Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Nasional mendorong kepada para lulusan Profesi Arsitek yang secara resmi telah mendapatkan gelar profesi atau Arsitek muda untuk mendaftar sebagai anggota IAI. Pasalnya mereka akan memiliki peluang yang besar dalam bersaing di level Internasional, salah satunya menjadi anggota Arsitek di Asia bahkan Eropa.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang tentang Arsitek bukan berarti mempersulit seseorang menjadi Arsitek. Akan tetapi, justru memberikan keuntungan bagi para Arsitek. Setelah menempuh pendidikan profesi bisa berkarier di kancah global.
“Dengan bergabung di organisasi profesi maka berkesempatan menjadi anggota Arsitek Eropa atau Architects’ Council of Europe (ACE) dan anggota di level Asia Architects Regional Council of Asia (Arcasia),” tuturnya.
Demikian dituturkan Ar. Sugiarto, IAI., GP., Ketua Region 2 Pengurus Nasional IAI Periode 2021-2024 saat memberikan sambutan yang mewakili Ketua Umum IAI, dalam acara Sumpah Keprofesian Arsitek, bagi 19 lulusan Program Studi Profesi Arsitek, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Sabtu, 10 Dzulqodah 1445 H/18 Mei 2024 di Auditorium Gedung Moh. Natsir Kampus FTSP UII.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa menjadi anggota Arsitek di level Asia dan Eropa mempunyai kesempatan untuk bersaing dan berkarier secara global menjadi lebih luas. “Jadi tujuan UU No. 6 tahun 2017 tentang Arsitek ini memberikan kesempatan kepada Arsitek agar mampu bersaing di level Internasional,” tukasnya.
Sementara itu, Kaprodi Profesi Arsitek FTSP UII, Dr. Ar. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., IPM., IAI. dalam laporan singkatnya mengungkapkan bahwa mahasiswa yang dinyatakan lulus pendidikan profesi telah tuntas menjalani proses pembelajaran selama satu tahun, menempuh 36 SKS, berupa 9 mata kuliah baik wajib maupun mata kuliah pilihan.
“Mereka berperan sebagai Arsitek yang mengkoordinasikan proyek perancangan dengan kasus nyata dan belajar Architect Leadership in Community melalui mata kuliah Studio Arsitek Profesional Participatory, dan Advokasi Desain yang dikerjakan bersama klien masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa berperan menjadi pendamping masyarakat untuk menemukan solusi desain rancangan. Kegiatan kerja praktik dilakukan di perusahaan Konsultan Perencana anggota Yogyakarta Young Architect Forum (YYAF) secara akumulatif selama dua bulan. “Para lulusan ini juga telah berkontribusi pada perancangan kembali kawasan lingkungan pemukiman Code yang bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” imbuhnya.
Pengambilan sumpah 19 arsitek muda tersebut secara resmi dibuka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr-Ing. Ar. Ilya Fadjar Maharika, M.A., IAI. Dari jumlah tersebut 14 di antaranya berpredikat cumlaude.
Berkenan hadir dan memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D., Rektor UII yang diwakili Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI) yang diwakili oleh Komisi Pengembangan Akademik, Harry Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D.