Arsitektur UII Adakan Kuliah Umum Urban Design

Sesuai Kurikulum 2013 Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia  (UII), Studio Perancangan Arsitektur 7 (atau Stupa 7) menjadi mata kuliah yang sangat penting untuk menyiapkan Projek Akhir Sarjana (PAS). Stupa 7 dan PAS diharapkan menjadi kesatuan substansi yang menerus sekaligus saling mengisi hingga akhirnya didapatkan kemampuan mahasiswa sesuai dengan yang diharapkan. Dengan metode ini maka mahasiswa dan pembimbing akan memiliki waktu yang lebih panjang untuk melakukan eksplorasi isu peran arsitektur dalam konteks spasial maupun sosial hingga pengambilan keputusan perencanaan dan perancangan mulai dari kajian makro (strategi), mezo (rancangan kawasan) hingga mikro (rancangan bangunan).

Stupa 7 dan PAS di tahun ke-4 (empat) merupakan studio tahap akhir untuk tingkat Sarjana Arsitektur yang diharapkan menunjukkan tingkatan komprehensif (Comprehensive Thematic Studios). Tingkat ini merupakan akumulasi dari perjalanan merancang dari studio dasar (Architectural Expression Studios) yang mempelajari dasar-dasar perancangan (Stupa 1 dan 2), studio konteks (Architectural Context Studios) yang mempelajari arsitektur pada konteks alami dan buatan (Stupa 3 dan 4), studio mode produksi arsitektur (Architectural Production Studios) (Stupa 5 dan 6) yang mempelajari mode produksi berbasis tradisi dan industri.

Oleh karenanya Kamis (28 September) Program Studi Arsitektur UII menggelar kuliah umum bagi mahasiswa semester 7 (tujuh) dan sebeleumnya bertempat di Auditorium Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta yang dihadiri lebih dari 200 (dua ratus) mahasiswa.

Sebagai nara sumber Ir.Ismail Reza (Senior Urban Design ITB-PT Urbane Indonesia) mengangkat thema “Urban Design”, dan Yuli Kusworo, ST., M.Sc membedah tentang Design.

Dalam paparannya Ir.Ismail Reza mengungkapkan, seorang calon arsitek harus bersifat kristis, dan aktif menjadi bagian memperbaiki  diri dari kasus tersebut. Bagaimana sebenarnya desain urbant yang amat penting bagi kemampuan untuk merancang mendesain seorang arsitek, mengingat keberhasilan sebuah perancangan kota/ desain ditentukan sejauh mana ruang ruang sebuah publik itu mampu merancang sebuah kota  serta memberikan makna kepada komunitas di kawasan tersebut.

Ismail Reza menambahkan, disamping itu bagaimana proses perancangan/ urbant yang sangat kompleks melewati studi kasus yang akhirnya menjadi konsep perancangan kota yang baik. Ungkapnya.

Mahasiswa FTSP UII Sabet Urutan Kedua Presenter Terbaik Konferensi Keislaman IIUM

Bertempat di Kuala Lumpur Malaysia Imam Agung Baskoro (13511008), mahasiswa Program Studi Teknik Sipil  Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII)  mengikuti kegiatan  Konferensi Keislaman Internasioal Islamic University of Malaysia (IIUM),  pada 21 hingga 24 September 2017.

Konferensi Keislaman Internasional berlangsung di Malaysia dengan narasumber Ustadz Hanan Attaki dari Malaysia dan dari IIUM yang diikuti puluhan mahasiswa/i dari berbagai puluhan Perguruan Tinggi ASEAN  dengan mempresentasikan papernya secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 (tiga) orang mahasiswa/i baik dari satu Fakultas, atau satu Universitas, bahkan dari Perguruan Tinggi lain.

Team Yogyakarta terdiri dari Imam Agung Baskoro FTSP UII (13511008), Krisal Putra (Komunikasi UII), dan seorang mahasiswa (Farras Iftikar) dari  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Demikian disampaikan Imam Agung Baskoro sepulang dari konferensi.

Ia menambahkan, paper yang dipresentasikan merupakan kolaborasi mahasiswa UII dengan UMY tentang isu ke-Islaman dengan thema “Isu Dampak Jejaring Sosial yang Saat ini Merusak Akhlak, Moral dan Etika Generasi Muda”. Selain itu Imam mengaku juga telah memaparkan solusi Al Qur’an dan Al Hadits berikan serta merubah mental dan sikap kita untuk kembali ke Al-Qur’an dan Assunnah.

Dalam laga yang bergengsi ini team Yogyakarta yang terdiri dari delegasi UII dan UMY dapat menyabet urutan ke-2 (dua) dalam katagori presenter terbaik  mengungguli puluhan team team yang lainnya. Ungkap Imam.

Foto-Ekspedisi-mahasiswa-teknik-lingkungan uii

Rizal Kartika Wardhana, mahasiswa Teknik Lingkungan UII (14513034)  mengikuti kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) pada tanggal 21 Agustus hingga 31 Agustus 2017.

Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) merupakan kegiatan besar yang menjadi salah satu awalan bagi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk melakukan aksi nyata menuju Poros Maritim Dunia. Melalui ENJ, diharapkan terbentuknya konektivitas antar masyarakat Indonesia sebangsa dan setanah air yang selama ini masih kurang dijangkau karena kondisi geografisnya. ENJ menjadi upaya untuk menghadirkan Negara di pulau-pulau kecil dan terluar dengan mengirimkan pemuda-pemudi terbaik nusantara agar terjun langsung di masyarakat yang membutuhkan (enj-maritim.id).

Rizal kartika Wardhana mengatakan, pada kesempatan ini alhamdulillah saya terpilih sebagai salah satu pemuda yang berhak mengikuti kegiatan ENJ ini. Saya terpilih untuk mengikuti kegiatan ENJ di Provinsi Jawa Timur, lebih tepatnya di pulau Ra’as. Kegiatan tim kami berlangsung selama 12 hari. Kegiatannya terdiri dari posyandu, home visit (diabetes dan hipertensi), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sosialisasi beasiswa, pulau inspirasi, taman baca, donasi baju dan sembako, pengenalan internet, yuk nabung, bina kreativitas desa, bersih desa dan pantai, pengolahan buah bakau menjadi sirup, sosialisasi potensi SDA dan konservasi lingkungan, dan eksplorasi pulau. Selama kegiatan yang berlangsung 12 hari tersebut, alhamdulillah kami mendapat dukungan penuh dari masyarakat maupun pemerintah. Ungkapnya.

Maksud kegiatan tersebut adalah untuk mengenalkan potensi budaya dan pariwisata Indonesia, menggali potensi pribadi, melatih kepemimpinan, melatih kepedulian sosial, peningkatan bela negara, dan peningkatan kecintaan terhadap NKRI.

ENJ terdiri dari tiga kelompok, yaitu kelompok pemuda (kapal perintis), kelompok mahasiswa (kapal perintis) dan kelompok siswa (KRI Dewaruci). ENJ kelompok mahasiswa dan kelompok siswa merupakan kelompok ENJ yang bekerja sama dengan instansi pendidikan tertentu. Kelompok ENJ mahasiswa bekerja sama dengan 46 perguruan tinggi negeri (PTN) dengan kuota 1000 mahasiswa. Sedangkan kelompok ENJ siswa bekerja sama dengan SLTA (SMA/sederajat) dengan kuota 68 siswa. ENJ kelompok pemuda merupakan kelompok yang terdiri dari pemuda yang berusia 17-30 tahun (UU No.40 Tahun 2009). Pada kelompok ENJ pemuda dilakukan seleksi dengan beberapa kriteria khusus, dimana kuota yang disediakan hanya berjumlah 2000 pemuda sedangkan yang melakukan pendaftaran mencapai 13416 (enj-maritim.id).

FTSP UII Terima Studi Banding  STT Pelita Bangsa 1

Dua Program Studi (Prodi) masing masing Prodi Arsitektur dan Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) kemarin Selasa (26 September) menerima kunjungan studi banding dari Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Pelita Bangsa Bekasi bertempat di Ruang Sidang Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.

FTSP UII Terima Studi Banding  STT Pelita Bangsa  2

Kunjungan ini bertujuan sebagai wahana sharing di berbagai bidang ilmu kearsitekturan dan ilmu lingkungan dalam hal pengenalan struktur fakultas dan prodi, laboratorium, kurikulum dan pembelajaran, Tugas Akhir (TA), maupun sistem pengajaran penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen.

Rombongan STT Pelita Bangsa sejumlah 12 (dua belas) orang  yang dipimpin oleh Dr.Supriyanto  disambut oleh Dekan FTSP UII  (Dr.Ing-Ir.Widodo, M.Sc), Wakil Dekan FTSP UII (Setya Winarno, Ph.D), Ketua Prodi Teknik Lingkungan UII (Hudori, ST., MT), Sekretaris Prodi Teknik Lingkungan (Any Juliani, ST., M.Eng), dan Sekretaris Prodi Arsitektur (Ir.Rini Darmawati, MT).

FTSP UII Terima Studi Banding  STT Pelita Bangsa 3

Prestasi ke-3 (tiga) Program Studi Sarjana (S1) FTSP UII yang terdidi dari Program Studi Teknik Sipil meraih akreditasi internasional dari Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE),  Program Studi Arsitektur dan Profesi Arsitektur meraih akreditasi internasional dari Korean Architectural Accrediting Board (KAAB), dan pada 22 September kemarin baru saja Prodi Teknik Lingkungan menerima sertiikat akreditasi internasional dari Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) USA. Teknik Lingkungan ini turut melengkapi capaian akreditasi internasional Program Studi yang ada di FTSP UII sebelumnya.

Demikian dituturkan Dekan FTSP UII (Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc) dalam penerimaan rombongan studi banding dari STT Pelita Bangsa Bekasi.

