FTSP UII Gelar Pengajian Songsong Ramadan 1445 H
Guna menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 H, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pengajian songsong ramadan bagi dosen dan tendik. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Jum’at, 27 Sya’ban 1445 H/8 Maret 2024 secara daring.
Acara yang dibuka oleh Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., tersebut mengusung tema “Spirit Ramadan, Spirit Keimanan” tersebut menghadirkan pembicara Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A.
Dalam sambutannya, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI., mengungkapkan bahwa dalam setiap siklus kehidupan akan menjumpai sebuah penggal yang akan menandai hadirnya siklus kecil didalam kehidupan tersebut. Ibarat sebuah mesin, kita harus service, ibarat pohon bambu, disitu ada ruas-ruas yang menandakan jeda didalam sebuah siklus kehidupan bambu yang panjang. Kita juga melihat didalam setiap kehidupan ada jeda, pendek atau panjang. Dan didalam setiap jeda itu ada makna yang sangat luar biasa.
Manusia dapat merefleksikan jeda-jeda dalam kehidupan itu, jeda-jeda setiap makhluk itu, sebagaimana kita melihat ramadan sebagai jeda didalam kehidupan kita. “Ramadan lantas mempunyai makna dalam kejedaan itu. Makna yang sangat spesifik, bagaimana kita mengembalikan spirit keimanan kita didalam proses kehidupan,” tuturnya.
Sementara itu, Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A. dalam paparan materinya mengungkapkan bahwa dalam menyambut bulan suci ramadan perlu persiapan untuk menyambut tamu agung tersebut. Menurutnya banyak hal yang harus di persiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan agar bisa menunaikan ibadah secara maksimal, seperti membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fiqih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa. Pengetahuan yang utuh tentang bulan ramadan akan menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak bahkan membatalkan ibadah ramadan.
Menurutnya, bulan ramadan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk berbuat jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar dan tantangan-tantangan lainnya. “Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis melalui bulan ramadan,” ujarnya.
Dosen muda tersebut menambahkan bahwa yang harus diperhatikan dalam menyongsong bulan ramadan adalah persiapan finansial atau materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. “Tapi finansial yang ditujukan untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita,” pungkasnya.