Dua Mahasiswa Prodi Arsitektur UII Ikuti ICIADACT 2016 Deira Dubai
Aisah Azhari Marwangi mahasiswa Program Studi Arsitektur (13512047) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) adalah seorang periang, kreatif, pekerja keras, ulet, disiplin dan inovatif. Mahasiswa penerima beasiswa ber-Indek Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi selama 2 (dua) tahun berturut turut. Sementara M.Hardyan Prastyanto (13512033) adalah seorang mahasiswa arsitektur UII dengan IPK cumlaude, visioner, pekerja keras, disiplin dan bermotivasi besar yang juga aktif mengikuti kegiatan dikancah nasional maupun internasional. Keduanya mendapatkan kesempatan mengikuti International Conference on Innovative Architectural Design and Advanced Construction Technologies (ICIADACT) 2016 tingkat internasional pada 15-16 Maret 2016 yang lalu bertempat di Crowne Plaza Dubai Deira Salahuddin Road, Deira, Dubai, Uni Amirates Arab, yang didampingi oleh Ir. Suparwoko MURP., Ph.D.
Kemarin sore, Rabu (6 April) diwawancarai reporter Aisah (nama panggilannya) mengatakan, kami dari delegasi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) M. Hardyan Prastyanto (13512033) dan Aisah Azhari Marwangi (13512047) sebelumnya mengikuti Konferensi Nasional Forum Wahana Teknologi ke-2 di Yogyakarta untuk mempresentasikan hasil penelitian kami yang diwakili oleh adalah M.Hardyan Prastyanto sebagai presenter, dan dilanjutkan dengan ulasan para komentator. Hasilnya Komentator memberikan saran kepada kami untuk menyempurnakan dan menerjemahkan paper tersebut dalam bahasa Inggris, untuk selanjutnya disubmit ke konferensi Internasional. Kemudian paper kami bersama Ir. Suparwoko MURP., Ph.D sebagai Ketua Kelompok sekaligus dosen pembimbing disubmit pada konferensi ICIADACT 2016 XVIII InternationalConference on Innovative Architectural Design and Advanced Construction Technologies yang diselenggarakan oleh World Academy of Science, Engineering, and Technology (WASET) di Dubai, Uni Emirates Arab.
Siapa sajakah yang hadir dalam konferensi internasional ini?
Konferensi tersebut dihadiri oleh professor dari berbagai negara diantaranya: Amerika, Spanyol,India, Norwegia, Autralia, Arab Saudi, Iraq, dan negara-negara lainnya. Kebetulan kami satu-satunya mahasiswa yang turut berpartisipasi pada konferensi tersebut. Paper yang sudah terseleksi dan dipresentasikan kemudian di muat dalam indeks di media web diantaranya Google Scholar, SCOPUS, EBSCO, ERA dan Thomson Reuters. Untuk proses finalisasi paper yang akan publikasi saat ini sedang dalam tahapan penyempurnaan yang dilakukan oleh tim dari International Science Index.
Ilmu ilmu apa sajakah yang anda peroleh selama di Dubai?
Salah satu ilmu yang kami peroleh mengenai arsitektur yaitu dimana model pembagian area komersil dan residential pada kawasan kota. Hampir semua bangunan dikawasan ini masuk kategori bangunan tingkat menengah-tinggi diantaranya 6 lantai keatas. Pada area groundfloor semua bangunan seragam digunakan untuk area komersil diantaranya ruko-ruko pedagang, kemudian dilantai satu keatas digunakan untuk hotel dan apartemen. Entrance menuju apartemen dan hotel berada dibagian belakang yang tidak tampak dari jalan dikarenakan lebih mengutamakakn ruko yang fasade langsung menghadap jalan. Ada beberapa hotel yang entrance didepan namun tetap dengan ukuran yang sangat kecil. Hotel yang memiliki tipe seperti ini adalah hotel yang mempunyai nilai jual yang lebih mahal daripada hotel dengan entrance dari samping. Selain itu untuk jalur pedestrian lebih luas dibandingkan sirkulasi untuk mobil (kendaraan motor sangat jarang di Dubai). Ada beberapa space untuk fungsi yang menonjol ke pedestrian, yaitu fungsi tempat makan.
Adakah hasil pengamatan anda selama di Dubai?
Ya ada beberapa hasil pengamatan kami selama berada di Dubai mengenai 8 elemen urban desain seperti land use, Building form and massing, Circulation and parking, open space.
Open space ini sebagai salah satu kota maju yang memiliki 2,459 juta (data tahun 29 Jan 2016 diakses pada 24 Maret 2016 dari (www.wikipedia.com) dubai membutuhkan ruang publik yang cukup luas. Maka pemerintah dubai banyak membuat ruang publik yang luas dan diintegrasikan dengan jalur pedestrian dan stasiun kereta metro. Ungkap Aisah Azhari.