Lebih lanjut Dr.-Ing.Ir.Widodo mengatakan, guna   mewadahi mahasiswa yang akan menuju ke Internasional saat ini FTSP UII membuka klas Internasional untuk Prodi Teknik Sipil dan Arsitektur, sedangkan Teknik Lingkungan akan segera menyusulnya. Oleh karenanya dibuka matrikulasi 1 (satu) tahun.

Sedangkan pemaparan kurikulum dan pembelajaran, Tugas Akhir (TA), maupun sistem pengajaran penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen disampaikan oleh masing masing Program Studi (Prodi Arsitektur dan Prodi Teknik Lingkungan).

Foto3-Workshop-OBE-TL

Sabtu (23 September) Program Studi (Prodi) Teknik Lingkungan (TL) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan workshop kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) bertempat di Ruang Sidang Gedung Mohammad Natsir FTSP UII Jl.Kaliurang Km.14.5 Yogyakarta.

Workshop  berbasis OBE diperuntukkan para dosen Prodi Teknik Lingkungan  FTSP UII  dihadiri  20 (dua puluh)  dosen Prodi Teknik Lingkungan dengan nara sumber Edwan Kardena, Ph.D  (Dosen Teknik Lingkungan ITB), Putra Arif Budiman, ST (Kementerian Pekerjaan Umum RI),  Sandi Eko Bramono, Ph.D. (Kementerian Pekerjaan Umum RI),  Dr.Tasdiyanto SP, M.Si  (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI), Ir.Rama Boedi, M.Si., IPU, dan Aris Ika Nugrahanto, ST., MBA., CEA., CEM.

Dalam makalahnya Sandi Eko Bramono , Ph.D. menyampaikan bahwa Indonesia mengalami problem sanitasi (termasuk pada sektor persampahan) yang semakin kompleks dan memasuki era sanitasi mendapat perhatian yang lebih tinggi namun ahlinya semakin terbatas dan langka. Oleh karenanya, senantiasa perkuat integritas, komitmen, etos, dan kompetisi (pada sektor persampahan).

Nara sumber dari Teknik Lingkungan ITB Edwan Kardena, Ph.D menuturkan, apa yang terjadi saat ini pada pendidikan dan perkembangan teknologi Bidang Teknik Lingkungan adalah Teknologi Pengolahan Air yang tersedia lebih advance daripada teknologi dan teori yang dipelajari di bangku kuliah. Banyak bidang lain melakukan terobosan dan penelitian/pengembangan teknologi lingkungan (TK, FI, SI, KI, BI, Pertanian dan lainnya). Bidang safety, environment, health sangat diperlukan di luar namun sedikit pelajaran mengenai bidang ini di kurikulum, serta tarik ulur kebutuhan akan Sanitary Engineer dan Environmental Engineer.

Problem bidang Environment di masa mendatang adalah Isue Sustainable development Goals WATER and SANITATION, Global Issue terkait perubahan iklim akan berpengaruh terhadap bidang terkait dengan pencemaran udara, pencemaran air, Issue Industri 4.0 mungkin industri generasi yang lebih jauh dari ini  dan Tantangan Green Industry.

Oleh karena itu Edwan Kardena berharap mahasiswa perlu dibekali Ilmu dasar yang kuat seperti mikrobiologi, matematika/ komputasi, kimia, biokimia. Disamping itu adanya dasar dasar engineering (Unit proses dan Unit operasi), serta ilmu komunikasi dan ilmu management. Ungkap Edwan Kardena.

Sementara Dr.Tasdiyanto SP, M.Si  menegaskan, kurikulum berbasis Outcome Base Education itu Berorientasi Kerja, yakni bergeser dari orientasi keilmuan (science) ke kompetensi kerja, dan proporsi kerja praktek diperbanyak. Berbasis Kompetensi, yaitu Standar Internasional, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan  Standar Khusus. Urgensi Pendidikan Vokasional (Perkumpulan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia sedang merintis Sekolah Vokasi Pembangunan Berkelanjutan).

Nara sumber lain Putra Arif Budiman, ST menyampaikan Permasalahan dan Visi Pembangunan Sanitasi Nasional. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum Teknik Lingkungan adalah Sanitasi. Sanitasi telah menjadi salah satu prioritas utama pembangunan pada tingkat internasional dan nasional, terutama dalam hal perlindungan lingkungan (perubahan iklim, ketahanan air, pengendalian pencemaran).

Berikutnya adalah Wide range of technology options, perbedaan teknologi yang sangat signifikan antara konvensional dan mutakhir (perkotaan melawan perdesaan). Pemahaman lintas disiplin ilmu terutama terkait faktor non-teknis (pembiayaan, regulasi, kelembagaan, sosial ekonomi masyarakat).

Sedangkan Aris Ika Nugrahanto, ST., MBA., CEA., CEM. menjelaskan tentang tantangan, peluang dan kebutuhan perubahan lulusan Teknik Lingkungan.

Foto1-Workshop-OBE-TL