

Danang Samsu berpendapat bahwa semua yang terjadi menjadi pembelajaran bagi kita, karena lemahnya EWS terkait cuaca ekstrim terutama pada pengenalan risiko,  analisa wilayah terdampak dan penyampaian informasi kepada masyarakat. Pusdalops perlu meningkatkan kemampuan dalam mengelola EWS  terutama terkait cuaca ekstrim. Kekurangan Sumberdaya untuk respon darurat bencana (personil yang kompeten dan peralatan penyelamatan yang baik). Perlu membentuk Incident Management Team untuk semua level  bencana. Ungkap Danang.

Sementara Hary Tirto Djatmiko (Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi) menegaskan bahwa, Siklon Tropis adalah Sistem tekanan rendah non-frontal yang  berskala sinoptik yang  tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya,  serta bertahan setidaknya enam jam, dengan radius rata-rata mencapai 150 hingga 200 km.

 

Terbentuk di atas lautan luas dengan suhu permukaan air  laut hangat, lebih dari 26.5°C.  Angin kencang yang  berputar di  dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam. Dampak Siklon Tropis adalah secara langsung dan tidak secara langsung (perubahan pola cuaca). Dampak langsung terjadi angin kencang, hujan lebat, gelombang tinggi, dan gelombang pasang yang mengakibatkan banjir dan tanah lonsor. Imbuhnya.

 

Sedangkan tim relawan FTSP UII Peduli  juga melaporkan bahwa, lokasi kegiatan ini difocuskan di kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Pacitan Jawa Timur.

Dilaporkan hasil survei dan assessment pasca bencana di Kec. Piyungan, Kab. Bantul oleh Adityawan Sigit. ST., MT bahwa di lokasi dusun Bintaran Wetan Piyungan Bantul bencana/ kerusakan adalah sebuah jempatan yang roboh dengan bentang 30 meter lebar 2,5 meter , tanggul/ turap roboh akibat longsor.

Lokasi dusun Payak Cilik, Piyungan, Bantul bencana/ kerusakan 2 (dua) buah jembatan roboh, bentang 30 meter lebar 2,5 meter. Dan jembatan yang kedua  dengan bentang 30 meter lebar 1,5 meter. Upaya sementara dibuat jembatan bambu dan rakit sebagai alat penyeberangan sementara. Disamping itu juga dilaporkan Adityawan Sigit bahwa di Daerah Piyungan Bantul yang terkena banjir, longsor di dusun Rejosari, dusun Kaligatuk, dusun ngablak, dusun Cempokojajar, dusun Banyakan, dan dusun sungapan.

 

 

MATERI

Seminar Siklon UII

Lesson Learnt Siklon Cempaka

Presentation DAT

TANGGAP BENCANA FTSPPP

Menjadi pebisnis developer tidak sesulit yang dipikirkan, dengan modal yang kecil, namun didasari oleh tekad yang kuat, maka siapapun bisa menjadi sukses dalam bisnis developer property. Tantangan utama yang sering menjadi persoalan adalah pembebasan lahan (tanah), ini adalah tingkat yang paling sulit, soal lainnya mudah. Untuk itu kuasahilah tanah.

Demikian disampaikan Pendiri Property Plus Indonesia (Ir.Bambang  Ifnurudin Hidayat)  dalam seminar pakar kewirausahaan yang digelar oleh Magister Arsitektur (M.Ars) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kerjasama dengan GIGA STEEL Selasa (12 Desember) bertempat di Auditorium Gedung Mohammad  Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

Property Plus Indonesia adalah Lembaga supporting dan total management consultant menawarkan alternatif bisnis yang dapat memberikan keuntungan besar dengan risiko relatif kecil. Karena prinsip-prinsip yang digunakan adalah kemitraan yang berkesinambungan, peduli, dan berbagi.

Bambang  Ifnurudin Hidayat yang merupakan alumni FTSP UII angkatan 1982 berpesan, janganlah takut untuk berbagi, tapi takutlah bilamana  tidak bisa memberi. Kalimat ini yang sering saya sampaikan di dalam banyak forum kelas pelatihan Property Plus Indonesia. Pengalaman adalah guru yang sangat berguna. Berhati hatilah melangkah, itu yang juga sering saya sampaikan. Berfikirlah liar, berfikir untuk kepentingan semua. Ungkapnya.

Sementara narasumber lain Ir.Win Kasdaryono, MM Konsultan Bangunan (Fabrikasi Baja Ringan), menyampaikan struktur bangunan dan konstruksi fabrikasi baja ringan.

Seminar pakar kewirausahaan diikuti oleh mahasiswa Magister Arsitektur (M.Ars) maupun mahasiswa S1 Arsitektur UII tidak kurang dari 90 (sembilan puluh) peserta yang di moderatori oleh Ir.Suparwoko MURP., Ph.D., IAI  hingga siang hari.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan Gerakan Shodaqoh berupa semen guna membantu bencana alam yang diakibatkan hujan lebat beserta angin kencang cempaka yang terjadi awal Desember yang lalu. Bencana tersebut berupa banjir, tanah longsor, jembatan yang terputus, banyak pepohonan yang tumbang, serta banyak jalan umum yang rusak atau retak. Al hasil Al Hamdulaillah sebanyak 1500 (seribu lima ratus) sak semen dapat terkumpul sebagai wujud kepedulian akan musibah yang menimpa masyarakat setempat, khusunya di Kabupaten Bantul,  Yogyakarta.

Ahad (10 Desember) sebanyak 1500 Sak Semen di serahkan kepada pemerintah Kabupaten Bantul yang dihadiri oleh  Bupati Kabupaten Bantul (Drs. H. Suharsono), Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, (Drs. Riyantono, M.Si.), Kepala BPBD Bantul (Drs. Dwi Daryanto, M.Si), Kepala PU Bantul (Bobot Ariffi’adin, ST., MT), Kepala Desa Selopamioro (Himawan Sajati),  pejabat di wilayah Kabupaten Bantul,  dosen dan mahasiswa, serta masyarakat setempat.

Shodaqah semen diserahkan oleh Rektor UII, (Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D.), didampingi  Dekan FTSP UII (Dr-Ing. Ir. Widodo, M.Sc.) dan wakil Dekan (Setya Winarno, Ph.D).

Ungkapan duka  musibah banjir dan longsor yang terjadi disampaikann oleh Rektor UII , (Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D). Kegiatan ini merupakan empati atas musibah yang terjadi di Bantul dengan harapan  semoga bantuan tersebut dapat diterima dengan baik dan juga bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Sementara Dekan FTSP UII (Dr.Ing.Ir.Widodo, M.Sc) menuturkan, bantuan yang diberikan FTSP UII ini bukan hanya berupa fisik, akan tetapi  juga akan memberikan bantuan sesuai bidang keahlian sesuai dengan kebutuhan warga yang terdampak bencana. Kedepan Insya Allah kami akan memberikan bantuan keahlian untuk mendampingi warga dan masyarakat setempat.